Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Kategori penilaian untuk masing-masing aitem favourabel adalah nilai 4 untuk
Sangat Setuju ST, nilai 3 untuk Setuju S, nilai 2 untuk Tidak Setuju TS, dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Setuju STS. Sedangkan, untuk
masing-masing aitem unfavourabel adalah nilai 1 untuk Sangat Setuju SS, nilai 2 untuk Setuju S, nilai 3 untuk Tidak Setuju TS, dan nilai 4
untuk Sangat Tidak Setuju STS. Tabel 2.
Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural sebelum seleksi aitem
Aspek dan Indikator Sebaran Aitem
Jumlah Aitem
Favorabel Unfavorabel
Konsistensi 3 1, 13, 25
3 7, 19, 31 6 16.67
Minimalisasi bias 3 2, 14, 26
3 8, 20, 32 6 16.67
Informasi yang akurat
3 3, 15, 27 3 9, 21, 33
6 16.67
Dapat diperbaiki 3 4, 16, 28
3 10, 22, 34 6 16.67
Representatif 3 5, 17, 29
3 11, 23, 35 6 16.67
Etis 3 6, 18, 30
3 12, 24, 36 6 16.67
Total Aitem 18 50
18 50 36 100
F. VALIDITAS DAN REALIBILITAS SKALA
1. Validitas
Validitas adalah tingkat ketetapan dan kecermatan suatu alat pengukur untuk dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu alat
ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan pengukuran tersebut Azwar,
2003. Skala sebagai alat pengukur perlu diuji validitas, karena jika validitas tidak memenuhi syarat berarti kuisioner sebagai alat tidak dapat
dipertanggungjawabkan ketepatan pengukurannya. Semakin tinggi validitasnya semakin tepat alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur
sasarannya. Sebaliknya semakin rendah validitas suatu alat pengukur, semakin tidak dapat mengukur sasaran yang akan diukur Azwar, 2003.
Penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi dengan menggunakan pengujian terhadap isi tes
dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur, sehingga tes
tersebut harus relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran Azwar, 2003. Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli dalam
bidang tersebut, dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
2. Seleksi Aitem
Seleksi Aitem dilakukan untuk dilakukan dengan tujuan untuk memilih aitem-aitem yang valid untuk diteliti. Seleksi aitem didasarkan
pada daya diskriminasi aitem, yaitu sejauh mana aitem bisa membedakan individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang sedang diteliti
Azwar, 2009. Perhitungan
diskriminasi aitem
dilakukan dengan
cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor aitem total sehingga didapatkan
koefisien korelasi aitem total r
ix
yang disebut dengan indeks daya beda aitem. Aitem yang dengan koefisien korelasi aitem total minimal 0,30
memiliki daya diskriminasi yang baik Azwar, 2009. Maka dari itu, kriteria pemilihan aitem dalam menggunakan aitem menggunakan batasan
r
ix
≥ 0,30. Uji coba skala dilakukan di sekolah SMA Swasta yang memiliki
karakteristik seperti lokasi penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2015, dan skala dikembalikan pada tanggal 31 Agustus 2015.
Peneliti menyebar skala kepada guru yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun. Terdapat 41 guru yang memiliki masa kerja minimal 2 tahun, 18
guru berjenis kelamin laki-laki dan 23 guru perempuan. Total skala kembali berjumlah 41 skala.
Dari 36 aitem skala keadilan prosedural, 18 aitem yang dinyatakan sahih dan 18 aitem lainnya yang digugurkan karena memiliki r
ix
0,30. Sedangkan pada aitem komitmen organisasi terdapat 24 aitem, 18 aitem
yang dinyatakan sahih dan 6 aitem yang harus digugurkan karena memiliki r
ix
0,30.
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Keadilan Prosedural Sesudah Seleksi Aitem
Jenis Skala Aspek dan
Indikator Sebaran Aitem
Jumlah Aitem
Favorable Unfavorabel
Keadilan Prosedural Konsistensi
- 7,19,31
3 Minimalisasi Bias
2 8,20
3 Akurat
3 9,21
3 Dapat Diperbaiki
4 22,34
3 Representatif
5 12,35
3 Etis
18 12,36
3 Total Aitem
5 13
18
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Komitmen Organisasi Sesudah Seleksi Aitem
Jenis Skala Aspek dan Indikator
Sebaran aitem Jumlah Aitem
Favorable Unfavorable
Komitmen Organisasi
Identifikasi 1,7
4,10,16,22 6
Keterlibatan 8,14,20
5,17,23 6
Loyalitas 3,9,15
12,18,24 6
Total Aitem 8
10 18
3. Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, konsisten, dan memiliki kecermatan Azwar, 2003. Pada
penelitian ini, reliabilitas skala keadilan prosedural menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach. Pendekatan ini memiliki nilai praktis
karena cukup dikenakan sekali saja pada kelompok subjek Azwar, 2009. Suatu alat ukur dikatakan memuaskan reliabiltasnya jika nilai koefisien
Alpha mencapai 0,900, sedangkan suatu alat ukur dapat dikatan reliabel jika memiliki koefisien nilai Alpha minimal 0,600 Azwar, 2003.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunkan program SPSS versi 16.0, skala keadilan prosedural memiliki koefisien Alpha sebesar
0,909, dan skala Komitmen Organisasi memiliki koefisien Alpha sebesar
0,867. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa skala Keadilan Prosedural dan skala Komitmen Organisasi memiliki koefisien Alpha lebih
dari 0,600. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala keadilan prosedural dan skala komitmen organisasi reliabel.
G. METODE ANALISA DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh Santosa, 2010. Pengujian
normalitas dalam suatu penelitian dapat menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov dan One Sample Shapiro-Wilk. Uji
normalitas Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji sebaran data dengan jumlah sampel penelitian lebih dari 50 subjek.
Sedangkan, uji normalitas Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji sebaran data dengan jumlah sampel penelitian kurang dari 50
subjek. Distribusi data dapat dikatakan normal jika nilai signifikan
si lebih dari 0,05 p ≥ 0,05 Santoso, 2010.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apaah dua variabel menunjukkan linear atau tidak Priyatno, 2012. Pada
penelitian ini uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah keadilan prosedural sebagai variabel bebas memiliki hubungan yang linear