commit to user
27
4. Kebijakan Hutang
4.1. Pengertian Hutang
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-
kewajiban di saat sekarang dari suatu perusahaan yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha
lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan
eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan
penggunaan hutang ini harus dipertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan
semakin tingginya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa Baridwan,
2004. Hutang merupakan jumlah uang yang dinyatakan atas
kewajiban-kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, dan jasa-jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang. Komponen hutang
antara lain menurut Baridwan 2004: a.
Hutang lancar jangka pendek Hutang lancar merupakan hutang-hutang yang akan
diselesaikan pembayarannya dengan mengunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan utang lancar yang baru. Yang
commit to user
28 termasuk dalam hutang lancar adalah hutang yang timbul dari
pembelian barang-barang dan jasa utang dagang, utang gaji, dan upah, serta penerimaan uang muka atas barang-barang yang
digunakan atau jasa yang akan diserahkan pendapatan sewa yang diterima
b. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan semua hutang yang jatuh tempo pembayarannya melampaui batas waktu satu tahun
sejak tanggal neraca atau pembayarannya tidak akan dilakukan dalam periode siklus operasi perusahaan, tetapi lebih panjang
dari batas waktu tersebut.
4.2. Teori Kebijakan Hutang
Setiap perusahaan menginginkan adanya kelangsungan operasinya dan pertumbuhan di masa yang akan datang. Salah satu
keputusan penting yang harus dilakukan manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan
pendanaan Haruman, 2008. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan internal financing dan di luar perusahaan
eksternal financing. Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat bersumber dari modal sendiri dan
atau melalui hutang Brigham, 2004.
commit to user
29 Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan
perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Tetapi keberadaan hutang justru bisa menjadi cerminan bahwa kinerja saham
perusahaan kurang bagus. Artinya kalau memang saham perusahaan diminati oleh pasar saham investor yang ditunjukkan oleh
peningkatan yang signifikan volume perdagangan dan harga saham, seharusnya perusahaan tidak perlu lagi mencari pendanaan melalui
hutang Tarjo, 2008. Dalam penelitiannya Tarjo 2008 menjelaskan, bahwa
keberadaan hutang direaksi oleh pasar saham secara negatif, akibatnya likuiditas pasar saham turun yaitu terjadi penurunan
volume perdagangan saham dan harga saham. Penurunan likuiditas tersebut menyebabkan turunnya nilai pemegang saham. Selain itu
pendanaan melalui hutang yang tidak digunakan secara efektif, akibatnya bukannya menaikkan nilai perusahaan maupun nilai
pemegang saham tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Artinya manajemen tidak mampu mengelola hutang-hutang perusahaan.
Akhirnya hutang lebih banyak membebani perusahaan yang sekaligus juga membebani pemegang saham. Ada kesan bahwa
perusahaan publik yang memiliki hutang yang terlalu besar berarti saham perusahaan tersebut kurang diminati oleh para investor.
Karenanya investor kurang menaruh kepercayaan kepada perusahaan yang memiliki hutang terlalu besar. Akibatnya menyebabkan volume
commit to user
30 perdagangan saham dan harga saham turun, sehingga berdampak
terhadap menurunnya nilai pemegang saham.
4.3. Debt to Equity Ratio DER