Pengawasan Internal Penggajian Pegawai Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara

(1)

1

WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA

Oleh :

NOVELIN SINULINGGA 122102195

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : NOVELIN SINULINGGA

NIM : 122102195

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERNAL

PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA

Tanggal 2015 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Drs. Nurzaimah, MM. Ak NIP. 19581114 198703 2 001

Tanggal 2015 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak,CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : NOVELIN SINULINGGA

NIM : 122102195

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : PENGAWASAN INTERNAL

PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA

Medan, ………2015

NOVELIN SINULINGGA NIM. 122102195


(4)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengawasan Internal Penggajian Pegawai Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA., selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibuk Drs. Nurzaimah, MM.Ak., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak., selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

5. Yang teristimewa kepada kedua orangtua saya Tamin Sinulingga dan Nelli Br Perangin-angin, serta kakak dan adik saya Eribka Sinulingga, Amd dan


(5)

ii

7. Seluruh Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan kepada penulis dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

8. Kepada Abangda Sutoyo Lumbangaol Senior terbaik saya di S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara, yang telah memberi doa, semangat, perhatian, dan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada Sahabat-sahabat terbaik saya Maristha Magdalena Sitanggang, Jenni Herina Surbakti, Yhanti Toisuta, Murni Ristauli Marpaung, Einstein Atmaria Nainggolan, dan Yosep Trinanda Gultom serta teman-teman Program Studi D-III Akuntansi yang selalu memberi dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang. Semoga tugas akhir dapat memberi manfaat dan masukan bagi pembaca sehingga dapat membantu penulisan tugas akhir lainnya.

Medan, Juli 2015 Penulis

122102195 Novelin Sinulingga


(6)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survey/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi ... 12

C. Job Description ... 13

D. Jaringan Kegiatan ... 27

E. Kinerja Kegiatan Terkini... 27


(7)

iv

JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA

UTARA ... 29

A. Pengertian Gaji ... 29

B. Unsur-Unsur Gaji ... 30

C. Sistem Pencatatan dan Perhitungan Gaji... 34

D. Pengawasan Internal Gaji ... 40

E. Penerapan Sistem Pengawasan Internal ... 41

F. Tujuan Pengawasan Internal ... 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(8)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(9)

vi

2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat. Para pengusaha sedapat mungkin dituntut untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan usahanya agar dapat bersaing dan tetap survive dibidangnya serta tidak tertinggal dengan perusahaan lainnya. Pertumbuhan dunia usaha yang pesat ini, dapat kita lihat dari banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda-beda,baik perusahaan jasa, perusahaan dagang, atau perusahaan industri dalam bentuk usaha kecil, usaha menengah, atau usaha besar.

Pada umumnya, setiap perusahaan bertujuan memaksimumkan laba dan mengembangkan usahanya kecuali perusahaan nirlaba. Berbagai sarana dan usaha dilakukan perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terealisasi. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor, diantaranya faktor tenaga kerja. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya sangat membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai tenaga kerja.

Berbicara mengenai tenaga kerja ini, maka kita tidak dapat berpaling dari biaya gaji. Gaji merupkan bagian dari komponen yang paling besar yang diberikan perusahaan sebagai balas jasa kepada karyawan. Pada hakikatnya tenaga kerja akan lebih produktif dan akan memiliki rasa cinta terhadap perusahaan apabila tenaga kerja tersebut menerima gaji yang seimbang dengan kontribusinya terhadap perusahaan, dan sebaliknya apabila tenaga kerja tersebut tidak menerima gaji yang seimbang, maka akan ada kemungkinan tenaga kerja tersebut akan


(11)

berupaya melakukan tindakan-tindakan seperti: melakukan demo untuk kenaikan gaji, mogok kerja, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan dan dapat merugikan perusahaan.

Adanya penetapan tentang peraturan yang berhubugan dengan penggajian dari pemerintahan akan membuat perusahaan akan lebih memperhatikan penentuan tarif gaji sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan. Khususnya perusahaan yang mempunyai tenaga kerja dalam jumlah yang besar, maka pembayaran gaji didalamnya harus diawasi. Walaupun demikian masih saja sering terjadi kecurangan-kecurangan dalam penetapan sampai pendistribusian gaji. Untuk mengatasi hal ini setiap perusahaan harus melakukan pengawasan internal gaji agar tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan tenaga kerja.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara merupakan salah satu instansi pemerintahan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang, yang mana didalamnya terdapat struktur organisasi yang masing-masing memiliki jabatan. Hal ini bisa saja membuat mereka kesulitan dalam mengadakan pengawasan akan gaji kepada para pegawai. Mengingat masalah gaji merupakan masalah yang sangat sensitif, maka perusahaan perlu mengembangkan sistem pengawasan internal terhadap gaji.

Sistem gaji dan upah baik adalah sistem yang dibantu dengan pengawasan yang baik oleh pihak manajemen perusahaan dengan dapat merancang motivasi kerja karyawan melalui pemberian gaji yang sesuai, tunjangan bonus dan sebagainya.


(12)

3

Dalam pengawasan internal gaji ini diupayakan agar dapat terjalinnya hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan tenaga kerja. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai gaji. Di sini penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Pengawasan Internal Penggajian Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara”.

B. Rumusan Masalah

Pengawasan gaji sangatlah penting dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap penetapan sampai perindistribusian gaji yang dapat merugikan tenaga kerja atau instansi itu sendiri. Dengan adanya pengawasan yang tegas dan objektif, perusahaan dapat mendorong para pegawai untuk semakin produktif lagi, dan bertindak jujur terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Sistem Pengawasan Internal Penggajian Pegawai yang Diterapkan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah berjalan efektif dan efisien?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah sistem pengawasan gaji yang diterapkan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah berjalan efektif dan efisien.


(13)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulisan

Dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktik mengenai pengawasan internal gaji, serta dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.

b. Bagi Instansi

Dapat memberikan masukan kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara mengenai hasil kinerja perusahaan dalam pengawasan gaji.

c. Bagi Pembaca

Sebagai informasi pembanding di dalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan dapat digunakan sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu yang akan datang.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survey/Observasi

Penelitian ini dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, Gedung Departemen Keuangan Jl.Diponegoro No.30a Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.


(14)

5

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan Mei Juni

I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Tugas Akhir

2. Pengesahan Judul

3. Permohonan Izin Riset 4. Pengajuan Dosen Pembimbing

5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Secara garis besar pembahasan tugas akhir ini dibagi ke dalam empat bab. Masing masing bab dibagi dalam sub-sub sehingga penulisan bab ini lebih sistematis. Uraian adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi. BAB II : KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL

KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur

organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, rencana kegiatan.


(15)

BAB III : PENGAWASAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Bab ini menguraikan pengertian gaji, unsur-unsur gaji,

sistem pencatatan dan perhitungan gaji, pengawasan internal gaji, penerapan sistem pengawasan internal, dan tujuan pengawasan internal.

BAB IV : KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan juga beberapa saran yang relevan dengan kesimpulan.


