Analisis Pengaruh Pelatihan dan Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP terhadap Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

(1)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

DINA ROSMANELIANA

087019068/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

DINA ROSMANELIANA

087019068/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

Nama Mahasiswa : Dina Rosmaneliana Nomor Pokok : 087019068

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, MS) (Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 4 Mei 2011

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, MS

Anggota : 1. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 2. Drs. Syahyunan, M.Si

3. Dr. HB. Tarmizi, SU 4. Dra. Nisrul Irawati, MBA


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul

“ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 4 Mei 2011 Yang membuat pernyataan,

Dina Rosmaneliana NIM. 087019068


(6)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN

KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK

Dalam mengembangkan usaha, pengusaha kecil di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang mengalami beberapa kendala terutama dalam hal keterampilan dan pendanaan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh pelatihan dan pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin dan (2) Bagaimana peningkatan jumlah pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin setelah adanya program yang berkaitan dengan PNPM-P2KP. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia dan Keuangan dan teori yang berkaitan dengan program PNPM-P2KP, pelatihan dan pinjaman bergulir. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah eksplanatory. Metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan dan wawancara kepada 72 orang pengusaha kecil di Kecamatan Beringin. Metode analisis data regresi berganda untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji F dan uji t taraf kepercayaan sebesar 95%, dan metode analisis data pada hipotesis kedua menggunakan analisis statistik uji beda rata-rata (t-test). Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa pelatihan dan pinjaman bergulir secara serempak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Selanjutnya hasil penelitian pada hipotesis kedua menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin berbeda secara positif dan signifikan sebelum dan setelah program PNPM-P2KP. Kesimpulan dari penelitian ini secara bersama-sama variabel pelatihan dan pinjaman bergulir berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin. Pendapatan masyarakat berbeda secara positif dan signifikan sebelum dan setelah program PNPM-P2KP.

Kata Kunci: Pelatihan, Pinjaman Bergulir, Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Pendapatan.


(7)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah “Analisis Pengaruh Pelatihan dan Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP terhadap Pendapatan Masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang”. Selama melakukan penelitian ini dan selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang atas rampungnya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., Bapak Dr. HB. Tarmizi, SU, Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.

7. Selurah Staf Pengajar Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis, khususnya Bapak Dr. Parulian Simanjuntak dan seluruh staf pegawai administrasi Magister Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Teristimewa untuk orang tua tercinta Bapak H. Lumban Gaol dan Ibu R.H. br. Panggabean yang memberikan semangat dan doanya kepada penulis.

9. Kakak, abang, dan adikku tersayang atas semangat dan motivasinya.

10.Bapak Irwansyah Panjaitan, ST selaku Kordinator Kota dan seluruh teman-teman sepekerjaan penulis yang memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.


(10)

11.Sahabat Penulis Novelina Simarmata, SE dan Tina Rumondang Siahaan, SE yang memberikan semangat dan motivasinya.

12.Seluruh rekan mahasiswa Angkatan XV di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya kakak-kakak tersayang Enrich C. Simanungkalit dan Ari Sebayang atas bantuan dan motivasinya selama penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih memiliki kekurangan, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.

Medan, Mei 2011 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Dina Rosmaneliana, lahir di Binjai, Provinsi Sumatera Utara tanggal 19 April 1983. Anak keenam dari tujuh bersaudara, dari pasangan Ayahanda H. Lumban Gaol dan Ibunda R. Br. Panggabean.

Pendidikan dimulai dari tahun 1989 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 024770 Binjai, tamat dan lulus pada tahun 1995. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Binjai, tamat dan lulus pada tahun 1998. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas di SMU Negeri 1 Binjai, tamat dan lulus pada tahun 2001. Selanjutnya meneruskan pendidikan jenjang Strata 1 (S-1) di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas HKBP Nommensen Medan, tamat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU).

Setelah lulus dari perguruan tinggi tahun 2006, penulis bekerja sebagai staf administrasi di PT. Tombang Tarutung. Tahun 2007, penulis diterima bekerja di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan saat ini sebagai konsultan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat P2KP di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

Medan, Mei 2011


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 7

I.3. Tujuan Penelitian ... 7

I.4. Manfaat Penelitian ... 8

I.5. Kerangka Berpikir ... 8

I.6. Hipotesis ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

II.1. Penelitian Terdahulu ... 14

II.2. Teori Pelatihan ... 15

II.2.1 Pengertian Pelatihan ... 15

II.2.2 Tujuan Pelatihan ... 16

II.3. Teori Pinjaman Bergulir ... 17

II.3.1 Pengertian Pinjaman Bergulir ... 17

II.4. Teori Pendapatan ... 23

II.4.1 Pengertian Pendapatan ... 23

II.4.2 Pembagian Pendapatan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

III.2. Metode Penelitian... 25

III.2.1 Pendekatan Penelitian ... 25

III.2.2 Jenis Penelitian ... 26

III.3. Populasi dan Sampel ... 26

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29


(13)

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 30

III.6.1 Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis Pertama... 30

III.6.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 30

III.7. Metode Analisis Data Hipotesis Pertama ... 31

III.8. Metode Analisis Data Hipotesis Kedua ... 34

III.9. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 35

III.9.1 Uji Validitas ... 35

III.9.1.1 Uji validitas instrumen variabel pelatihan ... 36

III.9.1.2 Uji validitas instrumen variabel pinjaman bergulir ... 37

III.9.2 Uji Reliabilitas ... 38

III.10. Pengujian Asumsi Klasik ... 38

III.10.1 Uji Normalitas ... 38

III.10.2 Uji Multikolinieritas ... 39

III.10.3 Uji Heteroskedastisitas ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

IV.1. Hasil Penelitian ... 40

IV.1.1. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan P2KP ... 40

IV.1.1.1 Konsep P2KP ... 43

IV.1.1.2 Akar penyebab kemiskinan ... 44

IV.1.1.3 Kelompok sasaran dan strategi pelaksanaan .. 46

IV.1.2. Karakteristik Responden... 59

IV.1.2.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 59

IV.1.2.2 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 60

IV.1.2.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha ... 61

IV.1.2.4 Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ... 62

IV.1.2.5 Karakteristik responden berdasarkan suku bangsa ... 62

IV.1.2.6 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal (domisili) ... 63

IV.1.2.7 Karakteristik responden berdasarkan lama berusaha ... 64

IV.1.2.8 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 65

IV.1.2.9 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan ... 65


(14)

IV.1.2.10 Karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan utama ... 66

IV.1.2.11 Karakteristik responden berdasarkan alasan menjalankan usaha ... 67

IV.1.3. Peran PNPM-P2KP terhadap Masyarakat di Kecamatan Beringin ... 67

IV.1.3.1 Peran PNPM-P2KP dalam peningkatan pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin... ... 67

