DINAMIKA DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM P
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dinamika pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti menjadikan
persaingan antar sekolah semakin ketat, khususnya dalam menarik konsumen dan
meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk jasa. Hal ini sependapat dengan Alma,
bahwa lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus
dilakukan.1 Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap
hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi lebih dari
itu, siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal,
misalnya suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik
yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap
melayani peserta didik.
Produk yang dihasilkan sekolah berupa lulusan yang diharapkan berkualitas dan
produk ini nantinya siap bersaing di masyarakat. Mengenai hal ini, suatu sekolah tentu
harus
pandai-pandai
mempertahankan
mutu
serta
keunggulan
sekolah
demi
mempertahankan kepercayaan masyarakat dan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan
terhadap sekolah identik dengan kepuasan pelanggan mengenai pelayanan yang diberikan
sekolah kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Alma dan Hurriyati,
yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani
konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang sering
dikenal sebagai “stakeholder”, lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi
layanan sedangkan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut
mengingat mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.2
Mutu lembaga pendidikan bukan hanya dilihat dari segi pembelajaran yang
berkualitas, sarana dan prasarana ataupun sumber daya manusia yang berkualitas saja.
Keseluruhan warga sekolah baik sumber daya manusia maupun non-manusianya yang
saling berpadu pada satu kesatuan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin
terhadap pelanggan termasuk sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan
1
2
Buchari Alma, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), 49.
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan,”Fokus
pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke 2, 30.
1
oleh sekolah. Pelanggan adalah siswa yang telah menjadi pelanggan ataupun siswa dari
masyarakat luas yang akan menjadi pelanggan sekolah.
Persaingan yang ketat satu sekolah dengan sekolah lainnya saat ini bukan lagi
suatu rahasia dalam ranah pemasarannya. Hal ini juga menuntut sekoalh untuk dapat
menentukan strategi yang tepat dalam kegiatan pemasaran jasa pendidikannya. Wijaya
menyatakan bahwa setiap sekolah sekolah harus selalu berusaha agar tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing.3
Jadi sekolahperlu menentukan dan menerapakan strategi atau cara, serta
melakukan dan menerapkan strategi atau cara, serta melakukan aktifitas pemasaran.
Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian
masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka panjang dan merupakan cara untuk
membangun citra sekolah secara keseluruhan.
Melihat fenomena saat ini, sekolah setidaknya perlu mempersiapkan strategi
pemasaran jasa pendidikan yang tidak biasa, salah satunya adalah dengan menggandeng
pelanggan di sekolah tersebut dan mempertahankan pelanggan. Tujuan dari
mempertahankan keunggulan sekolah dengan mempertahankan kepuasan pelanggan
dibuktikan dengan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dirasakan pelanggan pendidikan
dalam pemasarannya. Untuk itu, dalam malah yang berjudul “ PENDEKATAN DAN
TEKNIK PEMASARAN PENDIDIKAN” ini akan dibahas mengenai semua hal tersebut
diatas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan sedikit uraian masalah diatas, maka dapat dibuatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Pengertian dari Pendekatan dan teknik?
2. Bagaimakah Konsep Pemasaran?
3. Bagaimanakah Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik suatu tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Pendekatan dan teknik
3
D. Wijaya. Pemasaran jasa Pendidikan (Mengapa Sekolah memerlukan Marketing), (jakarta: Salemba
Empat, 2012), 55.
2
2. Untuk mengetahui Konsep Pemasaran
3. Untuk mengetahui Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
3
A. Pengertian dari Pendekatan dan Teknik
Dalam wikipedia, pendekatan dan teknik bisa disamakan dengan strategi. Definisi
strategi sendiri adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di
dalam strategi yang baikterdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
efektif. 4
Secara historis, kata strategi, dipakai untuk istilah dunia militer. Strategi sendiri
berasal dari bahasa Yunani “stratogos” yang berarti jenderal atau komandan militer.
Maksudnya adalah strategi berarti seni para jenderal, yaitu cara menempatkan pasukan
atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dikalahkan.5
Namun, istilah ini tidak hanya digunakan dalam konteks militer saja, bisnis juga
menggunakan istilah strategi ini. Dalam konteks bisnis, strategi adalah rencana yang
disatukan, luas, dan disintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.6
Ansoff mendefinisikan strategi sebagai “a set of decision making rules for
guidance of organizayional behavior”, apabila dikaitkan dengan pemasaran, maka
strategi diartikan sebagai pengambilan keputusan mengenai pemakaain faktor-faktor
pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.7
Tujuan utamanya adalah agar perusahaaan dapat melihat secara objektif kondisikondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan
lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen,
konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber yang ada.
Menurut Agus Rahayu dalam Alma, strategi memiliki dua model, yaitu:8
4
http://id.wikipedia.org./wiki/Strategi, diunduh pada hari Sabtu 17 Februari 2018, pukul 20.34 WIB
Fandy Tjipto, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), 3.
6
Lawrence R. Jauch and William Gluech, Bussines Policy and Strategic Management, (New York: McDrawwHill, 1998), 9.
7
H. Igor Ansoff, Implementing strategic management, (New York: Prentice Hall Inc, 1990), 43.
8
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate ......., 64-65.
5
4
1. Model- based, menyatakan bahwa kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal
meruapakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
Artinya, pencapaian tujuan organisasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik
lingkungan eksternal dariapada lingkungan internal atau sumber daya organisasi.
2. Resource based, menyatakan bahwa lingkunagan internal atau sumber daya
internal merupakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pada dasarnya, kedua model tersebut bertujuan untuk menciptakan tingkat kinerja
yang tinggi, kedua model diatas juga menunjukkan bahwa persaingan yang berhasil
mensyaratkan organisasi untuk memahami kondisi eksternal dan internal. Dalam rangka
manajemen strategik, kedua model tersebut merupakan model yang terintegrasi, tidak
terpisah antara yangs atu dengan yang lain.
Mintzberg menyatakan bahwa konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup
lima arti yang saling berhubungan, dimana strategi atau teknik adalah suatu:9
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara
rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.
2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi maupun inkonsistensi
perilaku serta tindakan yang dilakuakan oleh organisasi.
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.
4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan
lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabuhi para
pesaing.
B. Pengertian Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pada dasarnya, pemasaran atau marketing merupakan istilah dalam dunia
bisnis. Dalam konteks bisnis, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
9
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00454-SI%20bab2001.pdf. Diunduh pada hari
Minggu 18 Februari 2018 pukul 03.30 WIB
5
dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran.10 Pemasaran juga dapat
dimaknai suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan
penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan
hubungan pertukaran.11
Pemasaran juga diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.12
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep inti dari pemasaran
(dalam konteks bisnis) adalah:
Need, wants,
demand
PRODUCT
Exchange,
transaction,
relationship
Costumer, value,
cost, satisfiction
MARKET
Marketing,
marketer
Gambar Konsep pemasaran13
Adapun sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan barudengan
menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk
dengan mudah, mempromosikan secara efektif, serta mempertahankan pelanggan
yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.14
Namun pada masa perkembangannya, istilah pemasaran tidak hanya dipakai
oleh organisasi/ lembaga profit saja, akan tetapi dipakai pula oleh lembaga non profit.
Artinya, penggunaan istilah marketing saat ini sudah berkembang disegala sektor
kegiatan manusia. Kenyataan ini diungkapakan oleh Morris dalam Muhaimin, bahwa
dewasa ini tidak ada organisasi, baik itu bisnis atau non bisnis yang dapat terlepas
dari pemasaran atau marketing, organisasi tersebut dapat memilih untuk
mengerjakannya
demi
kebaikan
organisasi
10
atau
meninggalkannya
untuk
Philips Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002), 9.
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan( Konsep, Prinsip & Aplikasi dalam mengelola
Sekolah dan Madrasah), (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), 233.
12
Modul UPI, Pemasan Pendidikan, 207.
13
Hery Susanto & Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2003), 37.
14
Ibid, 224.
11
6
kemundurannya.15 Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah ini (red:
pemasaran) untuk memasarkan jasa pendidikannya.
Dalam konteks lembaga pendidikan, pemasaran adalah pengolahan yang
sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk mempromosikan
misi-misi sekolah berdasarkan pemuasan kebutuhan nyata baik itu stakeholder
maupun masyarakat sosial pada umumnya (Kriegbahum).16 Pengertian lain
mengatakan bahwa sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran
produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.17
Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik
terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu,
pemasaran harus berorientasi kepada “pelanggan” yang dalam konteks sekolah
disebut siswa. Disini perlunya sekolah untuk mengetahui bagaimanakah calon siswa
melihat sekolah yang akan dipilihnya.18
Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur, yaitu:
a) Unsur strategi persaingan, meliputi:
1) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing
konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran
pemasaran tersendiri.
2) Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
3) Positioning, yaitu penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
ada di pasar ke dalam benak konsumen.
b) Unsur taktik pemasaran, meliputi:
1) Differensiasi, yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di
berbagai aspek perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah
15
Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/
Madrasah), cet ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 97.
16
Ibid, 97-98.
17
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 229.
18
Muhaimin, Manajemen......opcit, 101.
7
yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
2) Bauran pemasaran (marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai
produk, harga, promosi, dan tempat atau yang lebih dikenal dengan sebutan
4P, yaitu: Product, Price, Promotion, dan Place.
c) Unsur nilai pemasaran yang berkaitan dengan: nama, termin, tanda simbol,
atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang ditujukan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa sebuah/ sekelompok penjual dan
membedakannya dengan para pesaing. Merk mempunyai banyak arti penting
bagi konsumen, yaitu:
1) Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk
lain. Identifikasi ini diperlukan agar konsumen mempunyai kebebasan
memilih suatu produk dan merk mana yang bisa memenuhi kebutuhannya.
2) Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.
Merk akan memberikan rasa percaya diri kepada konsumen.
3) Merk memberi status dan image pada seseorang. Dengan membeli merk
tertentu, sudah menunjukkan bagaimana status sosial seseorang.