(16)

7 BAB II

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SUMATERA UTARA

G. Sejarah Ringkas

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945, pemerintah menggulirkan program pengucuran atau pemberian pinjaman dana untuk kredit bagi para pengusaha kecil dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat pasca penjajahan. Kebijakan ini digariskan oleh Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang didirikan oleh Muhammad Hatta pada tahun 1946.

Dalam perkembangannya, pengucuran atau pinjaman dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut tidak dapat dikembalikan tepat pada waktunya, bahkan dana tersebut menjadi kredit macet. Bila keadaan tersebut tidak segera dilakukan langkah pengamanan, maka dikhawatirkan akan sangat merugikan keuangan dan kekayaan negara yang selanjutnya akan memperlambat pertumbuhan perekonomian negara. Atas dasar pertimbangan tersebut dan mengingat sistem penyelesaian perkara yang ada pada saat itu berdasarkan Pasal 195 HIR tidak mampu melakukan fungsinya dalam melakukan pengamanan terhadap keuangan dan kekayaan negara, maka berdasarkan Keputusan Penguasa Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kpts/Peperpu/0241/1958 tanggal 6 April 1958 dibentuk Panitia Penyelesaian Piutang Negara (P3N) dengan tugas melakukan penyelesaian piutang Negara dengan cara Parate Eksekusi (melaksanakan sendiri putusan-putusannya seperti surat paksa, sita, lelang, dan keputusan hukum lainnya tanpa harus meminta bantuan lembaga peradilan).


(17)

Berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, negara Indonesia kembali ke keadaan tertib sipil yang dimulai pada tanggal 16 Desember 1960.Dalam situasi tertib sipil tersebut, maka dasar hukum yang memayungi Keputusan Penguasa Perang Pusat (yaitu Undang-Undang Dasar Sementara 1950) menjadi tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, seluruh Keputusan Penguasa Perang Pusat berikut semua aturan pelaksanaannya tidak akan berlaku lagi. Namun demikian, tugas dan kewenangan P3N untuk menyelesaikan piutang negara secara cepat dan efisien masih dipandang relevan untuk tetap dilaksanakan.Oleh karena itu, sebelum Keputusan Penguasa Perang Pusat tersebut dicabut, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu ketentuan pengganti yang dapat mempertahankan eksistensi tugas dan kewenangan pengurusan piutang negara yang cepat dan efisien.

Pada tanggal 14 Desember 1960 pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Berdasarkan Undang-Undang tersebut pemerintah membentuk Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) sebagai pengganti P3N.Guna melestarikan dan mempertahankan eksistensi kewenangan P3N, maka PUPN juga diberikan kewenangan Parate Eksekusi dalam melaksanakan tugasnya.

Pada tahun 1971 penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit investasi cukup banyak, namun struktur organisasi dan sumber daya manusia PUPN terbatas. Oleh karena itu,berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia


(18)

9

interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang negara dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) BUPN.

Meningkatnya piutang negara yang pengurusannya diserahkan kepada BUPN menandakan makin banyaknya piutang negara yang bermasalah (macet), baik berasal dari perbankan yang mempunyai agunan maupun non perbankan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah memandang perlu mengeluarkan suatu kebijakan guna mempercepat proses pelunasan piutang negara. Untuk itu diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN).

Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N), sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN). Selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN).


(19)

Untuk menyesuaikan tugas dan fungsi pada kantor operasional, maka Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor Lelang Negara (KLN) dilebur menjadi satu dengan nama Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN). Penyatuan ini dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 425/KMK.01/2002 tanggal 2 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

Pada tahun 2006 terjadi penataan organisasi di lingkungan Departemen Keuangan dimana fungsi Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang digabung dengan fungsi Pengelolaan Kekayaan Negara Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) DJPb, sehingga Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia.

Dengan adanya perubahan organisasi tersebut, maka KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Hal ini merupakan salah satu hasil Reformasi Birokasi yaitu penyatuan fungsi-fungsi yang sejenis ke dalam satu unit Eselon I.


(20)

11

Unit kerja Kantor Pusat DJKN terdiri dari 8 unit eselon II, yaitu: Sekretariat, Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain, Direktorat Penilaian, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi, Direktorat Lelang, dan Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat. Selain itu, DJKN juga mempunyai unit kerja vertikal yang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 17 Kantor Wilayah dan 70 KPKNL.

1. Visi Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Misi Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Adapun Misi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah :

a. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

b. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum. c. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi

pemerintah.

d. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai keperluan.

e. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

f. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.


(21)

H. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah merupakan suatu kerangka yang memperlihatkan sejumlah tugas-tugas dan kejadian kejadian untuk mencapai tujuan organisasi. Hubungan antara fungsi-fungsi wewenang dan tanggung jawab setiap anggota didalamnya, biasanya bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat ditetapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.


(22)

13

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Sumber : Buku Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Tentang Ketentuan Umum Pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara

I. Job Description

Job Description merupakan pelaksanan tugas-tugas, wewenang dan

tangung jawab setiap kepala bagian yang dilakukan berdasarkan pembagian tugas dari masing-masing bagian.

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Bagian Umum, Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara, Bidang Penilaian, Bidang Piutang Negara, Bidang Lelang, dan Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi.

Berdasarkan Keputusan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat

Kepala Kantor Wilayah Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang Kepala Bagian Umum Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara Kepala Bidang Penilaian Kepala Bidang Piutang Negara Kepala Bidang Hukum Dan Informasi Kepala Bidang Lelang


(23)

Jenderal Kekayaan Negara pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara terdiri dari :

1. Kepala Kantor Wilayah

a. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang kekayaan negara, piutang negara dan lelang.

b. Memberikan pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang kekayaan Negara.

c. Memberikan teknis, supervisi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan di bidang penilaian.

d. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengurusan piutang Negara.

e. Memberikan bahan pertimbangan atas usul penghapusan, keringanan hutang, pencegahan, paksa badan atau penyelesaian piutang Negara.

f. Memberikan bimbingan teknis pengelolaan barang jaminan dan pemeriksaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penanggung hutang atau penjamin hutang.

g. Memberikan bimbingan teknis, penggalian potensi, pemantauan, evaluasi dan Verifikasi lelang serta pengembangan lelang.

h. Memberikan pelayanan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.

i. Memberikan bimbingan teknis pemantauan, evaluasi, dan pelaksanaan pelayanan informasi serta pelaksanaan verifikasi pengurusan piutang negara dan lelang.


(24)

15

j. Melakukan pembinaan terhadap Penilai, Usaha Jasa Lelang, dan Profesi Pejabat Lelang.

k. Melakukan pelaksanaan dan pengawasan teknis pengelolaan kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara dan lelang.

l. Melakukan pelaksanaan penilaian dan pengurusan piutang Negara.

m. Melakukan pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

2. Bagian Umum

Bagian Umum terdiri dari Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian Tata Usaha.

a. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas yaitu:

1) Melakukan telaahan dalam rangka penyelesaian kasus pelanggaran disiplin pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian permohonan izin perkawinan dan penceraian atau surat izin beristri lebih dari satu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Melakukan penelaahan dalam rangka penyelesaian izin permohonan ke luar negeri pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Melakukan penelaahan dalam rangka mutasi pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

5) Melakukan penelaahan dalam rangka Usulan Kenaikan Pangkat Pegawai Golongan III/a keatas ke Kantor Pusat DJKN dan kenaikan pangkat ke BKN Regional untuk golongan II/d kebawah.


