Adapun yang termasuk dalam bahan hukum primer yang akan digunakan dalam mengkaji setiap permasalahan dalam penulisan skripsi
ini adalah: 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
2. Undang- undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak;
3. Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Penyebar Luasan Kompilasi Hukum
Islam.
2 Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang merupakan publikasi dokumen tidak resmi meliputi buku-buku teks, karya ilmiah, jurnal
hukum dan komentar komentar atas putusan pengadilan yang bertujuan untuk mempelajari isi pokok permasalahan yang akan dibahas.
7
3 Bahan Non Hukum
Bahan penunjang dari bahan hukum primer dan sekunder. Bahan non hukum dapat berupa internet ataupun laporan-laporan penelitian non hukum
dan jurnal-jurnal non hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penulisan skripsi.
1.4.4 Analisa Bahan Hukum
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini bersifat preskriptif dan terapan. Sifat preskriptif yaitu ilmu yang mempelajari tujuan hukum, nilai-
nilai keadilan, validitas aturan hukum sedangkan ilmu terapan ialah ilmu yang menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu
dalam melaksanakan aturan hukum. Cara untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
terkumpul dipergunakan metode analisa bahan hukum deduktif, yaitu suatu metode penelitian berdasarkan konsep atau teori yang bersifat umum
diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data, atau menunjukkan komparasi atau hubungan seperangkat data dengan
seperangkat data yang lain dengan sistematis berdasarkan kumpulan bahan
7
Ibid. hlm. 142.
hukum yang diperoleh, ditambahkan pendapat para sarjana yang mempunyai hubungan dengan bahan kajian sebagai bahan komparatif.
Langkah-langkah selanjutnya yang dipergunakan dalam melakukan suatu penelitian hukum, yaitu:
8
1. Mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-
hal yang tidak relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan;
2. Pengumpulan bahan-bahan hukum yang sekiranya
dipandang mempunyai relevansi juga bahan-bahan non hukum;
3. Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan
berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan;
4. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang
menjawab isu hukum;
5. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang
telah dibangun didalam kesimpulan.
Hasil analisis bahan penelitian tersebut kemudian dibahas untuk mendapatkan pemahaman atas permasalahan sehingga pembahasan tersebut
dapat ditarik kesimpulan. Kesimpulan tersebut dilakukan dengan cara memberikan preskripsi yaitu apa yang seharusnya dilakukan dan dapat
diterapkan.
8
Ibid, hlm. 171.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkawinan 2.1.1 Pengertian Perkawinan
Berdasarkan pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ditegaskan mengenai pengertian bahwa: perkawinan ialah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka, pernah berkata bahwa manusia itu adalah zoon politikon, yaitu selalu
mencari manusia lainnya untuk hidup bersama dan kemudian berorganisasi. Hidup bersama merupakan suatu gejala yang biasa
bagi seorang manusia, dan hanya manusia-manusia yang memiliki kelainan sajalah yang mampu hidup mengasingkan diri dari orang-
orang lainnya
9
. Berdasarkan bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu
dimulai dengan adanya keluarga: βThe family is a social organism which arises to fulfil certain needs of society and of individuals and
which is subject to natural processes of decay and ultimate
dissolution.β
10
Menurut Lili Rasjidi suatu social organism berkewajiban memenuhi keperluan-keperluan tertentu dari masyarakat dan
individu-individu, maka dengan sendirinya keluarga itu memiliki fungsi-fungsi sosial tertentu di dalam masyarakat, yang oleh ahli
antropologi K. Davis digambarkan sebagai berikut :
a. Reproduction function fungsi reproduksi.
b. Maintenance pemeliharaan .
c. Placement.
d. Socialization.
11
Masyarakat Indonesia tergolong Heterogen dalam segala aspeknya. Dalam aspek agama jelaslah bahwa terdapat dua kelompok besar agama yang di akui di
Indonesia, yakni: agama Samawi dan agama non Samawi; agama Islam, Hindhu,
9
Lili Rasjidi, 1991, Hukum Perkawinan dan Perceraian, Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 1
10
R.Soetojo Prawirohamidjojo, Loc. Cit, hlm. 8
11
Lili Rasjidi, Op. Cit, hlm. 1
8