4) Merk memberi arti emosional. Seorang fans sebuah klub sepakbola
misalnya, akan rela membeli berbagai macam merchandise yang dijual
dengan atribut klub tersebut.19
Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi pada logika ‘asal barang habis”
tanpa memperhatikan sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang lebih
menekankan pada kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri adalah suatu
usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu
merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus
segera dipenuhi, sedangkan wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan,
family dan sebagaimya.
Jadi, pengguna konsep marketing memberikan dasar pemikiran yang logis
dalam pencapaian tujuan, yaitu memuaskan konsumen dengan mengoptimalkan
segala daya dan upaya yang dimiliki oleh lembaga. Adapun menurut David W.
Cravens dalam Minarti, konsep pemasaran pendidikan memiliki 3 dasar, yaitu:
19
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 224-225.
8
a) Dimulai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar tujuan
bisnis.
b) Mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan.
c) Mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memberikan kepuasan kepada
konsumen.20
Sedangkan proses perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran pada
lembaga pendidikan yang diadaptasi dari model Winardi dapat dilihat sebagai
berikut:21
INPUT
LAND
MAN
CAPITAL
MANAGEMENT
PRODUCT
Layanan sosio-kultural,
layanan akademik
PROMOTION
Menggunakan media
Cetak, elektronik
PLACE
lokasi
PRICE
SPP, sumbangan
Akademik, dll
PERSONAL TRAITS
Unsur pimpinan,
yayasan
PENYUSUNAN DESAIN
Pengaturan:
Manusia
Kurikulum
Fasilitas
Learning Environment
Program
Employment office
Mapping technique
diverivikasi
Unjuk kerja guru
Pembelajaran
Penelitian
Seminar
Workshop
Gedung-ruang
Lab/ perpustakaan
Olahraga
Keagamaan
Kesenian
Cafetaria
Toko
Dll.
PENAWARAN JASA
Teaching
Research
Public service
Pesta kampus
Hub sekolah-masyarakat
Pembinaan alumni
Meningkatkan mutu
akademik
Citra eksistensi
sekolah
Keilmuan, ekonomi,
prestise
Jumlah peminat
BALIKAN
Dengan demikian, jika lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan
marketing yang berorientasi pada konsumen, maka seluruh personel staff, baik guru
maupun tenaga administrasi harus menghayati betul apa misi mereka dan apa bisnis
mereka. Pendekatan marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya
memperbaiki diri dan jasa yang ditawarkannya dalam memberikan layanan yang
bermutu, sehingga stakeholder akan terus menggunakan jasa yag diberikan.
20
Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri), (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), 372.
21
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2009), 373.
9
2. Marketing mix (bauran pemasaran) Jasa pendidikan sekolah madrasah
Menurut Lupioadi dan Hamdani dalam Ara Hidayat dan Imam Machali, bauran
pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu
program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi
pemasaran dan positioning ynag ditetapkan dapat berjalan sukses. Dalam konteks
pendidikan, marketing mix atau bauran pemasaran adalah unsur-unsur yang sanagt
penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi
yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan.22
Zeithaml & Bitner mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam bauran
pemasaran ada tujuh hal yang biasa disingkat dengan 7P, yaitu yang terdiri dari 4P
tradisional yang digunakan dalam pemasaran barang dan 3P sebagai perluasan
bauran pemasaran. Unsur 4P yaitu product (produk); jasa yang ditawarkan, price
(harga); strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat); dimana tempat jasa
diberikan, promotion (promosi); bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan 3P
meliputi People (SDM); kualitas, kualifikasi, dan kompetensi yang dimiliki oleh
orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa. P kedua adalah physical evidence
(bukti fisik); sarana-prasarana apa yang dimiliki, dan P terakhir adalah process
(proses); manajemen layanan pembelajaran yang diberikan.23
Ketujuh unsur bauran tersebut secara ringkas dapat dijabarkan sebagai
berikut:24
a) Produk jasa pendidikan madrasah/ sekolah
Menurut Kotler, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.25 Sedangkan Lupioadi dan Hamdani mendefinisikan produk
sebagai keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
kepada konsumen. Lebih spesifik, Keegan menjelaskan bahwa produk adalah
koleksi sifat-sifat fisik, jasa dan simbolik yang menghasilkan kepuasan, atau
manfaat, bagi seorang pengguna atau pembeli.26
Produk dalam konteks jasa pendidikan madarasah dan sekolah adalah
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek, dan variasi
22
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 237-238.
Ibid, 238.
24
Modul UPI, Pemasaran Pendidikan, 223-225.
25
. Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 156.
26
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 238.
23
10
pilihan. Lembaga pendidikan yang mampu bertahan dan mampu memenangkan
persaingan jasa pendidikan adalah lembaga yang dapat menawarkan reputasi,
prospek, mutu pendidikan yang baik, dan peluang yang cerah bagi para
siswanya untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Atau dengan
kata lain, produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada
masyarakat
yang
bertujuan
untuk
memnuhi
kebutuhan
dan
keinginannya.
Produk itu sendiri terbagi menjadi lima tingkatan yakni: (1) core benefit
yaitu merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh costumer, dalam
hal ini adalah pendidikan; (2) basic product, atau versi dasar dari suatu produk
dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas;
(3)
expected product, yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya
adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan sebagainya; (4) augmented
product, yaitu merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda
dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu
berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan, komputer, bahasa arab, dan lain
sebagainya; (5) potensial product, yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang
mungkin didapat produk tersebut adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut
dari dunia kerja.27
b) Price (harga)
Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana
apabila mutu produk baik, maka calon siswa/ mahasiswa berani membayar
lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
Salah satu starategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa perguruan
tinggi adalah skiming price, artinya adalah memasang harga yang setinggitingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahawa produk yang
ditawarkan memang berkualiatas tinggi sehingga tidak menegcewakan
konsumennya.
Akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga
pendidikan memperhatikan sasaranyang hendak dicapai, yakni: (1) sasaran
yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target
pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum; (2) sasaran yang
berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume penjualan,
27
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 156.
11
mempertahankan atau meningkatkan market share, dan; (3) sasaran yang
berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan
menghadapi pesaing.
c) Place (lokasi/ tempat)
Place adalah letak lokasi sekolah. Ini mempunyai peranan yang sangat
penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari
nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor: (1)
akses yaitu kemudahan mencapai lokasi; (2) vasibilitas, yaitu lembaga tersebut
dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya; (3) lalu lintas, dalam arti
tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat costumer terhadap jasa
tersebut; (4) tempat parkir yang luas; (5) ketersediaan lahan untuk
kemungkinan
perluasan
usaha;
(6)
persaingan,
yaitu
dengan
mempertimbangkan lokasi pesaing kita; (7) ketentuan pemerintah tentang
peruntukan lahan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang harus dianut
oleh setiap lembaga pendidikan.
d) Promotion (promosi)
Promotion merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya
agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh
lembaga tersebut. Aktivitas tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang
keberadaan produk/ jasa.
Aspek yang harus dipertimbangkan adalah bentuk komunikasi,
khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity). Tujuan promosi dalam
konteks pemasaran adalah: (1) membangun kepedulian dan ketertarikan
terhadap produk jasa dan lembaga penyedia jasa, (2) membedakan jasa yang
ditawarkan dan lembaga dari pesaing, (3) mengkomunikasikan dan
menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia atau lembaga penyedia jasa
tersebut, (4) membujuk costumer untuk membeli dan menggunakan jasa
tersebut. Promosi ini lebih diarahkan pada penyedia jasa pendidikan sehingga
pengaruh image tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan
12
costumer. Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang
negatif terhadap daya tarik peminat.
e) People / SDM
Menurut Zeithaml and Bitner dalam Ratih Hurriyati, people adalah
semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua
sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara pakaian karyawan dan penampilan
karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan
penyampaian jasa (Service Encounter).28
Adapun SDM adalah semua orang atau pelaku yang terlibat dalam
proses penyampaian jasa konsumen serta mempengaruhi persepsi konsumen,
seperti para pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut. Sumber daya
manusia dalam sebuah lembaga sekolah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
administrator, guru dan pegawai. Ketiganya perlu memiliki kompetensi yang
tinggi. Karena pada pelaksanaannya merekalah yang secara langsung
menyampaiakn jasa kepada para siswa, sehingga puas tidaknya siswa
tergantung bagaimana jasa tersebut tersampaiakan kepada mereka.
f) Physical Evidence (bukti fisik)
Physical Evidence merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya
janji lembaga kepada pelanggannya.
Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk didalam sarana fisik ini
adalah: lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,
logo, warna, dan barang-barang lainnyayang disatukan dengan servis yang
diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.29
g) Process (proses)
Dengan demikian, proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti
dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses
pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan
28
29
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 165.
Ibid, 166.
13
lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk sirkulasi dalam
merekrut pelanggan pendidikan.
Dalam
konteks
upaya
mempengaruhi
calon
pemakai
produk
pendidikan, maka keterkaitan ketujuh faktor tersebut diilustrasikan sebagai
berikut:30
Lingkungan bauran
Kotak hitam
Output
Proses
dipengaruhinya
calon pembeli
oleh berbagai
faktor input
Perilaku
calon
pembeli
yang
dikehendaki
pemasaran
Lingkungan
kultural,
politik,
ekonomi,
teknologi,
kompetisi,
sumber
daya, sarana
dan
prasarana
lembaga
Output akhir
antara
Bauran
pemasaran:
produk, harga,
lokasi,
promosi,
pimpinan,
bangunan/
alat, proses
Volume penjualan
(banyaknya
pendaftar)
Faktor yang turut mempengaruhi perilaku calon
pemakai: sosial-budaya, kepribadian, dan
psikologis
FEEDBACK
3. Jasa Pendidikan
Untuk memahami pengertian jasa pendidikan, ada baiknay kita mempelajari
dahulu beberapa pendapat para ahli. Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan
pengertian jasa sebagai “a service is any act or performance that one party can offer
to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of
anything. Its production may or may not be tied to a physical product.”31 Maksudnya,
adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke
pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu
produk fisik.
30
31
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 242.
Philip Kotler, Marketing Management. The Millenium Edition. (New Jersey: Prentice-Hall International
Inc. , 2003), 428.
14
Kemudian, Andrian Payne mendefinisikan bahwa jasa adalah aktivitas
ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang
berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau
dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau
bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.32
Berdasarkan definisi diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi
dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi
antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak
mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Dengan demikian, komponen
lembaga
pendidikan
ahrus
selalu
melakukan
update
pada
sisi
kualitas
(kompetensinya). Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu sehingga bisa
menciptakan output yang berkualitas.
Merujuk dari pengertian tersebut, ada lima ciri utama dalam setiap jasa yang
dikutip dari Bitner dkk serta Tadepali dan Hayes, yaitu:33
a) Tidak berwujud (intangibility), sehingga konsumen tidak dapat melihat,
mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka
membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari
informasi tentang jasa tersebut. Sesuatu yang bisa dilihat itu berupa kinerja
guru, tata usaha, karyawan, sarana dan prasarana, peralatan pendidikan
sekolah, simbol-simbol yang digunakan sekolah, juga biaya yang bisa mereka
bayar ke sekolah.
b) Tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya yaitu perusahan jasa.
c) Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa,
kapan dan dimana menyajikannya.
32
33
Http:// Erlan.blogspot.com/2011//. Diunduh pada hari minggu tanggal 27 Februari 2018 pukul 19.00 WIB
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan “Mengapa Sekolah memerlukan Marketing” (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), 6-7.
15
d) Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada masayang akan
datang.
e) Kepemilikan (ownership), karakteristik ini adalah karakteristik yang paling
menantang. Siswa membayar biaya pendidikan di muka, dimana pada awalnya
mereka tidak mendapat kepemilikan investasi pendidikan apapun. Akan tetapi,
mereka dapat menerima salah satu fasilitas, yaitu kartu perpustakaan. Dengan
demikian, siswa memiliki hak untuk mengakses perpustakaan ketika
menunjukkan kartu perpustakaan kepada petugas perpustakaan.
Disamping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan
ciri, yaitu:
a) Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan.
b) Jasa tergantung pada waktu.
c) Jasa tergantung pada tempat.
d) Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa.
e) Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai
andil dalam memberikan peranan.
f) Perubahan pada konsep kemanfaatan.
g) Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa.
h) Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi
jasa terjadi secara real time.34
Berdasarkan ciri dan karakteristik diatas, maka jasa pendidikan mempunyai
karateristik sebagai berikut:
a) Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible than
tangible).
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan ( simultananeous
production and consumption)
c) Kurang memiliki standar dan keseragaman ( less standardized and uniform)
Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang,
yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pepatah
mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak
kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa
pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karaketristik
tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan
34
Ibid, 8.
16
penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut
diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sanagt
tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
Siapa menunjukkan tenaga pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi
kualitas dari penyampai pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas proses
pendidikan
tersebut. Dimana,
merupakan lokasi jasa pendidikan
tersebut
disampaikan, tentu saja hal ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah
lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi tingginya kualitas proses pendidikan.
Kapan, menunjukkan waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan
sehingga proses tersebut berkualitas.
Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan
calon pengguna jasa pendidikan adalah:
a) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud.
b) Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga pendidikan).
c) Menciptakan atau membangun suatu nama merk lembaga pendidikan
(education brand name)35
4. Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Lockhart sebagaiman dikutip oleh David, pemasaran jasa pendidikan
adalah cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa, orang tua, karyawan sekolah, dan
masyarakat menganggap sekolah sebagai institusi pendukung masyarakat yang
berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa pendidikan.36
Kemudian Kotler dan Fox mengemukakan definisi pemasaran yang digunakan
secara khusus pada sekolah, yaitu analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian program yang dirumuskan secara hati-hati, yang dirancang untuk
menghasilkan pertukaran nilai secara sukarela dengan pasar sasaran atau pasar target
(target market) jasa pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah.37
Kemudian Kotler dan Fox lalu mendefinisikan tujuan utama pemasaran jasa
pendidikan adalah untuk:
a) Memnuhi misi sekolah dengan tingkat keberhasilan yang besar.
b) Meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.
c) Meningkatkan ketertarikan terhadap sumber daya pendidikan.
35
Buchari Alma, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Focus pada Mutu dan
Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), 173.
36
David Wijaya, Pemasaran jasa Pendidikan............opcit, 16.
37
Ibid, 16.
17
d) Meningkatkan efisiensi pada aktifitas pemasaran jasa pendidikan.38
Sekolah membutuhkan strategi pemasaran jasa pendidikan karena sekolah
adalah sektor jasa yang membutuhkan orientasi pemasar khusus, sehingga dapat
diidentifikasi lebih lanjut. Gray menjelaskan lima tahap penting dalam menerapkan
pemasaran jasa pendidikan, yaitu:
a) Mengidentifikasi kebutuhan atau masalah pemasaran jasa pendidikan.
b) Melakukan riset atau audit pemasaran jasa pendidikan.
c) Melakukan perencanaan pemasaran jasa pendidikan.
d) Menentukan bauran pemasaran jasa pendidikan.
e) Menentukan strategi dan taktik pemasaran jasa pendidikan.39
Setelah memahami definisi pemasaran jasa pendidikan, perlu kiranya
memahami unsur-unsur pemasaran jasa, seperti kebutuhan, keinginan, kepuasan dan
pelanggan. Gambar diabawah ini akan menjelaskan hubungan diantara masingmasing unsur tersebut.
KEPUASAN
PELANGGA
N
KEBUTUHAN
KEINGINAN
Maksud dari skema diatas adalah, pertama, kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan bisa jadi sama atau bahkan tidak sama dengan keinginan pelanggan jasa
pendidikan. Kedua, kebutuhan dari masing-masing pelanggan jasa pendidikan
(siswa, orangtua, dan masyarakat) berbeda-beda pada sekolah yang sama. Ketiga,
kepuasan pelanggan jasa pendidikan bisa jadi tidak sama dengan kepuasan pelanggan
jasa pendidikanyang dibutuhkan karena bergantung pada kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan. Sehingga keberhasilan pemasaran jasa pendidikan berkaitan dengan
aktifitas pemenuhan kebutuhan, keinginan, serta harapan pelanggan internal dan
eksternal. Jadi, menentukan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari pemangku
38
39
Ibid, 16.
Ibid, 17.
18
kepentingan sekolah atau pelanggan jasa pendidikan merupakan bagian penting dari
strategi pemasaran jasa pendidikan.40
Dapat disimpulkan jika jasa pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan minat jumlah siswa disuatu lembaga, karena jika jasa
pendidikannya bagus, maka jumlah siswa akan meningkat karena tertarik dengan jasa
pendidikan yang telah diberikan oleh lembaga.
5. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Berbagai pendekatan dan teknik pemasaran dapat dilakukan melalui kata-kata, tulisan,
dan tindakan. Berikut ini pendekatan dan teknik pemasaran yang dijabarkan yaitu:
41
a) Pemasaran Melalui Orang
Komunikasi lisan perlu dilakukan oleh setiap individu. Komunikasi ini perlu dikelola
secara baik. Terkait dengan program humas, komunikasi lisan yang perlu dikelola
dengan baik yaitu siswa, orang tua, para pejabat profesional, dan masyarakat.
Siswa dan orang tua siswa merupakan pasar internal suatu lembaga pendidikan. Untuk
itu pihak lembaga pendidikan perlu melakukan komunikasi yang baik terhadap siswa
dan orang tua siswa. Para pejabat profesional, guru-guru senior, kepala sekolah dari
sekolah lain juga perlu ada komunikasi yang baik, seringkali orang tua bila
menghadapi masalah tentang anaknya mereka terkonsultasi dengan pejabat profesional
ini. Selanjutnya masyarakat juga diajak berkomunikasi masyarakat dapat menjadi
kekuatan penentu image sekolah di masyarakat secara luas.
b) Buku Sebaran (prospektus), brosur dan pamflet
Teknik pemasaran lembaga pendidikan dapat dilakukan melaui penyebaran informasi
dengan buku-buku sebaran/prospektus brosur dan pamflet. Prospektus didesain
menjadi dokumen promosi yang atraktif. Brosur didesain untuk menyajikan dokumen
singkat yang digunakan untuk mewadahi prospektif orang tua dalam mengadakan
kontak dengan sekolah. Pamflet disajikan dalam lembaran tunggal untuk menyajikan
informasi. Semua bentuk dokumen tersebut dideskripsikan secara detail sehingga
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
c) Bahan Tulisan Lainnya
Selain prospektus, brosur dan pamflet, bentuk tulisan yang lain bisa digunakan untuk
memasarkan lembaga pendidikan. Tulisan yang dimaksud berupa identitas lembaga
(logo disertai tulisan singkat identitas lembaga), surat menyurat secara umum,
informasi aplikasi pekerjaan, surat kabar, pilihan kurikulum sekolah dan booklet, rapor
40
41
Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta :Salemba Empat, 2006), 176.
http://cahayakhaeroni.blogspot.co.id/2014/01/strategi-pemasaran-lembaga-pendidikan.html diunduh pada
tanggal 27 Februari 2018 pukul 19.46
19
sekolah atau catatan prestasi siswa, surat dan informasi tentang kunjungan sekolah,
laporan khusus untuk orang tua siswa.
d) Media
Media lokal dan nasional bisa digunakan untuk mempromosikan sekolah. Berbagai
media elektronik juga sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media promosi
sekolah. Sekolah juga dapat mendirikan sendiri media promosi ini misalnya stasiun
radio atau televisi.
e) Periklanan
Sekolah dapat mengiklankan programnya di koran, majalah, radio, televisi baik lokal
maupun nasional. Materi dalam iklan antara lain lowongan tenaga guru atau staf
sekolah, kejadian-kejadian di sekolah, rekrutmen siswa. Yang perlu diperhatikan
dalam membuat iklan, yaitu:
1) Iklan disajikan secara atraktif dan dapat dilihat/didengar dengan baik.
2) Iklan dapat mengangkat nama baik dan lokasi sekolah secaa jelas.
3) Apabila suatu event disampaikan, tanggal, waktu dan informasi masukan yang
lain hendaknya disajikan secara tepat.
4) Klien yang potensial akan menanyakan tentang bagaimana cara merespon atau
mengontak sekolah secara detail. Untuk itu sekolah hendaknya menyiapkan
informasi yang dibutuhkan klien ini.
f) Kegiatan ”terbuka” sore hari atau event lainnya
Kegiatan sekolah untuk menerima kehadiran orang tua siswa atau masyarakat pada
sore hari atau waktu-waktu lain yang ditentukan dapat menambah wawasan
masyarakat tentang sekolah. Masyarakat bisa mengamati dan menanyakan programprogram sekolah sehingga masyarakat memiliki persepsi yang bagus tentang sekolah.
Kegiatannya dapat disajikan dalam bentuk:
1) Open days/evening (hari-hari yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk
mengobservasi kegiatan dan produk sekolah)
2) Budaya sekolah dan kegiatan olah raga. Kegiatan ini bisa melibatkan pemuda di
sekitar sekolah, calon-calon siswa atau masyarakat yang lain. Kegiatan drama juga
bisa dilakukan. Media massa bisa diminta untuk meliputi kegiatan ini.
3) Partisipasi dalam kompetisi Kegiatan lomba olah raga, kuis, proyek desain dapat
meningkatkan kesempatan publikasi dan promosi sekolah.
4) Pelibatan orang tua dalam kegiatan sekolah Orang tua yang melihat kegiatan
sekolah, berinteraksi dengan staf dapat memperkuat kepercayaannya dalam
membantu program sekolah.
g) Video Promosi.
20
Promosi lewat video bisa digunakan untuk kalangan dalam sekolah yang dapat
digunakan siswa baru agar lebih memahami tata cara melakukan belajar yang baik dan
informasi lain yang diperlukan siswa. Selain itu dalam video dapat disajikan kepada
masyarakat luas untuk lebih mengenal kualitas proses dan hasil pendidikan lembaga
yang bersangkutan.
h) Promosi Kelompok
Beberapa sekolah dapat mempromosikan program sekolah secara kolaborasi. Melalui
program ini sekolah dapat mempromosikan keunggulan dan kontinyuitas program
pendidikannya.
C. Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang
1. Profil Singkat MIN 1 Jombang
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kauman Utara Jombang atau lebih dikenal
sebaga MIN 1 Jombang terletak di Jl. Abd. Rahman Saleh III/ 8A Jombang, dan
merupakan bagian dari Lembaga Pendidikan dilingkungan Kemenag Kabupaten
Jombang. Sejak berdirinya tahun 1970 MIN 1 Jombang telah mengalami banyak
kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga pendidikan
formal, MIN 1 Jombang juga ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa sebagai salah satu tujuan Negara Indonesia.
Peningkatan disegala aspek telah dilaksanakan oleh MIN 1 Jombang, sebagai
uasha untuk mengembangkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang
menghasilkan out-put yang berkualitas. Berbagai peningkatan tersebut adalah
kurikulum, sarana-prasarana, serta kualitas dari guru sebagai media transformasi ilmu.
Pengembangan aspek koqnitif, psikomotorik dan efektif yang ada pada siswa juga
tidak terlepas dari usaha untuk mengembangkan dan menghasilkan out-put yang
seimbang, yaitu siswa yang berimtaq dan mempunyai kemampuan iptek.
Optimalisasi dalam meningkatkan eksistensi MIN 1 Jombang merupakan usaha
dalam mewujudkan visi dan misi yang telah menjadi pedoman. Adapun visi, misi dan
tujuan MIN 1 Jombang adalah sebagai berikut :
-
VISI
“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi & Berwawasan
Lingkungan”.
-
MISI:
a. Terwujudnya peserta didik yang Ist\iqomah dalam beribadah, taat kepada
Allah dan Rosul-Nya
21
b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovatif
c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta mengamalkan
isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar
d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi akademik
dan non akademik
e. Terciptanya kepedulian sosial pada diri peserta didik untuk salilng tolong
menolong sesama manusia dan peka terhadap lingkungan.
-
TUJUAN:
a. 100 % lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa diperintah
dan diawasi
b. Meningkatkan nilai UASBN dan UAM setiap tahun
c. 100 % lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz ‘Amma
d. Siswa memilki akhlaq mulia
2. Strategi Bauran Pemasaran di MIN 1 Jombang
Strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan di MIN 1
Jombang memerlukan perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui proses terpadu mulai
pelayanan maksimal dan fasilitas mumpuni bagi konsumen jasa pendidikan. Perencanaan juga
didukung guru-guru yang profesional, metode pembelajaran yang unik, keterlibatan orangtua
peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan kenyamanan pada
lingkungan internal. Perencanaan di MIN 1 Jombang dilakukan dalam prespektif jangka
panjang 4 tahunan yang tersusun dalam Rencana Strategi (Renstra) Madrasah.
Program Kerja Humas menjadi strategi perencanaan jangka pendek yakni pada
rentang 1 tahun. Pada perencanaan strategi di MIN 1 Jombang dilakukan dari hasil penilaian
dan analisis SWOT madrasah, disusun oleh pemangku kepentingan (Kepala Madrasah, para
wakil kepala madrasah, Staf, dan Komite). MIN 1 Jombang merupakan sekolah yang
melibatkan semua karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasarannya.
Evaluasi dari tahun sebelumnya menjadi acuan untuk menetapkan perencanaan baru untuk
tahun berikutnya atau mempertahankan perencanaan lama yang sudah ada.
Pelayanan maksimal bagi peserta didik yang telah diberikan oleh MIN 1 Jombang
terhadap pelanggan pendidikannya mencakup banyak hal antara lain adalah (1) sistem
pembelajaran dan aplikasinya di kelas yang didukung oleh pendidik-pendidik profesional, (2)
sarana prasarana yang Sangat memadai, (3) media pembelajaran menyenangkan bagi peserta
didik, (4) pelayanan yang baik oleh tenaga kependidikan maupun tenaga non kependidikan
dan (5) keterlibatan orangtua peserta didik di kegiatan sekolah. Hal ini bukan hanya
menjadikan citra sekolah baik tetapi juga mampu mempertahankan pelanggan lama menjadi
loyal ataupun mendatangkan pelanggan baru yang dapat membantu kegiatan pemasaran
22
sekolah. MIN 1 Jombang merupakan madrsah negeri yang juga menganut konsep marketing
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Sesuai dengan pendapat Alma 42 bahwa, lembaga
pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan. Lembaga
pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian
melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa
puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal misalnya suasana belajar
mengajar yang nyaman, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah,
adanya perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani
peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan investasi masa depan yang sangat urgen. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan adanya kualitas pendidikan dengan mutu yang baik pula. Melalui
pemasaran pendidikan, peningkatan mutu dapat memberikan berbagai
manfaat bagi lembaga pendidikan baik bagi konsumen pendidikan maupun
income dan output lembaga pendidikan tersebut. Dalam pemasaran jasa
pendidikan terdapat unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang
dapat digunakan untuk memenangkan persaingan. Bauran pemasaran
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran
yang
perlu
dipertimbangkan
agar
implementasi
strategi
pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran
pemasaran terdiri dari 7P yaitu product, price, place, promotion, people,
physical evidence dan process.
B.
42
Saran
Buchari Alma, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), 49.
23
Demikian uraian yang singkat yang telah kami paparkan, melalui makalah ini
penulis menjelaskan dan menguraikan tentang “Pendekatan dan Teknik Pemasaran
Pendidikan” dengan harapan hal tersebut dapat bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan
orang lain pada umumnya. Kepada peneliti lain, hendaknya melakukan penelitian
pengembangan dan penelitian tindakan sekolah ataupun eksperimen mengenai pemasaran jasa
pendidikan dan loyalitas pelanggan dengan menambah situs lokasi penelitian, juga
memperdalam fokus penelitian serta kajian teori.
Dan apabila dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, kami mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca semua. Akhir kata kepada Ilahi kita mengabdi
kepada Gusti kita berbakti, kepada Robbi kita berserah diri dan kepada hati nurani kita
berkaca diri.
.
24
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dinamika pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti menjadikan
persaingan antar sekolah semakin ketat, khususnya dalam menarik konsumen dan
meningkatkan loyalitas pelanggan dalam bentuk jasa. Hal ini sependapat dengan Alma,
bahwa lembaga pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus
dilakukan.1 Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap
hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi lebih dari
itu, siswa harus merasa puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal,
misalnya suasana belajar mengajar, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik
yang ramah, perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap
melayani peserta didik.
Produk yang dihasilkan sekolah berupa lulusan yang diharapkan berkualitas dan
produk ini nantinya siap bersaing di masyarakat. Mengenai hal ini, suatu sekolah tentu
harus
pandai-pandai
mempertahankan
mutu
serta
keunggulan
sekolah
demi
mempertahankan kepercayaan masyarakat dan loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan
terhadap sekolah identik dengan kepuasan pelanggan mengenai pelayanan yang diberikan
sekolah kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Alma dan Hurriyati,
yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani
konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang sering
dikenal sebagai “stakeholder”, lembaga pendidikan pada hakikatnya bertujuan memberi
layanan sedangkan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut
mengingat mereka sudah membayar cukup mahal kepada lembaga pendidikan.2
Mutu lembaga pendidikan bukan hanya dilihat dari segi pembelajaran yang
berkualitas, sarana dan prasarana ataupun sumber daya manusia yang berkualitas saja.
