7
2. Pelat terusan Jika sambungan momen penuh dibuat dengan melas pelat sayap balok atau
pelat sambungan untuk sayap balok secara langsung ke pelat sayap kolom maka harus digunakan pelat terusan untuk meneruskan gaya dari pelat sayap balok ke
pelat badan kolom. Pelat ini harus mempunyai ketebalan minimum sebesar tebal pelat sayap balok atau pelat sambungan sayap balok. Sambungan pelat terusan ke
pelat sayap kolom harus dilakukan dengan las tumpul penetrasi penuh, atau las tumpul penetrasi sebagian dari kedua sisi yang diperkuat dengan las sudut, atau las
sudut di kedua sisi dan harus mempunyai kekuatan sama dengan kuat rencana luas bidang kontak antara pelat terusan dengan pelat sayap kolom. Sambungan pelat
terusan ke pelat badan kolom harus mempunyai kuat geser rencana sama dengan yang terkecil dari persyaratan berikut:
a Jumlah kuat rencana dari sambungan pelat terusan ke pelat sayap kolom; b Kuat geser rencana bidang kontak pelat terusan dengan pelat badan kolom;
c Kuat rencana geser daerah panel; d Gaya sesungguhnya yang diteruskan oleh pengaku.
Pelat terusan tidak diperlukan jika model uji sambungan menunjukkan bahwa rotasi plastis yang direncanakan dapat dicapai tanpa menggunakan pelat
terusan tersebut.
2.4 Struktur Rangka Breising Konsentrik SRBK
Mekanisme keruntuhan direncanakan terjadi pada elemen breising dan pelat buhul sambungan bresing ke balok dan kolom. Pada saat terjadi gempa besar,
diharapkan terjadi tekuk pada batang bresing akibat beban aksial yang diterimanya sehingga terjadi putaran sudut pada ujung bresing yang kemudian
menyebabkan pelat buhul pada sambungan ujung bresing leleh terjadi sendi plastis.
Struktur rangka breising konsentrik SRBK merupakan sistem struktur yang elemen breising diagonalnya bertemu disatu titik. SRBK dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu struktur rangka breising konsentrik biasa SRBKB dan struktur rangka breising konsentrik khusus SRBKK. Rangka
8
breising konsentrik memiliki beberapa tipe seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 SNI 1729:2002.
Gambar 2.1 Tipe-tipe breising konsentrik
AISC, 2010
Pada breising konsentrik tipe x-2 lantai merupakan rangka breising x yang dipasang untuk ketinggian 2 lantai seperti terlihat pada Gambar 2.1 e. Rangka
breising ini dapat menjadi pilihan yang baik bila dibandingkan dengan rangka breising tipe v atau v-terbalik, bila terjadi tekuk pada batang tekan breising, balok
akan mengalami defleksi kebawah sebagai akibat dari adanya gaya-gaya yang tidak seimbang pada balok. Defleksi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem
pelat lantai diatas sambungan tersebut. Sehingga untuk mengantisipasi terjadinya defleksi kebawah pada balok maka diperlukan konfigurasi breising yang mencegah
terbentuknya gaya-gaya yang tidak seimbang tersebut dan mendistribusikannya menuju lantai lain yang tidak mengalami defleksi tersebut Utomo, 2011.
Perbandingan mengenai perilaku antara rangka breising konsentrik tipe x-2 lantai dengan tipe v-terbalik ditunjukkan oleh Hewitt, et al, 2009 melalui sebuah
skema yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
a. V-terbalik b. X-2 lantai Gambar 2.2 Perbandingan perilaku rangka breising konsentrik tipe v-terbalik dan
x-2 lantai
Hewitt, Sabelli, dan Bray, 2009