E. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan tiga 3 metode, yaitu:
l. Wawancara Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi bagi penyusunan laporan ini.
2. Pengamatan Melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan
terhadap fenomena yang menjadi objek penelitian, metode ini diharapkan dapat memberikan masukan data primer.
3. Dokumentasi Dalam metode ini penulis mempelajari segala sumber pustaka seperti buku dan
undang-undang yang berhubungan dengan objek PKLM dan juga meminta berbagai dokumen yang berhubungan dengan objek PKLM, yang dapat berupa
struktur organisasi.
Universitas Sumatera Utara
F. Sistematis Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan PKLM ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN.
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode PKLM,
metode pengumpulan data, serta sistematis penulisan laporan PKLM.
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR BALAI BESAR BADAN
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA.
Penulis menguraikan tentang sejarah singkat Kantor Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Medan, struktur
organisasi Kantor Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, serta tugas pokok dan fungsi Kantor Balai Besar
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL
21.
Dalam bab ini penulis memaparkan dan menguraikan tentang defenisi pajak penghasilan PPh Pasal 21, objek dan bukan objek
Pajak Penghasilan PPh Pasal 21, subjek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 dan Wajib Pajak Penghasilan PPh Pasal 21, dasar
pengenaan Pajak, tariff Pajak, cara perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasa121.
BAB IV ANALISIA DAN EVALUASI.
Pada bagian ini penulis akan menganalisa dan mengevaluasi tentang pengolaan pemungutanpemotongan pajak penghasilan
PPh Pasal 21 pada Kantor Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan berdasarkan gambaran- gambaran pada bab sebelumnya, dan berusaha memberikan saran
agar penerimaan pajak khususnya Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 dapat lebih optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARA UMUM
BALAI BESAR METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA A.Sejarah Singkat Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Di Indonesia sejak tahun 1785 sudah mulai ada perhatian akan pengumpulan data- data Meteorologi dan Geofisika, walau saat itu kegiatan pengumpulan data Meteorologi
dan Geofisika baru merupakan kegiatan ilmiah yang dikerjakan perorangan maupun organisasi dan lembaga masa itu.
Baru pada tahun 1866 Observatorium Jakarta mulai bekerja lebih lengkap merintis Kantor Pusat Peramatan, oleh karena itu tahun 1866 dinyatakan sebagai tahun
lahirnya Lembaga Meteorologi dan Geofisika yang saat itu diberi nama : KONINKLIJK MAGNETISCHEN METEOROLOGISCH OBSERVATORIUM, hingga perang dunia II
tahun 1942 Meteorologi dan Geofisika bernaung dibawah Departemen Van Merine. Pada tahun 1942-1945 Meteorologi dan Geofisika berfungsi sebagai penunjang
perang Asia Timur Raya, kemudian Organisasi Meteorologi dan Geofisika namanya diganti menjadi : KISHO KAUSHO KUSHO.Tahun 1945-1947 Organisasi Meteorologi
dan Geofisika merupakan Lembaga Meteorologi dan Geofisika yang bernaung dibawah Kementerian Pekerja Umum dan Tenaga Republik Indonesia.
Pada tanggal 21 juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan dirubah lagi namanya menjadi : METEOROLOGISCHE EN
GEOFISIKASCHE DIENST, yang bernaung pada Departemen Van Verkker Energieen Maynewesen.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai Karyawan yang ingin mempertahankan nama Republik Indonesia, maka para tokoh Meteorologi saat itu mendirikan pula Kantor Meteorologi dan Geofisika yang
diberi nama Jawatan Meteorologi dan Geofisika, sehingga akhirnya pada tanggal 16 November 1950 Jawatan Meteorologi dan Geofisika mewakili Republik Indonesia
menjadi anggota W.M.O suatu Badan PBB. Dari tahun 1955-1960 Jawatan Meteorologi dan Geofisika berubah lagi menjadi
Lembaga Meteorologi dan Geofisika yang bernaung di bawah Departemen Perhubungan dari tahun 1962 Jawatan Meteorologi dan Geofisika kembali berubah menjadi Direktorat
Meteorologi dan Geofisika yang bernaung di bawah Departemen Perhubungan Udara, yang kemudian pada tahun 1968 menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika.
