Situasi di lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013. Potensi dan Masalah

4.1.2.1 Situasi di lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013.

Bagian ini mendeskripsikan situasi terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada RPP-H. Situasi ditunjukkan melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis. Berikut ini merupakan penjabaran potensi masalah dan pengumpulan data yang peneliti lakukan.

4.1.2.2 Potensi dan Masalah

Potensi merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memperkuat suatu hal, namun tidak menutup kemungkinan bahwa di dalam potensi dapat terjadi permasalahan. Masalah yang dimaksud adalah penyimpangan antara potensi yang diharapan dengan apa yang terjadi di lapangan Sugiyono, 2013. Adaptasi dengan Kurikulum baru tentu tidak mudah, pemerintah melalui Kemendikbud memberikan diklat untuk para guru di seluruh Indonesia. Pemerintah juga memberikan buku secara gratis untuk guru dan siswa guna mendukung kegiatan pembelajaran.Pencanangan pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 tidak serta merta berjalan dengan baik. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia FSGI Retno Listyarti menyatakan dari hasil pemantauan implementasi Kurikulum 2013 bersama jaringan organisasi guru di daerah mulai 14 Juli-8 September di 46 kabupatenkota dari 21 provinsi, ada lima masalah krusial. Pertama, persoalan distribusi buku guru serta buku siswa yang terlambat diterima di sekolah. Kedua, dana bantuan operasional sekolah BOS yang tak mencukupi untuk membeli buku kurikulum. Ketiga, isi buku kurikulum bermasalah. Keempat, pencetakan buku yang mundur serta tidak mampu memenuhi pesanan. Terakhir pelatihan guru yang tidak efektif. Media Indonesia Kamis, 11 September 2014. Peneliti juga menemukan keadaan di lapangan yang masih berbeda dengan harapan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013. Selanjutnya, dilakukan analisis kebutuhan di 5 SD Yogyakarta untuk mengetahui kebutuhan guru terkait dengan implementasi kurikulum 2013. 4.1.2.2.1Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan adalah wawancara, kuesioner dan observasi. Pedoman wawancara guru dan siswa dalam studi pendahuluan sudah melalui tahap validasi ahli. Hasil validasi menunjukkan bahwa beberapa kriteria tidak sesuai dengan pedoman pertanyaan sehingga peneliti melakukan perbaikan pedoman dan yang digunakan adalah pedoman yang sesuai dengan kriteria atau yang valid menurut para pakar ahli. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap efektifitas uji coba RPP-H berbasis permainan. Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner tidak melalui tahap validasi ahli karena terlah terstandar. Instrumen silabus peneliti ambil dari instrumen penilaian evaluasi diri sekokah EDS dari Kemendikbud 2012. Instrumen penilaian observasi menggunakan kuesioner juag tidak melalui tahap validasi pakar ahli karena telah terstandar. Pedoman observasi tersebut peneliti ambil dari Permendikbud 2014 sehingga sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

4.1.2.3 Pengumpulan Data