pensiun, perasuransian, serta lembaga pembiayaan dan penjaminan akan beralih ke OJK dan kewenangan beserta Bapepam-LK akan hilang setelah
Undang-undang OJK berlaku efektif. Jadi sejak adanya OJK, BI tidak dapat lagi mengawasi perbankan sedangkan Menteri Keuangan tidak dapat
lagi mengawasi pasar modal, dana pensiun, perasuransian, lembaga pembiayaan dan penjaminan. Semua kewenangan pengawasan tersebut
akan berpindah kepada OJK. Akibat lainnya dibidang hukum, semua Undang-undang dahulu baik Undang-undang Pasar Modal, dana pensiun,
perasuransian dan Undang-undang pada bidang keuangan lainnya harus direvisi terutama dibagian penggantian pengawasan. Bagian perubahan
Undang-undang ini nantinya akan diurus oleh pemerintah.
2. Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga Dana Pensiun
OJK dibentuk berdasarkan UU dan merupakan lembaga yang independen dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU. OJK berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia dan
dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah negara Republik Indonesia. OJK dibentuk dengan tujuan agar seluruh kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan, stabil serta mampu melindungi kepentingan masyarakat, terutama dalam hal ini perlindungan terhadap konsumen.
Universitas Sumatera Utara
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan, dalam hal ini perbankan, pasar modal, asuransi,dana pensiun dan jasa keuangan lainnya. OJK melaksanakan tugas pengaturan
dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga
jasa keuangan lainnya. Seperti diketahui, sebelum lahirnya Undang-undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pengawasan terhadap lembaga dana pensiun dilakukan oleh Bapepam-LK. Namun, setelah
lahirnya Undang-undang OJK maka fungsi pengawasan tersebut akan beralih kepada OJK. Hal ini juga dapat terlihat dari Pasal 6 Undang-
Undang OJK yang menyebutkan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor
perbankan, kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, dan kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Oleh sebab itu, setelah Undang-undang OJK efektif diberlakukan
maka lembaga dana pensiun akan diawasi sepenuhnya oleh Otoritas Jasa Keuangan. Bapepam-LK tidak lagi berhak mengawasi lembaga dana
pensiun karna sejak Undang-undang OJK efektif berlaku maka fungsi pengawasan serta kewenangan Bapepam-LK akan hilang dan beralih
sepenuhnya kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Namun, diperlukan adanya sosialisai kepada masyarakat Indonesia tentang keberadaan OJK ini nantinya sekaligus untuk memberitahukan
tentang tujuan dan fungsi OJK. Dengan keberadaan OJK sekarang ini dapat dimaksudkan untuk menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan yang
selama ini cenderung muncul. Sebab dalam OJK, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah. Akan tetapi meskipun OJK memiliki fungsi
pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh, fungsinya tidak akan tumpang tindih, sebab OJK secara organisatoris akan terdiri atas tujuh
dewan komisioner. Ketua Dewan Komisioner akan membawahkan tiga anggota dewan komisioner yang masing-masing mewakili perbankan,
pasar modal dan lembaga keuangan nonbank LKNB. Kewenangan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia akan dikurangi, namun Bank
Indonesia masih mendampingi pengawasan. Kalau selama ini mikro dan makro prudensialnya di Bank Indonesia, nanti OJK akan fokus menangani
mikro prudensialnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan