secara linguistik kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghairu musytaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah
demikian adanya. Menurut Prof. Dr. Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat dimengerti bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih sehingga
dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-
angan lagi.
D. Identifikasi Masalah
Oleh sebab itu dalam konteks ini Zakaria Darajat , menambahkan bahwa perkembangan agama pada anak sangat di tentukan oleh pendidikan dan
pengalaman yang di laluinya , terutama pada anak masih dalam proses tumbuh kembang 0- 12 tahun . Artinya masa ini dapat dikatagorikan masa yang
menentukan perkembangan sikap keagamaan di masa yang akan datang .
8
Menyikapai hal tersebut, tidak jarang dewasa ini bermunculan lembaga- lembaga pendidikan Nonformal sebagai sarana masyarakat dalam menanamkan
nilai- nilai keagamaan Pendidikan Akidah dan Akhlak untuk menggali pontesi pada diri anak, seperti masjid, musola, surau, langgar dan madrasah TPQ, TPA.
Bahkan dapat kita jumpai di setiap kelurahan atau desa dapat kita jumpai lembaga-lembaga tersebut.
Seperti hal nya pada lembaga Pendidikan Islam Nonformal di Kelurahan Kalianda kecamatan Kalianda Lampung Selatan. Berdasarkan dari hasil observasi awal
8
. Zakariah Darajat , “ Ilmu Jiwa Agama “ , Jakarta Bulan Bintang , 1979 h. 55
penulis di kelurahan kalianda terdapat lembaga pendidikan nonformal atau Taman Pendidikan Al-Qur’an TPQ yang berdiri di bawah naungan yayasan
Baitul Ulum.
E. Pembatasan Msalah
Taman Pendidikan Al-Qur’an TPQ Baitul Ulum menurut hasil observasi sementara penulis, dikarenakan di YayasanLembaga ini tidak hanya
memiliki Taman Pendidikan Al-Qur’an saja akan tetapi juga memiliki Pendidikan Formal tingkat Taman kanak-kanakRaudathul Athfal, Rumah Tahfidz Penghafal
Al-Qur’an, dan Majelis Ta’lim yang berada dalam satu lingkungan Masjid Baitul Ulum.
Tentunya tujuan dari lembaga tersebut tidak lepas dari penanaman nilai–nilai spiritual atau keagamaan terhadap anak di dilingkungan sekitar secara khusus dan
masyarakat luar umumnya. Dalam hal ini Penulis terfokus pada “ Metode Pendidikan Akhlak pada TPQ Baitul Ulum Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan
.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “ Bagaimana Metode Pendidikan Akhlak di TPQ Plus
Baitul Ulum Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan ?”
G. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian