Sedangkan bagi sekolah yang belum optimal menerapkan atau bahkan baru melaksanakan MBS, perlu didorong dan dibuka wawasannya tentang makna dan
pentingnya MBS bagi upaya perbaikan kualitas pendidikan di lingkup sekolah, daerah,maupun nasional.
Modul Bimbingan Teknis MBS komponen Pendidik dan Tenaga Pendidikan PTK disusun, dalam rangka penyegaran dan penggiatan kembali penerapan MBS di
satuan pendidikan SD. Dengan modul ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota dan tim pengembangfasilatator MBS di
seluruh Indonesia memiliki persamaan persepsi dan langkah gerak dalam melaksanakan pembinaan teknis sehingga sekolah dapat melaksanakan MBS dengan
baik sesuai yang direncanakan.
B. TUJUAN
Modul Bimbingan teknis Bintek pada komponen PTK berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan manajemen PTK dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan di SD. Selanjutnya, bimtek PTK diberlakukan agar peserta bintek: 1. Menguasai konsep manajemen PTK dalam konteks MBS di SD;
2. Memiliki kesadaran dan kesiapan mengimplementasikan pengelolaan PTK sesuai kaidah MBS di SD;
3. Memiliki keterampilan dalam mengoperasikan manajemen PTK sesuai kaidah MBS di SD, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup modul Bimtek MBS komponen PTK meliputi: 1. Perencanaan kebutuhan PTK berbasis sekolah di SD;
2. Rekrutmenpengadaan PTK berbasis sekolah di SD; 3. Pembinaan dan pengembangan PTK berbasis sekolah di SD;
4. Pemotivasian PTK berbasis sekolah di SD; 5. Perpindahan Kerja mutasi PTK berbasis sekolah di SD;
6. Pengawasan dan Penilaian Kinerja PTK berbasis sekolah di SD; 7. Pemberhentian PTK berbasis sekoah di SD;
8. Pertanggungjawaban pelaporan PTK berbasis sekolah di SD.
A. Konsep Dasar
Secara umum, manajemen dapat diartikan sebagai aktifitas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Yang
dimaksud pendidik adalah individu yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan UU Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 1 butir 5 dan 6. Pendidik adalah guru danatau konselor yang bertugas merencanakan,
melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan tenaga
kependidikan adalah staf dan penjaga yang bertugas mendukung terjadinya proses pendidikan di SD. Dengan demikian, manajemen PTK adalah kegiatan perencanaan
kebutuhan, rekrutmenpengadaan, pembinaan dan pengembangan, pemotivasian, perpindahan kerja mutasi, pengawasan dan penilaian kinerja, pemberhentian
pertanggungjawaban pelaporan PTK berbasis sekolah di SD. Pendidik pada SD sekurang-kurangnya terdiri atas guru kelas dan guru mata
pelajaran yang penugasannya ditetapkan oleh SD masing-masing sesuai dengan keperluan. Guru mata pelajaran di SD sekurang-kurangnya mencakup guru kelompok
mata pelajaran; guru agama dan akhlak mulia; guru kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; selain itu, juga ada guru pembina
ekstrakurikuler. Tenaga kependidikan di SD adalah individu yang diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. PTK bertugas melaksanakan administrasi,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan di SD. Tenaga kependidikan di SD sekurang-kurangnya terdiri atas tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah. Tenaga
BAGIAN II
MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif. Tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan. Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan
kebersihan lingkungan. Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran PTK diatur oleh lembaga yang
mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga
kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 41, Ayat 3. Pengangkatan, penempatan
dan penyebaran PTK diatur oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga yang mengangkatnya. Sedangkan sekolah berperan mengajukan kebutuhan PTK, menerima
PTK, membina, memotivasi, menilai kinerja dan mengusulkan perberhentian PTK. Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan dinyatakan bahwa: Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dengan memperhatikan standar pendidik dan tenaga
kependidikan, dan dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah termasuk pembagian tugas, mengatasi apabila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan,
dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka.
B. Ruang Lingkup