IV.1.4. Penjelasan Responden atau Pengaruh PNPM-P2KP terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Beringin ... 69

IV.1.4.1 Penjelasan responden atau pengaruh pelatihan terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin ... 69

IV.1.4.2 Penjelasan responden atau pengaruh pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin... 70

IV.2. Pembahasan ... 71

IV.2.1. Hasil Uji Hipotesis Pertama Pengaruh Pelatihan dan Pinjaman Bergulir ... 71

IV.2.1.1 Pengujian asumsi klasik hipotesis pertama pengaruh pelatihan dan pinjaman bergulir ... 71

IV.2.1.2 Hasil uji hipotesis pertama pengaruh pelatihan dan pinjaman. ... 74

IV.2.1.3 Uji serempak hipotesis pertama... 75

IV.2.1.4 Uji parsial hipotesis pertama... 76

IV.2.2. Hasil Uji Hipotesis Kedua Perbedaan Pendapatan Sebelum dan Setelah Memanfaatkan Layanan PNPM-P2KP.…... 79

IV.2.2.1 Kriteria pengujian hipotesis kedua…... 79

IV.2.2.2 Hasil pengujian hipotesis kedua... 79

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

V.1. Kesimpulan ... 83

V.2. Saran ... 83


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah populasi ... 26

2. Jumlah sampel penelitian ... 29

3. Definisi operasional variabel hipotesis pertama ... 31

4. Definisi operasional variabel hipotesis kedua ... 35

5. Hasil uji validitas instrumen variabel pelatihan ... 37

6. Hasil uji validitas instrumen variabel pinjaman bergulir ... 37

7. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel ... 38

8. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 59

9. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 60

10. Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha ... 61

11. Status perkawinan masyarakat kecil Kecamatan Beringin ... 62

12. Suku bangsa peserta PNPM-P2KP Kecamatan Beringin... 63

13. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal ... 63

14. Lama berusaha pengusaha kecil Kecamatan Beringin ... 64

15. Pendidikan peserta PNPM-P2KP Kecamatan Beringin ... 65

16. Jumlah tanggungan peserta PNPM-P2KP Kecamatan Beringin .. 65

17. Pekerjaan utama ... 66

18. Alasan menjalankan usaha ... 67

19. Pendapatan hasil usaha masyarakat di Kecamatan Beringin sebelum memanfaatkan layanan PNPM-P2KP ... 68

20. Pendapatan hasil usaha di Kecamatan Beringin setelah memanfaatkan layanan PNPM-P2KP ... 69

21. Pengaruh PNPM-P2KP dalam hal pelatihan terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin ... 70

22. Pengaruh PNPM-P2KP dalam hal pemberian pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin ... 70


(16)

23. Hasil uji multikolinieritas data hipotesis pertama ... 73

24. Hasil uji F hipotesis pertama (pelatihan dan pinjaman) ... 76

25. Hasil uji parsial hipotesis pertama (pelatihan dan pinjaman) ... 77


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kerangka berpikir... 12

2. Skema tahapan pinjaman dana bergulir ... 22

3. Struktur organisasi pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan ... 49

4. Hasil uji normalitas data hipotesis pertama ... 72

5. Hasil uji heteroskedastisitas data hipotesis pertama ... 74

6. Kurva uji perbedaan rata-rata pendapatan responden sebelum dan setelah memanfaatkan layanan PNPM-P2KP ... 81


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 87

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 92

3. Data Penelitian ... 94


(19)

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERIAN PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MANDIRI PERKOTAAN P2KP TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BERINGIN

KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK

Dalam mengembangkan usaha, pengusaha kecil di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang mengalami beberapa kendala terutama dalam hal keterampilan dan pendanaan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh pelatihan dan pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin dan (2) Bagaimana peningkatan jumlah pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin setelah adanya program yang berkaitan dengan PNPM-P2KP. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia dan Keuangan dan teori yang berkaitan dengan program PNPM-P2KP, pelatihan dan pinjaman bergulir. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Sifat penelitian adalah eksplanatory. Metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan dan wawancara kepada 72 orang pengusaha kecil di Kecamatan Beringin. Metode analisis data regresi berganda untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji F dan uji t taraf kepercayaan sebesar 95%, dan metode analisis data pada hipotesis kedua menggunakan analisis statistik uji beda rata-rata (t-test). Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa pelatihan dan pinjaman bergulir secara serempak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Selanjutnya hasil penelitian pada hipotesis kedua menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin berbeda secara positif dan signifikan sebelum dan setelah program PNPM-P2KP. Kesimpulan dari penelitian ini secara bersama-sama variabel pelatihan dan pinjaman bergulir berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin. Pendapatan masyarakat berbeda secara positif dan signifikan sebelum dan setelah program PNPM-P2KP.

Kata Kunci: Pelatihan, Pinjaman Bergulir, Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Pendapatan.


(20)

(21)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan dua program pemberdayaan masyarakat, yaitu Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pemberdayaan masyarakat di pedesaan, dan Program Penanggulangan


(22)

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik; dan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM juga diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen sektor.

Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu pencapaian Millennium Development Goals (MDGs). Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian


(23)

masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

Pada tahun 2008 pelaksanaan P2KP diperluas lagi menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan). Kegiatan ini diharapkan juga dapat mendukung kesepakatan global pada awal tahun 2000 mengenai Milinnium Development Goals (MDGs).

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun "gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan", yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal.

Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.


(24)

Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh, maka Program PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP memberikan bantuan untuk masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk pendampingan dan bantuan dana. Bantuan pendampingan ini diwujudkan dalam penugasan konsultan dan fasilitator beserta dukungan dana operasional untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat agar mampu merencanakan dan melaksanakan program masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di kelurahan/desa masing-masing. Di dalam proses pendampingan akan ada pelatihan yang akan dilakukan kepada masyarakat untuk menambah keterampilan dan pelaksanaan kerja. Untuk melihat efektivitas program pelatihan masyarakat, maka PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP melalui Konsultan dan Fasilitatornya perlu melakukan penilaian terhadap perubahan sikap dan keterampilan masyarakat, baik sebelum maupun sesudah mengikuti pelatihan. Persoalan yang sering timbul dalam pelatihan yang dilakukan PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP seringkali masyarakat belum memahami arti pentingnya pelatihan dalam mengelola ekonomi rumah tangga. Dengan memahami pengelolaan ekonomi/keuangan rumah tangga dengan baik sebuah keluarga akan mudah untuk mengatur kebutuhannya, karena ia akan memperhitungkan setiap rupiah yang dikeluarkannya. Sedangkan bantuan dana akan diberikan dalam bentuk dana BLM (dana bantuan langsung masyarakat). BLM ini bersifat stimulan dan sengaja disediakan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk berlatih dengan mencoba melaksanakan rencana kegiatan penanggulangan kemiskinan yang telah direncanakan.