Sejak 15 Maret 1972 Metorologi dan Geofisika bernaung di bawah Departemen Perhubungan, kemudian silih berganti hingga berganti saat ini dan ssesuai dengan
perkembangan Pemerintah sekarang, maka pada tanggal 27 September 1979 telah ditetapkan menjadi satu Badan Meteorologi dan Geofisika yang berada di bawah
Departemen Perhubungan. Dengan adanya Surat Keputusan Presiden No: 45, 46, 47, dan 48 tahun 2002
tanggal 01 Juli 2002, maka Badan Meteorologi dan Geofisika berubah statusnya menjadi sebuah Lembaga Pemerintahan Non Departemen LPND yang dipimpin oleh seorang
Kepala Badan.
Universitas Sumatera Utara
Badan Meteorologi dan Geofisika mempunyai tugas : Melaksanakan tugas Pemerintahan di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kwalitas Udara dan Geofisika sesuai
dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Dalam melakukan tugasnya, Badan Meteorologi dan Geofisika mempunyai tugas :
1. Pengkajian dan Penyusunan Kebijakan Nasional di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
2. Koordinasi Kegiatan Fungsional di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
3. Fasilitas dan Pembina terhadap kegiatan Instalasi Pemerintahan dan Swasta di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
4. Penyelenggara Pengamatan, Pengumpulan dan Penyebaran, Pengelolaan Analisis serta pelayanan di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
5. Penyelenggara Kegiatan kerjasama di Bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
6. Penyelenggara Pembinaan dan Pelayanan Administrasi Umum di Bidang Perencanaan Umum, Ketatausahaan, Organisasi dan Tatalaksana, Kepegawaian,
Keuangan, Kearsipan, Hukum, Persandian, Perlengkapan dan Rumah Tangga. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika mempunyai kewenangan : 1. Penyusunan Rencana Nasional secara Makro dibidangnya.
2. Perumusan Kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara Makro.
Universitas Sumatera Utara
3. Penetapan Sistem Informasi dibidangnya. 4. Penetapan Standar Teknis Peralatan serta Pelayanan Meteorologi Penerbangan dan
Maritim. 5.Pengaturan Sistem Jaringan Pengamatan Meteorologi dan Klimatologi.
6. Pemberian Jasa Meteorologi dan Klimatologi. 7. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu : a Pengamatan dan Pemberian Jasa Meteorologi.
b Pengamatan dan Pemberian Jasa Kualitas Udara. c Pengaturan Sistem Jaringan Pengamatan Geofisika.
d Penetapan Standar Teknis Peralatan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika membagi wilayah kerja menjadi 5 lima Balai Wilayah, yang
mengkoordinir kegiatan stasiun-stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika di wilayahnya.Adapun kelima balai tersebut antara lain:
1 BBMKG Wilayah I, berkantor di Medan. 2 BBMKG Wilayah II, berkantor di Ciputat Tanggerang.
3 BBMKG Wilayah III, berkantor di Denpansar-Bali. 4 BBMKG Wilayah IV, berkantor di Makassar-Sulawesi.
5 BBMKG Wilayah V, berkantor di Papua. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I berkantor di
medan mengkoordinir kegiatan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang meliputi
Universitas Sumatera Utara
daerah-daerah di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Riau, Riau Kepulauan, dan Sumatera Barat yang masing-masing stasiun telah dilengkapi dengan
alat-alat di lapangan, yang sekarang ini dinamakan yaitu taman alat-alat Meteorologi yang berisi antara lain Sangkar Meteorologi, Thermohygrograph, Barograph, Cup
Counter Anemometer, Sunshine Recorder Type Campbell Stokes, Piche Evaporimeter, Penakaran Hujan Obs, Penakar Hujan Hellman otomatis, Anemometer, Barometer,
Thermometer, Optik Theodolite dan Radiosonde.
B.Struktur Organisasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Susunan organisasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika terdiri atas:
1. Kepala. 2. Bagian Tata Usaha :
a Subbagian Persuratan dan Kepegawaian. b Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.
3. Bidang Observasi : a Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran.
b Subbidang Instrumentasi dan Kalibrasi. 4. Bidang Data dan Informasi :
a Subbidang Manajemen Data. b Subbagian Pelayanan Jasa.
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Universitas Sumatera Utara
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi