Sistem pakar deteksi penyakit Katarak menggunakan kaidah produksi.

(1)

ABSTRAK

Mata merupakan salah satu panca indra yang sangat penting. Jika mata mengalami gangguan akan menghambat aktifitas manusia. Deteksi mata sedini mungkin akan membantu masyarakat mengetahui penyakit yang diderita. Namun seringkali pasien tidak dapat konsultasi dengan dokter mata karena dokter tidak bisa ditemui. Sistem pakar deteksi penyakit katarak dibangun untuk membantu masyarakat dan dokter mata untuk mendeteksi penyakit katarak sejak dini.

Katarak adalah salah satu penyakit mata penyebab dari kebutaan. Katarak memiliki gejala pandangan mata kabur, sensitif pada cahaya, sulit melihat dimalam hari serta gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut diolah menggunakan kaidah produksi IF-THEN dan penalaran menggunakan silogisme konjungtif dan modus ponen untuk mengetahui diagnosa jenis katarak yang diderita pasien.

Hasilnya, sistem pakar ini mampu memprediksi penyakit katarak dengan tepat. Berdasarkan kriteria Azwar serta pengujian oleh dokter mata selaku pakar maupun 30 pengguna menunjukkan bahwa sistem yang dibangun cenderung sedang.


(2)

ABSTRACT

The eye is a important part of five sense. If the eye disorder, then that will inhibit human activities. The early eye detecting will help society to know the disease earlier which is suffered. However the patient can not consult to Oculist Doctor, because they are difficult found. The Cataract Detecting Expert System is built to help society and Oculist Doctor, to detect that disease earlier.

The cataract is an eye's disease, which lead blind of eye. The indications of cataract disease are blurry vision, light sensitive, difficult to see in the night time, and others. This indications can be processed to use rule of IF-THEN production and the logic use silogisme konjungtif and modus ponen, to know diagnosis of catarack kinds, which is suffered the patient.

The result, this expert system has capable to predict cataract disease accurately. Based on of Azwar criteria, testing with Oculist Doctor, as an expert, and also 30 users, the results represent that the system is built moderate trend.


(3)

i

SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh : Priska Ambarsari

115314070

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

ii

EXPERT SYSTEM FOR THE CATARACT DISEASE DETECTING USE PRODUCTION RULE

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements To Obtain Sarjana Komputer Degree

In Informatics Engineering Study Program

Written by: Priska Ambarsari

115314070

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2016


(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI

Disusun oleh : Priska Ambarsari

115314070

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing


(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI

Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Priska Ambarsari

NIM : 115314070

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 15 Februari 2016

dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji :

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Alb. Agung Hadhiatma, S.T., M.T. __________________

Sekretaris : Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom. __________________

Anggota : Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom. __________________

Yogyakarta, Februari 2016 Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Dekan,


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua tersayang, Bapak A.Pardjono dan Ibu Sarah Boya H

Kakak terkasih, Widi Utomo, Fransiska Widiastuti dan Sulistyono Tri Nugroho

Orang terkasih dan sahabat-sahabatku yang aku sayangi dan senantiasa mendukungku dan memberi semangat.


(8)

vi MOTTO

“Apapun yang kita mohon dari Tuhan biarlah kita juga berusaha untuk mencapainya.” (2Petrus 1:4)

“Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkanNya orang benar itu goyah.”

(Mazmur 55.23)

“I don’t stop when i’m tired. I stop when i’m done.” (Marilyn Monroe)


(9)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Februari 2016 Penulis,


(10)

viii ABSTRAK

Mata merupakan salah satu panca indra yang sangat penting. Jika mata mengalami gangguan akan menghambat aktifitas manusia. Deteksi mata sedini mungkin akan membantu masyarakat mengetahui penyakit yang diderita. Namun seringkali pasien tidak dapat konsultasi dengan dokter mata karena dokter tidak bisa ditemui. Sistem pakar deteksi penyakit katarak dibangun untuk membantu masyarakat dan dokter mata untuk mendeteksi penyakit katarak sejak dini.

Katarak adalah salah satu penyakit mata penyebab dari kebutaan. Katarak memiliki gejala pandangan mata kabur, sensitif pada cahaya, sulit melihat dimalam hari serta gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut diolah menggunakan kaidah produksi IF-THEN dan penalaran menggunakan silogisme konjungtif dan modus ponen untuk mengetahui diagnosa jenis katarak yang diderita pasien.

Hasilnya, sistem pakar ini mampu memprediksi penyakit katarak dengan tepat. Berdasarkan kriteria Azwar serta pengujian oleh dokter mata selaku pakar maupun 30 pengguna menunjukkan bahwa sistem yang dibangun cenderung sedang.


(11)

ix

ABSTRACT

The eye is a important part of five sense. If the eye disorder, then that will inhibit human activities. The early eye detecting will help society to know the disease earlier which is suffered. However the patient can not consult to Oculist Doctor, because they are difficult found. The Cataract Detecting Expert System is built to help society and Oculist Doctor, to detect that disease earlier.

The cataract is an eye's disease, which lead blind of eye. The indications of cataract disease are blurry vision, light sensitive, difficult to see in the night time, and others. This indications can be processed to use rule of IF-THEN production and the logic use silogisme konjungtif and modus ponen, to know diagnosis of catarack kinds, which is suffered the patient.

The result, this expert system has capable to predict cataract disease accurately. Based on of Azwar criteria, testing with Oculist Doctor, as an expert, and also 30 users, the results represent that the system is built moderate trend. Keywords : cataract, expert system, modus ponen, silogisme konjungtif


(12)

x

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Darma : Nama : Priska Ambarsari

NIM : 115314070

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

SISTEM PAKAR DETEKSI PENYAKIT KATARAK MENGGUNAKAN KAIDAH PRODUKSI

Beserta perangkat yang diperlukan(bila ada). Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untu menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dala bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, Februari 2016

Yang menyatakan,


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul

“Sistem Pakar Deteksi Katarak Menggunakan Kaidah Produksi” dengan baik dan

lancar. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana KomputerProgram Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama proses pengerjaan skripsi ada beitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatiannnya selama penulis mengerjakan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua saya bapak A.Pardjono dan ibu Sarah Boya H yang telah memberikan dukungan moral, spiritual dan finansial dalam penyusunan tugas akhir.

2. Ketiga kakak saya Mas Widi, Mbak Siska, Mas Tri dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan selama proses pembuatan tugas akhir.

3. Bapak Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, dukungan, bantuan serta masukan dari awal sampai akhir pembuatan tugas akhir ini.

4. Bapak Alb. Agung Hadhiatma, S.T., M.T, selaku dosen penguji. 5. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Kom, selaku dosen penguji. 6. Dr. Ida Nugrahini, SpM, selaku narasumber tugas akhir ini.

7. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik Jurusan Teknik Informatika angkatan 2011.

8. Ibu Dr.A.Rita Widiarti., M.Kom selaku Kaprodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 9. Sahabat-sahabat terkasih Bee, Rintan, Tia, Beni, Monic, Mbak Dea, Rio

Lukas, Bagus dan Dio yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses pengerjaan tugas akhir.


(14)

xii

10. Teman-teman Teknik Informatika, terima kasih banyak atas dukungan dan semangatnya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama kalian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam penulisan tugas akhir ini tentunya masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, Februari 2016 Penulis,


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Dan Manfaat ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II ... 6

2.1 Katarak ... 6

2.1.1 Tanda Dan Gejala Katarak ... 6

2.1.2 Jenis Katarak Secara Umum ... 8

2.1.3 Jenis Katarak Berdasarkan Penuaan... 9

2.2 Sistem Pakar ... 10

2.2.1 Klasifikasi Sistem Pakar ... 10

2.2.2 Sifat Sistem Pakar ... 11

2.2.3 Karakteristik Sistem Pakar ... 12

2.2.4 Keunggulan Dan Keterbatasan Sistem Pakar ... 13

2.3 Kaidah Produksi ... 14

2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Kaidah Produksi ... 15

2.3.2 Keuntungan Penggunaan Kaidah Produksi ... 16


(16)

xiv

2.4.1 Modus Ponen ... 16

2.4.2 Silogisme Konjungtif ... 17

BAB III ... 19

3.1 Metodologi Dan Prosedur Pengembangan Sistem ... 19

3.2 Deskripsi Sistem ... 19

3.3 Use Case Diagram ... 20

3.3.1 Use case ... 20

3.3.2 Skenario Use case ... 22

3.4 Diagram Kelas ... 26

3.5 Diagram Aktivitas ... 28

3.5.1 Login ... 28

3.5.2 Tambah Data ... 29

3.5.3 Ubah data ... 30

3.5.4 Hapus Data ... 31

3.5.5 Deteksi Katarak ... 32

3.6 Diagram Sequence ... 32

3.6.1 Tambah Gejala ... 32

3.6.2 Tambah Katarak ... 33

3.6.3 Edit Gejala ... 33

3.6.4 Edit Katarak ... 34

3.6.5 Hapus Gejala ... 34

3.6.6 Hapus Katarak ... 34

3.6.7 Deteksi Katarak ... 35

3.7 Perancangan Basis Data ... 35

3.7.1 Conceptual Design ... 35

3.7.2 Physical Database Design ... 36

3.8 Kaidah Produksi ... 38

3.9 Pengambilan Keputusan ... 40

3.10 User Interface ... 42

3.11 Spesifikasi Software Dan Hardware ... 47

BAB IV ... 48

4.1 Implementasi ... 48

4.1.1 Admin ... 48

4.1.2 Pengunjung ... 63

4.2 Pengujian... 65


(17)