(25)

Pada dasarnya penggunaan dana BLM dapat digunakan secara luwes dengan berpedoman kepada PJM Pronangkis (Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan), pembelajaran aspek Tridaya dan kesepakatan serta kearifan warga sehingga hasilnya dapat benar-benar memberikan manfaat berkurangnya kemiskinan di kelurahan/desa bersangkutan. Penggunaan dana BLM digunakan untuk kegiatan Tridaya yang terdiri dari komponen kegiatan lingkungan, komponen kegiatan sosial dan komponen kegiatan ekonomi yang di dalamnya terdapat pemberian pinjaman bergulir kepada masyarakat.

Pemberian pinjaman bergulir kepada masyarakat miskin merupakan salah satu upaya dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN-P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin agar bisa terlepas dari kemiskinannya. Pinjaman bergulir diberikan untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga digunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan kesopanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat miskin diberikan langsung kepada masyarakat melalui Badan Keswadayaan Masyarakat di masing-masing desa di Kecamatan Beringin. Pemberian pinjaman bergulir kepada masyarakat tidak diberikan kepada setiap keluarga yang ada di setiap desa di Kecamatan Beringin tapi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang ada di masing-masing desa yang menilai layak atau


(26)

tidaknya masyarakat tersebut diberi pinjaman dengan melakukan analisis terhadap faktor-faktor budaya, pribadi, sosial dan psikologis masyarakat.

Besar pinjaman mula-mula ditentukan maksimal Rp. 500.000,- per orang, namun disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali peminjam. Artinya bahwa besar pinjaman pertama tersebut bisa lebih rendah dari Rp. 500.000,- apabila berdasarkan penilaian kemampuan membayar kembali yang bersangkutan memang hanya sebesar itu. Pinjaman berikutnya tergantung pada catatan pembayaran kembali dan kemampuan dana UPK, dapat diberikan pinjaman yang lebih besar, memperoleh pinjaman kembali lebih cepat dari daftar tunggu KSM yang lain (karena pembayaran kembalinya lebih baik), atau diberi jumlah yang sama dengan jasa pinjaman yang lebih rendah. Kebijakan ini diatur lebih khusus oleh BKM.

Pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat masih dianggap oleh masyarakat seperti pemberian-pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sering dianggap hangus oleh masyarakat dan masyarakat juga tidak ada membuat laporan pembukuan dalam usaha ekonomi produktifnya, maka sukar untuk mengukur keberhasilan pinjaman dana bergulir tersebut.

Peranan pemberian pinjaman dana bergulir terhadap pendapatan masyarakat dinilai sangat penting bagi masyarakat maka perlu pengkajian dari berbagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan dari usaha ekonomi produktif masyarakat. Karena dengan keberhasilan usaha ekonomi produktifnya akan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat keluar dari masalah kemiskinan dan akan terwujudnya masyarakat madani yang maju, mandiri dan sejahtera.


(27)

Pemberian pinjaman tentu saja tidak cukup untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin. Perlu diadakan pelatihan yang bermanfaat bagi mereka agar dana yang dipinjam dapat memaksimalkan hasil usaha dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pelatihan dan pemberian pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin sebelum dan setelah adanya pemberian pinjaman bergulir?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan pemberian pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin sebelum dan setelah adanya pemberian pinjaman bergulir.


(28)

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menjalankan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan P2KP.

2. Sebagai bahan studi kepustakaan dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Magister Ilmu Manajemen.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan informasi bagi pihak yang berkepentingan untuk mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.

I.5 Kerangka Berpikir

Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga dapat dicapai antara lain melalui pengaturan ekonomi keluarga atau rumah tangga. Agar upaya ini dapat menjangkau masyarakat miskin seluas-luasnya kepada Petugas Unit Pengelola Keuangan dan Badan Keswadayaan Masyarakat serta Kelompok Swadaya Masyarakat perlu diberi pelatihan bagaimana mengelola ekonomi rumah tangga yang baik.

Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan saat ini. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pelatihan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli.


(29)

Menurut Gomes (2003), “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya/suatu pekerjaan yang ada kaitanya dengan pekerjaannya”. Hal tersebut memberikan arti bahwa pelatihan merupakan sesuatu yang penting untuk diberikan kepada sumber daya manusia yang ada guna dapat merencanakan, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan mengendalikan perolehan dan penggunaan sumber-sumber ekonomi keluarga agar tercapai tingkat pemenuhan kebutuhan seluruh anggota keluarga secara optimum.

Rivai (2007) menyatakan bahwa “Pelatihan merupakan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pada praktik daripada teori.

Sastradipoera (2006), “Jika pemahaman tentang pendidikan itu dipusatkan pada pengertian pelatihan (training), maka beberapa definisi berikut akan dapat membantu: 1) pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan di luar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, 2) pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur personalia non manajerial belajar pengetahuan dan keterampilan teknis untuk mencapai tujuan tertentu, 3) pelatihan adalah suatu proses pembelajaran yang berhubungan dengan upaya pengubahan


(30)

tingkah laku sumber daya manusia agar tingkah laku itu sesuai dan memadai untuk kebutuhan dan tujuan tertentu.

Mathis and Jackson (2003) menyatakan bahwa, Training is a process where by people acquire capabilities to aid in the achievement of organizational. In a limited sense, training provides employees with spesific, indentifiable knowledge and skills for use in their present jobs”.

(Pelatihan adalah sebuah proses di mana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Dalam pengertian terbatas, pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan data diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi.

Tujuan diadakannya pelatihan agar masyarakat memahami cara mengelola ekonomi rumah tangga sehingga masyarakat mampu merencanakan pendapatan, merencanakan kebutuhan dan perencanaan pengeluaran, merencanakan tabungan dan merencanakan peningkatan pendapatan.

Selain pemberian pelatihan, masyarakat juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dipandang sebagai salah satu pendorong atau penggerak bagi seseorang atau


(31)

masyarakat untuk mengajukan pinjaman bergulir kepada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di kelurahan/desanya masing-masing di Kecamatan Beringin sebagai penerima dana pinjaman dari Program PNPM Mandiri-P2KP.

Pinjaman Bergulir adalah pinjaman dalam PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP yang diberikan kepada masyarakat miskin melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Pemberian pinjaman dana bergulir kepada masyarakat adalah merupakan pemberian bantuan modal oleh pemerintah kepada masyarakat berupa kredit dengan bunga yang rendah.

