a. Ditabur atau disebar
Cara ini dapat diterapkan untuk pupuk berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan ke seluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan
cara ditabur ini biasa dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal seperti padi
sawah. Kelemahan dari cara ini ialah memungkinan pertumbuhan rumput
pengganggu lebih cepat, kurang mengenai sasaran, dan sering terkikis air meskipun sudah diinjak-injak setelah ditabur.
b. Diletakkan diantara larikan atau barisan
Pada cara ini, pupuk ditempatkan diantara larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. Cara ini sangat baik dan umumnya dilakukan pada tanaman
yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa seperti pada jagung dan kacang tanah. Keuntungan lain dari cara ini ialah perkembangan akar lebih
cepat sehingga pertumbuhannya akan baik. Yang tak kalah pentingnya ialah kehilangan unsur hara, terutama yang mudah menguap seperti nitrogen, akan lebih
mudah teratasi.
c. Ditempatkan dalam lubang
Cara ini umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti cengkeh dan buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak
lubang persis persis di bawah tajuk disekitar batang tanaman. Ke dalam lubang tersebut dimasukkan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda,
lubang cukup dibuat pada jarak 10 cm dari batang. Keuntungan dengan cara ini sama dengan cara larikan. Lingga,2000
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Landasan Teori
Pemasaran secara umum dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pasar ini barang mengalir dari produsen sampai ke
konsumen akhir yang disertai penambahan guna bentuk melalui proses pengolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui
proses penyimpanan. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke
konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk
memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjadikan fungsi-
fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margi
pemasaran Sudiyono, 2004 Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menyalurkan
produk ke pasar. Mereka mencoba membangun saluran distribusi distribution channel seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain, yang
dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis Kotler and Armstrong, 1999
Adapun tujuan dari penggunaan perantara adalah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam
menyebarluaskan produk sehingga dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efisien Tjiptono,1997
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Produsen memerlukan saluran pemasaran dalam distribusi produknya karena 3 sebab penting.Pertama, saluran menjaga aspek-aspek transaksi
pemasaran, termasuk penjualan, pembiayaan, dan pengambilan resiko yang berkaitan dengan penyimpangan produk dalam mengantisipasi penjualan yang
akan datang. Kedua, saluran melakukan fungsi fungsi logistikal pemindahan barang dari titik produksi point of production ke titik pembelian
point of purchase atau konsumsi. Ketiga, saluran pemasaran membantu produsen mempromosikan barang dan jasa Simamora, 2000
Tujuan pokok saluran pemasaran adalah menciptakan utilitas bagi para pelanggan. Utilitas terdiri dari 5 kategori:
a. Utilitas tempat place utility, yaitu ketersediaan produk atau jasa dilokasi
yang nyaman dan mudah diakses pelanggan potensial b.
Utilitas waktu time utility, yakni ketersediaan produk atau jasa pada saat yang diinginkan oleh pelanggan tertentu
c. Utilitas bentuk form utility yakni produk diproses, disiapkan dan siap
dimanfaatkan, serta dalam kondisi yang tepat d.
Utilitas informasi information utility, yakni jawaban atas pertanyaan dan komunikasi umum mengenai fitur dan manfaat produk yang tersedia
e. Utilitas kepemilikan ownership utility, menyangkut negosiasi dan
peralihan hak milik atas produk atau jasa yang dipasarkan dari produsen dan konsumen Chandra, 2004
Adapun saluran pemasaran yang digunakan untuk barang industri ada 4 jenis saluran yaitu:
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
1. Produsen - Pemakai Industri
Saluran distribusi secara langsung menyangkut volume penjualan dalam rupiah yang relatif cukup besar dari barang industri dibandingkan dengan
saluran yang lain. Produsen barang industri seperti lokomotif, mesin pembangkit listrik biasanya menjual langsung kepada pemakainya
2. Produsen - Distributor Industri - Pemakai
Produsen barang-barang sejenis operating supplies dan accessory equipment kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
Produsen lain yang dapat menggunakan distributor indutri sebagai penyalurnya, antara lain: produsen bahan bangunan, alat-alat konstruksi
bangunan, alat pendingin dan sebagainya. 3.
Produsen- Agen – Pemakai Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak
memiliki departemen pemasaran. Juga suatu perusahaan yang ingin memperkenalkan produk baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru
atau lebih suka menggunakan agen 4.
Produsen – Agen – Distributor Industri – Pemakai Saluran distribusi semacam ini dapat dipakai oleh unit penjualannya yang
terlalu kecil untuk dijual secara langsung, atau mungkin memerlukan penyimpanan pada penyalur Swastha, 1999
Pemilihan saluran pemasaran akan didasarkan pada prinsip 3C market coverage, chanel control, cost seperti yang pernah digagasi oleh
William J. Stanton. Ketiga komponen tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan distributor, mengangkat distributor serta
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
memberhentikan distributor. Pada market coverage peliputan pasar menginginkan seberapa luas produknya dapat terdistribusi di pengecer-pengecer
dan seberapa cepat konsumen tersebut mendapatkan produk tersebut, selain itu juga digunakan mengukur seberapa banyak pengecer yang terdapat dalam area
distribusi sehingga nantinya dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam pemilihan distributor sesuai jumlah outlet yang ada. Prinsip control adalah seberapa jauh
sang produsen ingin memiliki pengaruh terhadap distributor dalam kegiatan pemasaran terutama pada kegiatan promosi dan distribusi. Prinsip cost perlu
dipertimbangkan segi biaya yang harus dikeluarkan pada penentuan jalur distribusi yang dipilih. Semakin hemat biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan
distribusi maka distributor tersebut akan dipilih Royan, 2004. Pada pokoknya fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan dalam saluran
pemasaran dapat dikelompokkan kedalam 3 golongan, yakni: 1.
Fungsi Pertukaran Dalam fungsi pertukaran diperlukan adanya transaksi antara 2 pihak atau
lebih. Beberapa fungsi yang ada dalam pertukaran adalah: a.
Pembelian b.
Penjualan c.
Pengambilan resiko 2.
Fungsi Penyediaan Fisik Fungsi ini menyangkut pula perpindahan barang-barang secara fisik dari
produsen sampai konsumen.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Ada 4 macam fungsi yang termasuk dalam penyediaan fisik yaitu: a.
Pengumpulan b.
Penyimpanan c.
Pemilihan d.
Pengangkutan 3.
Fungsi Penunjang Fungsi Penunjang ini bersifat membantu atau menunjang terlaksananya
fungsi-fungsi yang lain. Yang termasuk kedalam fungsi penunjang antaralain adalah:
a. Pelayanan sesudah pembelian
b. Pembelanjaan
c. Penyebaran informasi
d. Koordinasi saluran
Swastha, 1999. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lain, tergantung pada:
1 Macam komoditas yang dipasarkan
Ada komoditas yang bobotnya besar, tetapi nilainya kecil sehingga membutuhkan biaya pemasaran yang besar.
2. Lokasi atau daerah produsen
Apabila lokasi produsen jauh dari pasar atau lokasi konsumebn maka biaya transportasi menjadi besar pula
3. Macam dan peranan lembaga pemasaran
Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat semakin panjang rantai pemasaran dan semakin besar biaya pemasarannya Daniel, 2002
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitan baik dipihak konsumen maupun
produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan yang telah ditentukan tidak dapat
terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan. Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan
tendensi harga yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat berkurangnya barang yang ditawarkan di pasar. Oleh karena itu sangatlah tepat
apabila perusahaan memahami kebijaksanaan distribusi terutama yang menyangkut pemilihan saluran distribusi dan penentuan distribusi fisik. Pemilihan
dan penentuan saluran distribusi bukan suatu hal yang mudah karena kesalahan dalam memilih saluran distribusi akan dapat menggagalkan tujuan perusahaan
yang telah di tentukan. Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan
biaya atau pemborosan. Oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan
kegiatannya.Untuk dapat memperkecil kesalahan-kesalahan penggunaaan sistem distribusi yang dipilih, maka sebelum pemasaran di kembangkan terlebih dahulu
masalah-masalah yang berkenaan dengan saluran distribusi diinventarisasi. Faktor-faktor utama yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini antara lain:
beban biaya dari berbagai jenis saluran, distribusi, jarak antara perusahaan dengan para pemakai, luas pasar yaang ingin dilayani oleh perusahaan, type dan jumlah
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
outlet yang hendak dipakai serta sejauh mana perusahaan ingin menguasai distribusi fisik barang tersebut
www.library.usu.com .
