Rohani. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
akan menyebabkan bayi sulit menyusui dengan benar. Saat menghisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala, mulut bayi tidak tertekan pada
payudara ibu. 6. Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman, sehingga memungkinkan bayi dapat
menghisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman
yang membahayakan ibu dan bayi. 7. Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara,
sehingga mempertahankan ASI tetap diproduksi seimbang pada kedua payudara. 8. Bila menghadapi masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tatalaksana
ASI, sehingga segera mendapatkan pemecahannya karena bila produksi ASI mengalami penekanan, produksinya akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang
kembali. 9. Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan meletakkan bayi
telungkup kemudian punggungnya di tepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan telungkup di pangkuan dan tepuk punggung bayi.
2.4.2 Waktu Menyusui Bayi
Menurut Purwanti 2004, waktu menyusui bayi adalah : 1. Menyusui bayi tidak perlu dijadwal. Bila bayi membutuhkan atau menangis, ibu
harus segera memberikan ASI 2. Bila bayi puas menyusu, bayi akan tertidur pulas.
Rohani. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
3. Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih menyusu, secara perlahan ibu dapat melepaskan puting susu dari mulut bayi, hal ini untuk menghindari puting susu lecet.
2.4.3 Cara Menyusui
Cara menyusui, yaitu : ibu harus bergantian diantara dua payudara. Namun, satu payudara harus disusukan sampai dianggap habis ASI nya, kemudian kepayudara yang
lain. Bila payudara pertama yang disusui masih ada, hendaknya dikeluarkan dengan memasase payudara ke arah puting susu sampai payudara tidak mengeluarkan ASI lagi.
Hal ini akan memperlancar pengeluaran ASI berikutnya dan pengeluaran berikut akan lebih banyak. Demikian halnya dengan payudara kedua. Bila terdapat sisa sedikit harus
segera dilakukan labih dulu, tetapi bila masih banyak biarkan saja dan untuk menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang mengandung sisa ASI sebelumnya Purwanti,
2004. Dengan metode ini ASI akan tetap bertahan dan berproduksi. Teknik ini terutama
penting bagi ibu yang bekerja. Pada masa cuti melahirkan ibu harus segera mengosongkan payudara setiap kali sehabis menyusui. Dengan demikian ASI akan keluar
lebih banyak, ASI dapat disimpan dalam suhu ruang sampai 8 jam dan di dalam lemari pendingin selama 24 jam Purwanti, 2004.
Penyimpanan ASI oleh ibu memungkinkan pemberian ASI selama ibu pergi bekerja atau bepergian. Cara pemberiannya dengan menghangatkan ASI dalam botol atau
Rohani. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007. 2007
USU e-Repository©2009
wadah yang direndamkan ke dalam air hangat suhu kurang lebih 50 C. Hindari
menggunakan air panas atau merebus agar berbagai jenis nutrisi, sel-sel hidup, maupun faktor-faktor yang ada di ASI tidak rusak Purwanti, 2004.
Selama ibu bekerja, upayakan ada waktu tertentu untuk mengeluarkan ASI secara teratur minimal 2 jam sekali ASI dikeluarkan dan ASI dapat ditampung dengan botol
yang bersih yang kemudian dapat diberikan kepada bayinya ketika pulang ke rumah. Dengan upaya seperti ini banyak manfaat yang diperoleh ibu dan bayi. Keuntungan bagi
bayi adalah pertumbuhan bayi dapat optimal, bayi terhindar dari alergi, mempererat hubungan anak dan ibu. Keuntungan bagi ibu adalah mempercepat proses involusio uteri,
memperkecil risiko terkena kanker payudara dan ibu akan mempunyai nafsu makan yang stabil. Keuntungan bagi keluarga adalah penghematan pada aspek ekonomi, karena
mereka tidak perlu membeli susu buatan Purwanti, 2004. Menyusu memungkinkan rahang bayi yang masih dalam proses perkembangan
terbentuk menjadi lebih baik. Proses pembentukan ini dipengaruhi oleh kalsium ASI yang cukup dan sesuai kebutuhan sehingga dapat langsung di metabolisme oleh sistem
pencernaan bayi untuk pembentukan jaringan sel tulang rahang dan tulang lainnya. Pada proses pembentukan rahang, ASI memberi peran khusus secara tidak langsung, yaitu
pada saat aktif mengisap, bayi telah melakukan gerakan mulut yang teratur dan kontinu. Proses ini membantu pemadatan sel-sel tulang rahang. Berbeda dengan bayi yang
menyusu botol, bayi sering bersifat pasif dalam mengisap karena bergantung pada tetesan susu botol yang dapat keluar tanpa harus diisap Purwanti, 2004.
Tekan kedua payudara ketika bersentuhan dengan pipi bayi seolah merupakan kompresor yang menekan rahang ke arah dalam mulut bayi. Berbeda dengan dot yang
Rohani. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007. 2007