36
BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN KARAKTERISTIK
DARI PENGGUNAAN BEBERAPA NILAI KAPASITOR RUNNING PADA MOTOR INDUKSI 1 PHASA
IV.1. UMUM
Percobaan pengukuran karakteristik berbeban pada motor kapasitor run ini dilakukan dengan melakukan pengereman pada motor dengan menggunakan phony
brake sebagai torsi bebannya. Pada percobaan tersebut maka kecepatan rotor dapat ditentukan dan kemudian akan terbaca nilai arus masukan, daya masukan, cos φ, dan
tegangan kapasitor. Selain percobaan berbeban, pada motor dilakukan percobaan beban nol,
percobaan hubung singkat, dan percobaan pengukuran tahanan motor. Dari percobaan-percobaan tersebut akan dihitung parameter-parameter dari motor
tersebut.
IV.2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Motor kapasitor run
- Arus nominal : 6,3 Ampere
- Frekuensi : 50 Hz
- Daya output nominal : 0,75 kW
- cos φ nominal
: 0,85 - Putaran nominal
: 1370 rpm
Universitas Sumatera Utara
37
P T
D C
C
Kumparan Utama Kumparan Bantu
A
V
Motor Induksi 1 Phasa Kapasitor Run
~
- Jenis rotor : sangkar
- Jumlah kutub : 4 kutub
- Kelas motor : B
2. 1 unit power supply AC
3. 1 voltmeter AC
4. 1 amperemeter AC
5. 1 wattmeter satu phasa
6. 1 unit tachometer
7. 1 unit phony brake PB 184
IV.3. PENGUJIAN DAN PENGUKURAN TAHANAN KUMPARAN PADA STATOR
Pengujian ini untuk menentukan nilai tahanan Kumparan bantu dan utama.
IV.3.1. Pengujian dan Pengukuran Tahanan Kumparan Utama
a. Rangkaian Pengujian
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian dan pengukuran tahanan kumparan utama
Universitas Sumatera Utara
38 b.
Prosedur pengujian 1.
Susun dan rangkailah peralatan sesuai dengan gambar 4.1 di atas 2.
Buka hubungan terminal kumparan bantu. 3.
Naikkan tegangan sampai mencapai arus nominal motor 4.
Catatlah nilai penunjukan dari amperemeter dan voltmeter c.
Hasil pengujian
Tabel 4.1 Hasil pengujian dan pengukuran tahanan kumparan utama V
dcm
Volt I
dcm
A 16,6
4,77
d. Analisa hasil pengujian
r
1m
= 1.1 Ampere
I Volt
V
dcm dcm
dimana : r
1m
adalah tahanan kumparan utama V
dcm
adalah tegangan pada kumparan utama I
dcm
adalah arus yang mengalir pada kumparan utama maka :
r
1m
= 1.1 77
, 4
6 ,
16 A
V
= 3,83 Ω
Universitas Sumatera Utara
39
P T
D C
C
Kumparan Utama Kumparan Bantu
A
V
Motor Induksi 1 Phasa Kapasitor Run
~
IV.3.2. Pengujian dan Pengukuran Tahanan Kumparan Bantu
a. Rangkaian Pengujian
Gambar 4.2 Rangkaian pengujian dan pengukuran tahanan kumparan bantu
b. Prosedur pengujian
a. Susun dan rangkailah peralatan sesuai dengan gambar 4.2 di atas
b. Buka hubungan terminal kumparan Utama.
c. Naikkan tegangan sampai mencapai arus nominal motor
d. Catatlah nilai penunjukan dari amperemeter dan voltmeter
c. Hasil pengukuran
Tabel 4.2 Hasil pengujian dan pengukuran tahanan kumparan bantu V
dca
Volt I
dca
A 38,1
4,77
d. Analisa hasil pengukuran
r
1a
= 1.1 Ampere
I Volt
V
dca dca
dimana : r
1a
adalah tahanan kumparan bantu V
dca
adalah tegangan pada kumparan bantu
Universitas Sumatera Utara
40 I
dca
adalah arus yang mengalir pada kumparan bantu maka tahanan kumparan bantu pada saat menggunakan kapasitor 25
μF adalah :
r
1a
= 1.1 77
, 4
1 ,
38 A
V
= 8,79 Ω
Dari rangkaian percobaan pengukuran tahanan kumparan bantu pada gambar 4.2 dapat terlihat bahwa pada saat pengukuran tahanan kumparan
bantu, tahanan kapasitor ikut terukur. Namun karena nilai tahananresitansi dari kapasitor sangat kecil, maka hal ini dapat diabaikan.
IV.4. PENGUJIAN ROTOR TERTAHAN Blocked Rotor
a. Rangkaian Pengujian
Gambar 4.3 Rangkaian pengujian rotor tertahan
b. Prosedur Pengujian 1
Susun dan rangkailah peralatan pengujian sesuai dengan gambar 4.3
C
Kumparan Utama Kumparan Bantu
A
V
Motor Induksi 1 Phasa Kapasitor Run
~
W
+ -
+
-
Auto-Transformer
Universitas Sumatera Utara
41 2
Tutuplah sakelar auto transformer, kemudian naikkanlah tegangan auto transformer perlahan-lahan hingga Amperemeter menunjukkan
nilai nominal arus motor. 3
Usahakan menahan rotor motor agar tidak berputar . 4
Catatlah penunjukkan Voltmeter V, dan Wattmeter W setiap tahapannya.
5 Ulangi pengujian secara berulang-ulang dengan cara yang sama untuk
mendapatkan ketelitian pengukuran. c.
Hasil pengujian
Tabel 4.3 Hasil pengujian rotor tertahan V
br
V I
br
A P
br
W
83 6,30
430
d. Analisa hasil Pengujian Impedansi rotor tertahan :
br br
br
I V
Z =
= 3
, 6
83 A
V
= 13,17 ohm
Resistansi rotor tertahan :
2 br
br br
I P
R =
=
2
3 ,
6 430
= 10,83 ohm
Universitas Sumatera Utara
42 Reaktansi rotor tertahan :
2 2
br br
br
R Z
X −
= =
2 2
83 ,
10 17
, 13
−
= 7,49 ohm
r
2
= R
br
– r
1m
= 10,83 – 3,83 = 7,00 ohm
Karena motor yang digunakan adalah motor kelas B, maka rumus untuk mendapatkan reaktansi Kumparan motor adalah :
X
1m
= 0,4 × X
br
= 0,4 × 7,49 = 3,00 ohm
X
2
= 0,6 × X
br
= 0,6 × 7,49 = 4,49 ohm
dimana : r
2
adalah tahanan Kumparan kumparan rotor X
1m
adalah reaktansi dari Kumparan utama kumparan stator X
2
adalah reaktansi Kumparan rotor
IV.5. PENGUJIAN BEBAN NOL