Modal bergulir merupakan kredit yang diajukan melalui kelompok, pemberian kredit secara kelompok akan menghasilkan beban bagi penerima kredit lebih ringan, sekaligus resiko pengembaliannya juga semakin kecil. Dengan arti kata besarnya pengembalian, beban bunga dan cicilan pokok dapat dikembalikan lebih tepat bilamana dibandingkan dengan kredit yang disalurkan secara individu.

Menurut Sinaga (1993): “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Kasmir (2006) menyatakan bahwa modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.


(32)

Noor (2007) menyatakan bahwa pendapatan merupakan fungsi dari jumlah yang terjual dan harga jual. Artinya pendapatan berasal dari jumlah yang terjual dan harga jual. Sementara nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan harga jual. Dalam kenyataan bisnis, pendapatan dan laba terbesar tidak dicapai pada produksi dan penjualan terbanyak. Dalam memperoleh pendapatan atau keuntungan dari usahanya, masyarakat harus membandingkan antara hasil yang dicapai (total revenue) dengan biaya yang dikeluarkan (total cost).

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan-P2KP memberikan pelatihan dan pinjaman bergulir kepada masyarakat ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin agar bisa terlepas dari kemiskinannya sehingga mencapai kesejahteraan masyarakat.

Secara garis besar, pengaruh pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir Pelatihan

Pinjaman Bergulir


(33)

I.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesis sebagai berikut:

1. Pelatihan dan pemberian pinjaman dana bergulir PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

2. Pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin berbeda sebelum dan setelah adanya pemberian pinjaman bergulir.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Terdahulu

Situmorang (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Peran Business Development Service (BDS) terhadap Pendapatan Pengusaha Pertenunan di Kota Pematangsiantar. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha pertenunan di Kota Pematangsiantar (data bulan Maret tahun 2008) sebanyak (N) 48 unit usaha kecil menengah pertenunan dengan kriteria:

a. Menggeluti usaha pertenunan minimal 1 tahun.

b. Pernah mendapat layanan dari program Business Development Services (BDS).

Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling (sampel jenuh) karena jumlah populasi relatif kecil dan homogen, yaitu (n) 48 pengusaha pertenunan.

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan sensus. Sensus adalah penelitian yang mengambil seluruh populasi yang sesuai kriteria menjadi sampel dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik (Singarimbun dan Effendy, 1995). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan adanya peran Business Development Service (BDS) dapat meningkatkan pendapatan pengusaha pertenunan di Pematang Siantar.


(35)

II.2 Teori Pelatihan II.2.1 Pengertian Pelatihan

Pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan saat ini. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pelatihan, berikut ini dikemukakan beberapa definisi dari para ahli.

Menurut Sastradipoera (2006), “Jika pemahaman tentang pendidikan itu dipusatkan pada pengertian pelatihan (training), maka beberapa definisi berikut akan dapat membantunya: 1) pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan di luar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, 2) pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur personalia non manajerial belajar pengetahuan dan keterampilan teknis untuk mencapai tujuan tertentu, 3) pelatihan adalah suatu proses pembelajaran yang berhubungan dengan upaya pengubahan tingkah laku sumber daya manusia agar tingkah laku itu sesuai dan memadai untuk kebutuhan dan tujan tertentu”.

Mathis and Jackson (2003) menyatakan bahwa, “Training is process where by people acquire capabilities to aid in the achievement of organizational. In a limited sense, training provides employees with spesific, identifiable knowledge and skills for use in their present jobs”.


(36)

(Pelatihan adalah sebuah proses di mana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Dalam pengertian terbatas, pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan data diidentifikasikan untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan pada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam menunjang pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi.

II.2.2 Tujuan Pelatihan

Tujuan diadakan pelatihan dikarenakan pemerintah menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat sehingga lebih sejahtera. Jadi sebelum diberikan pelatihan akan dijelaskan terlebih dahulu tujuan dari Program PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP tersebut.

Menurut Werther and Davis (1936), Training is helps employee do their current jobs, the benefits of training may extend throughout a persons carreer and help develop that person’s for future responbilities”.

(Pelatihan membantu karyawan melakukan pekerjaan mereka saat ini, manfaat pelatihan dapat meluas di dalam karir seseorang dan membantu mengembangkan orang itu untuk tanggung jawab masa depan).


(37)

II.3 Teori Pinjaman Bergulir

Salah satu pilihan masyarakat yang termuat dalam Perencanaan Jangka Menengah (PJM) Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) adalah memanfaatkan sebagian dana BLM untuk kegiatan pinjaman dana bergulir.

II.3.1 Pengertian Pinjaman Bergulir

Pinjaman bergulir adalah pinjaman dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang diberikan kepada masyarakat miskin melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pinjaman bergulir adalah modal pinjaman yang diberikan kepada masyarakat untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga digunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kasmir (2006) menyatakan bahwa modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.

Pinjaman bergulir merupakan pemberian bantuan modal oleh pemerintah melalui PNPM MANDIRI-P2KP kepada masyarakat berupa kredit dengan jasa pinjaman 1,5% sampai dengan 3%. Ketentuan jasa ini ditetapkan oleh Badan Keswadayaan masyarakat beserta Unit Pengelola Keuangan (UPK) di masing-masing desa, sehingga jasa pinjaman bisa berbeda-beda di masing-masing desa.

Menurut Sinaga (1993): “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam


(38)

meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Di dalam PNPM MANDIRI-P2KP ada beberapa Ketentuan Umum atau Skim Pinjaman bergulir yang ditentukan sebagai berikut:

1. Peminjam

Peminjam dalam Pinjaman Bergulir ini adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah memenuhi kriteria minimal KSM di atas, bukan individu (perorangan). Adapun kriteria anggota KSM yang meminjam harus memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut:

1. Warga miskin yang tercantum dalam PS2. 2. Mempunyai usaha atau akan memulai usaha.

3. Usahanya menguntungkan dan dapat dikembangkan. 4. Mempunyai motivasi untuk mengembangkan usaha. 5. Memerlukan tambahan modal kerja.

6. Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembalikan pinjaman. 7. Mendapat persetujuan keluarga.

8. Usahanya tidak bertentangan dengan undang-undang, peraturan dan kesusilaan.

Bagi anggota KSM yang telah menerima pinjaman sampai batas maksimal (Rp. 2 juta atau 4 kali pinjaman) maka BKM/UPK:


(39)

1. Memberikan rekomendasi anggota KSM tersebut ke Lembaga Keuangan Formal.

2. Mengupayakan channeling sebagai sumber dana pinjaman. 2. Tujuan Penggunaan Pinjaman

Pinjaman diberikan untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman dapat juga digunakan untuk memulai usaha yang tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pinjaman tidak dapat dipergunakan untuk tujuan menunjang kegiatan militer dan politik.

