29
BAB III PENGAWASAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR
WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA
Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Karyawan yang
bekerja akan mendapatkan balas jasa dan kompensasi. Dimana kompensasi yaitu fungsi manajemen personalia yang merupakan balas jasa untuk memotivasi
karyawan tersebut. Karyawan-karyawan tersebut bekerja bukan berdasarkan unsur paksaan dari perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkatkan rangsangan kerja para pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk uang atau barang. Balas jasa yang
diterima dalam bentuk uang disebut sebagai gaji. Pembayaran gaji merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan
pimpinan. Untuk itu dalam bab ini penulis mencoba membahas yang menjadi topik penelitian yaitu bagaimana Pengawasan Internal Penggajian Pegawai Pada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
A. Pengertian Gaji
Istilah gaji biasanya digunakan sebagai alat balas jasa atas pekerjaan yang telah dilaksakan seluruh pekerja. Pasa umumnya, jumlah gaji ditetapkan secara
bulanan dan biasanya dibayar secara berkala dan tetap. Disamping gaji pegawai di Kanwil DJKN SUMUT memperoleh manfaat lain yang diberikan dalam bentuk
tunjungan misalnya tunjangan jabatan, tunjangan umum, dan lain-lain.
Menurut Mulyadi 2001:377 pengertian gaji adalah pembayaran dan penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang
jabatan manajer, dan dibayarkan secara tepat setiap bulan. Menurut Sugiyarso dan Winarni 2005:95 pergertian gaji adalah sejumlah
pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas administrasi dan manajemen yang biasanya ditetapkan secara bulanan.
Gaji merupakan pembayaran yang dibayarkan kepada pemimpin pengawas, pegawai tata usaha atau lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa gaji
biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajemen, administratif, mendidik atau jasa-jasa yang serupa dengan jumlah gaji yang dibayar secara
berkala dan tetap, misalnya dalam waktu perbulan.
B. Unsur-Unsur Gaji
Sistem gaji dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi organisasi. Penggajian juga menuntun keseimbangan antara keuntungan
biaya perusahaan dengan harapan dari para karyawan. Biaya gaji seharusnya pada tingkat yang memastikan adanya efektififitas maupun pemberian imbalan yang
layak bagi seluruh karyawan sesuai dengan kemampuan, target dan kinerja kerja mereka. Penggajian merupakan faktor yang penting karena mempengaruhi
bagaimana dan mengapa orang bekerja pada suatu perusahaan. Menurut Ruky 2001:10, unsur-unsur gaji adalah sebagai berikut:
1. Imbalan Langsung
a. Upahgaji pokok,
b. Tujangan tunai sebagai suplemen gaji dan upah yang diterima
setiap bulan atau minggu c.
Tujangan hari raya keagamaan,
d. Bonus yang dikaitankan dengan prestasi kerja atau kinerja
perusahaan, e.
Insentif sebagai perhargaan untuk prestasi, f.
Sejenis pembagian catu 2.
Imbalan Tidak Langsung a.
Fasilitaskemudahan seperti transportasi, pemeliharaan, kesehatan, b.
Bantuan dan santunan untuk musibah, c.
Bantuan biaya pendidikan, d.
Iuran Jamsostek, e.
Iuran dana pensiun, f.
Premi asuransi. Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utara, gaji merupakan hal yang penting bagi pegawai karena merupakan nilai karya atau prestasi mereka sebagai motivator dalam bekerja. Gaji merupakan
komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan.
Adapun unsur-unsur gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji seseorang pegawai. Hal ini disebabkan sebagian komponen perhitungan gaji seperti
tunjangan isteri, tunjangan anak, dan tunjangan perbaikan penghasilan dihitung atas dasar persentase tertentu atau terkait dengan gaji pokok.
Besarnya gaji pokok seseorang pegawai tergantung atas golongan ruang penggajian yang ditetapkan untuk pangkat yang dimilikinya. Karena itu
pangkat berfungsi pula sebagai dasar penggajian.
2. Tunjangan-Tunjangan
Tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji terdiri atas tunjangan istrisuami, tunjangan anak, tunjangan jabatan strukturalfungsional, tunjangan yang
dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan kompensasi kerja, tunjangan beras, tunjangan khusus PPh.
a. Tunjangan IstriSuami Yang dimaksud dengan tunjangan istrisuami adalah tunjangan yang
diberikan kepada pegawaiyang beristerisuami. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan istrisuami adalah :
1 diberikan untuk 1 satu istrisuami pegawai negeri yang sah;
2 besarnya tunjangan isterisuami adalah 10 dari gaji pokok;
3 tunjangan isterisuami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah
terjadi perceraian atau meninggal dunia; 4
untuk memperoleh tunjangan isterisuami harus dibuktikan dengan surat nikahakta nikah dari Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan
Sipil. b. Tunjangan Anak
Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang mempunyai anak anak kandung, anak tiri
dan anak angkat dengan ketentuan : 1
belum melampaui batas usia 21 tahun; 2
tidak atau belum pernah menikah; 3
tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan 4
nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
c. Tunjangan Jabatan Struktural Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang diberikan
kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat
yang berwenang. d. Tunjangan Jabatan Fungsional
Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional sesuai dengan
peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan.
e. Tunjangan Yang Dipersamakan Dengan Tunjangan Jabatan Ketentuan tentang tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan
pada dasarnya sama dengan tunjangan jabatan fungsional. Namun karena tunjangan ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat
dimasukkan sebagai tunjangan jabatan fungsional. f. Tunjangan Kompensasi Kerja Risiko Bahaya atas Pekerjaan
Tunjangan Risiko tidak dapat digolongkan ke dalam Tunjangan Struktural maupun Fungsional. Tunjangan ini diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya dituntut tanggungjawab yang tinggi namun senantiasa dihadapkan dengan dampak resiko bahaya
kesehatan atas dirinya sehingga kepada pegawai tersebut diberikan kompensasi.
g. Tunjangan Beras Yang dimaksud dengan tunjangan beras adalah tunjangan beras yang
diberikan kepada pegawai negeri dan anggota keluarganya dalam bentuk natura beras atau dalam bentuk inatura uang dengan besaran sesuai
ketentuan yang berlaku. h. Tunjangan Khusus PPh
Yang dimaksud dengan tunjangan khusus PPh adalah tunjangan khusus pajak yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka membantu pegawai
negeri yang dikenakan pajak penghasilan. Dengan demikian tidak ada alasan bagi karyawan untuk menyatakan
bahwa perusahaan tidak memperlihatkan kesejahteraan mereka. Karena pihak perusahaan tidak hanya memperlihatkan kebutuhan dari karyawan tersebut tetapi
juga memperlihatkan kebutuhan keluarganya. Maka dari itu karyawan haruslah bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan
dapat terlaksana.
C. Sistem Pencatatan dan Perhitungan Gaji