Keseluruhan warga sekolah baik sumber daya manusia maupun non-manusianya yang
saling berpadu pada satu kesatuan untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin
terhadap pelanggan termasuk sebagai strategi pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan
1
2
Buchari Alma, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), 49.
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan,”Fokus
pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. Ke 2, 30.
1
oleh sekolah. Pelanggan adalah siswa yang telah menjadi pelanggan ataupun siswa dari
masyarakat luas yang akan menjadi pelanggan sekolah.
Persaingan yang ketat satu sekolah dengan sekolah lainnya saat ini bukan lagi
suatu rahasia dalam ranah pemasarannya. Hal ini juga menuntut sekoalh untuk dapat
menentukan strategi yang tepat dalam kegiatan pemasaran jasa pendidikannya. Wijaya
menyatakan bahwa setiap sekolah sekolah harus selalu berusaha agar tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing.3
Jadi sekolahperlu menentukan dan menerapakan strategi atau cara, serta
melakukan dan menerapkan strategi atau cara, serta melakukan aktifitas pemasaran.
Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian
masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka panjang dan merupakan cara untuk
membangun citra sekolah secara keseluruhan.
Melihat fenomena saat ini, sekolah setidaknya perlu mempersiapkan strategi
pemasaran jasa pendidikan yang tidak biasa, salah satunya adalah dengan menggandeng
pelanggan di sekolah tersebut dan mempertahankan pelanggan. Tujuan dari
mempertahankan keunggulan sekolah dengan mempertahankan kepuasan pelanggan
dibuktikan dengan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dirasakan pelanggan pendidikan
dalam pemasarannya. Untuk itu, dalam malah yang berjudul “ PENDEKATAN DAN
TEKNIK PEMASARAN PENDIDIKAN” ini akan dibahas mengenai semua hal tersebut
diatas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan sedikit uraian masalah diatas, maka dapat dibuatkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Pengertian dari Pendekatan dan teknik?
2. Bagaimakah Konsep Pemasaran?
3. Bagaimanakah Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang?
C. TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat ditarik suatu tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Pendekatan dan teknik
3
D. Wijaya. Pemasaran jasa Pendidikan (Mengapa Sekolah memerlukan Marketing), (jakarta: Salemba
Empat, 2012), 55.
2
2. Untuk mengetahui Konsep Pemasaran
3. Untuk mengetahui Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
3
A. Pengertian dari Pendekatan dan Teknik
Dalam wikipedia, pendekatan dan teknik bisa disamakan dengan strategi. Definisi
strategi sendiri adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di
dalam strategi yang baikterdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi
faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
efektif. 4
Secara historis, kata strategi, dipakai untuk istilah dunia militer. Strategi sendiri
berasal dari bahasa Yunani “stratogos” yang berarti jenderal atau komandan militer.
Maksudnya adalah strategi berarti seni para jenderal, yaitu cara menempatkan pasukan
atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dikalahkan.5
Namun, istilah ini tidak hanya digunakan dalam konteks militer saja, bisnis juga
menggunakan istilah strategi ini. Dalam konteks bisnis, strategi adalah rencana yang
disatukan, luas, dan disintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.6
Ansoff mendefinisikan strategi sebagai “a set of decision making rules for
guidance of organizayional behavior”, apabila dikaitkan dengan pemasaran, maka
strategi diartikan sebagai pengambilan keputusan mengenai pemakaain faktor-faktor
pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.7
Tujuan utamanya adalah agar perusahaaan dapat melihat secara objektif kondisikondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan
lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan secara jelas fungsi manajemen,
konsumen, distributor, dan pesaing. Jadi, perencanaan strategis penting untuk
memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber yang ada.
Menurut Agus Rahayu dalam Alma, strategi memiliki dua model, yaitu:8
4
http://id.wikipedia.org./wiki/Strategi, diunduh pada hari Sabtu 17 Februari 2018, pukul 20.34 WIB
Fandy Tjipto, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), 3.
6
Lawrence R. Jauch and William Gluech, Bussines Policy and Strategic Management, (New York: McDrawwHill, 1998), 9.
7
H. Igor Ansoff, Implementing strategic management, (New York: Prentice Hall Inc, 1990), 43.
8
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate ......., 64-65.
5
4
1. Model- based, menyatakan bahwa kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal
meruapakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
Artinya, pencapaian tujuan organisasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik
lingkungan eksternal dariapada lingkungan internal atau sumber daya organisasi.
2. Resource based, menyatakan bahwa lingkunagan internal atau sumber daya
internal merupakan input utama dan penentu strategi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pada dasarnya, kedua model tersebut bertujuan untuk menciptakan tingkat kinerja
yang tinggi, kedua model diatas juga menunjukkan bahwa persaingan yang berhasil
mensyaratkan organisasi untuk memahami kondisi eksternal dan internal. Dalam rangka
manajemen strategik, kedua model tersebut merupakan model yang terintegrasi, tidak
terpisah antara yangs atu dengan yang lain.
Mintzberg menyatakan bahwa konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup
lima arti yang saling berhubungan, dimana strategi atau teknik adalah suatu:9
1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara
rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.
2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi maupun inkonsistensi
perilaku serta tindakan yang dilakuakan oleh organisasi.
3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.
4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan
lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabuhi para
pesaing.
B. Pengertian Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran Pendidikan
Pada dasarnya, pemasaran atau marketing merupakan istilah dalam dunia
bisnis. Dalam konteks bisnis, pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
9
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00454-SI%20bab2001.pdf. Diunduh pada hari
Minggu 18 Februari 2018 pukul 03.30 WIB
5
dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran.10 Pemasaran juga dapat
dimaknai suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan
penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan
hubungan pertukaran.11
Pemasaran juga diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.12
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep inti dari pemasaran
(dalam konteks bisnis) adalah:
Need, wants,
demand
PRODUCT
Exchange,
transaction,
relationship
Costumer, value,
cost, satisfiction
MARKET
Marketing,
marketer
Gambar Konsep pemasaran13
Adapun sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan barudengan
menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk
dengan mudah, mempromosikan secara efektif, serta mempertahankan pelanggan
yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.14
Namun pada masa perkembangannya, istilah pemasaran tidak hanya dipakai
oleh organisasi/ lembaga profit saja, akan tetapi dipakai pula oleh lembaga non profit.
Artinya, penggunaan istilah marketing saat ini sudah berkembang disegala sektor
kegiatan manusia. Kenyataan ini diungkapakan oleh Morris dalam Muhaimin, bahwa
dewasa ini tidak ada organisasi, baik itu bisnis atau non bisnis yang dapat terlepas
dari pemasaran atau marketing, organisasi tersebut dapat memilih untuk
mengerjakannya
demi
kebaikan
organisasi
10
atau
meninggalkannya
untuk
Philips Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: SMTG Desa Putra, 2002), 9.
Ara Hidayat & Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan( Konsep, Prinsip & Aplikasi dalam mengelola
Sekolah dan Madrasah), (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), 233.
12
Modul UPI, Pemasan Pendidikan, 207.
13
Hery Susanto & Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
2003), 37.
14
Ibid, 224.
11
6
kemundurannya.15 Sehingga pendidikan pun juga menggunakan istilah ini (red:
pemasaran) untuk memasarkan jasa pendidikannya.
Dalam konteks lembaga pendidikan, pemasaran adalah pengolahan yang
sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk mempromosikan
misi-misi sekolah berdasarkan pemuasan kebutuhan nyata baik itu stakeholder
maupun masyarakat sosial pada umumnya (Kriegbahum).16 Pengertian lain
mengatakan bahwa sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran
produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan.17
Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik
terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu,
pemasaran harus berorientasi kepada “pelanggan” yang dalam konteks sekolah
disebut siswa. Disini perlunya sekolah untuk mengetahui bagaimanakah calon siswa
melihat sekolah yang akan dipilihnya.18
Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur, yaitu:
a) Unsur strategi persaingan, meliputi:
1) Segmentasi pasar, yaitu tindakan mengidentifikasi dan membentuk
kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing
konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran
pemasaran tersendiri.
2) Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
3) Positioning, yaitu penerapan posisi pasar. Tujuannya adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang
ada di pasar ke dalam benak konsumen.
b) Unsur taktik pemasaran, meliputi:
1) Differensiasi, yang terkait dengan cara membangun strategi pemasaran di
berbagai aspek perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah
15
Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/
Madrasah), cet ke-4, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 97.
16
Ibid, 97-98.
17
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 229.
18
Muhaimin, Manajemen......opcit, 101.
7
yang membedakan differensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
2) Bauran pemasaran (marketing mix), terkait dengan kegiatan mengenai
produk, harga, promosi, dan tempat atau yang lebih dikenal dengan sebutan
4P, yaitu: Product, Price, Promotion, dan Place.
c) Unsur nilai pemasaran yang berkaitan dengan: nama, termin, tanda simbol,
atau desain, atau kombinasi dari semuanya, yang ditujukan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa sebuah/ sekelompok penjual dan
membedakannya dengan para pesaing. Merk mempunyai banyak arti penting
bagi konsumen, yaitu:
1) Sebagai identifikasi untuk membedakan antara satu produk dengan produk
lain. Identifikasi ini diperlukan agar konsumen mempunyai kebebasan
memilih suatu produk dan merk mana yang bisa memenuhi kebutuhannya.
2) Sebagai garansi atas kualitas dan kinerja dari produk yang akan dibeli.
Merk akan memberikan rasa percaya diri kepada konsumen.
3) Merk memberi status dan image pada seseorang. Dengan membeli merk
tertentu, sudah menunjukkan bagaimana status sosial seseorang.
4) Merk memberi arti emosional. Seorang fans sebuah klub sepakbola
misalnya, akan rela membeli berbagai macam merchandise yang dijual
dengan atribut klub tersebut.19
Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi pada logika ‘asal barang habis”
tanpa memperhatikan sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang lebih
menekankan pada kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri adalah suatu
usaha bagaimana memuaskan, memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu
merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus
segera dipenuhi, sedangkan wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan,
family dan sebagaimya.
Jadi, pengguna konsep marketing memberikan dasar pemikiran yang logis
dalam pencapaian tujuan, yaitu memuaskan konsumen dengan mengoptimalkan
segala daya dan upaya yang dimiliki oleh lembaga. Adapun menurut David W.
Cravens dalam Minarti, konsep pemasaran pendidikan memiliki 3 dasar, yaitu:
19
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 224-225.
8
a) Dimulai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar tujuan
bisnis.
b) Mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan.
c) Mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan memberikan kepuasan kepada
konsumen.20
Sedangkan proses perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran pada
lembaga pendidikan yang diadaptasi dari model Winardi dapat dilihat sebagai
berikut:21
INPUT
LAND
MAN
CAPITAL
MANAGEMENT
PRODUCT
Layanan sosio-kultural,
layanan akademik
PROMOTION
Menggunakan media
Cetak, elektronik
PLACE
lokasi
PRICE
SPP, sumbangan
Akademik, dll
PERSONAL TRAITS
Unsur pimpinan,
yayasan
PENYUSUNAN DESAIN
Pengaturan:
Manusia
Kurikulum
Fasilitas
Learning Environment
Program
Employment office
Mapping technique
diverivikasi
Unjuk kerja guru
Pembelajaran
Penelitian
Seminar
Workshop
Gedung-ruang
Lab/ perpustakaan
Olahraga
Keagamaan
Kesenian
Cafetaria
Toko
Dll.
PENAWARAN JASA
Teaching
Research
Public service
Pesta kampus
Hub sekolah-masyarakat
Pembinaan alumni
Meningkatkan mutu
akademik
Citra eksistensi
sekolah
Keilmuan, ekonomi,
prestise
Jumlah peminat
BALIKAN
Dengan demikian, jika lembaga pendidikan mencoba melaksanakan kegiatan
marketing yang berorientasi pada konsumen, maka seluruh personel staff, baik guru
maupun tenaga administrasi harus menghayati betul apa misi mereka dan apa bisnis
mereka. Pendekatan marketing juga akan menuntut mereka untuk terus berupaya
memperbaiki diri dan jasa yang ditawarkannya dalam memberikan layanan yang
bermutu, sehingga stakeholder akan terus menggunakan jasa yag diberikan.
20
Sri Minarti, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri), (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), 372.
21
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2009), 373.
9
2. Marketing mix (bauran pemasaran) Jasa pendidikan sekolah madrasah
Menurut Lupioadi dan Hamdani dalam Ara Hidayat dan Imam Machali, bauran
pemasaran merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu
program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi
pemasaran dan positioning ynag ditetapkan dapat berjalan sukses. Dalam konteks
pendidikan, marketing mix atau bauran pemasaran adalah unsur-unsur yang sanagt
penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi
yang dapat digunakan untuk memenangkan persaingan.22
Zeithaml & Bitner mengatakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam bauran
pemasaran ada tujuh hal yang biasa disingkat dengan 7P, yaitu yang terdiri dari 4P
tradisional yang digunakan dalam pemasaran barang dan 3P sebagai perluasan
bauran pemasaran. Unsur 4P yaitu product (produk); jasa yang ditawarkan, price
(harga); strategi penentuan harga, place (lokasi/tempat); dimana tempat jasa
diberikan, promotion (promosi); bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan 3P
meliputi People (SDM); kualitas, kualifikasi, dan kompetensi yang dimiliki oleh
orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa. P kedua adalah physical evidence
(bukti fisik); sarana-prasarana apa yang dimiliki, dan P terakhir adalah process
(proses); manajemen layanan pembelajaran yang diberikan.23
Ketujuh unsur bauran tersebut secara ringkas dapat dijabarkan sebagai
berikut:24
a) Produk jasa pendidikan madrasah/ sekolah
Menurut Kotler, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.25 Sedangkan Lupioadi dan Hamdani mendefinisikan produk
sebagai keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
kepada konsumen. Lebih spesifik, Keegan menjelaskan bahwa produk adalah
koleksi sifat-sifat fisik, jasa dan simbolik yang menghasilkan kepuasan, atau
manfaat, bagi seorang pengguna atau pembeli.26
Produk dalam konteks jasa pendidikan madarasah dan sekolah adalah
jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berupa reputasi, prospek, dan variasi
22
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 237-238.
Ibid, 238.
24
Modul UPI, Pemasaran Pendidikan, 223-225.
25
. Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 156.
26
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 238.
23
10
pilihan. Lembaga pendidikan yang mampu bertahan dan mampu memenangkan
persaingan jasa pendidikan adalah lembaga yang dapat menawarkan reputasi,
prospek, mutu pendidikan yang baik, dan peluang yang cerah bagi para
siswanya untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Atau dengan
kata lain, produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada
masyarakat
yang
bertujuan
untuk
memnuhi
kebutuhan
dan
keinginannya.
Produk itu sendiri terbagi menjadi lima tingkatan yakni: (1) core benefit
yaitu merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh costumer, dalam
hal ini adalah pendidikan; (2) basic product, atau versi dasar dari suatu produk
dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas;
(3)
expected product, yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya
adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan sebagainya; (4) augmented
product, yaitu merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda
dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu
berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan, komputer, bahasa arab, dan lain
sebagainya; (5) potensial product, yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang
mungkin didapat produk tersebut adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut
dari dunia kerja.27
b) Price (harga)
Merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana
apabila mutu produk baik, maka calon siswa/ mahasiswa berani membayar
lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
Salah satu starategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa perguruan
tinggi adalah skiming price, artinya adalah memasang harga yang setinggitingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahawa produk yang
ditawarkan memang berkualiatas tinggi sehingga tidak menegcewakan
konsumennya.
Akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga
pendidikan memperhatikan sasaranyang hendak dicapai, yakni: (1) sasaran
yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target
pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum; (2) sasaran yang
berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume penjualan,
27
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 156.
11
mempertahankan atau meningkatkan market share, dan; (3) sasaran yang
berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan
menghadapi pesaing.
c) Place (lokasi/ tempat)
Place adalah letak lokasi sekolah. Ini mempunyai peranan yang sangat
penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari
nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan pilihan.
Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor: (1)
akses yaitu kemudahan mencapai lokasi; (2) vasibilitas, yaitu lembaga tersebut
dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya; (3) lalu lintas, dalam arti
tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat costumer terhadap jasa
tersebut; (4) tempat parkir yang luas; (5) ketersediaan lahan untuk
kemungkinan
perluasan
usaha;
(6)
persaingan,
yaitu
dengan
mempertimbangkan lokasi pesaing kita; (7) ketentuan pemerintah tentang
peruntukan lahan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang harus dianut
oleh setiap lembaga pendidikan.
d) Promotion (promosi)
Promotion merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu
aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya
agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh
lembaga tersebut. Aktivitas tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang
keberadaan produk/ jasa.
Aspek yang harus dipertimbangkan adalah bentuk komunikasi,
khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity). Tujuan promosi dalam
konteks pemasaran adalah: (1) membangun kepedulian dan ketertarikan
terhadap produk jasa dan lembaga penyedia jasa, (2) membedakan jasa yang
ditawarkan dan lembaga dari pesaing, (3) mengkomunikasikan dan
menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia atau lembaga penyedia jasa
tersebut, (4) membujuk costumer untuk membeli dan menggunakan jasa
tersebut. Promosi ini lebih diarahkan pada penyedia jasa pendidikan sehingga
pengaruh image tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan
12
costumer. Promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang
negatif terhadap daya tarik peminat.
e) People / SDM
Menurut Zeithaml and Bitner dalam Ratih Hurriyati, people adalah
semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua
sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara pakaian karyawan dan penampilan
karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau keberhasilan
penyampaian jasa (Service Encounter).28
Adapun SDM adalah semua orang atau pelaku yang terlibat dalam
proses penyampaian jasa konsumen serta mempengaruhi persepsi konsumen,
seperti para pelanggan lain yang terkait dengan jasa tersebut. Sumber daya
manusia dalam sebuah lembaga sekolah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
administrator, guru dan pegawai. Ketiganya perlu memiliki kompetensi yang
tinggi. Karena pada pelaksanaannya merekalah yang secara langsung
menyampaiakn jasa kepada para siswa, sehingga puas tidaknya siswa
tergantung bagaimana jasa tersebut tersampaiakan kepada mereka.
f) Physical Evidence (bukti fisik)
Physical Evidence merupakan sarana dan prasarana yang mendukung
proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya
janji lembaga kepada pelanggannya.
Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk didalam sarana fisik ini
adalah: lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,
logo, warna, dan barang-barang lainnyayang disatukan dengan servis yang
diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.29
g) Process (proses)
Dengan demikian, proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti
dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses
pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan
proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan
28
29
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate .........opcit, 165.
Ibid, 166.
13
lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk sirkulasi dalam
merekrut pelanggan pendidikan.
Dalam
konteks
upaya
mempengaruhi
calon
pemakai
produk
pendidikan, maka keterkaitan ketujuh faktor tersebut diilustrasikan sebagai
berikut:30
Lingkungan bauran
Kotak hitam
Output
Proses
dipengaruhinya
calon pembeli
oleh berbagai
faktor input
Perilaku
calon
pembeli
yang
dikehendaki
pemasaran
Lingkungan
kultural,
politik,
ekonomi,
teknologi,
kompetisi,
sumber
daya, sarana
dan
prasarana
lembaga
Output akhir
antara
Bauran
pemasaran:
produk, harga,
lokasi,
promosi,
pimpinan,
bangunan/
alat, proses
Volume penjualan
(banyaknya
pendaftar)
Faktor yang turut mempengaruhi perilaku calon
pemakai: sosial-budaya, kepribadian, dan
psikologis
FEEDBACK
3. Jasa Pendidikan
Untuk memahami pengertian jasa pendidikan, ada baiknay kita mempelajari
dahulu beberapa pendapat para ahli. Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan
pengertian jasa sebagai “a service is any act or performance that one party can offer
to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of
anything. Its production may or may not be tied to a physical product.”31 Maksudnya,
adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke
pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu
produk fisik.
30
31
Ara Hidayat & Imam machali, Pengelolaan...........opcit, 242.
Philip Kotler, Marketing Management. The Millenium Edition. (New Jersey: Prentice-Hall International
Inc. , 2003), 428.
14
Kemudian, Andrian Payne mendefinisikan bahwa jasa adalah aktivitas
ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang
berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau
dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau
bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.32
Berdasarkan definisi diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi
dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan interaksi
antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak
mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. Dengan demikian, komponen
lembaga
pendidikan
ahrus
selalu
melakukan
update
pada
sisi
kualitas
(kompetensinya). Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu sehingga bisa
menciptakan output yang berkualitas.
Merujuk dari pengertian tersebut, ada lima ciri utama dalam setiap jasa yang
dikutip dari Bitner dkk serta Tadepali dan Hayes, yaitu:33
a) Tidak berwujud (intangibility), sehingga konsumen tidak dapat melihat,
mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka
membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari
informasi tentang jasa tersebut. Sesuatu yang bisa dilihat itu berupa kinerja
guru, tata usaha, karyawan, sarana dan prasarana, peralatan pendidikan
sekolah, simbol-simbol yang digunakan sekolah, juga biaya yang bisa mereka
bayar ke sekolah.
b) Tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari
sumbernya yaitu perusahan jasa.
c) Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa,
kapan dan dimana menyajikannya.
32
33
Http:// Erlan.blogspot.com/2011//. Diunduh pada hari minggu tanggal 27 Februari 2018 pukul 19.00 WIB
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan “Mengapa Sekolah memerlukan Marketing” (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), 6-7.
15
d) Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat dijual pada masayang akan
datang.
e) Kepemilikan (ownership), karakteristik ini adalah karakteristik yang paling
menantang. Siswa membayar biaya pendidikan di muka, dimana pada awalnya
mereka tidak mendapat kepemilikan investasi pendidikan apapun. Akan tetapi,
mereka dapat menerima salah satu fasilitas, yaitu kartu perpustakaan. Dengan
demikian, siswa memiliki hak untuk mengakses perpustakaan ketika
menunjukkan kartu perpustakaan kepada petugas perpustakaan.
Disamping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan
ciri, yaitu:
a) Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan.
b) Jasa tergantung pada waktu.
c) Jasa tergantung pada tempat.
d) Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa.
e) Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai
andil dalam memberikan peranan.
f) Perubahan pada konsep kemanfaatan.
g) Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa.
h) Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi
jasa terjadi secara real time.34
Berdasarkan ciri dan karakteristik diatas, maka jasa pendidikan mempunyai
karateristik sebagai berikut:
a) Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud (more intangible than
tangible).
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada waktu yang bersamaan ( simultananeous
production and consumption)
c) Kurang memiliki standar dan keseragaman ( less standardized and uniform)
Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang,
yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pepatah
mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak
kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa
pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karaketristik
tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan
34
Ibid, 8.
16
penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut
diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sanagt
tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
Siapa menunjukkan tenaga pendidik dan kependidikan, artinya semakin tinggi
kualitas dari penyampai pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas proses
pendidikan
tersebut. Dimana,
merupakan lokasi jasa pendidikan
tersebut
disampaikan, tentu saja hal ini akan mempunyai arti yang luas namun intinya adalah
lingkungan yang kondusif akan mempengaruhi tingginya kualitas proses pendidikan.
Kapan, menunjukkan waktu yang paling tepat dilaksanakan proses pendidikan
sehingga proses tersebut berkualitas.
Beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan untuk meningkatkan
calon pengguna jasa pendidikan adalah:
a) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud.
b) Menekankan pada manfaat yang akan diperoleh (lulusan lembaga pendidikan).
c) Menciptakan atau membangun suatu nama merk lembaga pendidikan
(education brand name)35
4. Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Lockhart sebagaiman dikutip oleh David, pemasaran jasa pendidikan
adalah cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa, orang tua, karyawan sekolah, dan
masyarakat menganggap sekolah sebagai institusi pendukung masyarakat yang
berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa pendidikan.36
Kemudian Kotler dan Fox mengemukakan definisi pemasaran yang digunakan
secara khusus pada sekolah, yaitu analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian program yang dirumuskan secara hati-hati, yang dirancang untuk
menghasilkan pertukaran nilai secara sukarela dengan pasar sasaran atau pasar target
(target market) jasa pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah.37
Kemudian Kotler dan Fox lalu mendefinisikan tujuan utama pemasaran jasa
pendidikan adalah untuk:
a) Memnuhi misi sekolah dengan tingkat keberhasilan yang besar.
b) Meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan.
c) Meningkatkan ketertarikan terhadap sumber daya pendidikan.
35
Buchari Alma, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Focus pada Mutu dan
Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), 173.
36
David Wijaya, Pemasaran jasa Pendidikan............opcit, 16.
37
Ibid, 16.
17
d) Meningkatkan efisiensi pada aktifitas pemasaran jasa pendidikan.38
Sekolah membutuhkan strategi pemasaran jasa pendidikan karena sekolah
adalah sektor jasa yang membutuhkan orientasi pemasar khusus, sehingga dapat
diidentifikasi lebih lanjut. Gray menjelaskan lima tahap penting dalam menerapkan
pemasaran jasa pendidikan, yaitu:
a) Mengidentifikasi kebutuhan atau masalah pemasaran jasa pendidikan.
b) Melakukan riset atau audit pemasaran jasa pendidikan.
c) Melakukan perencanaan pemasaran jasa pendidikan.
d) Menentukan bauran pemasaran jasa pendidikan.
e) Menentukan strategi dan taktik pemasaran jasa pendidikan.39
Setelah memahami definisi pemasaran jasa pendidikan, perlu kiranya
memahami unsur-unsur pemasaran jasa, seperti kebutuhan, keinginan, kepuasan dan
pelanggan. Gambar diabawah ini akan menjelaskan hubungan diantara masingmasing unsur tersebut.
KEPUASAN
PELANGGA
N
KEBUTUHAN
KEINGINAN
Maksud dari skema diatas adalah, pertama, kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan bisa jadi sama atau bahkan tidak sama dengan keinginan pelanggan jasa
pendidikan. Kedua, kebutuhan dari masing-masing pelanggan jasa pendidikan
(siswa, orangtua, dan masyarakat) berbeda-beda pada sekolah yang sama. Ketiga,
kepuasan pelanggan jasa pendidikan bisa jadi tidak sama dengan kepuasan pelanggan
jasa pendidikanyang dibutuhkan karena bergantung pada kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan. Sehingga keberhasilan pemasaran jasa pendidikan berkaitan dengan
aktifitas pemenuhan kebutuhan, keinginan, serta harapan pelanggan internal dan
eksternal. Jadi, menentukan kebutuhan, keinginan, dan harapan dari pemangku
38
39
Ibid, 16.
Ibid, 17.
18
kepentingan sekolah atau pelanggan jasa pendidikan merupakan bagian penting dari
strategi pemasaran jasa pendidikan.40
Dapat disimpulkan jika jasa pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan minat jumlah siswa disuatu lembaga, karena jika jasa
pendidikannya bagus, maka jumlah siswa akan meningkat karena tertarik dengan jasa
pendidikan yang telah diberikan oleh lembaga.
5. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan
Berbagai pendekatan dan teknik pemasaran dapat dilakukan melalui kata-kata, tulisan,
dan tindakan. Berikut ini pendekatan dan teknik pemasaran yang dijabarkan yaitu:
41
a) Pemasaran Melalui Orang
Komunikasi lisan perlu dilakukan oleh setiap individu. Komunikasi ini perlu dikelola
secara baik. Terkait dengan program humas, komunikasi lisan yang perlu dikelola
dengan baik yaitu siswa, orang tua, para pejabat profesional, dan masyarakat.
Siswa dan orang tua siswa merupakan pasar internal suatu lembaga pendidikan. Untuk
itu pihak lembaga pendidikan perlu melakukan komunikasi yang baik terhadap siswa
dan orang tua siswa. Para pejabat profesional, guru-guru senior, kepala sekolah dari
sekolah lain juga perlu ada komunikasi yang baik, seringkali orang tua bila
menghadapi masalah tentang anaknya mereka terkonsultasi dengan pejabat profesional
ini. Selanjutnya masyarakat juga diajak berkomunikasi masyarakat dapat menjadi
kekuatan penentu image sekolah di masyarakat secara luas.
b) Buku Sebaran (prospektus), brosur dan pamflet
Teknik pemasaran lembaga pendidikan dapat dilakukan melaui penyebaran informasi
dengan buku-buku sebaran/prospektus brosur dan pamflet. Prospektus didesain
menjadi dokumen promosi yang atraktif. Brosur didesain untuk menyajikan dokumen
singkat yang digunakan untuk mewadahi prospektif orang tua dalam mengadakan
kontak dengan sekolah. Pamflet disajikan dalam lembaran tunggal untuk menyajikan
informasi. Semua bentuk dokumen tersebut dideskripsikan secara detail sehingga
memudahkan pembaca untuk memahaminya.
c) Bahan Tulisan Lainnya
Selain prospektus, brosur dan pamflet, bentuk tulisan yang lain bisa digunakan untuk
memasarkan lembaga pendidikan. Tulisan yang dimaksud berupa identitas lembaga
(logo disertai tulisan singkat identitas lembaga), surat menyurat secara umum,
informasi aplikasi pekerjaan, surat kabar, pilihan kurikulum sekolah dan booklet, rapor
40
41
Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta :Salemba Empat, 2006), 176.
http://cahayakhaeroni.blogspot.co.id/2014/01/strategi-pemasaran-lembaga-pendidikan.html diunduh pada
tanggal 27 Februari 2018 pukul 19.46
19
sekolah atau catatan prestasi siswa, surat dan informasi tentang kunjungan sekolah,
laporan khusus untuk orang tua siswa.
d) Media
Media lokal dan nasional bisa digunakan untuk mempromosikan sekolah. Berbagai
media elektronik juga sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media promosi
sekolah. Sekolah juga dapat mendirikan sendiri media promosi ini misalnya stasiun
radio atau televisi.
e) Periklanan
Sekolah dapat mengiklankan programnya di koran, majalah, radio, televisi baik lokal
maupun nasional. Materi dalam iklan antara lain lowongan tenaga guru atau staf
sekolah, kejadian-kejadian di sekolah, rekrutmen siswa. Yang perlu diperhatikan
dalam membuat iklan, yaitu:
1) Iklan disajikan secara atraktif dan dapat dilihat/didengar dengan baik.