Pinjaman untuk pembuatan sertifikat tanah dapat diberikan pada tahap terakhir kali pinjam dengan tujuan sertifikat yang dibiayai nantinya dapat dipergunakan sebagai jaminan dalam mengajukan pinjaman ke Lembaga Keuangan lain.

3. Besar Pinjaman

Besar pinjaman mula-mula ditentukan maksimal Rp. 500.000,- per orang, namun disesuaikan dengan kemampuan membayar kembali peminjam. Artinya bahwa besar pinjaman pertama tersebut bisa lebih rendah dari Rp. 500.000,- apabila berdasarkan penilaian kemampuan membayar kembali yang bersangkutan memang hanya sebesar itu.

Pinjaman berikutnya tergantung pada catatan pembayaran kembali dan kemampuan dana UPK, dapat diberikan pinjaman yang lebih besar, memperoleh pinjaman kembali lebih cepat dari daftar tunggu KSM yang lain (karena


(40)

pembayaran kembalinya lebih baik), atau diberi jumlah yang sama dengan jasa pinjaman yang lebih rendah. Kebijakan ini diatur lebih khusus oleh BKM.

4. Jasa Pinjaman

Jasa pinjaman sebesar 1,5% sampai dengan 3% perbulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula (besar pinjaman yang diterima).

Jasa pinjaman yang ditetapkan UPK dapat menutup semua biaya UPK yaitu biaya operasional UPK, biaya resiko pinjaman, memelihara nilai modal awal (inflasi), serta tingkat ketentuan tertentu yang dapat digunakan untuk: pemupukan modal, BOP BKM, Dana Lingkungan dan Dana Sosial, dan lain-lain. Semakin kecil tingkat jasa pinjaman dan semakin besar tunggakan, akan semakin kecil jasa riil yang kita peroleh. Dampaknya adalah tingkat keuntungan akan semakin kecil dan akumulasi/pemupukan modal semakin kecil. Apabila keuntungan yang diperoleh negatif, berarti terjadi dekapitalisasi atau pengurangan modal awal (dana BLM) yang lama kelamaan akan habis, yang berarti kegiatan pelayanan UPK tidak bisa berkelanjutan (sustain), demikian sebaliknya.

5. Jangka Waktu Pinjaman dan Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman 3 sampai dengan 12 bulan disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam. Diharapkan dengan jangka waktu demikian pembelajaran kepada peminjam tentang pinjaman yang baik akan lebih cepat tercapai.

Frekuensi pinjaman masing-masing peminjam ditetapkan maksimal 4 kali yang bida dibiayai dari dana BLM. Untuk selanjutnya dihaarapkan BKM bisa


(41)

mengupayakan pinjaman untuk persertifikatan tanah sehingga dapat untuk dijadikan jaminan ke Lembaga Keuangan lain. Di samping itu BKM diharapkan mengupayakan chaneling atau mencarikan pinjaman ke Lembaga Keuangan lainnya.

6. Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa adanya tenggang waktu (grace period). Setiap kali angsuran harus mencakup jasa dan pokok pinjaman. Apabila terjadi jumlah pembayaran yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutan: jasa pinjaman, pokok pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran.

Agar pinjaman yang diberikan memenuhi semua persyaratan yang sudah ditentukan dalam Pinjaman Bergulir ini, maka prosedur pemberian pinjaman harus melalui tahapan-tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut:


(42)

TAHAP: DOKUMEN YANG DIGUNAKAN:

Sumber: PNPM-P2KP

Gambar 2. Skema tahapan pinjaman dana bergulir

Catatan Hasil Pembinaan Pinjaman (PB-06)

a. Kartu Pinjaman (UPK 04A/UPK 04B) b. Bukti Kas Masuk (UPK 1A)

c. Kartu Tabungan (UPK 13A/UPK 13B) a. Surat Perjanjian Pinjaman (PB 03) b. Bukti Kas Keluar (Model 1B) c. Kartu Pinjaman (UPK 04A/UPK 04B) 4. Realisasi Pinjaman

2. Pemeriksaan Pinjaman

1. Pengajuan Pinjaman

3. Putusan Pinjaman

5. Pemberian Pinjaman

6. Pembayaran Pinjaman

Putusan (Persetujuan/Penolakan) dari Usulan Pinjaman (PB 02)

Blanko Permohonan Pinjaman (PB 02), dilampiri:

a. Blanko Pengajuan Pinjaman (PB 01) b. Foto Kopi KTP

c. Berita Acara Pembentukan KSM d. Aturan Main KSM

a. analisis Pinjaman (Blanko

Permohonan Pinjaman/PB 02)

b. Usulan Pinjaman (Blanko


(43)

II.4 Teori Pendapatan II.4.1 Pengertian Pendapatan

Tidak mudah menghitung pendapatan keluarga apalagi bagi keluarga yang tidak mempunyai pendapatan yang tidak tetap seperti petani. Tetapi pendapatan keluarga harus dihitung. Bila pendapatan itu dalam satuan waktu panen, berupa hasil pertanian yang harganya berubah-rubah maka perhitungannya harus disesuaikan dengan nilai rupiah secara bulanan.

Menghitung pendapatan keluarga artinya: menjumlah semua penghasilan yang diperoleh oleh semua anggota keluarga dari berbagai jenis sumber. Kesulitan akan timbul bilamana tidak semua anggota keluarga terutama suami, melapor/menyetorkan penghasilannya kepada pengelola yang biasa dilakukan oleh istri/ibu rumah tangga. Perencanaan atau prediksi pendapatan keluarga ini seyogyanya disusun oleh seluruh anggota keluarga setiap akhir bulan untuk merencanakan/memprediksi pendapatan keluarga bulan berikutnya.

Menurut Noor (2007: 186), Menyatakan bahwa pendapatan merupakan fungsi dari jumlah yang terjual dan harga jual. Artinya pendapatan perusahaan berasal dari penjualan. Sementara nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan harga jual.

Sedangkan menurut Pass dan Lowes (1999), Pendapatan adalah uang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji (Wages), upah (Salaries), sewa (Rent), bunga (Interest), laba (Profit), dan lain sebagainya bersama-sama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya.


(44)

II.4.2 Pembagian Pendapatan

Ada beberapa pembagian tentang pendapatan (income), yaitu:

1. Gross dan net income: gross income adalah pendapatan keluarga yang belum dideduksi dengan biaya, sedangkan net income adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

2. Gross income dapat pula dibagi ke dalam dua bentuk cash dan non cash. Yang pertama berdasarkan dari penjualan hasil produksinya, misalnya dapat dari tanaman maupun ternak. Sedang yang non-cash dapat berupa produk yang dikonsumsi langsung atau ditukar komoditi lain, atau dapat berupa barang dan servis. Hasil usaha yang ditimbun (perubahan inventaris) juga termasuk non-cash.


