Pesantren Modern TINJAUAN PUSTAKA

hanya menjadi pemimpin di Pesantrennya, tetapi juga menjadi pemimpin masyarakat di sekitar Pesantren. 6. Pendidikan multikultur menjunjung tinggi keadilan, termasuk dalam masalah gender. 7. Pendidikan multikultural mengajarkan perbedaan dan keberagaman serta toleransi. Pesantren mengajarkan kepada para santri berbagai pendapat mazhab yang berbeda-beda dan mereka harus menghormati perbedaan dan keberagaman tersebut, termasuk dalam perbedaan agama atau keyakinan.

d. Pesantren Modern

Menurut Dhofier, 1999 : 90 definisi dan arti dari Ponpes Modern kholaf, ashriyah, yang merupakan kebalikan dari Pondok Pesantren Salaf salafiyah, tradisional dan yang pertama menggunakan istilah pesantren Modern adalah Pondok Modern Gontor Ponorogo. Pondok inilah yang secara sistematis dan bertahap memperkenalkan suatu sistem baru bagi dunia pesantren sehingga dengan sistem ini maka pesantren tidak hanya disukai oleh kalangan masyarakat pedesaan tapi juga mulai menarik masyarakat perkotaan untuk menyekolahkan dan mengirimkan anaknya untuk dididik di pesantren. Menurut Dhofier, 1999:100 sistem yang diberlakukan pesantren modern membuat masyarakat yang selama ini agak sinis menjadi bangga dengan pesantren. Karena kemodernan yang ditonjolkan tidak hanya sekedar jargon dan simbol-simbol belaka, tapi juga mencakup implementasi dari nilai-nilai modern yang hakiki dan islami. Namun adanya sistem pondok modern bukan tanpa kritik, salah satunya adalah lemahnya santri modern pada penguasaan kitab kuning klasik kutub at- turats. Dan terlalu terfokus pada penguasaan bahasa Arab modern. Para ahli pendidikan Pesantren, mengklasifikasi jenis Pesantren ke dalam dua tipologi yakni Pesantren Modern, yang sudah banyak mengadopsi sistem pendidikan sekolah modern dan Pesantren Salaf, yang berorientasi pada pelestarian tradisi dengan sistem pendidikan tradisional. Menurut Dhofier, 1999: 115 Pondok Pesantren modern merupakan pengembangan dari tipe Pesantren karena dilihat dari cara belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar modern ini terdapat pada penggunaan kelas-kelas belajar baik dalam bentuk madrasah maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku secara nasional Pemerintah serta para santrinya ada yang menetap dan ada juga yang tersebar di sekitar desa. Menurut Dhofier, 1999:125 Kedudukan para Kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar dan sebagai pengajar langsung di kelas dan dibantu oleh para guru atau ustazah dari luar pesantren ataupun dari sekitar pesantren. Perbedaanya dengan terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa Arab yang lebih menonjol sebagai kurikulum lokal. Metode belajar mengajar Ponpes Modern yaitu: 1 Umumnya memakai sistem klasikal 2 Ilmu umum dan Agama sama-sama dipelajari 3 Pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris cukup diutamakan 4 Penguasaan kitab kuning yang kurang 5 Lebih banyak mengikuti kurikulum pemerintah Tetapi saat ini ada Pesantren yang dulunya merupakan Ponpes Salaf murni sudah beradaptasi dan mengkombinasikan sistem modern dalam arti pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris seperti halnya yang ada di Pesantren NQ yang juga mengutamakan pembelanjaran bahasa selain mempelajari kitab kuning, ada beberapa Ponpes yang sudah mengadopsi antara Salaf dan Modern diantaranya : 1 Ponpes Bata-bata Pamekasan, Madura 2 Ponpes Al-Khoirot Malang, Jawa timur 3 Ponpes Salafiyah Sukorejo, Situbondo

2.2 Definisi Kyai