Subsynchronous Resonance SSR OPERASI DAN DINAMIKA SISTEM TENAGA LISTRIK

21 Thyristor Controlled Series Compensation TCSC, STATCOM, Static Phase Shifter SPS dan lain-lain. Upaya menaikkan batas maksimum transfer daya dapat dilakukan dengan memperkecil nilai reaktansi jaringan. Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan kompensasi kapasitor seri salah satu jenis FACTS. Disamping meningkatkan kestabilan dinamik, kapasitor seri juga berfungsi memperbaiki regulasi tegangan dan keseimbangan daya reaktif serta memperbaiki load sharing antar saluran paralel. Salah satu bentuk peralatan kapasitor seri adalah Thyristor Controlled Series Compensation TCSC. Gambar 2.2 Skema TCSC

2.8 Subsynchronous Resonance SSR

Pemakaian kapasitor seri, disamping memberikan banyak keuntungan, dapat menimbulkan osilasi akibat resonansi antara kapasitor dengan induktor pada frekuensi sub-sinkron dari turbin. Fenomena ini dinamakan Subsynchronous Resonance SSR. Salah satu cara untuk meredam SSR adalah dengan menggunakan 22 Power System Stabilizer PSS. Cara inilah yang akan dikembangkan dalam tugas akhir ini. Dalam tugas akhir ini Power System Stabilizer digunakan bukan hanya untuk meredam osilasi yang disebabkan SSR, tetapi juga osilasi yang disebabkan oleh perubahan beban, atau dapat memperbaiki respon kestabilan dinamik sistem tenaga listrik. 23

BAB III PEMODELAN SISTEM TENAGA LISTRIK

3.1 Umum

Sistem tenaga listrik terdiri dari bagian-bagian yang kompleks, seperti; pembangkit, sistem transmisi, saluran distribusi, beban yang dinamik dan lain-lain. Antara bagian yang satu dengan yang lain saling berinteraksi. Kondisi beban yang di- namik dapat mempengaruhi putaran generator, tegangan dan variabel state sistem yang lain. Pembangkit yang tersambung secara interkoneksi terdiri dari beberapa mesin terkopling yang mempunyai daya dan karakteristik yang identik. Sehingga ayunan dari salah satu mesin saling mempengaruhi mesin yang lain dalam unit pembangkit tersebut. Mesin-mesin dalam satu unit pembangkit akan beraksi bersama-sama secara serempak untuk menanggulangi pengaruh ayunan dari unit pembangkit yang lain. Untuk mengetahui prilaku tiap-tiap variabel sistem, diperlu- kan suatu analisis kestabilan sistem tenaga listrik. Dalam analisis kestabilan, dikenal istilah kestabilan transien dan kestabilan dinamik. Sistem tenaga dikatakan stabil transien jika sistem dapat mencapai kondisi operasi yang baru setelah mengalami gangguan besar, seperti; putus jaring, pelepasan beban dan lain-lain. Sedangkan, kestabilan dinamik merupakan kemampuan sistem untuk mencapai suatu kondisi operasi yang sama, atau mendekati kondisi operasi sebelum terjadi gangguan, setelah sistem mengalami gangguan kecil. Contoh gang- guan kecil adalah perubahan beban yang kecil. Untuk menganalisis kestabilan tran-