Penyakit Rabies pada Hewan

7 memakan waktu satu tahun. Ada pendapat yang lain mengatakan bahwa masa inkubasi dapat terjadi pada manusia selama lebih dari 10 tahun. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya jumlah virus yang masuk melalui luka, kedalaman luka gigitan, jumlah banyaknya luka jamak dan tunggal, dekat atau jauhnya luka dengan sistem susunan saraf juga mempengaruhi masa inkubasi virus rabies pada tubuh Dharmawan, 2009. Semisal contoh gigitan di daerah kepala, muka ataupun leher tempat ini mempunyai masa inkubasi kurang lebih sebulan. Sedangkan gigitan pada daerah lengan tangan dan jari memiliki masa inkubasi 40 hari jauh lebih singkat daripada daerah gigitan tungkai, kaki dan jari yang memakan waktu hampir dua bulan lamanya. Tingkat infeksi dari kematian yang paling tinggi yaitu gigitan di daerah wajah daripada gigitan di daerah lengan dan tangan, paling rendah gigitan di tungkai dan kaki Jackson, 2003. Selain itu masa inkubasi virus dihubungkan dengan seks dan umur yaitu wanita mempunyai masa inkubasi yang pendek dibandingkan dengan pria serta masa inkubasi pada anak lebih pendek daripada dewasa Widodo, 1993.

2.5 Penyakit Rabies pada Hewan

Dharmojono 2001 menjelaskan bentuk rabies pada hewan secara garis besarnya terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Bentuk ganas yang dikenal dengan sebutan furious rabies Bentuk ini sangat berbahaya dan memiliki stadium eksistasi yang panjang . Pada air liurnya terdapat banyak virus rabies dengan jumlah konsentrasi yang tinggi. Adapun proses terbentuknya melalui beberapa taraf diantaranya : a. Taraf awal prodormal atau melankolik Tahap ini berlangsung sekitar 2-3 hari. Hewan secara kejiwaan tidak normal ditandai dengan perubahan temperamen yang masih ringan. Hewan menjadi pendiam, suka bersembunyi di tempat dingin dan sunyi, gelisah, berjalan tanpa arah. Hewan mulai berhalusinasi berbuat sesuatu yang tidak ada, mudah terkejut, cepat berontak. Pupil matanya membesar, menjilat serta mengerat benda-benda yang ada 8 disekitarnya, kesulitan buang air besar atau air kecil, tetapi terkadang libido meningkat. Dalam keadaaan ini suhu tubuh juga meningkat. Pada anjing yang biasa diliarkan tidak diikat perubahan perilaku tahap ini sering tidak terlihat, baru diketahui anjing tersebut tertular rabies pada tahap eksitasi yang menunjukkan perubahan perilaku sangat jelas. b. Taraf rangsangan eksitasi Pada taraf ini berlangsung selama 3-7 hari lebih lama dari prodormal. Hewan mulai agresif merusak benda-benda yang ada disekitarnya, menyerang hewan atau manusia yang ditemui, menjadi pemburu serta kehilangan arah, sehingga penderita menjadi sangat berbahaya. Jika tidak ada provokasi anjing cenderung lelah, pemurung, dan merasa tampak ketakutan. Awalnya anjing menghindar apabila bertemu dengan orang dan suka bersembunyi di tempat gelap, takut cahaya sehingga jika terkena sinar matahari bereaksi berlebihan seperti mengelak, melolong, mengerang, atau bahkan menyerangnya dengan ganas. Taraf ini berlangsung sampai waktu kecapaian dan tertekan sampai terjadilah taraf selanjutnya. c. Taraf kelumpuhan paralisis Taraf paralisis berlangsung sangat singkat sehingga sulit dikenali perubahan tingkah laku hewan bahkan tidak terjadi dan langsung berlanjut pada kematian. Pada taraf kelumpuhan ini biasanya terjadi pada kaki belakang sehingga hewan sempoyongan dan apabila terjadi pada rahang bawah mengakibatkan mulut hewan tidak dapat menutup, tidak mampu untuk makan dan minum, lidah menjadi menjulur dan air liur keluar terus menerus jika terjadi kelumpuhan pada otot tenggorokan. Kelumpuhan juga sampai menjalar ke membrana nictitan sehingga hewan menjadi bermata juling. Perkembangan selanjutnya penderita menjadi apatis masa bodoh terhadap sekitarnya dan jika kelumpuhan sampai ke alat pernafasan maka hewan akan mati. Apabila virus rabies sudah menyerang daerah 9 kepala dan leher maka kelumpuhan akan cepat berlanjut ke bagian seluruh tubuh karena terjadinya infeksi pada susunan saraf pusat. Sehingga kematian anjing dapat terjadi dalan kurun waktu yang singkat yaitu 2-4 hari kemudian Dharmawan, 2009. 2. Bentuk jinak atau yang lebih dikenal dengan dump rabies Bentuk ini agak sulit dikenali karena tidak memperlihatkan adanya keganasan. Baru pada tahap selanjutnya diketahui bahwa ada kelumpuhan pada kedua kaki belakang dan rahang bawah. Selanjutnya terjadi perubahan perilaku dari galak menjadi jinak dan hal ini sangatlah berbahaya. Hewan juga mengalami kejang-kejang yang berlangsung secara singkat dan tidak terlihat. Sehingga kematian pada rabies bentuk jinak terjadi cepat karena sering tidak menunjukkan gejala awal. 3. Bentuk atipik atau tanpa bentuk Penderita rabies pada bentuk ini tidak memperlihatkan gejala dan tanda-tanda. Hewan mungkin hanya diam dan bersembunyi di tempat yang gelap atau terlindung dari cahaya, tetapi apabila dipegang atau didekati akan menyerang dan menggigit. 2.6 Gejala Klinis 2.6.1 Gejala Klinis Pada Anjing