Modus Ponen Silogisme Konjungtif

Berikut ini akan dijelaskan kekurangan dari kaidah produksi : a. Pengetahuan yang kompleks membutuhkan kaidah yang banyak, yang memungkinkan sulit dalam membuatnya yang digunakan untuk sistem maupun perawatannya. b. Suatu sistem mempunyai banyak kaidah akan mempunyai batasan pencarian dalam mengontrol program. Ada beberapa program mempunyai kesulitan dalam mengevaluasi sistem berbasis kaidah dan membuat inferensi.

2.3.2 Keuntungan Penggunaan Kaidah Produksi

Keuntungan menggunakan kaidah produksi dalam suatu sistem adalah sebagai berikut : 1. Kaidah produksi mudah disampaikan sehingga mudah di mengerti dan diterima. 2. Untuk memodifikasi dan perawatan relative lebih mudah. 3. Data-data yang memiliki ketidakpastian akan mudah dikombinasikan dengan kaidah.

2.4 Deductive Reason

Reasoning Deduktif digunakan untuk mendeduksi informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang telah diketahui.

2.4.1 Modus Ponen

Modus ponen adalah salah satu cara pengambilan kesimpulan argumentasi yang paling sederhana dan dibenarkan secara kaidah logika dan mungkin adalah yang paling sering kita gunakan. Cara kerja berdasarkan premis kalimat majemuk jika p maka q. p  q premis 1 berupa implikasi p premis 2 berupa antedesen ∴ q konklusi Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Modus Ponen p q p q  p p q  p T T T T T F F T F T F T F F F T Argument sah karena untuk premis p  q dan p benar, konklusi q juga benar. Misalnya contoh sebagai berikut : Premis 1 : Hewan mamalia bernafas dengan paru-paru Premis 2 : Hewan ini adalah mamalia Kesimpulan : Hewan ini bernafas dengan paru-paru.

2.4.2 Silogisme Konjungtif

Silogisme konjungtif adalah silogisme yang mempunyai premis mayor yang berbentuk proposisi konjungtif, sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris. Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat yang bersifat kontraris, yakni tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Silogisme Konjungtif p q p  q T T T T F F F T F F F F Contoh : Premis 1 : Air tidak dapat dirasakan panas dan dingin pada saat bersamaan Premis 2 : Air ini dingin Kesimpulan : jadi, air ini tidak panas 19

BAB III PERANCANGAN

3.1 Metodologi Dan Prosedur Pengembangan Sistem

Aplikasi sistem pakar deteksi katarak menggunakan basis pengetahuan kaidah produksi dan pengambilan keputusan dengan deductive reasoning yang terdiri dari modus ponen dan silogisme konjungtif. Aplikasi dibuat untuk membantu masyarakat dan dokter untuk mendeteksi penyakit katarak sedini mungkin. Untuk pengumpulan data berupa gejala dan nama jenis katarak untuk menunjang pembuatan aplikasi ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah mencari informasi tentang katarak, gejala dan nama-nama jenis katarak. Kedua, melakukan wawancara ke dokter spesialis mata yang berkaitan dengan penyakit katarak. Setelah pengumpulan data dilakukan masuk dalam perancangan pembuatan aplikasi deteksi katarak. Kemudian dilanjutkan dengan implementasi pembuatan aplikasi sistem katarak berdasarkan informasi yang telah dimiliki. Pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner untuk dokter mata dan masyarakat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui aplikasi ini dapat mendeteksi katarak dengan kaidah produksi.

3.2 Deskripsi Sistem

Gambaran sistem yang dibuat adalah sistem akan menampilkan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan gejala, misalnya gejala perubahan kefokusan cahaya, penglihan berkabut, noda pada manik mata dan kemampuan melihat berkurang yang akan mengakibatkan jenis katarak nuclear. Gejala-gejala tersebut