(25)

6) Melakukan penelaahan dalam rangka pembuatan Surat Kenaikan Gaji berkala.

7) Melakukan penelaahan dalam rangka usulan pensiun pegawai ke kantor pusat dan BKN regional.

8) Melakukan penelaahan dalam rangka pemberian izin belajar pegawai yang melanjutkan pendidikan.

9) Melakukan penelaahan dalam rangka Penyelesaian Berita Acara Pelantikan Jabatan struktural, pejabat lelang, juru sita, dan pemeriksa. 10)Melakukan penelaahan dalam rangka pemberian usulan pegawai

mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat).

11)Melakukan penelaahan dalam rangka pemberiaan usulan penerimaan penghargaan satya lancana.

12)Menyiapkan konsep bahan Pengelolaan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Wilayah.

13)Melakukan penelaahan dalam rangka penyusunan konsep grading pelaksana di Lingkungan Kantor Wilayah.

14)Melakukan penelaahan dalam rangka penyusunan konsep serah terima jabatan pejabat eselon III di Lingkungan Kantor Wilayah.

b. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian Keuangan mempunyai tugas yaitu:

1) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka rencana kerja Sub Bagian Keuangan sebagai bahan penyusunan rencana kerja bagian umum. 2) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka penatausahaan


(26)

17

3) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun Daftar Usulan Kegiatan (DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) kantor-kantor di lingkungan Kantor Wilayah agar penyusunan anggaran rutin dan pembangunan dilakukan secara terpadu.

4) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep usulan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan, Anggaran Belanja Tambahan (ABT), revisi DIPA dilakukan secara terpadu.

5) Menyiapkan konsep telaahan-telaahan DIPA dan petunjuk pelaksanaan kepada kantor-kantor di lingkungan Kantor Wilayah DJKN sebagai dasar untuk menggunakan dana yang tertinggi yang tersedia bagi unit-unit yang bersangkutan.

6) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan permintaan dana TKPKN kepada Bagian Keuangan berdasarkan jumlah kebutuhan dana yang sebenarnya.

7) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep laporan pelaksanaan anggaran belanja rutin dan pembangunan Kanwil DJKN sebagai bahan bagi pimpinan untuk memantau realisasi pelaksanaan anggaran rutin lainnya agar sesuai dengan batas anggaran yang telah ditetapkan.

8) Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka melakukan penatausahaan keuangan Kanwil DJKN berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9) Menyiapkan bahan pemantauan laporan Bendahara pada seksi Hukum dan Informasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang dan lelang.


(27)

10)Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka menyusun konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaaan (LHP) dari aparat pengawasan fungsional dan pengaduan masyarakat.

c. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas yaitu:

1) Melakukan penelaahan dalam rangka penyiapan rencana pelaksanaan pengadaan alat barang inventaris kantor/ATK/barang cetakan.

2) Melakukan penelaahan dalam rangka pemeliharaan atau perbaikan barang inventaris kantor/gedung kantor/rumah dinas sesuai dengan dana yang tersedia.

3) Melakukan konsep telaahan dalam rangka permohonan penghunian rumah dinas did lingkungan Kantor Wilayah.

3. Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara

a. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengelolaan BMN Lingkup I.

b. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan penetapan status penggunaan BMN Lingkup I.

c. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan pemanfaatan BMN (sewa, pinjam pajai, Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), Bangun Serah Guna/Bangun Guna Serah (BSG/BGS), dan Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) Lingkup I.

d. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan penghapusan BMN Lingkup I.


(28)

19

e. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyelesaian usulan pemindahtanganan (penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal pemerintah) BMN Lingkup I.

f. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan inventarisasi, pembukuan dan pelaporan dalam rangka penatausahaan BMN Lingkup I. g. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan akuntansi,

penyusunan Laporan Barang Milik Negara, dan penyusunan Daftar Barang Milik Negara Lingkup I.

h. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan pengawasan, pemantauan evaluasi dan pertanggungjawaban pengelolaan BMN Lingkup I.

i. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan dan perumusan rencana penerimaan kekayaan negara Lingkup I.

j. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka pelaksanaan rekapitulasi potensi PNBP yang berasal dari pengelolaan barang milik negara yang persetujuannya diterbitkan oleh Kepala Kanwil DJKN dan rekapitulasi potensi PNBP yang berasal dari pengelolaan barang milik negara yang persetujuannya diterbitkan oleh Kepala KPKNL yang berada pada lingkup wilayah kerja Kanwil DJKN.

k. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan masukan untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), dan LAKIP Lingkup I.

l. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan penyusunan tanggapan dan tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) aparat pengawasan fungsional Lingkup I.


(29)

m. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyiapan bahan pemantauan pengendalian intern dan penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.

n. Menyiapkan konsep analisis dalam rangka penyusunan laporan berkala Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Lingkup I.

o. Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Bidang PKN.

4. Bidang Penilaian

a. Menyiapkan konsep rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis did bidang penilaian lingkup I.

b. Menyiapkan konsep rumusan bahan pembinaan, pengawasan, dan peningkatan kualitas penilai lingkup I.

c. Menyiapkan konsep rumusan terhadap penggalian potensi penilaian kekayaan negara lingkup I.

d. Menyiapkan bahan penyusunan konsep hasil verfikasi atas penilaian lingkup I.

e. Menyiapkan konsep rumusan atas review laporan penilaian lingkup I oleh penilai eksternal atas permohonan direktorat lain, atau pihak lainnya.

f. Menyiapkan konsep rumusan terhadap pertimbangan usul penilaian kekayaan negara lingkup I yang menggunakan jasa penilai eksternal.

g. Menyiapkan konsep rumusan atas koordinasi dengan instansi terkait dan bahan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang penilaian kekayaan negara lingkup I.


(30)

21

h. Menyiapkan konsep rumusan bahan penyusunan dan pengolahan basis data penilaian kekayaan negara lingkup I.

i. Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka pengumpulan data yang berkenaan dengan pelaksanaan peraturan dan ketentuan kebijaksanaan penilaian lingkup I.

j. Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka pemantauan perkembangan pelaksanaan teknis penilaian Lingkup I dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

k. Menyiapkan konsep rumusan bahan masukan dalam rangka penyusunan Rencana Strategik, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi Manajemen Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.

l. Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka penyusunan bahan pemantauan pengendalian intern dan penjamin kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi.

m. Menyiapkan konsep rumusan bahan masukan dalam rangka penyusunan tanggapan dan tindak lanjut atas LHP dari instansi pengawasan fungsional. n. Menyiapkan konsep rumusan dalam rangka penyusunan laporan

pelaksanaan kegiatan seksi penilaian I sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

5. Bidang Piutang Negara

a. Menyiapkan konsep bahan perumusan bimbingan teknis pergurusan piutang negara.


