Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemaran, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan
membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua gelap. Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari
pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan
berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk Gunawan dan Mulyani, 2004.
Minyak atsiri di hasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, atau biji. Sifat minyak atsiri yang menonjol
antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan umumnya larut
dalam pelarut organik. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam bahasa inggris disebut essensial oils, ethereal oils dan
volatile oils. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut minyak kabur. Mengapa minyak atsiri dikatakan sebagai minyak terbang atau minyak kabur? tiada lain
karena minyak atsiri mudah menguap apabila dibiarkan begitu saja dalam keadaan terbukaLutony dan Rahmayati, 2002.
2.3. TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI
Jenis minyak atsiri yang telah dikenal dalam dunia perdagangan berjumlah sekitar 70 jenis, yang bersumber dari tanaman, antara lain dari akar, batang, daun,
bunga dan buah. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman
Universitas Sumatera Utara
penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersial, yaitu minyak sereh wangi, nilam,
kenaga, pala, daun cengkeh, cendana, kayu putih, akar wangi, jahe dan kemukus Guenther, 1987.
Minyak atsiri terdapat pada dan diperoleh dari bagian tertentu tanaman yang mengandung minyak atsiri. Bagian ini antara lain akar, biji, buah, bunga,
daun, kulit kayu, ranting dan rimpang atau akar tinggal. Bahkan ada jenis tanaman yang seluruh bagiannya mengandung minyak atsiri. Kandungan minyaknya tidak
akan sama antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Misalnya kandungan kimia minyak atsiri yang terdapat pada kuntum bunga cengkih berbeda
dengan pada bagian tangkai bunga maupun daun Lutony dan Rahmayati, 2002. Aneka minyak tumbuhan yang mengandung aroma dan mudah menguap,
minyak ini dikenal sebagai minyak atsiri essensial oil, jadi ciri minyak atsiri ialah mengandung aroma dan mudah menguap.
Pada kulit pohon yang mengandung aroma disamping terdapat minyak atsiri, terdapat pula getah dan damar resin yang dinamakan balsem. Unsur yang
mengandung aroma kemungkinan terbentuk dalam hijau daun chloroplast unsur tersebut bersatu dalam glukosa menghasilkan glukosida yang disalurkan keseluruh
tubuh tumbuhan. Tumbuhan tersebut menghasilkan zat penawar enzim yang menyerbu glukosida, hingga mengakibatkan terciptanya minyak atsiri Haris,
1990.
Universitas Sumatera Utara
2.4. SIFAT–SIFAT MINYAK ATSIRI
Menurut Gunawan dan Mulyani 2004, sifat-sifat minyak atsiri ialah: Tersusun oleh bermacam macam komponen senyawa, Memiliki bau khas,
umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Mempunyai rasa getir, kadang kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau dingin
ketika terasa dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. Dalam keadaan murni belum tercemar oleh senyawa lain mudah menguap pada suhu
kamar, Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik rancid, Bersifat tidak stabil pada pengaruh lingkungan, baik
berupa oksigen udara, sinar matahari dan panas, Indeks biasnya tinggi. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang
spesifik dan tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil, Sangat
mudah larut dalam pelarut organik.
2.5. FUNGSI MINYAK ATSIRI 2.5.1. Fungsi Minyak Atsiri bagi Tanaman