Tinjauan Pustaka DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.5 Mechanical Properties Serat Pinang Bino dkk, 2016 Tensile Strenght MPa Young’s modulus GPa Elongation 147-322 1,142-3,155 10,23-13,15 Dalam penelitian ini serat pinang direndam untuk memisahkan lignin dari serat pinang. Serat pinang itu juga dapat diolah secara kimia untuk meningkatkan sifat mekanik menggunakan NaOH. Di antara semua serat alam, pinang tampaknya merupakan bahan yang menjanjikan karena murah, ketersediaan melimpah dan tanaman yang berpotensial tinggi. Volume serat pinang mencapai 30 - 45 dari total volume buah.

2.2 Tinjauan Pustaka

Mastur Azizul 2016 telah melakukan penelitian yang berjudul ‘Pengaruh Fraksi Volume Serat Buah Pinang Pada Komposit Terhadap Kekuatan Mekanik’ yang bertujuan untuk menguji kekuatan mekanik dari serat buah pinang dengan pengujian tarik dan bending dengan variasi serat ukuran fraksi volume 40, 50, dan 60. Hasil pengujian tarik menunjukan komposit serat buah pinang untuk volume serat 40 tegangannya rata-rata 7,09 MPa dan regangannya rata-rata 2,0, volume serat 50 tegangan rata-ratanya 7,70 MPa dan regangan rata-ratanya 2,0, fraksi volume 60 tegangan rata-ratanya 9,78 MPa dan regangan rata-ratanya 3,3. Sedangkan untuk uji bending diperoleh fraksi volume serat 40 tegangan rata-ratanya adalah 17,50 MPa, fraksi volume serat 50 tegangan rata-ratanya adalah 18,18 MPa, dan pada fraksi volume serat 60 tegangan rata-ratanya adalah 27,14 MPa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Muhajir 2006 telah melakukan penelitian tentang variasi tata letak serat yang berjudul ‘Analisis Kekuatan Tarik Bahan Komposit Matriks Resin Berpenguat Serat Alam Dengan Berbagai V arian Tata Letak’ yang bertujuan mengetahui pengaruh tata letak serat terhadap karakteristik komposit serat. Spesimen matriks resin dibuat dengan standar ASTM D 638 M-84 dengan bahan resin epoksi dan katalis menggunakan metode pengecoran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengujian laboratorium. Intrumen yang digunakan berupa lembar pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik ANOVA menggunakan bantuan SPSS. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kekuatan tarik komposit tertinggi dengan tata letak random sebesar 3,38 kgfmm² dan perpanjangan sebesar 0,38 mm, Cross sebesar 3,03 kgfmm2 dan perpanjangan sebesar 0,86 mm, continuous sebesar 2,24 kgfmm² dan perpanjangan sebesar 1,03 mm, woven sebesar 1,64 kgfmm2 dan perpanjangan sebesar 0,64 mm. Bentuk patahan menunjukan bahwa hasil pengujian tarik mengalami patahan getas, karena ujung patahan terdapat patahan 90º dan kasar, adannya mekanisme fiber pull out, Hal ini menunjukkan lemahnya ikatan antara serat dan matrik karena serat mengandung lapisan seperti lilin lignin dan kotoran lainnya yang menghalangi ikatan interface antara serat dengan matrik, sedangkan ada yang tidak terlalu menunjukkan fiber pull out, karena ikatan interface antara serat dan matrik kurang kuat dan ada yang tidak menunjukan terjadi fiber pull out, karena ikatan interface antara serat dan matrik sangat kuat. Hal ini membuktikan bahwa jenis tata letak serat penguat juga berpengaruh besar terhadap bahan komposit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bifel 2005 melakukan penelitian yang berjudul ‘Pengaruh Perlakuan Alkali Serat Sabut Kelapa terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polyester ’ yang bertujuan untuk meningkatkan gaya ikat antara serat sabut kelapa dengan matrik dengan menggunakan perlakuan alkali serat sebelum dipergunakan. Perlakuan alkali dengan melakukan perendaman serat sabut kelapa didalam larutan NaOH 5 selama 2, 4, 6, 8 jam. Setelah dicuci dan dikeringkan serat sabut kelapa dipergunakan sebagai penguat pada komposit matrik polyester 60 . Hasil yang diperoleh dari pengujian tarik pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan fraksi Volume melakukan perendaman serat sabut kelapa kedalam larutan 5 NaOH selama 2 jam dengan harga kekuatan tarik yang optimal dengan nilai 21,075 Mpa. Hal ini juga terbukti dari hasil foto makro penampang patahan, yaitu terjadi patahan komposit untuk waktu perendaman 6 jam dan 8 jam, fiber pull out. Sedangkan pada waktu perendaman selama 2 jam dan 4 jam, jenis patahan getas. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa penelitian diatas bahwa pengaruh varian letak serat, fraksi volume serat serta lama perendaman alkali akan mempengaruhi sifat komposit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

BAB III METODE PENELITIAN