commit to user 32
2. Metode Penentuan Sampel Responden
a. Penentuan Sampel Responden Untuk Analisis Usaha Biaya, Penerimaan, Pendapatan bersih dan Efisiensi
Ada 4 Unit Perbenihan Rakyat UPR ikan lele dumbo yang terdapat di kecamatan Ceper, 3 diantaranya adalah perorangan, yaitu
Projo, Anis, M. Mubasir dan 1 di antaranya berbentuk kelompok Unit Perbenihan Rakyat UPR yaitu kelompok pembenihan “Mina
Unggul”. Penentuan responden pada penelitian ini diambil dari kelompok
pembenihan “Mina
Unggul”, karena
kelompok pembenihan ikan lele dumbo tersebut merupakan Unit Perbenihan
Rakyat UPR terbesar dibanding dengan Unit Perbenihan Rakyat UPR lainnya di Kecamatan Ceper. Kelompok pembenihan “Mina
Unggul” berlokasi di Desa Meger, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.
Pada penelitian ini diambil responden secara sensus yang berarti bahwa seluruh anggota Unit Perbenihan Rakyat UPR
sebagai responden, dimana Unit Perbenihan Rakyat UPR “Mina Unggul” terdapat 20 petani pembenih yang melakukan usaha
pembenihan ikan lele dumbo mulai dari kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan dan penjarangan serta pemanenan.
b. Penentuan Sampel Responden Untuk Perumusan Faktor Strategi Faktor strategis adalah faktor-faktor yang dijadikan sebagai
komponen dalam melakukan perumusan strategis. Sifat dasar dari faktor strategis adalah suatu keadaan yang dibangun dari sintesis
benchmark dalam lingkungan persaingan Harisudin, 2009. Faktor strategis merupakan kondisi riil yang bersifat unik dan kompleks,
yang didalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu dalam perumusanya. Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya
dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada. Maka, dalam
prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci key informant yang sarat informasi sesuai dengan
commit to user 33
fokus penelitian. Untuk memilih informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja purposive sampling.
Informan kunci key informant merupakan subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi
informasi, menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan, serta masih terlibat secara penuhaktif
pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Dengan wawancara secara mendalam indepth interview kepada informan kunci
diperoleh informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat diidentifikasikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dalam mengembangkan sistem agribisnis pembenihan lele dumbo di Kabupaten Klaten.
Penentuan faktor strategis dilakukan melalui indepth interview wawancara secara mendalam kepada 4 subsistem agribisnis
pembenihan lele dumbo, 4 subsistem tersebut adalah: 1 Penyedia sarana produksi Saprodi input
Faktor produksi ini merupakan input yang vital dalam usaha pembenihan ikan lele dumbo. Jumlah informan yang
diambil adalah satu penyedia saprodi yang berada di Pasar lokal Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
2 Usaha Pembenihan ikan lele dumbo Kelompok UPR Unit Perbenihan Rakyat “Mina Unggul”.
Kelompok UPR “Mina Unggul” yang berada di Desa Meger, Kecamatan Ceper memiliki peran yaitu sebagai
organisasi yang bergerak dalam usaha pembenihan lele dumbo. Ketua kelompok tani tersebut sebagai informan.
3 Pembeli benih ikan lele dumbo. Pembeli dapat dijadikan sumber informasi untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Jumlah informan yang diambil pada subsistem ini adalah dua informan.
commit to user 34
4 Kelembagaan pendukung, meliputi Lembaga Penyuluhan Pertanian Lapang PPL
Usaha pembenihan ikan lele dumbo sangat dipengaruhi oleh lembaga Penyuluhan Pertanian Lapangan selain sebagai
penyuluh mereka bertugas sebagai fasilitator dan konsultan pertanian rakyat. Jumlah informan yang diambil yaitu satu
petugas PPL yang berada di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten.
Setelah melakukan indepth interview wawancara secara mendalam kepada 4 subsistem agribisnis, peneliti melakukan
kompilasi dan ringkasan sehingga diperoleh faktor strategis terpilih.
C. Jenis dan Sumber Data