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang merupakan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP KMW II Korkot 1. Kecamatan Beringin ini terdiri dari 11 desa, antara lain: Emplasmen Kuala Namu, Sidodadi Ramunia, Karang Anyar, Beringin, Sidoarjo II Ramunia, Sidourip, Serdang, Pasar VI Kuala Namu, Pasar V Kebun Kelapa, Tumpatan, dan Aras Kabu. Dari 11 desa dipilih tujuh desa dengan alasan ke tujuh desa tersebut merupakan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP di tahun 2007. Desa yang merupakan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan-P2KP tahun 2007 antara lain: Emplasmen Kuala Namu, Sidodadi Ramunia, Karang Anyar, Beringin, Sidoarjo II Ramunia, Sidourip dan Serdang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Mei 2011.

III.2 Metode Penelitian III.2.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Menurut Singarimbun dan Efenddy (2006) bahwa, “Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”.


(46)

III.2.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik. Adapun sifat dari penelitian adalah penjelasan (explanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain.

III.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Beringin yang masuk dalam daftar Pemetaan Swadaya (PS2) sebagai peminjam di masing-masing desa dengan jenis usaha yang berbeda beda, antara lain: jenis usaha dagangan sayur mayur, petani, jajanan, pembuatan batu batu dan lain-lain. Populasi penelitian dapat dirinci pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jumlah populasi

No. Desa Populasi

(Orang)

1 Emplasmen Kwala Namu 25

2 Sidodadi Ramunia 60

3 Karang Anyar 66

4 Beringin 40

5 Sidoarjo II Ramunia 10

6 Sidourip 35

7 Serdang 20

Jumlah 256


(47)

Berdasarkan Tabel 1 Jumlah populasi adalah seluruh penerima pinjaman dana bergulir yang berjumlah 256, dengan jumlah peminjam yang terdiri dari Emplasmen Kuala Namu sebanyak 25 orang, Sidodadi Ramunia sebanyak 60 orang, Karang Anyar 66 orang, Beringin sebanyak 40 0rang, Sidoarjo Ramunia sebanyak 10 orang, Sidourip sebanyak 35 orang, Serdang sebanyak 20 orang.

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah probality sampling karena memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Umar (2008), menyatakan bahwa untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

2

1 Ne N n

 

Di mana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kesalahan dalam pengambilan sampel (10%)

Menurut Sugiyono (2008), “Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data”.


(48)

Dengan menetapkan rumus tersebut pada penelitian ini, maka didapat jumlah sampel sebagai berikut:

2 ) 1 , 0 )( 256 ( 1 256   n 56 , 2 1 256   n n = 56 , 3 256 9 , 71 

n → 72

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 72 orang yang mengikuti program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Cara menentukan sampel berdasarkan asumsi bahwa populasi terdistribusi secara normal dan untuk pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap strata maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Nazir, 2005):

ni = (Ni / N) x n N = Populasi

Ni = Besarnya populasi tiap stratum n = Jumlah sampel

ni = Jumlah sampel stratum ke-1

Berdasarkan rumus distribusi pengambilan sampel penelitian setiap desa dapat dirinci pada Tabel 2 berikut:


(49)

Tabel 2. Jumlah sampel penelitian

No. Desa Populasi

(Orang) Sampel (Orang)

1 Emplasmen Kwala Namu 25 (25/256)x72 = 6

2 Sidodadi Ramunia 60 (60/256)x72 = 17

3 Karang Anyar 66 (66/256)x72 = 19

4 Beringin 40 (40/256)x72 = 11

5 Sidoarjo II Ramunia 10 (10/256)x72 = 3

6 Sidourip 35 (35/256)x72 = 10

7 Serdang 20 (20/256)x72 = 6

Jumlah 256 72

Sumber: Kordinator kota 2 (data diolah)

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara (interview) kepada konsultan PNPM Mandiri Perkotaan P2KP yang

memberikan data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini.

2. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada responden terpilih (masyarakat yang mengikuti program PNPM Mandiri).

3. Studi Dokumentasi, mengumpulkan dan mempelajari data atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini.

III.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire).


(50)

III.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1 Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis Pertama

Pada hipotesis pertama terdapat dua variabel bebas (independent variable) yang digunakan, yaitu pelatihan (X1) dan pinjaman bergulir (X2) satu variabel terikat (dependent variable), yaitu pendapatan (Y).

III.6.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Definisi operasional dari variabel-variabel pada hipotesis pertama yaitu: 1. Pelatihan (X1), adalah program pelatihan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri

pada masyarakat Kecamatan Beringin dalam hal rencana kegiatan usaha, kualitas produksi, pemasaran hasil usaha dan persaingan usaha.

2. Pinjaman Bergulir (X2), adalah program pendanaan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri dalam hal penyusunan proposal permohonan pinjaman usaha, mengajukan proposal permohonan pinjaman usaha, menggunakan pinjaman usaha, mengawasi penggunaan pinjaman usaha yang diperoleh masyarakat Kecamatan Beringin.

3. Pendapatan masyarakat (Y), adalah jumlah pendapatan yang diterima dari hasil kegiatan usaha yang dinilai dengan uang.


(51)

Tabel 3. Definisi operasional variabel hipotesis pertama

Variabel Definisi

Variabel

Indikator Pengukuran

Pendapatan (Y) Jumlahpendapatan yang diterima dari hasil kegiatan usaha

Hasil Penjualan Kegiatan Usaha

Skala Interval Pelatihan (X1) Suatu cara yang

digunakan untuk memberikan atau meningkat kan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan saat ini

1. Kegiatan Usaha 2. Kualitas Produksi 3. Pemasaran Hasil Usaha 4. Persaingan Usaha

Skala Likert Pinjaman Bergulir (X2) Pemberian bantuan modal oleh pemerintah kepada masyarakat berupa kredit

1. Penyusunan Proposal Pinjaman 2. Pengajuan Proposal Pinjaman 3. Penggunaan Pinjaman 4. Pengawasan Penggunaan

Pinjaman

Skala Likert

III.7 Metode Analisis Data Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu:

Ho : b1, b2 = 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan P2KP tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang). H1 : b1, b2 ≠ 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri

Perkotaan P2KP tidak berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang). Alat statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis pertama adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Untuk menguji variabel bebas (pelatihan dan pinjaman bergulir) terhadap variabel terikat (pendapatan


(52)

masyarakat). Analisis regresi linier berganda dipergunakan dalam penelitian ini karena variabel yang dicari pengaruhnya lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Model persamaan regresi linier berganda:

Y = b0 + bIX1 + b2X2 +e

Di mana:

Y = Pendapatan masyarakat X1 = Pelatihan

X2 = Pinjaman bergulir b0 = Intercept

b1, b2 = Koefisien Regresi e = term of error

Pengujian hipotesis pertama sebagai berikut: 1. Uji F (Uji Secara Serempak)

Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh dari variabel bebas (X1 dan X2), yaitu pelatihan dan pinjaman bergulir terhadap pendapatan masyarakat yang merupakan variabel terikat (Y) di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.

Hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

Ho : b1, b2 = 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan P2KP tidak berpengaruh secara serempak terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).


(53)

H1 : b1, b2 ≠ 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan P2KP berpengaruh secara serempak terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).

Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada á = 5%.

Ho ditolak (Ha diterima) jika F hitung > F tabel pada á = 5%. 2. Uji t (Uji Secara Parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari masing-masing variabel bebas: pelatihan (X1) dan pinjaman bergulir (X2), terhadap pendapatan masyarakat yang merupakan variabel terikat (Y) di Kecamatan Beringin.

Hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah:

Ho : b1, b2 = 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan P2KP tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).

H1 : b1, b2 ≠ 0 (Pelatihan dan pemberian pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan P2KP tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan masyarakat Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang).

Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan kriteria pengambilan keputusan, yaitu:


(54)

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada á = 5%.

Ho ditolak (Ha diterima) jika t hitung > t tabel pada á = 5%.

III.8 Metode Analisis Data Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin berbeda sebelum dan setelah PNPM Mandiri Perkotaan P2KP.

Untuk mengetahui perbedaan pendapatan masyarakat di Kecamatan Beringin sebelum dan setelah PNPM Mandiri Perkotaan P2KP digunakan analisa statistik uji beda rata-rata (t–test) dengan rumus:

Sb =

) 1 ( 2 

n n d

Sb = Standar error dua rata-rata yang berhubungan

2

d =

B

B =

B - 2

2

) (

B

n B = Beda antara pengamatan tiap pasang B = rata-rata dari beda pengamatan

( B - 0 ) B t = = Sb Sb


(55)

Kriteria Pengujian adalah:

H0 : µ1 = µ2 Hi : µ1 ≠ µ2

Terima H0 jika t.Hit ≤ t.Tab (tidak ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan setelah PNPM Mandiri Perkotaan P2KP).

Tolak H0 jika t.Hit ≥ t.Tab (ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan setelah PNPM Mandiri Perkotaan P2KP).

Tabel 4. Definisi operasional variabel hipotesis kedua

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Pendapatan Sebelum Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP

Jumlah pendapatan yang diterima dari hasil kegiatan usaha yang dinilai dengan uang sebelum mengikuti Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP

Hasil penjualan (sebelum mengikuti Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP ) Skala Interval Pendapatan Setelah Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP

Jumlah pendapatan yang diterima dari hasil kegiatan usaha yang dinilai dengan uang setelah mengikuti Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP

Hasil penjualan (setelah mengikuti Program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP ) Skala Interval

III.9 Pengujian Validitas dan Reliabilitas III.9.1 Uji Validitas

Uji validitasi digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket (kuisioner) maupun seperangkat alat tes. Menurut Ghozali (2005), “Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner


(56)

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut”.

Gulo (2005) menyatakan bahwa “Apabila validitas setiap jawaban yang diperoleh ketika memberikan daftar pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Correlated Item-Total Correlation pada setiap butir pertanyaan dengan nilai r tabel. Jika nilai Correlated Item-Total Correlation (r hitung) > nilai r tabel dan nilainya positif, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid (Ghozali, 2005).

Uji validitas dalam penelitian akan dilakukan pada 30 responden (masyarakat Kecamatan Beringin yang mengikuti program PNPM Mandiri Perkotaan P2KP) yang meliputi pelatihan, pinjaman bergulir, dan pendapatan. Menurut Umar (2008) “untuk uji validitas dan reliabilitas instrumen jumlah responden minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”.

Hasil pengujian validitas ini dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 17.0 dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

III.9.1.1 Uji validitas instrumen variabel pelatihan

Uji validitas terhadap instrumen variabel pelatihan memperlihatkan hasil sebagai berikut:


(57)

Tabel 5. Hasil uji validitas instrumen variabel pelatihan Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan

Kegiatan Usaha 0.84 0.30 Valid

Kualitas Produksi 0.53 0.30 Valid

Pemasaran Hasil Usaha 0.41 0.30 Valid

Persaingan Usaha 0.40 0.30 Valid

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5 di atas diperoleh hasil bahwa hasil pengujian instrumen variabel pelatihan memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0.30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang indikator pelatihan seperti kegiatan usaha, kualitas produksi, pemasaran hasil usaha dan persaingan usaha adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.

III.9.1.2 Uji validitas instrumen variabel pinjaman bergulir

Uji validitas terhadap variabel pinjaman bergulir memperlihatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil uji validitas instrumen variabel pinjaman bergulir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan

Penyusunan Proposal 0.45 0.30 Valid

Pengajuan Proposal 0.50 0.30 Valid

Penggunaan Pinjaman 0.53 0.30 Valid

Pengawasan Pinjaman 0.69 0.30 Valid

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 6 di atas diperoleh hasil terlihat bahwa hasil pengujian instrumen variabel pinjaman bergulir memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0.30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang indikator pinjaman bergulir seperti penyusunan proposal pinjaman, pengajuan proposal


(58)

pinjaman, penggunaan pinjaman dan pengawasan penggunaan pinjaman adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.

III.9.2 Uji Reliabilitas

Data yang diperoleh harus menunjukkan hasil yang stabil dan konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi internal (Sugiyono, 2008).

Uji reliabilitas yang dilakukan terhadap penelitian memperlihatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil uji reliabilitas instrumen variabel

Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan

Pelatihan 0.67 0.60 Reliabel

Pinjaman Bergulir 0.89 0.60 Reliabel

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0.60). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel penelitian seperti pelatihan dan pinjaman bergulir reliabel.

III.10 Pengujian Asumsi Klasik III.10.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak.


(59)

Menurut Sugiyono (2005), bahwa “Model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas”.

III.10.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam suatu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel bebas tersebut.

III.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas pada regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas di mana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali, 2005).


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Penelitian

IV.1.1 Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan P2KP

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat, sehingga dapat terbangun "gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan", yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip universal (Buku Pedoman Umum P2KP-3, 2005).

Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan permukiman yang jauh di bawah standar kelayakan, serta mata pencaharian yang tidak menentu.

Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul dalam berbagai bentuk, seperti antara lain:


(61)

a. Dimensi Politik, sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi;

b. Dimensi Sosial, sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasikannya warga miskin ke dalam institusi sosial yang ada, terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang merusak kualitas manusia dan etos kerja mereka, serta pudarnya nilai-nilai kapital sosial;

c. Dimensi Lingkungan, sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga cenderung memutuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang menjaga kelestarian dan perlindungan lingkungan serta permukiman;

d. Dimensi Ekonomi, muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak; dan e. Dimensi Aset, ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin ke

berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk aset kualitas sumberdaya manusia (human capital), peralatan kerja, modal dana, hunian atau perumahan, dan sebagainya.