(31)

b. Menyiapkan konsep evaluasi penetapan, penagihan, dan eksekusi barang jaminandan/atau harta kekayaan milik penanggung hutang atau penjamin hutang.

c. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas penetapan persetujuan/ penolakan keringanan hutang.

d. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul paksa badan penanggung hutang dan/atau penjamin hutang.

e. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul penghapusan piutang negara.

f. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan dan penetapan atas usul restrukturisasi piutang negara.

g. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul pencegahan bepergian ke luar negeri atas dari penanggung hutang/penjamin hutang.

h. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas penataan dan pengamanan barang jaminan milik penanggung hutang dan/atau penjamin hutang.

i. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas pemblokiran serta pemeriksaan barang jaminan milik penanggung hutang dan/atau penjamin hutang.

j. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas pemerikasaan harta kekayaan atau barang jaminan yang tidak diketemukan milik penanggung hutang atau penjamin hutang.

k. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul pemblokiran surat berharga milik penanggung hutang dan/atau penjamin hutang yang diperdagangkan di bursa efek.


(32)

23

l. Menyiapkan konsep bahan pertimbangan atas usul untuk memperoleh keterangan mengenai simpanan nasabah debitur.

m. Menyiapkan konsep pendataan, pengolahan dan pengelolaan barang jaminan piutang negara.

n. Menyiapkan konsep pertimbangan usul penyelesaian masalah pengurusan piutang negara.

o. Menyiapkan konsep pemberian bimbingan teknis verifikasi dan monitoring pengurusan piutang negara.

p. Menyiapkan konsep bahan masukan untuk penyusunan Rencana Strategik, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi Manajemen Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.

q. Menyiapkan konsep tanggapan hasil pemeriksaan (LHP) dari aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat.

r. Menyiapkan konsep bahan pemantauan pengendalian intern dan penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.

6. Bidang Lelang

a. Menyiapkan konsep bimbingan teknis pelaksanaan operasional lelang lingkup I

b. Menyiapkan konsep pelaksanaan penggalian potensi lelang lingkup I. c. Menyiapkan konsep pemantauan pelaksanaan lelang lingkup I. d. Menyiapkan konsep evaluasi pelaksanaan lelang lingkup I.

e. Menyiapkan konsep verifikasi dan penatausahaan Risalah Lelang lingkup I.


(33)

g. Menyiapkan konsep pengawasan lelang lingkup I.

h. Menyiapkan konsep pemeriksaan lelang dan pembukuan hasil lelang. i. Menyiapkan konsep bimbingan dan pelaksanaan pengawasan profesi

pejabat lelang dan jasa lelang lingkup I.

j. Menyiapkan konsep pembinaan Superintendensi terhadap Pejabat Lelang Kelas I.

k. Menyiapkan konsep telaahan verifikasi pembukuan hasil lelang sesuai ketentuan yang berlaku.

l. Menyiapkan konsep telaahan dalam rangka pelayanan informasi yang berkaitan dengan masalah di bidang lelang.

m. Menyiapkan konsep bahan masukan untuk penyusunan Rencana Strategik, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Mitigasi Manajemen Resiko, Laporan Tahunan dan LAKIP Kanwil.

n. Menyiapkan konsep tanggapan LHP dari aparat pengawasan fungsional dan pengaduan masyarakat bidang lelang.

o. Menyiapkan konsep bahan pemantauan pengendalian intern dan penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur atas permintaan Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi.

7. Bidang Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi a. Kepatuhan Internal :

1) Menyiapkan bahan bimbingan teknis pemantauan dan penjaminan kualitas pelaksanaan prosedur pada Kanwil.

2) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pemantauan pengendalian internal di lingkungan Kantor Wilayah.


(34)

25

3) Menyiapkan bahan serta melaksanakan pemantauan pengendalian intern dan kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan Kantor Wilayah.

4) Menyiapkan bahan rekomendasi hasil pemantauan pengendalian intern di lingkungan Kantor Wilayah.

5) Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pemantauan pengendalian internal di lingkungan Kantor Wilayah. 6) Menyiapkan bahan perumusan rekomendasi proses bisnis di

lingkungan Kantor Wilayah.

7) Menyiapkan bahan pelaksanaan tindak lanjut LHP dari aparat pengawasan fungsional dan pengaduan masyarakat di lingkungan Kantor Wilayah.

b. Hukum :

1) Melakukan bantuan hukum di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang dan lelang.

2) Melaksanakan penanganan perkara Tata Usaha Negara (TUN) yang ditujukan ke Kepala Kanwil.

3) Melaksanakan penanganan perkara perdata non Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang ditujukan ke Kanwil.

4) Melaksanakan penanganan perkara perdata yang mengandung TGR dan perkara perdata eks BPPN baik TGR dan non TGR yang ditujukan ke kanwil.

5) Menyusun laporan rekapitulasi perkembangan penanganan perkara triwulan.


(35)

6) Melakukan penyiapan bahan dalam rangka pendampingan perkara pidana di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang dan lelang baik di lingkungan Kanwil maupun permohonan pendampingan dari kantor vertikal di wilayah kerjanya.

c. Informasi :

2) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang kekayaan negara.

3) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang penilaian. 4) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data di bidang piutang

negara.

5) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyajian informasi di bidang kekayaan negara.

6) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyajian informasi di bidang penilaian.

7) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyajian informasi di bidang piutang negara.

8) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyajian informasi di bidang lelang.

9) Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyiapan konsep koordinasi pelaksanaan hubungan masyarakat di lingkungan kanwil.

10)Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka pengelolaan jaringan komunikasi data di bidang kekayaan negara, penilaian, piutang negara, dan lelang.


(36)

27

11)Melakukan pengolahan dan pentabulasian data dalam rangka penyusunan Tanggapan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari aparat pengawasan fungsional dan pengaduan masyarakat.

J. Jaringan Kegiatan

Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki kantor operasional vertikal dibawahnya yg disebut Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Terdapat 4 (empat) KPKNL dibawanya, yaitu KPKNL P.Siantar, KPKNL Medan, KPKNL Padang Sidempuan dan KPKNL Kisaran. Sementara Kanwil DJKN Medan menginduk pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara.Disamping itu juga Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara melayani satuan kerja vertikal berupa kementerian dan lembaga di wilayah Sumatera utara.Pelayanan penilaian dan konsolidasi BMN, pelayanan lelang dan pelayanan pengurusan piutang negara.

K. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara .Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hsil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan


(37)

Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah menyelenggarakan program E-AUCTION (Lelang Elektronik) di bidang lelang dan melakukan penilaian Barang Milik Negara (BMN) dan Barang Milik Daerah (BMD) di bidang penilaian.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan di Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (Misalnya: Buka Puasa Bersama dan Natal).

L. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji Ulang untuk pemanfaatan/pemindahtanganan Barang Milik Negara (BMD) dan Barang Milik Negara (BMN) di Kanwil DSumatera Utara, DJKN Medan, DJKN Siantar, DJKN Siantar dan DJKN Padang Sidempuan.

2. Membentuk Tim Gabungan AKB.

3. Menyelenggarakan Video Konferensi Sosialisasi peraturan penilaian. 4. Melakukan penilaian/penghapusan aset Perum Perumnas.

5. Menyelenggarakan Seminar penilai.

6. Memasukkan peraturan 2014 ke Kepatuhan Internal Hukum dan Informasi (KIHI).

7. Menyelenggarakan Rakerda (Rapat Keja Daerah).

8. Menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan dan Bimbingan Teknis Kesekretariatan.


(38)

29 BAB III

PENGAWASAN INTERNAL PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

SUMATERA UTARA

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Karyawan yang bekerja akan mendapatkan balas jasa dan kompensasi. Dimana kompensasi yaitu fungsi manajemen personalia yang merupakan balas jasa untuk memotivasi karyawan tersebut. Karyawan-karyawan tersebut bekerja bukan berdasarkan unsur paksaan dari perusahaan.

Salah satu cara untuk meningkatkan rangsangan kerja para pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk uang atau barang. Balas jasa yang diterima dalam bentuk uang disebut sebagai gaji. Pembayaran gaji merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Untuk itu dalam bab ini penulis mencoba membahas yang menjadi topik penelitian yaitu bagaimana Pengawasan Internal Penggajian Pegawai Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

A. Pengertian Gaji

Istilah gaji biasanya digunakan sebagai alat balas jasa atas pekerjaan yang telah dilaksakan seluruh pekerja. Pasa umumnya, jumlah gaji ditetapkan secara bulanan dan biasanya dibayar secara berkala dan tetap. Disamping gaji pegawai di Kanwil DJKN SUMUT memperoleh manfaat lain yang diberikan dalam bentuk tunjungan misalnya tunjangan jabatan, tunjangan umum, dan lain-lain.


(39)

Menurut Mulyadi (2001:377) pengertian gaji adalah pembayaran dan penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, dan dibayarkan secara tepat setiap bulan.

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:95) pergertian gaji adalah sejumlah pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas administrasi dan manajemen yang biasanya ditetapkan secara bulanan.

Gaji merupakan pembayaran yang dibayarkan kepada pemimpin pengawas, pegawai tata usaha atau lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa gaji biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajemen, administratif, mendidik atau jasa-jasa yang serupa dengan jumlah gaji yang dibayar secara berkala dan tetap, misalnya dalam waktu perbulan.

B. Unsur-Unsur Gaji

Sistem gaji dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi organisasi. Penggajian juga menuntun keseimbangan antara keuntungan biaya perusahaan dengan harapan dari para karyawan. Biaya gaji seharusnya pada tingkat yang memastikan adanya efektififitas maupun pemberian imbalan yang layak bagi seluruh karyawan sesuai dengan kemampuan, target dan kinerja kerja mereka. Penggajian merupakan faktor yang penting karena mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang bekerja pada suatu perusahaan.

Menurut Ruky (2001:10), unsur-unsur gaji adalah sebagai berikut: 1. Imbalan Langsung

a. Upah/gaji pokok,

b. Tujangan tunai sebagai suplemen gaji dan upah yang diterima setiap bulan atau minggu


(40)

31

d. Bonus yang dikaitankan dengan prestasi kerja atau kinerja perusahaan,

e. Insentif sebagai perhargaan untuk prestasi, f. Sejenis pembagian catu

2. Imbalan Tidak Langsung

a. Fasilitas/kemudahan seperti transportasi, pemeliharaan, kesehatan, b. Bantuan dan santunan untuk musibah,

c. Bantuan biaya pendidikan, d. Iuran Jamsostek,

e. Iuran dana pensiun, f. Premi asuransi.

Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, gaji merupakan hal yang penting bagi pegawai karena merupakan nilai karya atau prestasi mereka sebagai motivator dalam bekerja. Gaji merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga ekstra untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan.

Adapun unsur-unsur gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji seseorang pegawai. Hal ini disebabkan sebagian komponen perhitungan gaji seperti tunjangan isteri, tunjangan anak, dan tunjangan perbaikan penghasilan dihitung atas dasar persentase tertentu atau terkait dengan gaji pokok. Besarnya gaji pokok seseorang pegawai tergantung atas golongan ruang penggajian yang ditetapkan untuk pangkat yang dimilikinya. Karena itu pangkat berfungsi pula sebagai dasar penggajian.


(41)

2. Tunjangan-Tunjangan

Tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji terdiri atas tunjangan istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan struktural/fungsional, tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan kompensasi kerja, tunjangan beras, tunjangan khusus PPh.

a. Tunjangan Istri/Suami

Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawaiyang beristeri/suami. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan istri/suami adalah :

1) diberikan untuk 1 (satu) istri/suami pegawai negeri yang sah; 2) besarnya tunjangan isteri/suami adalah 10 % dari gaji pokok;

3) tunjangan isteri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi perceraian atau meninggal dunia;

4) untuk memperoleh tunjangan isteri/suami harus dibuktikan dengan surat nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.

b. Tunjangan Anak

Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) dengan ketentuan :

1) belum melampaui batas usia 21 tahun; 2) tidak atau belum pernah menikah;

3) tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan


(42)

33

c. Tunjangan Jabatan Struktural

Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan struktural sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang.

d. Tunjangan Jabatan Fungsional

Tunjangan jabatan fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional sesuai dengan peraturan perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan.

e. Tunjangan Yang Dipersamakan Dengan Tunjangan Jabatan

Ketentuan tentang tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan pada dasarnya sama dengan tunjangan jabatan fungsional. Namun karena tunjangan ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat dimasukkan sebagai tunjangan jabatan fungsional.

f. Tunjangan Kompensasi Kerja (Risiko Bahaya atas Pekerjaan)

Tunjangan Risiko tidak dapat digolongkan ke dalam Tunjangan Struktural maupun Fungsional. Tunjangan ini diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya dituntut tanggungjawab yang tinggi namun senantiasa dihadapkan dengan dampak resiko bahaya kesehatan atas dirinya sehingga kepada pegawai tersebut diberikan kompensasi.


(43)

g. Tunjangan Beras

Yang dimaksud dengan tunjangan beras adalah tunjangan beras yang diberikan kepada pegawai negeri dan anggota keluarganya dalam bentuk natura (beras) atau dalam bentuk inatura (uang) dengan besaran sesuai ketentuan yang berlaku.

h. Tunjangan Khusus PPh

Yang dimaksud dengan tunjangan khusus PPh adalah tunjangan khusus pajak yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka membantu pegawai negeri yang dikenakan pajak penghasilan.

Dengan demikian tidak ada alasan bagi karyawan untuk menyatakan bahwa perusahaan tidak memperlihatkan kesejahteraan mereka. Karena pihak perusahaan tidak hanya memperlihatkan kebutuhan dari karyawan tersebut tetapi juga memperlihatkan kebutuhan keluarganya. Maka dari itu karyawan haruslah bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat terlaksana.