Upaya-upaya perbaikan sistem pemasaran dilakukan oleh semua pihak yang terkait. Upaya-upaya itu antaralain:
• Produsen harus dapat mengetahui dengan baik saluran pemasaran yang
ditempuh, juga tentang informasi pasar pada saat produsen mempunyai hasil untuk dijual. Produsen juga harus dapat merencanakan produksi
dengan pedoman kemungkinan pasaran hasilnya. •
Lembaga pemasaran dapat dilakukan integrasi sehingga biaya total pemasaran barang dapat dikurangi dan keuntungan lembaga pemasaran
yang melakukan integrasi lebih besar. •
Konsumen, dalam hal ini dilakukan usaha perbaikan dengan jalan pendidikan terhadap konsumen.
• Pemerintah, hal-hal yang dapat dilakukan yakni pengadaan pengawasan
seperti mengeluarkan peraturan-peraturan, perbaikan fasilitas pemasaran, dan perbaikan alat-alat komunikasi.
Gultom, 1996 Margin pemasaran dapat didefinisikan sebagai perbedaan harga yang
dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen atau sebagai nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga
tingkat konsumen akhir Hutauruk, 2003 Efisiensi pemasaran Ep adalah nisbah antara biaya pemasaran dengan
nilai produk yang dijual, dinyatakan dalam persen atau x100
dipasarkan yang
produk Nilai
Pemasaran Biaya
Ep =
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Pasar yang tidak efisien akan terjadi jika: ̇
Biaya pemasaran semakin besar ̇
Nilai produk yang dipasarkan tidak terlalu besar Pasar dikatakan efisien jika:
̇ Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pasar dapat lebih
tinggi ̇
Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi
̇ Tersedianya fasilitas fisik pemasaran
̇ Adanya kompetisi pasar yang sehat
Soekartawi, 1989.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Kerangka Pemikiran
Pemasaran adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan baik
jenis, jumlah, harga dan saat yang dibutuhkan. Mekanisme saluran pemasaran ini melibatkan beberapa pihak yang
meliputi produsen, distributor, pedagang pengecer dan konsumen. Dalam hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI No.
03M.DAGPER22006,Pasal 1 dimana produsen pupuk Urea, SP-36, ZA, dan NPK dalam negeri adalah PT. Pupuk Sriwidjaya, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk
Kaltim, PT. Pupuk Iskandar Muda dan PT. Petrokimia Gresik.Dalam penelitian ini yang menjadi produsen adalah PT. PUSRI sebagai produsen pupuk urea dan
PT. Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk SP-36, ZA dan NPK, sedangkan konsumen akhir adalah petani.
Tiap-tiap lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran meliputi: pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, pembiayaan,
penanggungan resiko, dan informasi pasar. Dalam melakukan fungsi-fungsi pemasaran tersebut maka akan dikeluarkan biaya yang disebut dengan biaya
pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
melaksanakan kegiatan fungsi-fungsi pemasaran. Biaya tersebut berbeda-beda pada masing-masing lembaga pemasaran. Atas jasa lembaga-lembaga pemasaran
maka tiap lembaga mengambil keuntungan profit. Dari biaya pemasaran ini ditetapkan harga penjualan pupuk yaitu dengan menambahkan biaya pemasaran
serta keuntungan yang dikehendaki oleh lembaga tersebut. Harga jual pupuk
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
untuk masing-masing lembaga pemasaran berbeda-beda. Penetapan harga akibat biaya dan profit yang diambil di setiap lembaga pemasaran mempengaruhi tingkat
Harga Eceran Tertinggi HET. Dari harga penjualan dapat diketahui margin pemasaran yang merupakan
selisih antara harga eceran dan harga di tingkat produsen. Kemudian dapat diketahui sebaran harga dengan mengelompokkan harga beli, harga jual, biaya
pemasaran dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran. Dari sebaran harga dapat dihitung margin sharenya yaitu harga yang diterima oleh setiap
lembaga pemasaran terhadap harga beli konsumen dalam bentuk persen . Besar kecilnya biaya pemasaran tergantung panjang pendeknya saluran
pemasaran serta banyaknya fungsi pemasaran yang dilakukan. Sehingga biaya pemasaran dapat dijadikan sebagai indikator efisiensi sistem pemasaran tersebut.