xv

4.2.2 Skenario Pengujian ... 73

BAB V ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Modus Ponen ... 17

Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Silogisme Konjungtif ... 17

Tabel 3.3.1 Deskripsi Aktor ... 21

Tabel 3.3.2 Skenario Login ... 22

Tabel 3.3.3 Skenario Tambah Data ... 22

Tabel 3.3.4 Skenario Edit Data ... 23

Tabel 3.3.5 Skenario Menghapus Data ... 24

Tabel 3.3.6 Skenario Input Data ... 25

Tabel 3.7.1 Tabel Gejala ... 36

Tabel 3.7.2 Tabel Katarak ... 36

Tabel 3.7.3 Tabel Memiliki ... 37

Tabel 3.7.4 Tabel Temporeri... 37

Tabel 3.8.1 Tabel Hubungan Gejala dan Jenis Katarak ... 38

Tabel 3.8.2 Aturan Hubungan Antara Gejala dan Jenis Katarak ... 39

Tabel 4.1.1 G3 Terhapus ... 58

Tabel 4.1.2 G3 Setelah Diubah ... 60

Tabel 4.2.1 Tabel Pengujian Dokter ... 66

Tabel 4.2.2 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 1 ... 67

Tabel 4.2.3 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 2 ... 67

Tabel 4.2.4 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 3 ... 68

Tabel 4.2.5 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 4 ... 68

Tabel 4.2.6 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 5 ... 68

Tabel 4.2.7 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 6 ... 69

Tabel 4.2.8 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 7 ... 69


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2.1 Diagram Block ... 20

Gambar 3.3.1 Use Case ... 21

Gambar 3.4.1Diagram Kelas(1) ... 26

Gambar 3.4.2 Diagram Kelas(2) ... 27

Gambar 3.4.3 Diagram Kelas(3) ... 28

Gambar 3.5.1 Diagram Aktifitas Login ... 28

Gambar 3.5.2 Diagram Aktifitas Tambah Data ... 29

Gambar 3.5.3 diagram Aktifitas Ubah Data ... 30

Gambar 3.5.4 Diagram Aktifitas Hapus Data ... 31

Gambar 3.5.5 Diagram Aktifitas Deteksi Katarak ... 32

Gambar 3.6.1 Diagram Sequence Tambah Gejala ... 32

Gambar 3.6.2 Diagram Sequence Tambah Katarak ... 33

Gambar 3.6.3 Diagram Sequence Edit Gejala ... 33

Gambar 3.6.4 Diagram Sequence Edit Katarak ... 34

Gambar 3.6.5 Diagram Sequence Hapus Gejala ... 34

Gambar 3.6.6 Diagram Sequence Hapus Katarak ... 34

Gambar 3.6.7 Diagram Sequence Deteksi Katarak ... 35

Gambar 3.7.1 Entity Relationship Diagram ... 35

Gambar 3.7.2 Reational Tabel Model ... 36

Gambar 3.10.1 Menu Utama ... 43

Gambar 3.10.2 Menu Login ... 43

Gambar 3.10.3 Menu Deteksi Katarak ... 44

Gambar 3.10.4 Update Gejala ... 44

Gambar 3.10.5 Menu Update Jenis Katarak ... 45

Gambar 3.10.6 Menu Info Katarak ... 46

Gambar 3.10.7 Menu Bantuan ... 47

Gambar 4.1.1 Tampilan Halaman Utama ... 48

Gambar 4.1.2 Tampilan Login ... 49

Gambar 4.1.3 Tampilan Beranda ... 49

Gambar 4.1.4 G1 Berhasil Ditambahkan ... 51

Gambar 4.1.5 Masukan G2 ... 51

Gambar 4.1.6 G2 Berhasil Ditambahkan ... 52

Gambar 4.1.7 Masukan G3 ... 52

Gambar 4.1.8 G3 Berhasil Ditambahkan ... 53

Gambar 4.1.9 Masukan G4 ... 53

Gambar 4.1.10 G4 Berhasil Ditambahkan ... 54

Gambar 4.1.11 Kode Gejala yang Dipilih ... 54

Gambar 4.1.12 Gejala yang Dipilih ... 55

Gambar 4.1.13 Inputan Katarak ... 55

Gambar 4.1.14 Data Katarak Berhasil Disimpan ... 56

Gambar 4.1.15 Hubungan Katarak dan Gejala ... 56

Gambar 4.1.16 G3 Akan Dihapus ... 57

Gambar 4.1.17 Pesan Peringatan Data Akan Dihapus ... 58

Gambar 4.1.18 Gejala Berhasil Dihapus ... 58

Gambar 4.1.19 Pesan Data Katarak Akan Dihapus ... 59

Gambar 4.1.20 Data Berhasil Dihapus ... 59

Gambar 4.1.21 G3 yang Ingin Diubah ... 60

Gambar 4.1.22Gejala Berhasil Diubah ... 60

Gambar 4.1.23 Pilih Data yang Diubah ... 61


(20)

xviii

Gambar 4.1.25 Data Berhasil Diubah ... 62

Gambar 4.1.26 Menu Info Katarak ... 62

Gambar 4.1.27 Menu Bantuan ... 63

Gambar 4.1.28 Tampilan Menu Deteksi Katarak ... 64

Gambar 4.1.29 Tampilan Memilih Gejala Yang Dirasakan ... 64


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu panca indra yang mempunyai fungsi untuk melihat suatu objek. Mata mempunyai peran penting dalam aktifitas manusia sehari-hari, misalnya menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jika mata mengalami gangguan maka akan mengganggu aktifitas manusia. Mata yang sedang sakit jika tidak ditangani segera mungkin akan mengakibatkan kebutaan, misalnya penyakit katarak. Katarak adalah kondisi dimana terdapat bercak putih seperti awan dan lama kelamaan akan menutupi lensa mata yang tadinya berwarna hitam menjadi berwarna putih. Penyebab katarak tidak diketahui secara pasti, tetapi penyakit ini dikaitkan dengan umur. Umur tidak bisa menjadi tolok ukur penyebab katarak tetapi adanya radikal bebas yang mempengaruhi kesehatan mata.

Indonesia menjadi negara dengan penderita katarak tertinggi di Asia Tenggara. Menurut data, angka penderita katarak di Indonesia sebesar 1,5%. Sedangkan berdasarkan data tahun 2004 dari Eye Disease Prevalence Research Group, diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa. Saat ini, terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada di negara miskin atau berkembang. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 1996, angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% atau lebih dari 2 juta orang buta atau


(22)

tunanetra di Indonesia. Angka ini cukup tinggi di Asia. Sebagai perbandingan di Bangladesh angka kebutaan 1%, di India 0,7%, dan Thailand 0,3%. Dari survei ini yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah penyakit katarak (0,78%), disusul penyakit glaukoma (0,12%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit lain terkait usia lanjut (0,38%). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2000 yang diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4% dari total penduduk). Di Indonesia sendiri penderita memiliki kecenderungan katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah tropis. Sekitar 16% sampai 22% penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 56 tahun. Ada pula yang menyebutkan, 20%–24% buta katarak diderita kelompok usia produktif. (www.sentulcity.co.id, 2012)

Data di atas dapat disimpulkan dari tahun ke tahun jumlah penderita katarak di Indonesia semakin meningkat. Meningkatnya jumlah penderita katarak tidak sebanding dengan jumlah dokter spesialis mata. Dengan perkembangan teknologi sekarang, banyak segala hal yang dikerjakan secara manual bisa dilakukan secara instan dan lebih cepat. Untuk kasus ini masyarakat dan dokter bisa dibantu dengan sistem pakar. Sistem pakar sendiri merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Untuk penelitian ini sistem pakar dapat membantu masyarakat mendeteksi katarak dengan cepat tanpa harus pergi ke dokter spesialis penyakit mata.

Berdasarkan data di atas masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pentingnya menjaga kesehatan mata. Deteksi sedini mungkin katarak sangatlah


(23)

penting untuk mencegah lebih parahnya penyakit tersebut. Sistem pakar deteksi penyakit katarak diharapkan membantu masyarakat dalam mendeteksi katarak dengan cepat dan mudah.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diselesaikan pada penelitian ini adalah :

a) Bagaimana menerapkan kaidah produksi untuk membangun sistem pakar deteksi penyakit mata?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Menentukan peluang seseorang menderita penyakit katarak.

b) Membuat sistem pakar deteksi penyakit mata dengan kaidah produksi. Manfaat dari penelitan ini adalah :

a) Membantu masyarakat dalam mendeteksi katarak sedini mungkin. b) Memudahkan masyarakat untuk mengetahui jenis katarak yang diderita.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah : a) Deteksi penyakit mata terutama katarak. b) Pengguna sistem pakar ini adalah masyarakat.

c) Petugas yang akan mengupdate gejala adalah admin yang merupakan pegawai dari puskesmas.

d) Metode inferensi yang digunakan dalam sistem ini adalah modus ponen

1.5 Metodologi Penelitian a) Studi Pustaka


(24)

Mencari referensi yang berasal dari berbagai sumber yang ada seperti dari buku, jurnal ilmiah dan artikel internet terutama yang berkaitan dengan topik permasalahan yang akan diteliti. Referensi inilah yang akan digunakan sebagai dasar dari pengembangan yang akan dibuat.

b) Perancangan

Perancangan pembuatan sistem meliputi use case, diagram kelas, diagram aktivitas dan diagram sequence, model sistem pakar yang dikembangkan meliputi kaidah produksi dan deductive reason.

c) Implementasi

Melakukan koding dari perancangan sistem berupa GUI, basis data dan basis pengetahuan yang meliputi kaidah produksi dan deductive reason.

d) Pengujian dan Analisa Hasil

Pengujian dilakukan oleh admin (petugas puskesmas) dan user (masyarakat) untuk mencari kesalahan dalam program dan memastikan kaidah produksi, deductive reason.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini meliputi lima bab, antara lain : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan yang menjelaskan tentang ide dasar penelitian dan identifikasi masalah penelitian penyakit mata khususnya katarak.


(25)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori dasar yang digunakan pada penelitian ini. Teori-teori yang digunakan meliputi pengertian, penjelasan tentang tanda dan gejala katarak serta jenis dari katarak, sistem pakar, kaidah produksi dan deductive reasoning.

BAB III PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan rancangan sistem pakar yang akan dibuat meliput use case, diagram kelas, diagram aktifitas, dan diagram sequence model sistem pakar kaidah produksi terutama modus ponen.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi implementasi dari program sistem berupa GUI yang dibuat serta penerapan kaidah produksi. Pengujian yang membahas terhadap penilaian pengguna terhadap aplikasi deteksi katarak yang dibuat menggunakan kuisioner dan skenario black box.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk mengembangkan lebih baik terhadap sistem pakar yang telah dibuat.


(26)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Katarak

Katarak adalah sejenis gangguan mata yang cukup meresahkan dan merupakan salah satu penyebab dasar dari kebutaan. Mata katarak dipicu oleh adanya gangguan lensa mata yang keruh sehingga dapat menghambat dan menutupi lensa mata dalam menerima cahaya yang masuk. Kekeruhan pada mata katarak dapat diakibatkan karena hidrasi (kelebihan cairan pada lensa) dan denaturasi protein pada lensa, pada umumnya mata katarak hanya mengenai satu mata saja.

2.1.1 Tanda Dan Gejala Katarak

Untuk deteksi katarak lebih dini, maka masyarakat harus pengetahui dan mengenali tanda-tanda dan gejala dari katarak. Berikut ini adalah tanda dan gejala penyakit katarak :

a) Pandangan mata kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap. Noda putih yang semakin berkembang akan mengakibatkan pandangan mata menjadi kabur, objek terhadap suatu benda menjadi sulit dikenali bahkan tidak bisa membedakan warna cahaya.

b) Sulit melihat pada malam hari. Karena lensa mata akan membaca kefokusan objek yang akan diterima oleh lensa mata.

c) Sensitif pada cahaya. Penderita katarak akan sensitif pada intensitas cahaya yang diterima oleh lensa mata. Karena ketidakmampuan retina menerima


(27)

cahaya dan lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya untuk dikirim ke retina.

d) Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pada saat lensa mata memandang atau menangkap cahaya atau sinar, lensa mata hanya mampu menangkap sinar seperti sebuah lingkaran.

e) Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas. Penderita katarak membutuhkan pencahayaan yang cukup terang ketika melakukan berbagai aktifitas.

f) Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan. Penderita katarak yang menggunakan alat bantu untuk membaca dan melihat, cenderung lebih sering mengganti kacamata atau kontak lensa karena faktor ketidaknyamanan seperti ketika dirasa mata tidak lagi dapat melihat atau menangkap suatu objek benda atau cahaya sekalipun. Penderita katarak mampu mengganti kacamata atau kontak lensa dua kali dalam sebulan.

g) Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat. Penderita katarak hanya mampu melihat dan menangkap cahaya seperti sebuah lingkaran, namun lama-kelamaan akan memudar karena syaraf retina akan menguning jika melihat suatu objek benda terlalu lama.

h) Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata. Penderita katarak tidak membahayakan fisik jika diketahui sejak dini dan belum memasuki stadium yang semakin parah. Jika dalam kondisi parah, penderita akan merasakan rasa nyeri di sekeliling mata, sering sakit kepala dan kemudian terjadi peradangan. Kemudian objek atau cahaya yang ditangkap seperti berbayang jika katarak yang diderita hanya sebelah. Selain gejala di atas, adapula penyebab katarak


(28)

terjadi, yakni seiring bertambahnya usia maka tingkat kesehatan tubuh akan semakin menurun, tak terkecuali mata. Karena mata merupakan organ penting, terkadang waktu istirahat yang dibutuhkan untuk mata berkurang, sehingga ketebalan, kejernihan dan tingkat fokus semakin menurun. Tingkat usia mempengaruhi perubahan warna lensa mata, struktur mata, protein dan vitamin mata semakin berkurang dan menurun.

2.1.2 Jenis Katarak Secara Umum

Penyakit katarak dibagi menjadi tiga golongan, antara lain:

a) NUCLEAR

Nuclear merupakan fase penyakit katarak yang ditandai perubahan pada warna akibat tingkat kefokusan lensa mata yang semakin berkurang, baik objek benda atau cahaya. Pada awal mulanya penyakit katarak jenis ini daya kemampuan membaca masih bisa, tetapi lama kelamaan akan kehilangan kemampuan tersebut dikarenakan lensa mata akan menguning dan membentuk noda putih pada bagian tengah lensa. Setelah masuk tahapan berikutnya yakni kemampuan melihat akan memburuk sehingga cahaya yang dilihat menjadi cokelat. Dan tahapan semakin parah akan sulit membedakan warna sehingga objek benda dan cahaya akan terlihat biru atau ungu.

b) CORTICAL

Katarak jenis ini merupakan fase kedua dari katarak jenis di atas. Untuk jenis cortical, pembentukan noda pada lapisan luar lensa mata berjalan sangat lamban. Namun kemudian noda tersebut akan dimulai menutupi lapisan tengah lensa mata dan noda putih pada lensa mata akan semakin terlihat, sehingga


(29)

mengganggu aliran cahaya yang masuk ke pusat lensa. Penderita cortical akan mengalami silau ketika melihat cahaya.

c) SUBCAPSULAR

Katarak jenis ini dimulai dengan terbentuknya area buram di bawah lensa atau di belakang lensa yang merupakan salah satu jalur cahaya ke retina. Katarak jenis ini masuk dalam tahapan katarak dengan kondisi yang cukup parah, karena selain mengurangi kemampuan untuk melihat, katarak jenis ini mampu mengurangi kemampuan mata untuk membaca meski dalam cahaya yang cukup terang sehingga kilau cahaya yang diterima seperti berbentuk lingkarang cahaya ketika melihat sinar di malam hari.

2.1.3 Jenis Katarak Berdasarkan Penuaan

Berikut ini katarak berdasarkan penuaan atau usia, pada umumnya di derita oleh orang dewasa. Jenis katarak tersebut antara lain:

a) KOMPLIKATA

Katarak ini terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa factor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Komplikata terjadi akibat iridosikiitis, miopia tinggi, ablasi retina dan glaucoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sisternik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata.

b) SENIL

Katarak senil merupakan katarak yang menyebabkan kekeruhan pada lensa mata secara menyeluruh yang terjadi pada mereka yang berusia lanjut yakni usia diatas 50 tahun. Namun penyebab yang menjadi dasar utama belum diketahui secara pasti, jika dilakukan pemeriksaan di klinik mata, kondisi


(30)

mata senil ini dikategorikan dalam penyakit mata katarak stadium 4 yaitu inisipien, imatur, intumesen, matur, hipermatur dan morgagni.

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.

2.2.1 Klasifikasi Sistem Pakar

Berdasarkan kegunaannya, sistem pakar dapat diklasifikasikan menjadi enam jenis yaitu :

1. Diagnosis

Sebuah tindakan dalam hal menangani ketidakberesan akan suatu hal yang menggunakan alat bantu atau sistem sehingga menghasilkan informasi dan membuat inferensi kemungkinan terjadinya ketidakberesan itu sendiri. Diagnosis sistem pakar biasanya digunakan untuk merekomendasikan suatu tindakan seperti diagnosis penyakit, kerusakan mesin, dan sebagainya.

2. Pengajaran

Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar siswa. Prinsipnya adalah mendiagnosa apa yang menjadi masalah siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, kemudian memberikan solusi untuk memperbaikinya.

3. Interpretasi

Sistem pakar ini digunakan untuk menganalisa data yang tidak lengkap, tidak teratur, dan data yang kontradiktif. Misalnya menginterpretasi citra.


(31)

Keunggulan seorang pakar adalah dapat memprediksi ke depan. Sebagai contoh, bagaimana seorang ahli metereologi dapat meramal cuaca besok dengan menggunakan data-data cuaca sebelumnya. Sistem pakar ini biasanya digunakan peramalan cuaca, penentuan masa tanam, dan sebagainya.

5. Perencanaan

Untuk sistem pakar ini, perencanaan sistem pakar ini memiliki cakupan luas, mulai dari perencanaan bangunan sampai manajemen bisnis. Keunggulan penggunaan sistem ini dapat menghemat biaya, waktu, dan material. Contoh penggunaan sistem ini antara lain sistem konfigurasi, komputer, tata letak sirkuit, dan sebagainya.

