Metode Penelitian METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan teknik serta cara-cara tertentu. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data atau informasi untuk memperoleh jawaban atas segala permasalahan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perl u diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis Sugiyono, 2009: 2. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian naturalistik atau kualitatif, yaitu metode yang bertitik tolak dari relitas yang ada atau dalam situasi natural setting yang menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah. Penelitian naturalistik kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang sekitarnya. Oleh karena itu peneliti harus terjun ke lapangan dan melakukan pengamatan secara intensif. Nasution 1996: 5 Menurut Lien 1996 : 17 penel itian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang seutuhnya mendalam dan kontekstual mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pikiran, pendapat, kepercayaan orang yang diteliti tentang suatu topik. Hal ini tidak diukur dalam angka, dan tidak dapat ditetapkan sebelumnya secara jelas dan pasti. Karena itu dalam penelitian kzualitatif, peneliti adalah alat penelitian yang utama. Penelitian kualitatif juga dapat disebut penelitian fenomenologis yang bertujuan memperoleh uraian lengkap yang merupakan esensi pengalaman. Sang ilmuwan berupaya menemukan struktur pengalaman dengan menafsirkan uraian orisinil dari situasi tempat pengalaman itu berlangsung Moustakas, 1994:13, dalam Deddy Mulyana, 2007:11. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis Sugiyono, 2009: 2. Penelitian kualitatif adalah deskriptif yang artinya data diambil dapat berupa kata, gambar, namun bukan angka. Dengan demikian laporan penelitian akan dengan kutipan data untuk memberikan gambaran umum tentang penyajian laporan, data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan dan tape recorder, catatan internet atau dokumen lain yang mendukung penelitian. Menurut Bodgan dan Taylor : “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati” Moleong, 1989: 3. Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut, penelitian kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengenali subjek, serta merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Moleong 1989: 4-9 menyebutkan ciri-ciri dari peneltian kualitatif yaitu: 1. Latar ilmiah. Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan enety. Hal ini sejalan dengan yang dilakukan, menurut Loncolyn dan Guba, karena ontologi alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai suatu keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipindahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi : 1 tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat; 2 konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya; 3 sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari. 2. Manusia sebagai alat instrumen. Dalam peneltian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan sebagai penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pula yang dapat menilai kehadiarannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi demikian ia pasti dapat menyadari serta dapat mengatasinya. 3. Metode kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat meyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dinilai. 4. Analisis data secara kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif. Analisi data secara induktif ini dugunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif yang lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dan dapat dikenal, dan akuntabel. Ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan- hubungan. Kelima, analisis demikian dapat diperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari analitik. 5. Teori dari dasar. Penelitian kualitatif ini lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. 1 tidak ada teori a priori yang dapat mencakupi kenyataan-kenyataan jamak yang mungkin dihadapi. 2 peneliti ini mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral. 3 teori-teori dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual. Dengan menggunakan analisis secara induktif, berarti bahwa upaya pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Analisis ini lebih merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian di kelompok-kelompokan. Jadi penyusunan teori disini berasal dari bawah ke atas grounded theory, yaitu dari sejumlah data yang dikumpulkan data yang dikumpulkan dan saling berhubungan. 6. Deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka- angka. Hal ini disebabkan karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. 7. Lebih mementingkan proses dari pada hasil . Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Sehingga peranan proses dalam penelitian kualitatif sangat besar. 8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus. Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam peneltian. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain 1 batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. 2 Penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. 9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik. Hal itu disebabkan beberapa hal. Pertama, validitas internal cara lama telah gagal karena hal itu menggunakan isomorfisme antara hasil penelitian dan kenyataan tunggal di mana penelitian dapat dikonvergensikan. Kedua, validitas eksternal gagal karena tidak taat asas dengan aksioma dasar dari generalisasinya. Ketiga, kriteria reliabilitas gagal karena mempersyarat stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya tidak mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desain yang dapat berubah-ubah. Keempat, kriteria objektivitas gagal karena penelitian kuantitatif justru memberi kesempatan interaksi antara peneliti-responden dan peranan nilai. 10. Desain yang bersifat sementara. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan- kenyataan jamak di lapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan. Ketiga, bermacam-macam system nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan. Dengan demikian, desain khususnya masalah yang telah ditetapkan terlebih dahulu apabila peneliti ke lapangan dapat saja diubah. 11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar penelitian dan hasil interpretasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Penelitian kualitatif hanya bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 1989:6.

4.1 . Sumber Data