PALANG MERAH INDONESIA PMI

BAB II PALANG MERAH INDONESIA PMI

Masa sebelum Perang Dunia II tepatnya pada tanggal 22 oktober 1873 Kolonial Belanda membentuk Palang Merah Indonesia dengan nama Nederlans Rode Kruis Afdeling Indie Nerkai. Pada tahun 1932 putera Indonesia mendirikan Palang Merah Indonesia diprakarsai oleh Dr. RCL Sinduk dan Dr. Bahder Johan. Pada siding konperensi Nerkai rancangan ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Belanda karena bangsa Indonesia dianggap masih belum masak dan belum dapat mengatur Kepalangmerahaan atau dengan kat lain belum mengerti paham perikemanusiaan. Pada kedudukan Jepang pun sama rancangan ini ditolak mentah-mentah. Pada tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, pada tanggal 3 september 1945 presiden Soekarno mengeluaran perintah untuk membentuk suatu badan Kepalangmerahaan Nasional. Pada tanggal 5 september 1945 Dr. Buntara sebagai menteri kesehatan kabinet I membentuk panitia 5 lima terdiri dari: Ketua : Dr. R Moctah Penulis : Dr Bahder Johan Anggota : Juhana, Dr Marzuki, Dr Sitanala Pada tanggal 27 september 1945 berhasil menyusun pengurus besar PMI dan dilanik oleh wakil presiden Moh Hatta. Moh Hatta menjadi ketua pengurus besar pleno. Kantor pertama di Departemen Kesehatan A.S Alatas, kantor pindah ke jalan Rywijk kemudian menjadi hotel Du Pavillon lalu menjadi hotel Mojopahit sekarang Komplek Perkantoran Sekritariat Negara Bagian Barat Jakarta. Tugas dan Kegiatan PMI Dalam tahun pertama didalam kemerdekaan PMI sudah menghadapi 2 tugas Kepalangmerahaan, yaitu:

1. Tugas Saat Perang

PMI harus melindungi penduduk sipil, mengurus pengungsian, membuka dapur umum, menyelenggarakan pertolongan pertama pada Koran pertempuran, pengakutan dan perawatannya, sampai pada penguburannya jika ada yang meninggal. Untuk keperluan tersebut dibentuk Pasukan Pertolongan Pertama Mobile Colone oleh cabang-cabang yang terbukti sangat berguna, anggotanya terdiri dari para pelajar sekolah tinggi dan menengah. 5

2. Tugas disaat Damai

Melenjutkan upaya meringankan penderitaan yang dipandang sebagai akibat perang.Menyelenggarakan kewajiban yang tidak atau belum dikerjakan oleh badan pemerintah atau swasta yang didasarkan pada tugas diman PMI menerima permintaan untuk memegang menjalankan usaha badan tersebut. PMI mempunyai tugas kemenusiaan yang dijalankan dalam situasi perang pertikaian senjata, bencana alam atau bencana lainnya. Secara umum PMI adalah menyelenggarakan Usaha Tranfusi darah, memberikan pertolongan dan bantuan bagi korban kecelakaan atau bencana, menyelenggarakan pendidikan, latihan para Pembina PMR, KSR, TSR serta bekerja sama dengan organisasi pemuda lainnya, ikut serta pembangunan kesejahteraan masyarakat penyebarluasan prinsif-prinsif PMI dala rangka turut menciptakan perdamian dunia. 6

BAB III PALANG MERAH REMAJA PMR