Karakteristik kemiskinan seperti tersebut di atas dan krisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih


(62)

dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.

Penguatan kelembagaan masyarakat yang dimaksud terutama juga dititikberatkan pada upaya penguatan perannya sebagai motor penggerak dalam

‘melembagakan' dan ‘membudayakan' kembali nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan (nilai-nilai dan prinsip-prinsip di P2KP), sebagai nilai-nilai utama yang melandasi aktivitas penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat setempat. Melalui kelembagaan masyarakat tersebut diharapkan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang masih terjebak pada lingkaran kemiskinan, yang pada gilirannya antara lain diharapkan juga dapat tercipta lingkungan kota dengan perumahan yang lebih layak huni di dalam permukiman yang lebih responsif, dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Kepada kelembagaan masyarakat tersebut yang dibangun oleh dan untuk masyarakat, selanjutnya dipercaya mengelola dana abadi P2KP secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dana tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk


(63)

membiayai kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan, yang diputuskan oleh masyarakat sendiri melalui rembug warga, baik dalam bentuk pinjaman bergulir maupun dana waqaf bagi stimulan atas keswadayaan masyarakat untuk kegiatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, misalnya perbaikan prasarana serta sarana dasar perumahan dan permukiman.

Model tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi dimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi, serta dalam jangka panjang mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman meraka maupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, maka dilakukan proses pemberdayaan masyarakat, yakni dengan kegiatan pendampingan intensif di tiap kelurahan sasaran. Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat dan penyediaan dana bantuan langsung ke masyarakat kelurahan sasaran, P2KP cukup mampu mendorong dan memperkuat partisipasi serta kepedulian masyarakat setempat secara terorganisasi dalam penanggulangan kemiskinan. Artinya, Program penanggulangan kemiskinan berpotensial sebagai “gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untuk masyarakat. IV.1.1.1 Konsep P2KP

Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan hanya pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran


(1)

SAMPEL

PINJAMAN

TOTAL PENYUSUNAN

PROPOSAL

PENGAJUAN PROPOSAL

PENGGUNAAN PINJAMAN

PENGAWASAN PINJAMAN

1

3

1

2

3

9

2

5

2

3

1

11

3

4

4

1

1

10

4

3

3

4

3

13

5

3

3

3

3

12

6

5

5

3

1

14

7

4

4

2

5

15

8

3

3

2

3

11

9

3

3

1

3

10

10

5

4

2

2

13

11

3

2

5

2

12

12

2

4

4

4

14

13

5

4

3

3

15

14

4

4

2

2

12

15

2

3

4

1

10

16

3

3

3

4

13

17

4

4

1

3

12

18

3

3

5

4

15

19

2

3

4

4

13

20

4

4

2

2

12

21

2

3

5

5

15

22

4

2

4

4

14

23

3

4

5

4

16

24

5

5

5

2

17

25

5

5

2

3

15


(2)

SAMPEL

PINJAMAN

TOTAL PENYUSUNAN

PROPOSAL

PENGAJUAN PROPOSAL

PENGGUNAAN PINJAMAN

PENGAWASAN PINJAMAN

27

3

3

3

3

12

28

4

4

4

2

14

29

3

3

4

3

13

30

5

5

3

3

16

31

5

5

2

3

15

32

4

4

5

4

17

33

5

5

5

3

18

34

4

4

4

4

16

35

5

5

3

2

15

36

3

5

5

5

18

37

5

5

5

5

20

38

5

5

3

2

15

39

5

5

5

5

20

40

5

5

5

5

20

41

3

3

1

2

9

42

5

5

5

3

18

43

3

4

5

4

16

44

2

4

3

2

11

45

5

5

5

5

20

46

4

4

3

4

15

47

2

3

2

3

10

48

5

5

5

5

20

49

4

3

2

2

11

50

3

5

5

5

18

51

2

3

5

5

15

52

4

4

3

3

14

p d fMachine

I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se !

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.

Get yours now !


(3)

SAMPEL

PINJAMAN

TOTAL PENYUSUNAN

PROPOSAL

PENGAJUAN PROPOSAL

PENGGUNAAN PINJAMAN

PENGAWASAN PINJAMAN

53

5

5

5

5

20

54

4

4

4

4

16

55

3

3

4

5

15

56

5

5

2

2

14

57

5

5

4

4

18

58

3

3

4

4

14

59

5

4

2

2

13

60

5

5

5

5

20

61

3

3

4

2

12

62

5

5

5

2

17

63

3

3

5

4

15

64

5

5

5

4

19

65

5

5

5

5

20

66

5

3

5

5

18

67

5

5

2

5

17

68

5

5

3

3

16

69

4

4

2

5

15

70

5

5

5

3

18

71

3

3

5

4

15


(4)

Lampiran 4 : Hasil Regresi

Regression

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.585E13 2 7.925E12 36.578 .000a

Residual 1.495E13 69 2.167E11

Total 3.080E13 71

a. Predictors: (Constant), pinjaman, pelatihan b. Dependent Variable: pendapatan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

.717a .515 .501 4.65480E5 .515 36.578 2 69 .000 1.433

a. Predictors: (Constant), pinjaman, pelatihan b. Dependent Variable: pendapatan

100

p d fMachine

I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se !

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.

Get yours now !


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

95.0% Confidence Interval

for B Correlations

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) -1375192.568 313898.877 -4.381 .000 -2001403.693 -748981.443

pelatihan 86715.235 39013.472 .347 2.223 .030 8885.488 164544.982 .685 .258 .186 .288 3.470

pinjaman 85643.189 33474.585 .400 2.558 .013 18863.218 152423.159 .693 .294 .215 .288 3.470

a. Dependent Variable: pendapatan

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pendapatansetelah - pendapatansebelum

1.72917E 5


(6)

-

2,000 0 2,000 16.169

Teri

Terim

t

p d fMachine

I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se !

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine.

Get yours now !


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Pengaruh Pinjaman Dana Bergulir dan Pendampingan Terhadap Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

5 17 146

PENGARUH PROGRAM DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PENGARUH PROGRAM DANA BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT (Studi kasus di Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo di Kota Yogyakarta Provinsi Dae

0 5 15

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Nagari Sungai Beringin Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh Kota.

0 0 5

Pengaruh Pinjaman Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (Pnpm-mp) Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Kota Tasikmalaya.

0 0 17

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) PROGRAM PINJAMAN BERGULIR DI KELURAHAN SIWALAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG.

1 7 80