C. Sistem Pencatatan dan Perhitungan Gaji

Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, sistem pengawasan intern gaji dilakukan dengan cara, membuat daftar gaji yang dilakukan oleh pembuat daftar gaji berdasarkan golongan masing-masing pegawai.

Menurut Sunarto (2004:167) dalam menetapkan perbedaan tingkat gaji masing-masing jabatan atau kelompok jabatan, berdasarkan penilaian terhadap nilai internal relative dan relativitas eksternal. Berdasarkan uraian tersebut terdapat tiga struktur gaji, yaitu:


(44)

35

1. Struktur Gaji Golongan

Merupakan struktur gaji yang terdiri dari urutan golongan jabatan. 2. Struktur Broadbanded

Merupakan struktur gaji yang terdiri dari lebih sedikit golongan jabatan namun masing-masing golongan jabatan mencakup lebih banyak jabatan dibanding golongan jabatan dalam struktur gaji konvensional.

3. Struktur Kelompok Jabatan

Untuk jabatan-jabatan yang terkait satu sama lain dalam hal kegiatan pokok yang dijalankan dan keterampilan yang digunakan, meskipun pekerjaan ini dilakukan atau diterapkan pada level yang berbeda-beda.

Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, sistem pencatatan gaji dilakukan dengan Prosedur PemuktahiranDan Pencatatan Belanja Pegawai (PPABP) wajib melakukan pemutakhiran data pada aplikasi GPP Satker setiap terjadi perubahan data pegawai berdasarkan dokumen pendukung kepegawaian. Perubahan data pegawai tersebut dapat meliputi:

1. Kenaikan/penurunan Pangkat 2. Kenaikan Gaji Berkala

3. Pengangkatan/pemberhentian Jabatan Struktural/Fungsional 4. Penambahan atau pengurangan anggota keluarga

5. Tambahan pegawai baru

6. Perubahan status dan kedudukan pegawai: a. dari CPNS menjadi PNS


(45)

c. tugas belajar DN/LN

d. MPP/cuti besar/cuti di luar tanggungan negara e. dipekerjakan/diperbantukan

f. pengenaan atau pencabutan hukuman disiplin g. menerima uang tunggu

7. Utang, tunggakan, atau potongan lainnya yang harus dimasukkan sebagai potongan dalam daftar gaji

Selanjutnya pencatatan transaksi belanja pegawai yang meliputi pencatatan pagu, realisasi dan sisa pagu dilakukan menggunakan aplikasi SPM sesuai buku petunjuk operasional aplikasi SPM.

Proses pencatatan gaji yang digunakan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah dengan Prosedur Pemuktahiran dan Pencatatan Belanja Pegawai (PPABP), menerima tembusan semua surat keputusan kepegawaian yang berakibat pada perubahan penghasilan. Sebelum membuat daftar gaji induk, PPABP menginventarisir dan menyusun semua dokumen pendukung perubahan data pegawai yang akan dijadikan dasar perubahan daftar gaji bulan berikutnya. Selanjutnya berdasarkan dokumen pendukung tersebut, PPABP melakukan pemutakhiran data pada aplikasi GPP Satker. Dokumen pendukung yang telah direkam ke dalam aplikasi GPP Satker digabungkan dengan dosir dari pegawai yang bersangkutan.

Aplikasi GPP Satker melakukan proses perhitungan gaji induk mengacu pada data dokumen kepegawaian yang terakhir direkam. Untuk memastikan kebenaran daftar gaji yang telah dicetak, ada baiknya selalu dibandingkan dengan daftar gaji bulan sebelumnya serta daftar perubahan data pegawai.


(46)

37

Sistem perhitungan gaji dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya gaji yang diberikan kepada kariawan berdasarkan kegiatan yang telah dikerjakan. Gaji pegawai bulanan dibayar dalam jumlah yang tetap sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Instansi. Gaji pokok yang diterima oleh setiap pegawai berbeda jumlahnya karena dipengaruhi oleh tingkat jabatan dan kedudukan dalam instansi.

Rumus secara sistematis pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara:

PENDAPATAN BERSIH = GAJI + TUNJANGAN KINERJA Gaji = Gaji pokok + Tunjangan – Potongan

Tunjangan kinerja = Tunjangan sesuai peringkat jabatan-Potongan absensi Ketetapan jam kerja yang berlaku pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Hari kerja

Hari kerja administrasi adalah lima hari dalam seminggu, yaitu Senin- Jum’at. a. Hari Senin-Jum’at : 07: 30 – 17:00 WIB

b. Waktu istirahat (Senin – Kamis) : 12: 15 – 13:00 WIB c. Waktu istrahat (Jum’at) : 11: 30 – 13:15 WIB 2. Hari istirahat

Istrahat mingguan jatuh pada hari Minggu dan untuk hari libur nasional, semua pegawai berhak untuk libur dengan pembayaran gaji penuh.

3. Kerja Lembur

Setiap pegawai yang melakukan kerja lembur selama paling sedikit satu jam penuh dapat diberikan uang lembur. Besaran uang lembur diatur dalam peraturan Menteri Keuangan tentang standar biaya umum.


(47)

4. Cuti

Cuti yang diberikan kepada pegawai dari instansi adalah sebagai berikut: a. Cuti Tahunan

Diberikan kepada pegawai yang telah bekerja minimal satu tahun. Masa cuti yang diberikan instansi yaitu 12 hari dalam satu tahun.

b. Cuti Besar

Diberikan instansi kepada pegawai 5 (lima) tahun sekali yaitu sebanyak 90 (sembilan puluh) hari kalender, biasanya dipergunakan untuk pegawai yang akan menunaikan ibadah haji.

c. Cuti Sakit

Diberikan instansi kepada pegawai dengan ketentuan harus ada surat dari dokter yang menyatakan bahwa pegawai yang bersangkutan sakit dan harus beristirahat.

d. Cuti Bersalin

Pegawai yang hamil berhak memperoleh istirahat 1 bulan sebelum persalinan 2 bulan setelah persalinan sesuai keterangan dokter kandungan. e. Cuti Alasan Penting

Diberikan instansi kepada pegawai apabila ada anggota keluarga yang meninggal, pernikahan pertama dan alasan penting lainnya.

f. Cuti di Luar Tanggungan Negara

Cuti yang mengakibatkan pegawai yang bersangkutan dibebaskan pekerjaan jabatan dan tidak diberikan penghasilan.


(48)

39

Adapun potongan-potongan yang ada pada daftar gaji Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara:

1. Potongan Beras Bulog adalah potongan yang dikenakan bagi pegawai negeri yang menerima tunjangan beras dalam bentuk natura yang jumlah potongannya sebesar tunjangan beras tersebut;

2. Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) dikenakan sebesar 10 %, sedangkan untuk gaji terusan sebesar 2% dari penghasilan (Gaji Pokok ditambah tunjangan keluarga);

3. PPh pasal 21 adalah potongan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan pegawai negeri yang melampaui batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP); 4. Tabungan Perumahan adalah potongan yang dikenakan kepada pegawai negeri

sipil untuk membiayai usaha-usaha peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil dalam bidang perumahan yang besarannya diatur menurut perundang-undangan yang berlaku;

5. Potongan lainnya (sewa rumah, angsuran utang pada negara, angsuran pengembalian persekot gaji, kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan).

