Tekanan Frekuensi Kerangka Teori

2.1.1 Tekanan

Tekanan nada yaitu “penonjolan pada salah satu bahagian ujaran yang timbul akibat pengaruh atau perbedaan nada sekelilingnya” KBBI, 1993: 1022. Menurut Chaer 2003: 121 tekanan adalah nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi, bila suatu bunyi segmental diucapkan dengan frekuensi getaran tinggi tentu akan disertai dengan nada tinggi. Sebaliknya bila bunyi segmental tersebut diucapkan dengan frekuensi getaran yang rendah tentu akan disertai juga dengan nada rendah.

2.1.2 Frekuensi

Frekuensi bunyi berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nada sebuah bunyi. Frekuensi bunyi menurut Leshiste 1970: 61 adalah jumlah getaran udara yang didasarkan pada berapa banyak gelombang tersebut dalam waktu satu detik. Semakin tinggi frekuensi atau semakin pendek siklusnya, maka semakin tinggi nada bunyi itu. Menurut Lapoliwa 1988: 47 menyatukan jumlah gelombang utuh yang dibuat dalam satu detik disebut frekuensi. Frekuensi sebuah bunyi diukur Hertz yang diberi lambang Hz. Satu Hz sama dengan satu siklus dalam satu detik. Dalam bunyi tuturan, realisasi ciri akustik ini dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya pita suara dan tegang serta Henilia : Prosodi Pantun Melayu Dalam Acara Perkawinan Adat Melayu Deli, 2008 USU e-Repository © 2008 kendurnya pita suara. Semakin tipis atau semakin tegang, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan, sebaliknya semakin tebal atau semakin kendur pita suara, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan Sugiyono, 2003: 81. Frekuensi juga menentukan titik nada atau nada. Titik nada atau nada di sebut intonasi yang memiliki sistem tingkat naik dan turun serta keseragaman pada rangkaian nada ujaran di dalam bahasa Siregar, 2000: 27. Nada dapat dibedakan atas: a. Nada dasar Nada dasar ini digunakan sebagai dasar pendiskripsian artinya perubahan nada di dalam alirnada dan kontur intonasi suatu tuturan, dideskripsikan dengan cara membedakan nada-nada yang relevan dalam alir nada dan kontur dari nada dasarnya Sugiyono, 2003: 109. 1. Alir nada pitch movement yaitu komposisi nada-nada relevan dalam dominasi konstituen pembentuk tuturan Syarfina, 2008: 74. 2. Kontur intonasi adalah kombinasi nada yang menjadi ciri melodik suatu tuturan yang berisi variasi tingkat tinggi nada Sugiyono, 2003: 112. b. Nada akhir Nada akhir atau nada final adalah nada yang berposisi pada akhir Henilia : Prosodi Pantun Melayu Dalam Acara Perkawinan Adat Melayu Deli, 2008 USU e-Repository © 2008 kontur intonasi atau di akhir kata yang disebut pewatas final Sugiyono, 2003: 110. c. Puncak nada Puncak nada adalah nada tertinggi dalam suatu akhir nada yang umumnya berposisi pada akhir alur nada. Puncak nada di sebut juga pewatas konstitulen pada suku bertekanan Sugiyono, 2003: 110. d. Nada rendah Nada rendah adalah nada yang di gunakan untuk menyebutkan nada yang di bawah pada sebuah tuturan atau nada rendah sebuah kontur intonasi Sugiyono, 2003: 54.

2.1.3 Durasi