Andika Prabowo, 2015 FENOMENA “KUPU-KUPU ABU-ABU” SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN
REMAJA DI CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Fenomena kupu-kupu abu-abu sebagai bentuk penyimpangan sosial pada remaja siswi di Cianjur diteliti dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini
dipilih karena Fenomena kupu-kupu abu-abu sebagai bentuk penyimpangan sosial pada remaja siswi di Cianjur tidak dapat diukur dengan menggunakan model
matematis, teori, serta hipotesis dan melalui proses pengukuran seperti pada pendekatan kuantitatif.
Tujuan penelitian akan tercapai dengan menggali makna yang di dapat saat peneliti terlibat langsung dengan subjek penelitian sehingga dapat mengamati dan
mencatat perilaku subjek secara alamiah, yaitu siswi kupu-kupu abu-abu di Cianjur. Peneliti berusaha memahami, mendalami, serta menguak fenomena kupu-
kupu abu-abu pada remaja siswi di Cianjur dengan pengalaman yang akan dituangkan melalui kata-kata atau deskripsi saat observasi langsung.
Untuk mendapatkan data guna menjawab permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif.
Hal ini dikarenakan permasalahan yang diangkat masih belum jelas, kompleks, dinamis, dan penuh makna, dan penelitian kualitatif digunakan untuk memberi
gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Metode ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu
fenomena. Menurut Sugiyono 2010, hlm. 35 metode penelitian deskriptif adalah “metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau
lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara variabel satu de
ngan yang lain”.
Andika Prabowo, 2015 FENOMENA “KUPU-KUPU ABU-ABU” SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN
REMAJA DI CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Desain penelitian yang digunakan dalam meneliti Fenomena Kupu-kupu Abu-abu Sebagai Bentuk Penyimpangan Sosial Pada Kalangan Remaja di Cianjur
menggunakan desain deskriptif kualitatif. Bungin 2012, hlm 68 mengemukakan bahwa:
Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengkritik kelemahan penelitian kuantitatif yang terlalu positivisme,
serta juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai siatuasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada
di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,
atau gambaran tentang kondisi dan siatuasi.
Desain deksriptif kualitatif adalah salah satu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Selain deskriptif
kualitatif, dalam penelitian pendekatan kualitatif juga terdapat desain verifikatif, naratif, dan grounded research.
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format deskriptif kualitatif studi kasus tidak memiliki
ciri seperti air menyebar di permukaan, tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena yang ada.
Desain deskriptif kualitatif studi kasus yang digunakan peneliti dalam penelitian mengenai fenomena kupu-kupu abu-abu sebagai bentuk penyimpangan
sosial pada remaja di Cianjur hasilnya sangat bergantung pada wawancara yang mendalam di kalangan remaja di kota Cianjur, terutama dalam penelitian ini
adalah remaja siswi SMA di Cianjur. Desain deskriptif kualitatif studi kasus adalah kegiatan mendeskripsikan
suatu fenomena tertentu secara mendalam. Tujuan utama dalam penelitian deskriptif kualitatif studi kasus adalah untuk memahami suatu fenomena tertentu
dengan pendekatan yang mendalam dari sudut pandang pelaku yang berada di tempat tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2014, hlm 49 bahwa
“deskriptif kualitatif studi kasus bertujuan untuk memahami secara mendalam aktivitas activity, orang-orang actors, yang ada pada tempat place
tertentu”. Peneliti
dalam fenomena
kupu-kupu abu-abu
sebagai bentuk
penyimpangan sosial pada remaja siswi di Cianjur berupaya bukan hanya sebagai
Andika Prabowo, 2015 FENOMENA “KUPU-KUPU ABU-ABU” SEBAGAI BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL PADA KALANGAN
REMAJA DI CIANJUR Universitas Pendidikan Indonesia
| \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
peneliti yang menghasilkan suatu hasil penelitian tetapi peneliti juga mampu memahami
mengenai fenomena
kupu-kupu abu-abu
sebagai bentuk
penyimpangan sosial pada remaja siswi di Cianjur. Peneliti dalam desain deskriptif kualitatif studi kasus diharapkan mampu mengungkapkan makna dalam
setiap tindakan, kejadian atau pandangan mengenai suatu fenomena tertentu. Melihat lebih dalam terhadap suatu temuan lapangan, bukan hanya sekedar
menuliskannya dalam hasil penelitian tanpa mengolah kembali makna tersirat yang ada di temuan lapangan tersebut.
Dengan demikian desain deskriptif kualitatif dapat disimpulkan sebagai sebuah desain yang bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan keadaan di
lapangan secara sistematis dengan fakta-fakta melalui interpretasi yang tepat dan data yang saling berhubungan, serta bukan hanya untuk mencari kebenaran mutlak
tetapi pada hakekatnya mencari pemahaman observasi sehingga kedalaman data menjadi pertimbangan penting dalam penelitian model ini.
3.2 Tempat dan Partisipan Penelitian