Pembayaran gaji dilakukan perbulan sehingga dalam hal ini pengawasan internal gaji telah dijalankan, dimana setiap pemberian gaji tiap bulan dilaporkan.

Pada prinsipnya pengawasan internal dimaksudkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dan dapat menghindari penyelewengan-penyelewengan, penggelapan yang dapat menghambat tujuan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus menentukan bahwa pengendalian internal berfungsi dengan benar.


(49)

D. Pengawasan Internal Gaji

Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, Pengawasan Internal pelaksanaan pengelolaan Belanja Pegawai dilakukan oleh Kepala Satuan Kerja yang bersangkutann dan Unit Pengawasan Fungsional terkait melakukan Pengawasan/Pemeriksaan secara berkala terhadap pengelolaan belanja pegawai.

Pengawasan internal gaji adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan transaksi gaji dan upah yang diterapkan oleh suatu satuan usaha guna mendapatkan kepastian yang layak bahwa transaksi gaji telah dilaksanakan.

Ada dua pengertian pengawasan intern, yaitu: 1. Dalam arti luas

Pengawasan tidak hanya meliputi pemeriksaan tahap akhir pimpinan, tetapi meliputi semua bagi yang berwenang untuk mengadakan pemeriksaan,

2. Dalam arti sempit

Pengawasan intern merupakan pengecekkan/pemeriksaan jumlah angka yang tertera dalam daftar pemeriksaan masalah.

Pengertian pengawasan intern berdasarkan Comitte on Auditing Procedure adalah pengawasan intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang terkoordinasi yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengamankan hartanya, mengecek ketelitian dan kepercayaan terhadap data akuntansi, mendororng kegiatan agar efisien, dan mengajak untuk mentaati kebijaksanaan perusahaan.


(50)

41

Menurut Mulyadi (2001:373) pengawasan internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan.

Menurut Widjajanto (2001;18) pengawasan internal adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan.

Dari efisiensi di atas pengawasan internal gaji adalah suatu keadaan dimana prosedur kerja yang diikuti dapat menghindari penyelewengan, penggelapan, kecurangan, dan pencurian yang setidak-tidaknya dapat mengurangi terjadinya bentuk-bentuk perbuatan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengawasan intern merupakan suatu proses yang dilaksakan dengan penuh ketelitian guna menghindari adanya kesalahan dalam pencatatan, serta diperoleh suatu efisiensi tentang proses penggajian.

Semakin baik pengawasan internal suatu perusahaan, maka semakin kecil kesempatan untuk terjadinya kesalahan maupun penyimpangan, tetapi perlu ditekankan bahwa suatu pengawasan internal bukanlah sebagai penjamin untuk meniadakan penyimpangan dan kesalahan tersebut, akan tetapi merupakan suatu alat bagi perusahaan untuk mengawasi jalannya prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.

E. Penerapan Sistem Pengawasan Internal

Pada dasarnya suatu sistem pengawasan intern yang baik tidak terbatas pada masalah yang berhubungan langsung dengan bagian akuntansi dan


(51)

keuangan. Sistem pengawasan intern meliputi pengawasan anggaran, analisis statistik, suatu staf pemeriksaan intern, penyedik waktu.

Menurut Mulyadi (2001:163) sistem pengawasan intern dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Pengendalian Intern Akuntansi

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi.

2. Pengendalian Intern Administratif

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi (2002:183) sistem pengawasan intern dibagi menjadi lima unsur pokok, yaitu:

2. lingkungan pengendalian 3. penarikan risiko

4. informasi dan komunikasi 5. aktivitas pengendalian 6. pemantauan

Menurut Harahap (2001:123) SAS dalam merumuskan sistem pengawasan

intern yang baik menggunakan beberapa ciri sebagai berikut:

1. pegawai 2. pemisah fungsi 3. pelaksana transaksi

4. transaksi harus dicatat secara benar sesuai dengan bukti-bukti pendukung

5. penjamahan terhadap perusahaan


(52)

43

Mekanisme pembayaran belanja pegawai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yaitu setelah pengalihan pengelolaan administrasi belanja pegawai diarahkan kepada pergeseran kewenangan dan tanggung jawab administrasi dan penggunaan anggaran belanja pegawai dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran sesuai dengan pembagian kewenangan dalam pelaksanaan anggaran (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara). Implikasi dari pergeseran kewenangan tersebut adalah penyederhanaan pengajuan perintah pembayaran kepada KPPN dengan didukung oleh sistem aplikasi yang dapat mengendalikan perubahan kenaikan/penurunan anggaran belanja pegawai.

Pada prinsipnya, setiap tagihan yang dibebankan kepada APBN hanya dapat dibayarkan setelah alokasi pagunya dimuat dalam DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya. Namun dalam tahap awal pelaksanaan (pasca pengalihan administrasi belanja pegawai) pagu anggaran belanja pegawai khususnya gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji masih bersifat terbuka dengan harapan di tahun ke depan melalui perencanaan berdasarkan database pegawai yang valid pagu anggaran dapat bersifat tertutup. Oleh karena itu mutlak digunakan sistem aplikasi komputer dalam pengelolaan administrasi belanja pegawai yang seragam agar dihasilkan database pegawai yang valid

Dengan adanya pengawasan internal gaji yang baik, maka tingkat penyelewengan oleh pihak tertentu dapat diminimalisir sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat lebih terawasi. Dana-dana yang keluar dan dana-dana yang masuk akan lebih mudah diawasi apabila dilakukan pengecekan.


(53)

F. Tujuan Pengawasan Internal

Berdasarkan uraian pengertian pengawasan internal, dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan.

Menurut Widjajanto (2001:18) tujuan pengawasan intern adalah : 1. mengamankan aktiva perusahaan

2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi 3. meningkatkan efisiensi

4. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dilakukannya pengawasan intern adalah :

1. Menjamin keamanan harta perusahaan, dengan mengawasi kelebihan pembayaran gaji dan upah karyawan,


(54)

45 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan hasil riset yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan pengawasan internal gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. 1. Sistem pengendalian internal gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara Sumatera Utara telah efektif.

2. Sistem pengendalian internal gaji telah dilaksanakan dengan baik dan melibatkan beberapa bagian fungsi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terpisah, antara lain bagian keuangan.

3. Sistem pembayaran didasarkan pada bukti pembayaran gaji dilakukan secara online ke rekening setiap pegawai dan slip pembayaran gaji harus ditanda tangani oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Sistem perhitungan gaji yang diterapkan harus berdasarkan apa yang berlaku di dalam Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara

5. Prosedur pencatatan gaji yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara dijalankan sesuai dengan bagian masing-masing sehingga prosedur dapat berjalan sebagaimana mestinya. 6. Catatan dan dokumen penting tentang kepegawaian disimpan dalam lemari

dalam bundel-bundel dalam satu tahun anggaran yang termasuk daftar hadir para pegawai.


(55)

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan pada tugas akhir ini sebagai masukan bagi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Intern gaji telah efektif, sebaliknya dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Sistem pelaksanaan pengawasan intern gaji mengenai pembayaran pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah efektif, mengingat tidak adanya keterlambatan dalam pembayaran penggajian. Hal ini tentunya dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dan dapat bertahan lama, sehingga meningkatkan produktifitas pegawai.

3. Sistem pengawasan intern terhadap gaji mengenai fungsi pemotongan yang dilaksanakan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara lebih ditingkatkan antara fungsi keuangan dan fungsi akuntansi, agar dapat meningkatkan produktivitas instansi, karena segala bentuk tindakan penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan instansi dapat diminimalkan.

4. Harus memelihara hubungan komunikasi dan koordinasi yang baik diantara bagian yang satu dengan bangian yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara masing-masing pegawai atau bagian-bagiannya.


(56)

47

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Safri, 2001, Sistem Pengawasan Manajemen, Cetakan Pertama, Penerbit Pustaka Quantum: Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Ruky, Achmad S, 2001, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sangatdji, Etta Mamang dan Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sugiyarso, Winarni, 2005, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, Penerbit Media Prescindo, Yogyakarta

Sunarto, 2004, Manajemen Imbalan, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, AMUS, Yogyakarta

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta


(1)

42

keuangan. Sistem pengawasan intern meliputi pengawasan anggaran, analisis statistik, suatu staf pemeriksaan intern, penyedik waktu.

Menurut Mulyadi (2001:163) sistem pengawasan intern dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Pengendalian Intern Akuntansi

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi.

2. Pengendalian Intern Administratif

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Mulyadi (2002:183) sistem pengawasan intern dibagi menjadi lima unsur pokok, yaitu:

2. lingkungan pengendalian 3. penarikan risiko

4. informasi dan komunikasi 5. aktivitas pengendalian 6. pemantauan

Menurut Harahap (2001:123) SAS dalam merumuskan sistem pengawasan intern yang baik menggunakan beberapa ciri sebagai berikut:

1. pegawai 2. pemisah fungsi 3. pelaksana transaksi

4. transaksi harus dicatat secara benar sesuai dengan bukti-bukti pendukung

5. penjamahan terhadap perusahaan


(2)

Mekanisme pembayaran belanja pegawai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara yaitu setelah pengalihan pengelolaan administrasi belanja pegawai diarahkan kepada pergeseran kewenangan dan tanggung jawab administrasi dan penggunaan anggaran belanja pegawai dari Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran sesuai dengan pembagian kewenangan dalam pelaksanaan anggaran (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara). Implikasi dari pergeseran kewenangan tersebut adalah penyederhanaan pengajuan perintah pembayaran kepada KPPN dengan didukung oleh sistem aplikasi yang dapat mengendalikan perubahan kenaikan/penurunan anggaran belanja pegawai.

Pada prinsipnya, setiap tagihan yang dibebankan kepada APBN hanya dapat dibayarkan setelah alokasi pagunya dimuat dalam DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya. Namun dalam tahap awal pelaksanaan (pasca pengalihan administrasi belanja pegawai) pagu anggaran belanja pegawai khususnya gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji masih bersifat terbuka dengan harapan di tahun ke depan melalui perencanaan berdasarkan database pegawai yang valid pagu anggaran dapat bersifat tertutup. Oleh karena itu mutlak digunakan sistem aplikasi komputer dalam pengelolaan administrasi belanja pegawai yang seragam agar dihasilkan database pegawai yang valid

Dengan adanya pengawasan internal gaji yang baik, maka tingkat penyelewengan oleh pihak tertentu dapat diminimalisir sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat lebih terawasi. Dana-dana yang keluar dan dana-dana yang masuk akan lebih mudah diawasi apabila dilakukan pengecekan.


(3)

44

F. Tujuan Pengawasan Internal

Berdasarkan uraian pengertian pengawasan internal, dapat disimpulkan bahwa pengawasan internal merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan.

Menurut Widjajanto (2001:18) tujuan pengawasan intern adalah : 1. mengamankan aktiva perusahaan

2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi 3. meningkatkan efisiensi

4. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dilakukannya pengawasan intern adalah :

1. Menjamin keamanan harta perusahaan, dengan mengawasi kelebihan pembayaran gaji dan upah karyawan,


(4)

45 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan hasil riset yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan kesimpulan yang berhubungan dengan pengawasan internal gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara. 1. Sistem pengendalian internal gaji pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara Sumatera Utara telah efektif.

2. Sistem pengendalian internal gaji telah dilaksanakan dengan baik dan melibatkan beberapa bagian fungsi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terpisah, antara lain bagian keuangan.

3. Sistem pembayaran didasarkan pada bukti pembayaran gaji dilakukan secara online ke rekening setiap pegawai dan slip pembayaran gaji harus ditanda tangani oleh pegawai yang bersangkutan.

4. Sistem perhitungan gaji yang diterapkan harus berdasarkan apa yang berlaku di dalam Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara

5. Prosedur pencatatan gaji yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara dijalankan sesuai dengan bagian masing-masing sehingga prosedur dapat berjalan sebagaimana mestinya. 6. Catatan dan dokumen penting tentang kepegawaian disimpan dalam lemari

dalam bundel-bundel dalam satu tahun anggaran yang termasuk daftar hadir para pegawai.


(5)

46

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan pada tugas akhir ini sebagai masukan bagi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Intern gaji telah efektif, sebaliknya dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan sehingga penyelewengan dapat dihindari.

2. Sistem pelaksanaan pengawasan intern gaji mengenai pembayaran pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara telah efektif, mengingat tidak adanya keterlambatan dalam pembayaran penggajian. Hal ini tentunya dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga kesejahteraan pegawai dan dapat bertahan lama, sehingga meningkatkan produktifitas pegawai.

3. Sistem pengawasan intern terhadap gaji mengenai fungsi pemotongan yang dilaksanakan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara lebih ditingkatkan antara fungsi keuangan dan fungsi akuntansi, agar dapat meningkatkan produktivitas instansi, karena segala bentuk tindakan penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan instansi dapat diminimalkan.

4. Harus memelihara hubungan komunikasi dan koordinasi yang baik diantara bagian yang satu dengan bangian yang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara masing-masing pegawai atau bagian-bagiannya.


(6)

47

Pertama, Penerbit Pustaka Quantum: Jakarta

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Ruky, Achmad S, 2001, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sangatdji, Etta Mamang dan Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sugiyarso, Winarni, 2005, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, Penerbit Media Prescindo, Yogyakarta

Sunarto, 2004, Manajemen Imbalan, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, AMUS, Yogyakarta

Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta