menyindir, menyayangkan, berterima kasih, mengeluh, membenarkan, memuji, mencurigai, meminta maaf, mengklarifikasi, mengungkapkan
rasa iba,mengungkapkan rasa bangga, mengungkapkan rasa salut, mengungkapkan rasa malu, mengungkapkan rasa kecewa,mengungkapkan
rasa jengkel,
mengungkapkan rasa
prihatin, mengungkapkan
ketidaksetujuan, mengungkapkan rasa heran, mengungkapkan rasa khawatir, mengungkapkan rasa ketidakpedulian, mengungkapkan rasa
yakin, mengungkapkan rasa bingung, mengungkapkan rasa sakit hati, mengungkapkan rasa senang, rasa simpati, mengungkapkan rasa marah,
mengungkapkan rasa muak, mengungkapkan rasa resah.
34
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Biografi Penulis
Data penelitian ini berupa naskah drama Rt Nol Rw Nol karya Iwan Simatupang, naskah drama tersebut dianalisis tindak tutur ilokusi. Hasil
temuan yang berbentuk analisis pengklasifikasian ilokusi disajikan dalam tabel terlampir, namun ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai
profil pengarang naskah drama yang akan dianalisis. Iwan Martua Dongan Simatupang, lebih umum dikenal sebagai Iwan
Simatupang lahir di Sibolga, 18 Januari 1928 adalah seorang novelis, penyair, dan esais Indonesia. Ia belajar di HBS di Medan, lalu melanjutkan ke
sekolah kedokteran NIAS di Surabaya tapi tidak selesai. Kemudian belajar antropologi di Universitas Leiden 1954-56, drama di Amsterdam, dan
filsafat di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis pada Prof. Jean Wahl pada 1958. Ia pernah menjadi Komandan Pasukan TRIP dan ditangkap pada
penyerangan kedua polisi Belanda di Sumatera Utara 1949; setelah bebas, ia melanjutkan sekolahnya sehingga lulus SMA di Medan. Ia pernah menjadi
guru SMA di Surabaya, redaktur Siasat, dan terakhir redaktur Warta Harian 1966-1970. Tulisan-tulisannya dimuat di majalah Siasat dan Mimbar
Indonesia mulai tahun 1952. Pada mulanya ia menulis sajak, tapi kemudian terutama menulis esai,
cerita pendek, drama dan roman. Sebagai pengarang prosa ia menampilkan gaya baru, baik dalam esainya, maupun dalam drama, cerita pendek dan
terutama dalam romannya; dengan meninggalkan cara-cara konvensional dan alam pikiran lama. Jalan cerita dan penampilan watak dalam semua
karangannya tidak lagi terikat oleh logika untuk sampai kepada nilai-nilai baru yang lebih mendasar.
Karya novel yang terkenal Merahnya Merah 1968 mendapat hadiah sastra Nasional 1970, dan Ziarah 1970 mendapat hadiah roman ASEAN
terbaik 1977. Ziarah merupakan novelnya yang pertama, ditulis dalam sebulan pada tahun 1960; diterbitkan di Indonesia pada 1969. Pada 1972,
Kering, novelnya yang ketiga diterbitkan. Kooong 1975 mendapatkan Hadiah Yayasan Buku Utama Department P Dan K 1975. Pada tahun 1963, ia
mendapat hadiah kedua dari majalah Sastra untuk esainya Kebebasan Pengarang dan Masalah Tanah Air. Karya dramanya antara lain Buah
Delima dan Buah Bujur Sangkar 195, RT00RW00 1957, Petang di taman 1966,dan Kaktus dan Kemerdekaan 1969. Menurut Benedict Richard
OGorman Anderson, Iwan Simatupang dan Putu Wijaya merupakan dua orang penulis fiksi yang berpengaruh dari Indonesia sejak kemerdekaan dan
keduanya memiliki kelekatan yang kuat dengan realisme gaib magical realism.
1
B. Penyajan Data
Tabel 3.1 Jenis Tindak Tutur Ilokusi dalam Naskah Drama Rt Nol Rw Nol Karya Iwan Simatupang