2) Iklan dapat mengangkat nama baik dan lokasi sekolah secaa jelas.
3) Apabila suatu event disampaikan, tanggal, waktu dan informasi masukan yang
lain hendaknya disajikan secara tepat.
4) Klien yang potensial akan menanyakan tentang bagaimana cara merespon atau
mengontak sekolah secara detail. Untuk itu sekolah hendaknya menyiapkan
informasi yang dibutuhkan klien ini.
f) Kegiatan ”terbuka” sore hari atau event lainnya
Kegiatan sekolah untuk menerima kehadiran orang tua siswa atau masyarakat pada
sore hari atau waktu-waktu lain yang ditentukan dapat menambah wawasan
masyarakat tentang sekolah. Masyarakat bisa mengamati dan menanyakan programprogram sekolah sehingga masyarakat memiliki persepsi yang bagus tentang sekolah.
Kegiatannya dapat disajikan dalam bentuk:
1) Open days/evening (hari-hari yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk
mengobservasi kegiatan dan produk sekolah)
2) Budaya sekolah dan kegiatan olah raga. Kegiatan ini bisa melibatkan pemuda di
sekitar sekolah, calon-calon siswa atau masyarakat yang lain. Kegiatan drama juga
bisa dilakukan. Media massa bisa diminta untuk meliputi kegiatan ini.
3) Partisipasi dalam kompetisi Kegiatan lomba olah raga, kuis, proyek desain dapat
meningkatkan kesempatan publikasi dan promosi sekolah.
4) Pelibatan orang tua dalam kegiatan sekolah Orang tua yang melihat kegiatan
sekolah, berinteraksi dengan staf dapat memperkuat kepercayaannya dalam
membantu program sekolah.
g) Video Promosi.
20
Promosi lewat video bisa digunakan untuk kalangan dalam sekolah yang dapat
digunakan siswa baru agar lebih memahami tata cara melakukan belajar yang baik dan
informasi lain yang diperlukan siswa. Selain itu dalam video dapat disajikan kepada
masyarakat luas untuk lebih mengenal kualitas proses dan hasil pendidikan lembaga
yang bersangkutan.
h) Promosi Kelompok
Beberapa sekolah dapat mempromosikan program sekolah secara kolaborasi. Melalui
program ini sekolah dapat mempromosikan keunggulan dan kontinyuitas program
pendidikannya.
C. Konsep pemasaran pendidikan di MIN 1 Jombang
1. Profil Singkat MIN 1 Jombang
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kauman Utara Jombang atau lebih dikenal
sebaga MIN 1 Jombang terletak di Jl. Abd. Rahman Saleh III/ 8A Jombang, dan
merupakan bagian dari Lembaga Pendidikan dilingkungan Kemenag Kabupaten
Jombang. Sejak berdirinya tahun 1970 MIN 1 Jombang telah mengalami banyak
kemajuan baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sebagai lembaga pendidikan
formal, MIN 1 Jombang juga ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa sebagai salah satu tujuan Negara Indonesia.
Peningkatan disegala aspek telah dilaksanakan oleh MIN 1 Jombang, sebagai
uasha untuk mengembangkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang
menghasilkan out-put yang berkualitas. Berbagai peningkatan tersebut adalah
kurikulum, sarana-prasarana, serta kualitas dari guru sebagai media transformasi ilmu.
Pengembangan aspek koqnitif, psikomotorik dan efektif yang ada pada siswa juga
tidak terlepas dari usaha untuk mengembangkan dan menghasilkan out-put yang
seimbang, yaitu siswa yang berimtaq dan mempunyai kemampuan iptek.
Optimalisasi dalam meningkatkan eksistensi MIN 1 Jombang merupakan usaha
dalam mewujudkan visi dan misi yang telah menjadi pedoman. Adapun visi, misi dan
tujuan MIN 1 Jombang adalah sebagai berikut :
-
VISI
“Menuju Madrasah Unggul Tafaqquh Fiddin, Berprestasi & Berwawasan
Lingkungan”.
-
MISI:
a. Terwujudnya peserta didik yang Ist\iqomah dalam beribadah, taat kepada
Allah dan Rosul-Nya
21
b. Terlaksananya pembelajaran pendidikan agama Islam yang inovatif
c. Terwujudnya peserta didik gemar membaca, memahami serta mengamalkan
isi kandungan Al-Qur’an dengan baik dan benar
d. Mewujudkan peserta didik yang cerdas berpotensi & berprestasi akademik
dan non akademik
e. Terciptanya kepedulian sosial pada diri peserta didik untuk salilng tolong
menolong sesama manusia dan peka terhadap lingkungan.
-
TUJUAN:
a. 100 % lulusan dapat melaksanakan sholat wajib secara aktif tanpa diperintah
dan diawasi
b. Meningkatkan nilai UASBN dan UAM setiap tahun
c. 100 % lulusannya mampu membaca, menulis dan menghafal Juz ‘Amma
d. Siswa memilki akhlaq mulia
2. Strategi Bauran Pemasaran di MIN 1 Jombang
Strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan di MIN 1
Jombang memerlukan perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui proses terpadu mulai
pelayanan maksimal dan fasilitas mumpuni bagi konsumen jasa pendidikan. Perencanaan juga
didukung guru-guru yang profesional, metode pembelajaran yang unik, keterlibatan orangtua
peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dan kenyamanan pada
lingkungan internal. Perencanaan di MIN 1 Jombang dilakukan dalam prespektif jangka
panjang 4 tahunan yang tersusun dalam Rencana Strategi (Renstra) Madrasah.
Program Kerja Humas menjadi strategi perencanaan jangka pendek yakni pada
rentang 1 tahun. Pada perencanaan strategi di MIN 1 Jombang dilakukan dari hasil penilaian
dan analisis SWOT madrasah, disusun oleh pemangku kepentingan (Kepala Madrasah, para
wakil kepala madrasah, Staf, dan Komite). MIN 1 Jombang merupakan sekolah yang
melibatkan semua karyawan dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasarannya.
Evaluasi dari tahun sebelumnya menjadi acuan untuk menetapkan perencanaan baru untuk
tahun berikutnya atau mempertahankan perencanaan lama yang sudah ada.
Pelayanan maksimal bagi peserta didik yang telah diberikan oleh MIN 1 Jombang
terhadap pelanggan pendidikannya mencakup banyak hal antara lain adalah (1) sistem
pembelajaran dan aplikasinya di kelas yang didukung oleh pendidik-pendidik profesional, (2)
sarana prasarana yang Sangat memadai, (3) media pembelajaran menyenangkan bagi peserta
didik, (4) pelayanan yang baik oleh tenaga kependidikan maupun tenaga non kependidikan
dan (5) keterlibatan orangtua peserta didik di kegiatan sekolah. Hal ini bukan hanya
menjadikan citra sekolah baik tetapi juga mampu mempertahankan pelanggan lama menjadi
loyal ataupun mendatangkan pelanggan baru yang dapat membantu kegiatan pemasaran
22
sekolah. MIN 1 Jombang merupakan madrsah negeri yang juga menganut konsep marketing
dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. Sesuai dengan pendapat Alma 42 bahwa, lembaga
pendidikan yang menganut konsep marketing, tahu persis apa yang harus dilakukan. Lembaga
pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa setiap hari sesuai jadwal kemudian
melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tetapi harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa
puas dengan layanan lembaga pendidikan mengenai banyak hal misalnya suasana belajar
mengajar yang nyaman, ruang kelas yang bersih, taman yang asri, pendidik yang ramah,
adanya perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga, dan sebagainya harus siap melayani
peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan investasi masa depan yang sangat urgen. Oleh karena itu sangat
dibutuhkan adanya kualitas pendidikan dengan mutu yang baik pula. Melalui
pemasaran pendidikan, peningkatan mutu dapat memberikan berbagai
manfaat bagi lembaga pendidikan baik bagi konsumen pendidikan maupun
income dan output lembaga pendidikan tersebut. Dalam pemasaran jasa
pendidikan terdapat unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang
dapat digunakan untuk memenangkan persaingan. Bauran pemasaran
merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program
pemasaran
yang
perlu
dipertimbangkan
agar
implementasi
strategi
pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran
pemasaran terdiri dari 7P yaitu product, price, place, promotion, people,
physical evidence dan process.
B.
42
Saran
Buchari Alma, Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003), 49.
23
Demikian uraian yang singkat yang telah kami paparkan, melalui makalah ini
penulis menjelaskan dan menguraikan tentang “Pendekatan dan Teknik Pemasaran
Pendidikan” dengan harapan hal tersebut dapat bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan
orang lain pada umumnya. Kepada peneliti lain, hendaknya melakukan penelitian
pengembangan dan penelitian tindakan sekolah ataupun eksperimen mengenai pemasaran jasa
pendidikan dan loyalitas pelanggan dengan menambah situs lokasi penelitian, juga
memperdalam fokus penelitian serta kajian teori.
Dan apabila dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, kami mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari pembaca semua. Akhir kata kepada Ilahi kita mengabdi
kepada Gusti kita berbakti, kepada Robbi kita berserah diri dan kepada hati nurani kita
berkaca diri.
.
24