Efisiensi pemasaran merupakan persentase perbandingan antara biaya pemasaran nilai produk yang dipasarkan harga jual produk, sehingga semakin besar biaya
pemasaran maka semakin tidak efisien sistem pemasaran itu dan begitu juga sebaliknya.
Bila sistem pemasaran pupuk tidak efisien disebakan karena adanya masalah dalam sistem pemasaran tersebut sehingga perlu dilakukan upaya-upaya
untuk meningkatkan sistem pemasaran pupuk. Untuk lebih jelasnya berikut skema kerangka pemikiran
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
PRODUSEN UREA, ZA, SP-36, NPK-Phonska- LINI I
UNIT NIAGA PRODUSEN UREA, ZA, SP-36, NPK – LINI II
DISTRIBUTOR- LINI III
Pengecer –LINI IV PEMERINTAH
Konsumen
FUNGSI PEMASARAN Kendala Pemasaran Biaya Pemasaran
+ Keuntungan
Harga Penjualan Upaya Pengendalian
Margin Tataniaga
Sebaran Harga Share Margin
TINGKAT EFISIENSI
Ket: : hubungan saluran distribusi
: hubungan dalam saluran yang mempengaruhi : hubungan yang menyatakan saling mempengaruhi
Gbr 1.Skema Kerangka Pemikiran
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive sengaja yaitu di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata.
Kabupaten Simalungun dipilih sebagai daerah penelitian karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang kebutuhan pupuknya cukup besar di Sumatera
Utara. Daerah lokasi petani dipilih di Kecamatan Jorlang Hataran karena merupakan salah satu pemakai pupuk terbesar di Kabupaten Simalungun.
Kelurahan Tiga Balata sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan pra survey merupakan daerah yang berada di wilayah ibukota kecamatan juga merupakan
pusat pemasaran pupuk bersubsidi tersebut, namun petani tidak memperoleh harga yang sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah padahal masyarakat di
daerah tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yang perlu diperhatikan kebutuhan pupuknya dengan harga yang wajar.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sampel produsen dan lembaga pemasaran yang
terlibat ditentukan secara snowball sampling. Menurut Sugiarto, dkk 2001 dimana tekhnik ini sangat tepat digunakan bila populasinya sangat spesifik. Cara
pengambilan sampel dengan tekhnik ini dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin lama menjadi semakin besar seperti halnya bola
salju yang menggelinding meanuruni lereng bukitgunung. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu kelompok
seorang responden yang relevan, dan untuk selanjutnya yang bersangkutan
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
diminta untuk menyebutkan menunjuk calon responden yang berikutnya memiliki spesifikasi spesialisasi yang sama. Tindakan ini ditempuh karena
biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal satu sama lain karena spesialisasi profesi mereka.
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Produsen, Distributor, dan Pedagang Pengecer Pupuk Urea Pada Tahun 2006
No Kategori Populas i
Sampel Lokasi 1 Lini
I Produsen Urea
1 -
Palembang 2. Lini
II Unit Niaga Produsen
1 1
Medan 3 Lini
III Distributor
7 1
Kab. Simalungun 4. Lini
IV Pengecer Kecamatan dan Kelurahan
9 2
Kec.JorlangHataran Kelurahan Tiga Balata
Jumlah 18 4
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun dan Dinas Pertanian Sumatera Utara dan Kabupaten
Simalungun tahun 2006
Tabel 4. Jumlah Populasi dan Sampel Produsen, Distributor, dan Pedagang Pengecer Pupuk ZA, SP-36, NPK Pada Tahun 2006
No Kategori Populasi Sampel Lokasi
1 Lini I
Produsen 1
- Jawa Timur
2. Lini II
Unit Niaga Produsen 1
1 Medan
3 Lini III
Distributor 12
1 P. Siantar
4. Lini IV
Pengecer Kecamatan dan Kelurahan
2 2
Kec. Jorlang Hataran KelurahanTiga Balata
Jumlah 17 4
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun dan Dinas Pertanian Sumatera Utara dan Kabupaten
Simalungun tahun 2006
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Keterangan: Produsen Pupuk
Dalam penelitian ini sampel pabrik pupuk adalah produsen Urea, dan produsen pupuk ZA, SP-36 dan NPK-Phonska yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
Distributor Pupuk
Sampel untuk distributor pupuk urea, ZA, SP-36, dan NPK Phonska adalah distributor yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang bertanggungjawab
untuk wilayah Kabupaten Simalungun, Kecamatan Jorlang Hataran.
Pedagang Pengecer
Dalam penelitian ini sampel pedagang eceran terdiri dari sampel pedagang eceran di Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, dengan
menggunakan metode penelusuran yaitu mengikuti saluran distribusi berdasarkan informasi dari distibutor pupuk.
Petani
Dalam menentukan sampel petani digunakan tekhnik sampel aksidental Black and Dean,1992 yaitu menjadikan siapapun petani sebagai konsumen
pupuk yang ditemui di lokasi penelitan secara kebetulan sebagai sampel. Jumlah sampel konsumen yang diambil dari tiap pedagang pengecer di desa Tiga Balata
adalah sebanyak 5 petani.
Metode Pengambilan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan melakukan wawancara langsung dengan
responden antaralain produsen pupuk Urea, ZA, SP-36 dan NPK-Phonska,
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
distributor, pedagang pengecer, dan petani. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi
Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun, Dinas Pertanian Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun dan PPL Kelurahan Tiga Balata,Kecamatan Jorlang
Hataran.
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan akan ditabulasi dengan alat uji yang sesuai yaitu:
1 Identifikasi masalah 1 diuji dengan analisa deskriptif berdasarkan survey di
daerah penelitian 2
Identifikasi masalah 2 diuji dengan analisa deskriptif berdasarkan survey di daerah penelitian
3 Identifikasi masalah 3 mengenai biaya pemasaran dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan selama menjalankan fungsi- fungsi pemasaran oleh masing-masing lembaga pemasaran. Sedangkan untuk
melihat dampak pelaksanaan fungsi pemasaran yang menimbulkan biaya pemasaran ditambah profit dalam tiap lembaga dapat dilihat dari harga akhir
yang diterima konsumen di daerah penelitian yang dijelaskan secara deskriptif. Untuk menghitung margin pemasaran pada identifikasi masalah 3
digunakan rumus yaitu: Mji = Psi – Pbi atau Mji = bti + i
Keterangan: Mji
= Margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi
= Harga jual pada pemasaran tingkat ke-i
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Pbi = Harga beli pada pemasaran tingkat ke-i
Bti = biaya pemasaran tingkat ke-i
I = keuntungan pemasaran tingkat ke-i
Untuk menghitung
Share Margin pada identifikasi masalah 3 digunakan rumus:
100 x
Pk Pp
Sm =
dimana: Sm = Persentase Margin dihitung dalam persen
i. Pp
= Harga yang diterima produsen pedagang ii.
Pk = Harga yang dibayar oleh konsumen akhir
Gultom,1996 4
Untuk identifikasi masalah 4 dalam menghitung efisiensi pemasaran Ep digunakan rumus:
100 dipasarkan
yang produk
Nilai Pemasaran
Biaya x
Ep =
Soekartawi, 1989
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Pupuk adalah bahan kimia organik atau anorganik yang ditambahkan
kedalam tanah atau jaringan tanaman dengan maksud untuk meningkatkan kadar unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
2. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya
mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program pemerintah di sektor pertanian
3. Sektor pertanian yaitu sektor yang berkaitan dengan usaha budidaya
tanaman yang meliputi tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan rakyat dan hijauan makanan ternak.
4. Petani yaitu perorangan warga Negara Indonesia yang mengusahakan
lahan pertanian milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura termasuk usaha perkebunan rakyat.
5. Produsen yaitu perusahaan yang memproduksi pupuk Urea, SP-36, ZA,
dan NPK dalam negeri yang terdiri dari PT. Pupuk Sriwidjaya, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Iskandar Muda, dan PT. Petrokimia Gresik
dan PT. Pupuk Kalimantan Timur. 6.
Distributor yaitu perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang ditunjuk oleh produsen untuk
melakukan pembelian, penyimpanan, penyaluran, dan penjualan pupuk dalam partai besar di wilayah tanggung jawabnya secara langsung hanya
kepada petani atau kelompok tani melalui pengecer yang ditunjukkan. 7.
Pengecer: perorangan, kelompok tani dan badan usaha baik yang berbentuk badan hukum yang berkedudukan di kecamatan atau desa yang
ditunjuk oleh distributor dengan kegiatan pokok melakukan penjualan pupuk wilayah tanggung jawab secara langsung hanya kepada petani atau
kelompok tani.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
8. Pengadaan: proses penyediaan pupuk yang berasal dari produsen dalam
negeri atau impor. 9.
Wilayah tanggung jawab: propinsikabupatenkota termasuk kecamatan atau desa yang menjadi tanggung jawab dari produsen, distributor, dan
pengecer dalam pengadaan dan penyaluran pupuk kepada petani atau kelompok tani.
10. Harga eceran tertinggi HET dalam Rpkg: harga yang tertinggi yang
ditetapkan oleh Menteri pertanian untuk penjualan tunai pupuk Urea, SP-36, ZA, dan NPK-Phonska dalam kemasan 50 kg oleh pengecer di lini
IV kepada petani. 11.
Pemasaran: kegiatan ekonomi yang mencakup kegiatan yang menggerakkan arus barang dan jasa dari pihak produsen ke pihak
konsumen. 12.
Lini I adalah gudang pupuk yang berlokasi di wilayah pabrik pupuk dalam negeri atau wilayah pelabuhan untuk impor
13. Lini II adalah gudang pupuk yang berlokasi di wilayah ibukota Propinsi
dan unit pengantungan pupuk UPP atau diluar wilayah pelabuhan. 14.
Lini III adalah gudang pupuk yang berlokasi di tingkat kabupaten kota. 15.
Lini IV adalah gudang pupuk yang berlokasi di kiospengecer. 16.
Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan fungsi-fungsi pemasaran
17. Harga Penjualan adalah biaya pemasaran ditambahkan profit atau
keuntungan yang diinginkan dari tiap lembaga pemasaran dalam saluran distribusi RpKg
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
18. Margin Pemasaran adalah selisih antara harga eceran dengan harga di
tingkat produsen. 19.
Sebaran Harga adalah pengelompokkan harga harga beli, harga jual, biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh tiap lembaga pemasaran.
20. Share Margin adalah harga yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran
terhadap harga beli konsumen dalam bentuk persen . 21.
Kendala Pemasaran adalah kendala atau masalah yang timbul didalam pemasaran saat melakukan fungsi-fungsi pemasaran
22. Upaya Pengendalian adalah upaya atau usaha yang dilakukan oleh
lembaga pemasaran ataupun pemerintah mengatasi kendala pemasaran. 23.
Tingkat efisiensi yaitu perbandingan antara biaya pemasaran terhadap nilai produk yang dijual atau harga yang diterima oleh konsumen sehingga
semakin kecil tingkat efisiensinya maka akan semakin efisien dan sebaliknya.
Batasan Operasional
1. Pupuk yang diteliti yaitu pupuk bersubsidi yaitu Urea, SP-36, ZA, dan
NPK Phonska 2.
Produsen yaitu perusahaan yang memproduksi pupuk bersubsidi dan menyalurkannya di Sumatera Utara PT. PUSRI, PT. Petrokimia Gresik.
3. Distributor yaitu distributor yang daerah distribusinya
ke Kabupaten Simalungun
4. Pengecer yaitu pengecer yang lokasi pemasarannya di Kecamatan Jorlang
Hataran, Kelurahan Tiga Balata.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
5. Konsumen yaitu petani yang ada di Kelurahan Tiga Balata, Kecamatan
Jorlang Hataran. 6.
Dalam saluran pemasaran yang diteliti adalah perubahan harga dari produsen hingga konsumen akibat fungsi pemasaran yang dilakukan oleh
lembaga pemasaran. 7.
Penelitian dilakukan pada tahun 2007.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Letak dan Geografis
Penelitian dilakukan di Kelurahan Tiga Balata, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun. Kelurahan ini terdiri dari 9 dusun yaitu Dusun
Balata Pekan, Dusun Sipisang-Pisang, Dusun Balata IBawang Itu, Dusun Lumban Sihobuk, Dusun Balata II, Dusun Parbalan, Dusun Parluasan
Balata, Dusun Pancur Napitu, dan Dusun Balata III. Daerah ini dipilih karena sebagian besar wilayah diperuntukkan untuk
pertanian dan penduduknya juga didominasi oleh petani yang perlu diperhatikan kondisi kebutuhan pupuknya.
Kelurahan Tiga Balata memiliki luas lahan 865 Ha. Jarak kantor kelurahan ke kantor camat sekitar 0,5km . Kelurahan Tiga Balata berbatasan dengan:
- Sebelah utara : Kecamatan Siantar
- Sebelah selatan : Dusun Pinangratus
- Sebelah timur : Desa Dolok Marlawan
-Sebelah barat : Pematang Siantar
Pola Penggunaan Lahan
Untuk mengetahui penggunaan lahan Kelurahan Tiga Balata dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Penggunaan Lahan Kelurahan Tiga Balata, Tahun 2007
No Penggunaan Luas
Ha 1.
2 3.
Lahan sawah Lahan kering
Lain-lain 431
180 134
Total 745 Sumber: Profil Kelurahan tahun 2007
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa lahan di Kelurahan Tiga Balata banyak digunakan untuk lahan pertanian yaitu lahan sawah, yaitu mencapai
57,85 dari 745 Ha.
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk daerah penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kelurahan Tiga Balata, Tahun 2007
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
Laki-laki 1599 49,44
Perempuan 1635 50,55
Total 3.234 100
Sumber: Profil Kelurahan Tiga Balata TAhun 2007
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa di Kelurahan Tiga Balata jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada laki-laki yaitu 50,55 dibandingkan laki-
laki hanya 49,44 dari jumlah penduduk.
Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Tiga Balata
No Umur Tahun
Jumlah Jiwa Persentase
1. 0-6 341
10,54 2. 7-12
391 12,09
3. 13-15 275
8,5 4. 16-18
265 8,19
5. 19-21 181
5,59 6. 22-45
950 29,37
7. 46 831
25,69 Total 3234
100 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa jumlah penduduk Kelurahan Tiga
Balata paling banyak pada kelompok umur 22-45 yaitu 950 jiwa atau 29,37, sedangkan yang paling sedikit adalah yang berada pada kelompok umur 19-21
yaitu 181 jiwa atau 5,59.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 8. Data Penduduk Yang Drop Out Putus Sekolah No
Drop OutPutus Sekolah Jumlah
1. SD 121
2. SMP sederajat
146 3. SMU
sederajat 203
Total 470 Sumber:
Profil Kelurahan tahun 2007 Dari tabel 8 dapat dilihat jumlah penduduk yang drop out putus sekolah
adalah pada jenjang SMU sederajat, hal ini disebakan oleh kenakalan remaja itu sendiri ataupun kurangnya biaya pendidikan dari keluarga yang bersangkutan.
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Kelurahan Tiga Balata
No Uraian Jumlah
KK 1.
2. 3.
Petani Pegawai
Lain-lain 522
219 102
Jumlah 843
Sumber: Profil Kelurahan tahun 2007
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa pekerjaan yang paling dominan di Kelurahan Tiga Balata adalah sebagai petani yaitu 522 KK atau 61,92.
Karakteristik Sampel a.
Produsen Pupuk
Produsen adalah perusahaan yang memproduksi pupuk Urea, ZA, SP-36, dan NPK- Phonska. Produsen dalam penelitian ini ada 2 perusahaan yaitu
PT.PUSRI sebagai produsen Urea yang berada di Palembang dan PT. Petrokimia Gresik sebagai produsen ZA, SP-36, dan NPK-Phonska yang berada di Gresik,
Jawa Timur. Produsen mengirim pupuk ke setiap propinsi sesuai dengan jumlah permintaan dari setiap daerah yang akan dibagikan kepada tiap distributor yang
bertanggungjawab di kabupaten kotamadya di propinsi tersebut.
Melda R. Sirait : Analisis Pemasaran Pupuk Bersubsidi Urea, Za, SP-36, NPK Phonska Di Kabupaten Simalungun Studi Kasus : Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 10. Karakteristik Sampel Produsen Pupuk Urea, ZA, SP-36, dan NPK- Phonska
No Nama Perusahaan
Pengalaman Usaha thn Pupuk Yang Diproduksi Lokasi
1 PT. PUSRI
44 Urea
Palembang 2.
PT.Petrokimia Gresik
23 ZA, SP-36, NPK- Phonska
Gresik
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara dan Kabupaten Simalungun dan Dinas Pertanian Sumatera Utara dan Kabupaten
Simalungun tahun 2006
b. Distributor Pupuk