6. Kontrol

Sistem kontrol ini digunakan untuk melakukan pengontrolan terhadap kegiatan yang membutuhkan waktu dengan presisi tinggi, misalnya industri-industri berteknologi tinggi.

2.2.2 Sifat Sistem Pakar

Sistem pakar bisa disebut mempunyai sifat yang ideal bila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terbuka untuk diperiksa, dalam menampilkan langkah-langkah yang digunakan serta pertanyaan-pertanyaan tentang proses tertentu.

2. Mudah dimodifikasi, menambah atau menghapus pengetahuan pada basis pengetahuan.

3. Fasilitas penalaran/penjelasan

Sangatlah penting bagi sebuah sistem pakar mempunyai sifat terbuka terhadap pemeriksaan, karena alasan :


(32)

a) Untuk mempermudah penambahan sejumlah informasi atau aturan baru untuk memperbaharui basis pengetahuannya dalam mengembangkan kinernya.

b) Memuaskan user, akan kebenaran jawaban yang diberikan oleh sistem pakar.

c) Setiap aspek dan keutusan yang diambil selama proses untuk mendapatkan solusi yang dapat dievaluasi dengan baik.

Sedangkan fasilitas penalaran, sistem pakar akan memberikan informasi tentang kesimpulan yang diambil komputer dan memperlihatkan kaidah-kaidah yang dipergunakan serta urutan yang dilaksanakan.

2.2.3 Karakteristik Sistem Pakar

Karakteristik umum yang membedakan sistem pakar dengan perangkat lunak biasa adalah :

a. Terdapat banyak kemungkinan jawaban

Memakan waktu lama untuk menguji dan mempelajari jawaban itu, karena ruang persoalan (problem space) berukuran besar dan tak pasti.

b. Data kabur

Sistem pakar mencapai konklusi yang tidak pasti karena informasi yang dipakainya sering berupa data yang kabur. Biarpun demikian sistem pakar diharapkan dapat memberi keputusan yang tergolong baik. Dalam arti tingkat kesalahannya tidak terlalu besar.

c. Heuristic

Bersifat heuristic dalam menggunakan pengetahuan untuk memperoleh suatu solusi.


(33)

d. Fasilitas informasi

Sistem pakar dapat memberikan kemudahan-kemudahan jawaban kepada user, sehingga user akan merasa puas dengan jawaban yang diberikan sistem pakar.

2.2.4 Keunggulan Dan Keterbatasan Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki keunggulan dan keterbatasan untuk memprediksi keakurasian, berikut ini keunggulan dan keterbatasannya :

1. Keunggulan sistem pakar :

a. Sistem pakar lebih cepat dalam menghasilkan output yang diinginkan sehingga meningkatkan produktivitas.

b. Sistem pakar memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi kesalahan sehingga meningkatkan kualitas.

c. Sistem pakar mampu menghasilkan output, walaupun hanya dengan sedikit petunjuk yang diberikan.

d. Sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan. Sistem pakar juga secara konsisten melihat semua detil dan tidak akan melewatkan informasi yang relevan dan solusi yang potensial.

e. Sistem pakar dapat meningkatkan problem solving, karena mengambil dari banyak pakar.

f. Sistem pakar dapat menjadi sebagai media pelatihan. Pengguna pemula yang menggunakan sistem pakar akan menjadi berpengalaman, dan fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.


(34)

a. Sistem pakar memiliki keakuratan dalam menjawab tidak 100% sehingga tingkat kepercayaan rendah, dan dapat mempengaruhi terhadap pengembangan.

b. Pengambilan pengetahuan sulit didapat, karena tidak selalu tersedia. c. Pengetahuan sangat sulit diekstrak dari manusia, karena untuk setiap

situasi dan problem pendekatan oleh setiap pakar bisa berbeda-beda. d. Terkadang terdapat kesulitan oleh pakar dalam menjelaskan tahap-tahap

mereka dalam menangani permasalahan.

e. Terkadang istilah yang dipakai pakar untuk menjelaskan fakta tidak selalu dimengerti oleh orang lain.

f. Sistem pakar akan bekerja sangat baik dalam bidang yang sempit.

g. Pengembangan sistem pakar seringkali menggunakan perekayasa pengetahuan (knowledge engineer) yang langka dan mahal.

2.3 Kaidah Produksi

Kaidah produksi atau sistem produksi digunakan untuk menjadikan acuan sistem inferensi, sistem berbasis kaidah dan dalam kasus penyelesaian masalah tingkah laku manusia maupun dalam produksi sederhana. Kaidah produksi direpresentasikan oleh himpunan kaidah dalam bentuk :

IF[kondisi] THEN[kondisi]

Kaidah ini dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu bagian premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga kan bernilai benar.


(35)

2.3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Kaidah Produksi Berikut ini akan dijelaskan kelebihan dari kaidah produksi : a. Expressiveness dan Intuitiveness

Kaidah-kaidah produksi secara esensial menyatakan apa yang dilakukan dalam situasi tertentu.

b. Simplicity

Struktur seragam dari sintaks IF..THEN dalam sistem berbasis kaidah memberikan suatu kesederhanaan yang menarik untuk representasi pengetahuan. Ciri ini mengingkatkan suatu keadaan yang dapat dibaca dari kaidah produksi dan komunikasi antara berbagai bagian dari program tunggal. c. Modularity dan Modifiability

Kaidah produksi mengkodekan bentuk diskret informasi yang secara umum tidak berhubungan dengan kaidah produksi yang lain, kecuali jika ada suatu kaidah produksi eksplisit yang menghubungkan mereka. Informasi dapat dihapus atau ditambah dari sistem asalkan tidak mengakibatkan efek samping yang mengganggu. Ciri modular sistem produksi menunjukan kenaikan perbaikan dan setelan yang bagus dari sistem produksi dengan tidak mengalami pengurangan kinerja.

d. Knowledge Intensive

Basis pengetahuan disusun dari kaidah produksi yang pada gilirannya sangat utama adalah pengetahuan murni, karena membutuhkan isi, bukan kontrol ataupun informasi pemrograman. Karena setiap kaidah produksi ekuivalen untuk suatu ringkasan dan kejelasan kalimatnya maka masalah semantic diselesaikan dengan struktur representasi.


(36)

Berikut ini akan dijelaskan kekurangan dari kaidah produksi :

a. Pengetahuan yang kompleks membutuhkan kaidah yang banyak, yang memungkinkan sulit dalam membuatnya yang digunakan untuk sistem maupun perawatannya.

b. Suatu sistem mempunyai banyak kaidah akan mempunyai batasan pencarian dalam mengontrol program. Ada beberapa program mempunyai kesulitan dalam mengevaluasi sistem berbasis kaidah dan membuat inferensi.

2.3.2 Keuntungan Penggunaan Kaidah Produksi

Keuntungan menggunakan kaidah produksi dalam suatu sistem adalah sebagai berikut :

1. Kaidah produksi mudah disampaikan sehingga mudah di mengerti dan diterima.

2. Untuk memodifikasi dan perawatan relative lebih mudah.

3. Data-data yang memiliki ketidakpastian akan mudah dikombinasikan dengan kaidah.

2.4 Deductive Reason

Reasoning Deduktif digunakan untuk mendeduksi informasi baru dari hubungan logika pada informasi yang telah diketahui.

2.4.1 Modus Ponen

Modus ponen adalah salah satu cara pengambilan kesimpulan (argumentasi) yang paling sederhana dan dibenarkan secara kaidah logika dan mungkin adalah yang paling sering kita gunakan. Cara kerja berdasarkan premis kalimat majemuk jika p maka q.


(37)

p q (premis 1) berupa implikasi

p (premis 2) berupa antedesen

q (konklusi)

Tabel 2.4.1 Tabel Kebenaran Modus Ponen

p q (pq) p (pq) p

T T T T

T F F T

F T F T

F F F T

Argument sah karena untuk premis p q dan p benar, konklusi q juga

benar. Misalnya contoh sebagai berikut :

Premis 1 : Hewan mamalia bernafas dengan paru-paru Premis 2 : Hewan ini adalah mamalia

Kesimpulan : Hewan ini bernafas dengan paru-paru.

2.4.2 Silogisme Konjungtif

Silogisme konjungtif adalah silogisme yang mempunyai premis mayor yang berbentuk proposisi konjungtif, sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris. Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat yang bersifat kontraris, yakni tidak mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan.

Tabel 2.4.2 Tabel Kebenaran Silogisme Konjungtif

p q pq

T T T

T F F

F T F


(38)

Contoh :

Premis 1 : Air tidak dapat dirasakan panas dan dingin pada saat bersamaan Premis 2 : Air ini dingin


(39)

19 BAB III PERANCANGAN

3.1 Metodologi Dan Prosedur Pengembangan Sistem

Aplikasi sistem pakar deteksi katarak menggunakan basis pengetahuan kaidah produksi dan pengambilan keputusan dengan deductive reasoning yang terdiri dari modus ponen dan silogisme konjungtif. Aplikasi dibuat untuk membantu masyarakat dan dokter untuk mendeteksi penyakit katarak sedini mungkin. Untuk pengumpulan data berupa gejala dan nama jenis katarak untuk menunjang pembuatan aplikasi ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama adalah mencari informasi tentang katarak, gejala dan nama-nama jenis katarak. Kedua, melakukan wawancara ke dokter spesialis mata yang berkaitan dengan penyakit katarak. Setelah pengumpulan data dilakukan masuk dalam perancangan pembuatan aplikasi deteksi katarak. Kemudian dilanjutkan dengan implementasi pembuatan aplikasi sistem katarak berdasarkan informasi yang telah dimiliki. Pengujian dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuisioner untuk dokter mata dan masyarakat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui aplikasi ini dapat mendeteksi katarak dengan kaidah produksi.

3.2 Deskripsi Sistem

Gambaran sistem yang dibuat adalah sistem akan menampilkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gejala, misalnya gejala perubahan kefokusan cahaya, penglihan berkabut, noda pada manik mata dan kemampuan melihat berkurang yang akan mengakibatkan jenis katarak nuclear. Gejala-gejala tersebut


(40)

akan diisi oleh user berdasarkan yang dirasakan. Sistem akan mengolah pertanyaan yang telah dijawab dengan menggunakana kaidah produksi dan deductive reason. Output yang akan ditampilkan berupa jenis katarak yang di derita user dan merupakan informasi yang diadopsi dari pengetahuan dokter.

Gambar 3.2.1 Diagram Block

3.3 Use Case Diagram

3.3.1 Use case


(41)

admin

login

tambah data gejala

hapus data gejala

edit data gejala

logout

user

input data gejala tambah data katarak

hapus data katarak

edit data katarak

lihat hasil diagnosa

input data relasi

Gambar 3.3.1 Use Case

Tabel 3.3.1 Deskripsi Aktor

No Aktor Deskripsi

1 Admin(Dokter) Aktor ini memiliki wewenang untuk login ke dalam sistem; menambah, menghapus, mengedit data; menginputkan data dan melihat hasil diagnosa. 2 User(pasien/ Aktor ini memiliki wewenang menginputkan data


(42)

masyarakat) dan melihat hasil diagnosa.

3.3.2 Skenario Use case Tabel 3.3.2 Skenario Login Case : Login

Aktor : Admin

Kondisi Awal :

Kondisi Akhir : Berhasil login

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Aktor mengisi username dan password yang sudah ada.

2. Aktor klik tombol “login”. 3. Sistem mengecek ada atau

tidaknya username dan password. 4. Sistem menampilkan halaman

beranda admin.

Tabel 3.3.3 Skenario Tambah Data Case : Menambah Data

Aktor : Admin

Kondisi Awal : Aktor sudah login

Kondisi Akhir : Data katarak berhasil disimpan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Aktor memilih menu update katarak.

2. Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.


(43)

4. Aktor memilih tombol selanjutnya.

5. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

6. Aktor memilih tombol simpan.

7. Sistem menampilkan pesan “data berhasil disimpan”.

Tabel 3.3.4 Skenario Edit Data Case : Mengedit Data

Aktor : Admin

Kondisi Awal : Aktor sudah login Kondisi Akhir : Data berhasil diedit

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Aktor memilih menu update katarak.

2. Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.

3. Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin diedit.

4. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.

5. Aktor mengubah data gejala 6. Aktor klik tombol ubah.

7. Sistem menampilka.n pesan “data

berhasil diubah”

8. Aktor klik tombol selanjutnya.

9. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

10. Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin diedit.


(44)

pada JtextField. 12. Aktor mengubah data gejala.

13. Aktor klik tombol ubah.

14. Sistem menampilkan pesan “data

berhasil diubah”. Tabel 3.3.5 Skenario Menghapus Data

Case : Menghapus Data

Aktor : Admin

Kondisi Awal : Aktor sudah login Kondisi Akhir : Data berhasil dihapus

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Aktor memilih menu update katarak.

2. Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.

3. Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin dihapus.

4. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.

5. Aktor klik tombol hapus.

6. Sistem menampilkan pesan “data

berhasil dihapus”. 7. Aktor klik tombol selanjutnya.

8. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

9. Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin di hapus.

10. Sistem menampilkan data katarak pada JtextField. 11. Aktor klik tombol hapus.


(45)

“data berhasil diubah”.

Tabel 3.3.6 Skenario Input Data

Case : Menginputkan data

Aktor : Admin, User

Kondisi Awal : login,

Kondisi Akhir : Muncul hasil diagnosa

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Aktor memilih menu deteksi katarak.

2. Sistem menampilkan halaman deteksi katarak.

3. Aktor klik data gejala yang dirasakan pada tabel 1.

4. Sistem menampilkan data yang dipilih pada tabel 2.

5. Aktor klik tombol deteksi.

6. Sistem menampilkan data yang telah dipilih, nama jenis katarak dan presentase.

7. Aktor klik tombol print.

8. Sistem menampilkan output dalam bentuk PDF.


(46)

3.4 Diagram Kelas

+Halaman Utama()

-adminActionPerformed() : void -pengunjungActionPerformed() : void

Halaman Utama

+login()

-masukActionPerformed() : void

Login

*

* *

*

+Beranda()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

Beranda User


(47)

27

+berandaUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

Beranda User

* * +bantuanUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

Bantuan User

+infoUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

info User

+deteksiKatarak()

-berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -bantuActionPerformed() : void -deteksiOKActionPerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -teoremaBayes() : double -tabel2MouseClicked() : void

+modusPonen(in ArrayList<String>) : string -lihatKategori() : void

-lihatKategoriTemporeri() : void +ktk : ArrayList<katarak> +kode : ArrayList<String> -kk : string

Deteksi Katarak * *

**

+modelGejala() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : Boolean +getColumnClass() -dk : Update Gejala Model Gejala

+modelKatarak() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>

Model Katarak

* *

* * +updateGejala()

+loadData() : void +isiTabel() : void +isiText() : void +kosongkanText() : void +statusAwal() : void -updateActionPerformed() : void -berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -keluarActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -tambahActionPerformed() : void -hapusActionPerformed() : void -ubahActionPerformed() : void -lanjutActionPeerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -lihatKategori() : void -lihatKategoriTemporeri() : void -row : int

-ak : ArrayList<katarak> -kode : ArrayList<Sring> Update Gejala

* * +katarak()

+katarak(in : string, in : string) +getGejala() : string +setGejala() : void +getKodeGejala() : string +setKodeGejala() : void +getPg() : double +setPg() : string +getPng() : double +setPng() : string +getStatus() : string +setStatus() : void +getJenisKatarak() : string +setJenisKatarak() : void +getKodeJenisKatarak() : string +setKodeJenisKatarak() : void +gejala : string

+kodegejala : string -pg : double -png : double -jeniskatarak : string -kodejeniskatarak : string -status : string

katarak * * * * +updateKatarak()

+loadData() : void +isiTabel() : void +isiText() : void +kosongkanText() : void +statusAwal() : void -updateActionPerformed() : void -berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -keluarActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -tambahActionPerformed() : void -hapusActionPerformed() : void -ubahActionPerformed() : void -lanjutActionPeerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -lihatKategori() : void -lihatKategoriTemporeri() : void -updateKatarak(in ArrayList<String>) +updateKatarak(in : string) -row : int

-ak : ArrayList<katarak> -kode : ArrayList<Sring> -dataKodeGejala : ArrayList<String>

Update Katarak

*

* +modelMemiliki()

+deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : Arraylist<katarak>

Model Memiliki

* *


(48)

+berandaUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

Beranda User

* * +bantuanUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

Bantuan User

+infoUser()

-infoActionPerformed() : void -bantuanActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -berandaActionPerformed()

info User

+deteksiKatarak()

-berandaActionPerformed() : void -deteksiActionPerformed() : void -infoActionPerformed() : void -bantuActionPerformed() : void -deteksiOKActionPerformed() : void -tabel1MouseClicked() : void -teoremaBayes() : double -tabel2MouseClicked() : void

+modusPonen(in ArrayList<String>) : string -lihatKategori() : void

-lihatKategoriTemporeri() : void +ktk : ArrayList<katarak> +kode : ArrayList<String> -kk : string

Deteksi Katarak * * * * +modelGejala() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : Boolean +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>

Model Gejala

+modelKatarak() +deleteKategori() : void +updateKategori() : void +addKategori() : void +getRowCount() : int +getColumnCount() : int +getValueAt() : object +getColumnName() : string +isCellEditable() : bool +getColumnClass() -dk : ArrayList<katarak>

Model Katarak

*

*

* *

Gambar 3.4.3 Diagram Kelas(3) 3.5 Diagram Aktivitas

3.5.1 Login

Aktor mengisi username dan password yang sudah ada. Aktor

Aktor klik tombol "login" Sistem mengecek ada atau tidaknya username dan password.

Sistem menampilkan halaman beranda admin. Sistem


(49)

3.5.2 Tambah Data

Aktor memilih menu update katarak.

Aktor

Aktor klik data gejala pada tabel. Sistem mengecek ada atau tidaknya username dan password.

Sistem menampilkan pesan “data berhasil disimpan”.

Sistem

Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.

Aktor memilih tombol selanjutnya. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

Aktor memilih tombol tambah.


(50)

3.5.3 Ubah data

Aktor memilih menu update katarak.

Aktor

Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin diedit. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.

Sistem menampilka.n pesan “data berhasil diubah” Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.

Aktor mengubah data gejala

Aktor klik tombol ubah.

Aktor klik tombol selanjutnya. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin diedit. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

Aktor mengubah data gejala.

Aktor klik tombol ubah. Sistem menampilkan halaman masukan data katarak.

Sistem


(51)

3.5.4 Hapus Data

Aktor memilih menu update katarak.

Aktor

Aktor klik data gejala pada tabel yang ingin dihapus. Sistem menampilkan data gejala pada JtextField.

Sistem menampilkan halaman masukan data katarak. Sistem menampilkan halaman masukan data gejala.

Aktor klik tombol hapus. Sistem menampilkan pesan “data berhasil dihapus”.

Aktor klik button selanjutnya.

Aktor klik data katarak pada tabel yang ingin di hapus. Sistem menampilkan data katarak pada JtextField.

Aktor klik tombol hapus. Sistem menampilkan pesan “data berhasil diubah”.

Sistem


(52)

3.5.5 Deteksi Katarak

Aktor memilih menu deteksi katarak. Aktor

Aktor klik data gejala yang dirasakan pada tabel 1. Sistem menampilkan data yang dipilih pada tabel 2.

Sistem menampilkan output dalam bentuk PDF. Sistem menampilkan halaman deteksi katarak.

Aktor klik tombol deteksi. Sistem menampilkan data yang telah dipilih, nama jenis katarak dan presentase.

Aktor klik tombol print.

Sistem

Gambar 3.5.5 Diagram Aktifitas Deteksi Katarak 3.6 Diagram Sequence

3.6.1 Tambah Gejala


(53)

3.6.2 Tambah Katarak

Gambar 3.6.2 Diagram Sequence Tambah Katarak 3.6.3 Edit Gejala


(54)

3.6.4 Edit Katarak

Gambar 3.6.4 Diagram Sequence Edit Katarak 3.6.5 Hapus Gejala

Gambar 3.6.5 Diagram Sequence Hapus Gejala 3.6.6 Hapus Katarak


(55)

3.6.7 Deteksi Katarak

Gambar 3.6.7 Diagram Sequence Deteksi Katarak 3.7 Perancangan Basis Data

3.7.1 Conceptual Design


(56)

Gambar 3.7.2 Reational Tabel Model

Pada gambar 3.6.1 jenis katarak bisa memiliki banyak gejala dan gejala bisa memiliki atau terjadi di berbagai jenis katarak. Sehingga dibuat tabel baru yaitu memiliki yang berisi primary key dari tabel jenis katarak dan gejala.

3.7.2 Physical Database Design

Physical database design merupakan ini merupakan gambaran implementasi database yang digunakan dalam sistem. Tabel-tabel physical database design adalah sebagai berikut:

1. Tabel Gejala

Tabel dibawah ini berisi atribut data gejala yang diinputkan ke dalam sistem.

Tabel 3.7.1 Tabel Gejala

Nama Field Tipe Keterangan

KODE_GEJALA varchar2(20) PK untuk tabel gejala

NAMA_GEJALA varchar2(1000) Field untuk nama gejala

STATUS varchar2(20) Field untuk status gejala

2. Tabel Katarak

Tabel untuk menyimpan data-data penyakit katarak dalam data base.

Tabel 3.7.2 Tabel Katarak

Nama Field Tipe Keterangan

KODE_KATARAK varchar2(20) PK untuk tabel katarak

NAMA_KATARAK varchar2(1000) Field untuk nama katarak


(57)

Tabel memiliki berisi primary key dari tabel katarak dan tabel gejala. Tabel ini berfungsi untuk menyimpan gejala-gejala yang dimiliki setiap jenis katarak.

Tabel 3.7.3 Tabel Memiliki

Nama Field Tipe Keterangan

KODE_KATARAK varchar2(20) Field untuk kode katarak

KODE_ GEJALA varchar2(1000) Field untuk kode gejala

4. Tabel Temporeri

Tabel temporeri merupakan tabel bantuan saat memilih gejala dalam menu deteksi katarak.

Tabel 3.7.4 Tabel Temporeri

Nama Field Tipe Keterangan

KODE_GEJALA varchar2(20) Field untuk tabel gejala


(58)

38

3.8 Kaidah Produksi

Dari jenis katarak dan gejala yang telah diketahui maka dapat di buat tabel sebagai berikut : Tabel 3.8.1 Tabel Hubungan Gejala dan Jenis Katarak

Nuclear(P1) cortical(P2) subcortical(P3) komplikata(P4) senil(P5)

Perubahan kefokusan cahaya (G1) 

Penglihatan menjadi kuning (G2) 

Noda pada lapisan mata (G3)   

Kemampuan melihat berkurang (G4)  

Mata silau (G5) 

Kemampuan menangkap cahaya

berkurang (G6)

 

Lensa mata keruh keseluruhan (G7) 

Mata mengalami gangguan kejernihan lensa (G8)

Kelainan sistemik di kedua mata (G9) 

Kelainan local di satu mata (10) 


(59)

Penggunaan aturan-aturan kaidah produksi dalam sistem pakar deteksi katarak adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8.2 Aturan Hubungan Antara Gejala dan Jenis Katarak

NO. ATURAN

R1 IF perubahan kefokusan cahaya AND penglihatan menjadi kuning AND noda pada lapisan mata

AND kemampuan melihat berkurang THEN katarak nuclear.

R2 IF noda pada lapisan mata AND mata silau

AND kemampuan menangkap cahaya berkurang THEN cortical.

R3 IF noda pada lapisan mata

AND kemampuan melihat berkurang

AND kemampuan menangkap cahaya berkurang THEN subcortical.

R4 IF gangguan kejernihan lensa AND kelainan sisternik kedua mata AND kelainan local satu mata THEN komplikata.

R5 IF lensa keruh keseluruhan AND usia diatas 50 tahun THEN senil.


(60)

R6 IF lensa mata keruh

AND gangguan kejernihan mata THEN bebas katarak

3.9 Pengambilan Keputusan

Pada penelitian ini penarikan kesimpulan menggunakan deductive reasoning yang meliputi modus ponen dan silogisme konjungtif. Berikut contoh mencari jenis katarak berdasarkan gejalanya :

1. Mencari jenis katarak nuclear fakta yang diperoleh adalah : G1 : perubahan kefokusan cahaya

G2 : penglihatan menjadi kuning G3 : noda pada lapisan mata

G4 : kemampuan melihat berkurang K1 : nuclear

IF perubahan kefokusan cahaya AND penglihatan menjadi kuning AND noda pada lapisan mata AND kemampuan melihat berkurang THEN katarak nuclear.

Dapat dituliskan menjadi:

1 4

3 2

1 G G G THEN K

G

IF   

Menggunakan silogisme konjungtif diperoleh :

Premis 1 : G1 Premis 1 : G1  G2


(61)

Kesimpulan : G1  G2 Kesimpulan : G1  G2  G3

Premis 1 : G1  G2 G3

Premis 2 : G4

Kesimpulan : G1 G2  G3  G4 Menggunakan Modus Ponens

Premis 1 :IF G1G2G3G4 THEN K1 Premis 2 : G1  G2  G3  G4

Kesimpulan : K1

2. Mencari jenis katarak subcortical fakta yang diperoleh adalah : G3 : noda pada lapisan mata

G4 : kemampuan melihat berkurang

G6 : kemampuan menangkap cahaya berkurang K3 : subcortical

 IF noda pada lapisan mata AND kemampuan meluihat berkurang AND kemampuan menangkap cahaya berkurang then subcortical.

Dapat dituliskan menjadi:

3 6

4

3 G G THEN K G

IF  

Menggunakan silogisme konjungtif diperoleh :


(62)

Premis 2 : G4 Kesimpulan : G3  G4

Premis 1 : G3  G4

Premis 2 : G6

Kesimpulan : G3  G4  G6

Menggunakan Modus Ponen : IF G3  G4  G6  K3

Premis 1 : G3  G4  G6 K3 Premis 2 : G3  G4  G6 Kesimpulan : K3

3.10 User Interface

Perancangan user interface merupakan tampilan yang akan

diimplementasikan dalam program yang akan dibuat. Berikut ini akan dijelaskan tampilan-tampilan menu yang akan di implementasikan.

a. Menu Utama

Menu utama merupakan halaman utama atau beranda dari program yang akan dibuat.


(63)

Gambar 3.10.1 Menu Utama

b. Login

Menu ini berisi untuk admin dan pengguna. Jika admin maka harus mengisi username dan password. Dan jika pengguna tidak perlu mengisikan username dan password.

Gambar 3.10.2 Menu Login c. Menu Katarak

 Deteksi Katarak

Berisi pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan untuk mendiagnosa penyakit katarak yang diderita pengguna. Sebelumnya pengguna harus mengisikan identitas diri yang terdiri nama, tempat tanggal lahir dan alamat.


(64)

Gambar 3.10.3 Menu Deteksi Katarak Update Katarak

Menu update katarak mempunyai tugas menambah, menghapus dan mengedit data gejala dan data katarak.


(65)

Gambar 3.10.5 Menu Update Jenis Katarak  Info Katarak

Pada menu info katarak akan menjelaskan tentang jenis katarak serta gejala dan tanda-tanda katarak.


(66)

Gambar 3.10.6 Menu Info Katarak d. Logout

Perintah ini hanya di dapatkan saat admin sudah masuk pada aplikasi dan ingin keluar dari aplikasi menuju menu utama.

e. Menu Bantuan

Menu ini berfungsi untuk membantu atau memandu pemakai dalam menggunakan program deteksi katarak ini.


(67)

Gambar 3.10.7 Menu Bantuan 3.11 Spesifikasi Software Dan Hardware

Pada perancangan program perhitungan maka akan diperlukan kebutuhan-kebutuhan. Software dan hardware yang digunakan untuk menunjang implementasi sistem dalam mendeteksi katarak, antara lain :

a. Software

 Sistem Operasi : Windows 7

 Bahasa Pemrograman : Netbeans 8.0

 Database : Oracle dan SQL

b. Hardware

Processor : AMD E-350 @1.60GHz


(68)

48 BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1 Implementasi

Pada implementasi akan menjelaskan jalannya program atau proses aplikasi ini bekerja. Pada aplikiasi ini yang menggunakan adalah admin yang merupakan pegawai apotek atau rumah sakit dan pengguna merupakan pengunjung atau pasien.

4.1.1 Admin

Admin atau dokter spesialis mata merupakan petugas kesehatan yang berwenang mengupdate gejala dan jenis katarak yang baru. Berikut akan dijelaskan jalannya program yang digunakan oleh admin:

4.1.1.1 Halaman Utama

Pada halaman utama pilih masuk sebagai admin. Dibuatnya halaman seperti tampilan dibawah ini supaya memudahkan atau membedakan fungsi program berdasarkan pengguna.


(69)

Untuk login admin program dirancang dengan mengatur username dan password di dalam program. Jika username dan password benar maka akan langsung masuk ke halaman beranda. Dan jika salah memasukan username dan password maka akan muncul pesan error. Jika masuk sebagi admin, maka masukan username admin dan password admin.

Gambar 4.1.2 Tampilan Login

4.1.1.2 Beranda

Setelah login maka langsung masuk ke halaman beranda. Yang membedakan admin dan pengunjung pada menu katarak, pada admin terdapat submenu Deteksi Katarak, Update Katarak dan Info Katarak sedangkan pengunjung hanya terdapat menu Deteksi dan Info Katarak.

Gambar 4.1.3 Tampilan Beranda


(70)

4.1.1.3 Katarak

Menu katarak merupakan menu paling inti dalam program ini. Menu ini mempunyai tiga sub menu, antara lain Deteksi Katarak, Update Katarak dan Info Katarak.

4.1.1.3.1.1 Update Katarak

Update katarak terdiri dari tombol tambah, hapus dan edit. Sehingga admin bisa update segala data-data yang berkaitan dengan gejala dan nama jenis katarak.

4.1.1.3.1.2 Tambah Data

Tombol tambah data berfungsi untuk menambah gejala dan menambah jenis katarak. Pertama yang ditambahkan adalah gejala. Gejala berisi kode gejala dannama gejala. Program yang dibuat dirancang supaya memilih gejala terlebih dahulu lalu di lanjutkan dengan menambahakan kode dan jenis katarak.

Sebagai contoh menambahkan katarak jenis nuclear yang memiliki gejala : perubahan kefokusan cahaya, penglihatan berkabut, noda pada manik mata dan kemampuan melihat berkurang. Tambah kan kode dan nama tiap-tiap gejala. Jika data berhasil ditambahkan akan muncul pemberitahuan data berhasil ditambah.

Masukan kode gejala G1 dengan nama perubahan kefokusan cahaya. Kemudian pilih tombol tambah.


(71)

Gambar 4.1.4 G1 Berhasil Ditambahkan

Masukan data dengan kode gejala G2 dengan nama gejala penglihatan menjadi berkabut. Pilih tombol tambah dan data berhasil ditambahkan ke dalam database.


(72)

Gambar 4.1.6 G2 Berhasil Ditambahkan

Masukan data dengan kode gejala G3 dengan nama gejala noda pada manik mata.

Gambar 4.1.7 Masukan G3


(73)

Gambar 4.1.8 G3 Berhasil Ditambahkan

Masukan data dengan kode gejala G4 dengan nama gejala kemampuan melihat berkurang.


(74)

Gambar 4.1.10 G4 Berhasil Ditambahkan

Data gejala yang sudah ditambahkan akan masuk dalam tabel GEJALA pada database. Kemudian pilih gejala untuk penyakit nuclear pada tabel gejala. Pilih gejala-gejala untuk nama katarak yang akan ditambah. Gejala yang terpilih akan muncul pada form katarak.

Gambar 4.1.11 Kode Gejala yang Dipilih

Gejala yang telah terpilih pada form gejala maka akan tampil pada tabel bagian atas form katarak.


(75)

Gambar 4.1.12 Gejala yang Dipilih

Selanjutnya masukkan kode katarak P1 beserta nama dari jenis katarak nuclear. Nama jenis katarak dan kode katarak akan muncul pada tabel penyakit katarak dan tersimpan dalam database.


(76)

Gambar 4.1.14 Data Katarak Berhasil Disimpan

Jika salah satu data nama katarak pada tabel penyakit katarak di pilih maka gejala yang dimiliki tiap-tiap jenis katarak akan muncul pada tabel hubungan penyakit dan gejala.


(77)

Saat pengisian data misalkan menggunakan kode gejala yang sama sebagai contoh G1 dengan nama yang berbeda, maka data tidak akan disimpan pada database maupun dalam tabel java dan muncul peringatan.

4.1.1.3.1.3 Hapus Data

Hapus data merupakan fungsi untuk menghapus data katarak baik untuk gejala dan jenis katarak. Data yang akan dihapus adalah gejala dengan nama noda pada lensa mata dengan kode gejala G3. Ketika gejala yang dipilih di klik, maka data-data seperti kode gejala dan nama gejala akan muncul pada JtextField.

Gambar 4.1.16 G3 Akan Dihapus

Setelah pilih tombol hapus akan muncul peringatan “apakah data yakin


(78)

Gambar 4.1.17 Pesan Peringatan Data Akan Dihapus

Jika yakin ingin menghapus data gejala maka pilih yes dan data berhasil dihapus dari database.

Gambar 4.1.18 Gejala Berhasil Dihapus Tabel 4.1.1 G3 Terhapus


(79)

Sedangkan untuk menghapus jenis katarak hampir sama dengan menghapus gejala yakni pilih jenis katarak yang ingin dihapus dan pilih yes.

Gambar 4.1.19 Pesan Data Katarak Akan Dihapus

Gambar 4.1.20 Data Berhasil Dihapus 4.1.1.3.1.4 Ubah Data

Tombol ubah data digunakan jika ada gejala atau nama katarak yang salah atau data-data seperti propabilitas gejala terbaru.. Dalam contoh ini data yang akan diubah adalah lensa mata keruh keseluruhan.


(80)

Gambar 4.1.21 G3 yang Ingin Diubah

Data gejala G3 diubah menjadi noda pada lensa mata. Kemudian pilih tombol ubah, maka akan muncul kotak pesan gejala berhasil diubah.

Gambar 4.1.22Gejala Berhasil Diubah Tabel 4.1.2 G3 Setelah Diubah


(81)

Pilih jenis katarak yang ingin diubah. Maka data yang dipilih akan muncul kembali ke JtextField. Kemudian ubah data pada kode katarak atau nama katarak. Kemudian pilih ubah dan akan muncul pesan data berhasil diubah.

Gambar 4.1.23 Pilih Data yang Diubah


(82)

Gambar 4.1.25 Data Berhasil Diubah 4.1.1.4 Info Katarak

Info katarak berisi penjelasan-penjelasan mengenai jenis-jenis katarak serta gejala-gejala dan tanda mengidap penyakit katarak. Dengan adanya info katarak akan menambah pengetahuan pengguna tentang penyakit mata terkhusus katarak.


(83)

4.1.1.5 Logout

Menu logout sebagai akses keluar dari halaman admin. Setelah klik logout admin langsung kembali ke halaman utama.

4.1.1.6 Bantuan

Pada menu bantuan bertugas membantu pengguna baik admin atau masyarakat yang menggunakan aplikasi ini. dalam menu ini menjelaskan menu-menu yang tertera pada aplikasi deteksi katarak.

Gambar 4.1.27 Menu Bantuan 4.1.2 Pengunjung

Pengunjung adalah masyarakat atau pasien yang menggunakan aplikasi deteksi katarak. Tampilan aplikasi untuk pengunjung tidak jauh berbeda dengan tampilan admin. Perbedaan tampilan admin dengan masyarakat adalah admin bisa login dan update data gejala dan ketarak sedangkan pengunjung tidak atau hanya bisa menggunakan sebagai deteksi saja. Selebihnya fitur menu-menu dari kedua pengguna adalah sama. Dalam aplikasi ini menu yang penting adalah deteksi katarak. Menu deteksi katarak bertugas sebagai pendeteksi katarak yang sedang diidap oleh seseorang.


(84)

Gambar 4.1.28 Tampilan Menu Deteksi Katarak

Sebagai contoh gejala yang dirasakan dan yang akan dipilih pada tabel 1 (tabel bagian atas) adalah perubahan kefokusan cahaya, penglihatan menjadi kuning, noda pada lapisan mata dan kemampuan melihat menjadi kuning. Gejala yang dipilih akan muncul pada tabel 2(tabel bagian bawah). Jika ada gejala yang salah dipilih, maka tinggal klik gejala yang salah tersebut pada tabel 2 yang otomatis akan dihapus.

Gambar 4.1.29 Tampilan Memilih Gejala Yang Dirasakan

Jika sudah semua gejala yang dirasa dipilih maka pilih deteksi. Pada tampilan diagnosa akan muncul gejala yang pilih sebelumnya, katarak yang diidap dan presentasi seseorang terjangkit katarak.


(85)

4.2 Pengujian 4.2.1 Kuisioner

Hasil pengujian merupakan bagian yang penting untuk di ujicobakan oleh masyarakat. Pada pengujian ini dilakukan oleh dokter mata untuk mengetahui aplikasi sudah sesuai atau tidak dengan data-data yang di inputkan dan hasil outputnya. Seluruh hasil tersebut direkam dalam seperangkat kuisioner. Data tersebut diuji menggunakan kriteria Azwar dalam 3 kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pengujian digunakan untuk mengetahui seberapa berfungsinya program aplikasi yang dibuat membantu dokter dan masyarakat umum untuk mendeteksi penyakit katarak.


(86)

66 Tabel 4.2.1 Tabel Pengujian Dokter

Tanya 1 Tanya 2 Tanya 3 Tanya 4 Tanya 5 Tanya 6 Tanya 7 Tanya 8 Tanya 9 Tanya 10

Dokter 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3

Berdasarkan tabel di atas setiap nilai yang diperoleh merupakan penilaian dokter untuk program aplikasi deteksi katarak. Bisa dilihat secara langsung hasil nilai yang diperoleh setiap pertanyaan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Dari tabel penilaian tersebut dapat diketahui masih ada nilai rendah (tidak setuju) atau bernilai 2. Nilai rendah berarti masih ada kekurangan pada suatu fungsi pada program dan data-data penyakit katarak. Penilaian yang lebih dominan adalah jawaban netral atau bernilai 3 yang berjumlah 5 dari 10 pertanyaan. Sedangkan penilaian setuju hanya berjumlah 2 yang berarti hanya terdapat 2 point keunggulan dalam program yang dibuat. Bisa disimpulkan bahwa berdasarkan jawaban kuisioner dari dokter terhadap program yang dibuat bisa dikategorikan netral (rata-rata) saja.


(87)

67 Tabel 4.2.2 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 1

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ ... Tinggi

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

...≤ X < ... Sedang

3 X < (µ - 1 σ) X < ... Rendah

TOTA L Keterangan :

X = Skor subjek

µ = Rerata (mean) hipotetik

σ = Deviasi standar (SD) hipotetik

Tabel 4.2.3 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 2

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ 5,006 Tinggi 12 40%

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

3,993≤ X < 5,006

Sedang 16 53,3%

3 X < (µ - 1 σ) X < 3,993 Rendah 2 6,7%

TOTA L


(88)

Tabel 4.2.4 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 3

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ 5 Tinggi 12 40%

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

4≤ X < 5 Sedang 15 50%

3 X < (µ - 1 σ) X < 4 Rendah 3 10%

TOTA L

30 100%

Tabel 4.2.5 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 4

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ 4,64 Tinggi 5 16,7%

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

3,359 ≤ X < 4,64

Sedang 16 53,3%

3 X < (µ - 1 σ) X < 3,359 Rendah 9 30%

TOTA L

30 100%

Tabel 4.2.6 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 5

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase


(89)

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

3,324≤ X < 4,675

Sedang 17 56,7%

3 X < (µ - 1 σ) X < 3,324 Rendah 6 20%

TOTA L

30 100%

Tabel 4.2.7 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 6

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ 5,009 Tinggi 13 43,3%

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

3,99≤ X < 5,009

Sedang 16 53,3%

3 X < (µ - 1 σ) X < 3,99 Rendah 1 3,3%

TOTA L

30 100%

Tabel 4.2.8 Tabel Kategorisasi Pertanyaan 7

No. Pedoman Skor Katego

ri

Frekuensi Presentase

1 X ≥ (µ + 1 σ) X ≥ 4,202 Tinggi 7 23,3%

2 (µ - 1 σ) ≤ X < (µ + 1 σ)

2,797≤ X < 4,202

Sedang 16 53,3%

3 X < (µ - 1 σ) X < 2,797 Rendah 7 23,3%


(90)

L

Berdasarkan kategorisasi Azwar tabel pengujian diatas dapat diperoleh untuk setiap pertanyaan memilikili nilai rata-rata dari 30 responden. Nilai rata-rata yang diperoleh merupakan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan mengenai program yang ditujukan kepada user. Dari ketujuh tabel user di atas dapat dilihat secara langsung dari pertanyaan kuisioner yang cenderung sedang lebih dominan dari pada hasil evaluasi yang rendah dan yang tinggi.


(91)

71

Tanya 1

Kategori Tanya 2

Kategori Tanya 3

Kategori Tanya 4

Kategori Tanya 5

Kategori Tanya 6

Kategori Tanya 7

Kategori

Responden 1 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 3 sedang

Responden 2 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang

Responden 3 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 5 tinggi

Responden 4 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi

Responden 5 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang

Responden 6 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 3 rendah 4 sedang 4 sedang 4 sedang

Responden 7 4 sedang 4 sedang 4 sedang 3 rendah 4 sedang 4 sedang 4 sedang

Responden 8 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 3 rendah 5 tinggi 4 sedang

Responden 9 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 3 rendah 4 sedang 3 sedang

Responden 10 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 3 rendah 3 rendah 5 tinggi 5 tinggi

Responden 11 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 3 rendah 4 sedang 5 tinggi 4 sedang

Responden 12 4 sedang 4 sedang 4 sedang 3 rendah 4 sedang 4 sedang 3 sedang

Responden 13 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 3 rendah 5 tinggi 3 sedang

Responden 14 3 rendah 4 sedang 4 sedang 3 rendah 3 rendah 4 sedang 3 sedang

Responden 15 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 4 sedang

Responden 16 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 4 sedang 5 tinggi

Responden 17 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi

Responden 18 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang

Responden 19 5 tinggi 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi

Responden 20 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 4 sedang

Responden 21 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi


(92)

72

Responden 23 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang

Responden 24 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 4 sedang 5 tinggi 4 sedang

Responden 25 4 sedang 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 5 tinggi 4 sedang

Responden 26 3 rendah 4 sedang 3 rendah 3 rendah 4 sedang 4 sedang 4 sedang

Responden 27 4 sedang 3 rendah 3 rendah 3 rendah 4 sedang 4 sedang 3 sedang

Responden 28 3 rendah 4 sedang 5 tinggi 3 rendah 3 rendah 4 sedang 4 sedang

Responden 29 5 tinggi 3 rendah 3 rendah 4 sedang 5 tinggi 4 sedang 4 sedang

Responden 30 4 sedang 5 tinggi 5 sedang 5 tinggi 4 sedang 3 rendah 3 sedang

Rata-Rata 4,5 4,5 4,5 4 4 4,5 3,5

St. Dev 0,541 0,506 0,5 0,640 0,675 0,509 0,702

Rendah 3,95 3,993 4 3,359 3,324 3,999 2,797


(1)

LAMPIRAN


(2)

(3)

b. Form Kuisioner Dokter

Daftar pertanyaan berikut ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pendapat penggunaan Aplikasi Deteksi Katarak. Berikan score 1 sampai 5 dengan tanda √ pada setiap pertanyaan dibawah ini, dengan ketentuan:

1 : tidak sangat setuju 3 : netral 5 : sangat setuju 2 : tidak setuju 4 : setuju

NO PERTANYAAN

SCORE

1 2 3 4 5

1 Nama-nama gejala yang tercantum dalam sistem sudah sesuai dengan jenis katarak.

2 Sistem Deteksi Katarak yang dibuat ini mudah digunakan oleh user.

3 Tampilan Deteksi Katarak mudah dipahami oleh user.

4 Fasilitas Deteksi Katarak yang ada pada sistem ini sudah lengkap.

5 Aplikasi Deteksi Katarak yang dibuat layak untuk diterapkan di tempat pelayanan kesehatan.

6 Tampilan Deteksi Katarak mudah digunakan oleh user.

7 Sistem yang dibuat mampu mendeteksi penyakit katarak dengan tepat.

8 Aturan-aturan untuk menentukan jenis katarak pada sistem ini sudah sesuai dengan hasil diagnosa dan pendapat pakar(dokter mata).

9 Admin mampu dengan mudah

menambahkan, menghapus dan mengubah data gejala dan katarak(dokter mata).

10 Admin dengan mudah menmbahkan aturan-aturan untuk menetukan jenis katarak(dokter mata).

KUISIONER APLIKASI DETEKSI KATARAK Nama Responden :


(4)

c. Form Kuisioner User

Daftar pertanyaan berikut ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pendapat penggunaan Aplikasi Deteksi Katarak. Berikan score 1 sampai 5 dengan tanda √ pada setiap pertanyaan dibawah ini, dengan ketentuan:

1 : tidak sangat setuju 3 : netral 5 : sangat setuju 2 : tidak setuju 4 : setuju

NO PERTANYAAN

SCORE

1 2 3 4 5

1 Nama-nama gejala yang tercantum dalam sistem sudah sesuai dengan jenis katarak.

2 Sistem Deteksi Katarak yang dibuat ini mudah digunakan oleh user.

3 Tampilan Deteksi Katarak mudah dipahami oleh user.

4 Fasilitas Deteksi Katarak yang ada pada sistem ini sudah lengkap.

5 Aplikasi Deteksi Katarak yang dibuat layak untuk diterapkan di tempat pelayanan kesehatan.

6 Tampilan Deteksi Katarak mudah digunakan oleh user.

7 Sistem yang dibuat mampu mendeteksi penyakit katarak dengan tepat.

KUISIONER APLIKASI DETEKSI KATARAK Nama Responden :


(5)

(6)