Pada periode gigi bercampur, baik gigi desidui maupun gigi permanen terdapat pada lengkung gigi Gambar 4.
23,24
Oleh karena itu, kasus maloklusi sering terlihat pada periode ini. Diperlukan adanya tindakan atau perawatan interseptif ortodonsia agar
mencegah maloklusi tersebut berkembang. Tindakan dan perawatan terhadap maloklusi yang dilakukan pada tahap awal atau pada masa tumbuh kembang aktif lebih
menguntungkan karena masih adanya kesempatan menghilangkan faktor penyebab.
11
Gambar 4. Gambaran periode gigi bercampur setelah erupsi gigi permanen molar pertama dan insisivus
23
Periode gigi bercampur terbagi atas 3 fase, yaitu fase transisi pertama, fase inter- transisi dan fase transisi kedua.
22
2.2.1 Fase Transisi Pertama
Fase ini ditandai dengan erupsinya molar pertama permanen pada usia 6 tahun.
17,22
Gigi ini mempunyai peranan penting dalam menentukan dan menetapkan hubungan oklusi pada masa gigi permanen nantinya. Ada tiga tipe hubungan molar
permanen :
4,22
a. Flush terminal plane adalah keadaan dimana permukaan distal molar kedua rahang atas dan rahang bawah dalam satu dataran vertikalGambar 6. Pada relasi ini
diperoleh erupsi gigi molar pertama permanen cusp-to-cusp, ini merupakan keadaan yang normal pada gigi desidui dan kemudian akan terkoreksi menjadi hubungan molar
Klas I Angle dengan memanfaatkan ruangan yang tersedia yaitu Leeway space. Pergeseran molar rahang bawah dari satu dataran vertikal menjadi Klas I Angle dapat
terjadi dengan dua cara, yakni :
6,15,16,19,22-24
• Early mesial shift dimana pada primate space diastema yang terdapat diantara
insisivus lateral dan kaninus desidui atas dan diantara kaninus desidui dan molar pertama desidui bawah akan tertutup oleh pergerakan ke depan molar pertama
permanen Gambar 5. Perubahan ini terjadi pada awal fase gigi bercampur.
22
• Late mesial shift dimana molar pertama permanen bawah hanya bergerak ke
mesial secara langsung setelah kehilangan gigi molar kedua desidui bawah; karena lebar mesiodistal dari molar kedua desidui rahang bawah lebih besar
dibandingkan dengan rahang atas, tanggalnya gigi molar kedua desidui bawah tersebut menghasilkan pergerakan yang besar ke mesial pada gigi molar pertama
permanen bawah Gambar 5. Perubahan ini terjadi pada akhir fase gigi bercampur.
22
A B Gambar 5. Pergeseran molar rahang bawah: A Early mesial shift; B Late
mesial shift.
22
b. Mesial step adalah keadaan dimana permukaan distal dari gigi molar kedua desidui rahang bawah berada lebih mesial dibanding dengan permukaan distal gigi
molar kedua desidui rahang atas Gambar 6. Relasi molar pertama permanen pada
periode gigi bercampur saat mesial step adalah Klas I Angle. Jika pertumbuhan mandibula terus berlanjut, maka dapat terjadi relasi molar Klas III Angle dan jika
pertumbuhan mandibula ke depan minimal, maka akan terjadi relasi molar Klas I Angle Gambar 7.
6,15,19,22,23
c. Distal step adalah keadaan dimana permukaan distal gigi molar pertama permanen rahang bawah berada lebih distal daripada molar kedua desidui rahang atas
Gambar 6. Hubungan molar ini tidak dapat terkoreksi lagi meskipun terbantu oleh Leeway space dan pertumbuhan rahang, hubungan gigi molar pertama permanen yang
akan erupsi akan menghasilkan relasi Klas II Angle Gambar 7.
22,23
Gambar 6. Hubungan molar kedua gigi desidui: A Flush terminal plane; B Mesial step; C Distal step
23
Gambar 7. Hubungan oklusal pada molar desidui dan molar permanen.
22
2.2.2 Fase Inter-transisi