Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP-H) berbasis permainan anak kelas I SD pada Tema Diriku Subtema Aku Merawat Tubuhku.
ABSTRAK
Maulana, Arfian Indra. (2014). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-H) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Tema Diriku Subtema Aku Merawat Tubuhku.
Penelitian ini merupakan pengembangan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP-H) berbasis permainan anak dengan menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif. Guna mengetahui model rancangan pelaksanaan berbasis permainan subtema aku merawat tubuhku kelas I semester 1 sekolah dasar menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui situasi terkait implementasi kurikulum 2013, prosedur penyusunan RPP-H berbasis permainan, kualitas produk RPP-H, dan dampak penggunaan produk berbasis permainan terhadap prestasi belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil adaptasi Borg and Gall. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan desain produk, (3) validasi produk, (4) revisi produk, (5) uji coba produk, (6) revisi produk. Tahap-tahap tersebut dilakukan sehingga menghasilkan prototipe berupa produk RPP-H berbasis permainan anak kelas I semester 1 sekolah dasar pada tema diriku subtema aku merawat tubuhku.
Hasil menunjukkan bahwa model rancangan RPP-H berbasis permainan anak menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif pada subtema aku merawat tubuhku berguna bagi guru, siswa dan juga peneliti. Situasi terkait implementasi kurikulum 2013 di lapangan mengalami kendala khususnya penyusunan RPP-H, prosedur penyusunan mengadaptasi langkah-langkah pengembangan Borg & Gall dan disesuaikan dengan kebutuhan guru. Kualitas produk RPP-H menunjukkan pada nilai 82,4 yang termasuk dalam kategori baik, dampak penggunaan RPP-H dalam uji coba terbatas mendapatkan kategori layak pakai. Hasil uji coba terbatas menunjukkan peningkatan perhadap prestasi belajar siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Kata kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Permainan, Pendekatan Tematik Integratif, Pendekatan Saintifik.
(2)
ABSTRACT
Maulana, Arfian Indra. (2014). Construction Daily Lesson Plans (RPP-H) based play of children primary school class I on the theme Diriku subtheme Aku Merawat Tubuhku.
This research is a development of the arrangement of the Daily Teaching Implementation Plan (RPPH) learning based on children games with scientific and integrative approaches. In order to learn more about such arrangement, the writer adheres to the current situation of the implementation of 2013 curriculum particularly in the existing model of arrangement of RPPH based on children
games in “Aku Merawat Tubuhku” (How I Take Care of My Body) sub-theme so that the writer can examine how good the quality of the RPPH product and its
impact on students’ achievements.
This research uses Research and Development (R&D) method adapted by Sugiyono and Borg & Gall. There are six steps this method has, which are (1) initial studies, (2) designing product, (3) validation of the product, (4) revision product, (5) trial of the product, (6) revision product. Following these six steps, a children games-based RPPH prototype is eventually created for first-graders of
elementary school in the first semester, for the “Diriku” (About Me) theme and “Aku Merawat Tubuhku” (How I Take Care of My Body) sub-theme.
The result of a limited experiment of the RPPH product towards the students points out to a good one, with 82.4 score. In other words, the prduct is suitable to answer the needs of the teachers, students, and researchers. A problem encountered during the experiment, though, which is related to the implementation of 2013 curriculum. Thus, the RPPH arrangement especially in
adapting Borg&Gall steps of development and adjusting them to the teacher’s needs. The experiment also shows that students’ achievements increases and their
characteristics accomodated.
Keywords: Children Games-Based Learning Implementation Plan, Integrative Thematic Approach, Scientific Approach
(3)
i
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-H) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD
PADA TEMA DIRIKU SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Arfian Indra Maulana NIM. 111134210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
ii
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPP-H) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD
PADA TEMA DIRIKU SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU
Oleh:
Arfian Indra Maulana NIM. 111134210
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I,
E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. Tanggal, 27 November 2014
Pembimbing II,
(5)
iii
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPP-H) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD
PADA TEMA DIRIKU SUBTEMA AKU MERAWAT TUBUHKU
Dipersiapkan dan ditulis oleh Arfian Indra Maulana
111134210
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 18 Desember 2014 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Nama Tanda Tangan
Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, S. J.,S.S., BST., M.A. ………..
Sekretaris : Christiyanti Apinastuti, S.Si., M.Pd. ………..
Anggota : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, Ed.D. ………..
Anggota : E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ………..
Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. ………..
Yogyakarta 18 Desember 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan untuk
keluargaku tercinta yaitu
Kedua orang tua,
Sukamil dan Any Juarni
serta ketiga adik,
Niken Sholikhatun Maulani,
Nadia Fiqih Sabrina,
Bagas Ibnu Faqih
yang telah memberikan dukungan baik doa, semangat dan materil
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
(7)
v
MOTTO
Kebaikan Tidak Bernilai Ketika Diucapkan Akan Tetapi
Kebaikan Bernilai Sesudah Dikerjakan (Vian Maulana)
Seni mengajar adalah seni membantu penemuan (Mark Van Doren)
Aku Seorang Guru Guru adalah pemimpin
Tak ada keajaiban dalam pekerjaanku Aku tidak berjalan di atas air
Aku tidak membelah lautan Aku hanya mencintai anak-anak
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidakmemuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalamkutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 November 2014. Penulis
(9)
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Arfian Indra Maulana
Nomor Mahasiswa : 111134210
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-H) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Tema Diriku Subtema Aku Merawat Tubuhku”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 27 November 2014.
Yang menyatakan
(10)
viii
ABSTRAK
Maulana, Arfian Indra. (2014). Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran((RPP) Berbasis Permainan Anak Kelas I SD pada Tema Diriku Subtema Aku Merawat Tubuhku.
Penelitian ini merupakan pengembangan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP-H) berbasis permainan anak dengan menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif. Guna mengetahui model rancangan pelaksanaan berbasis permainan subtema aku merawat tubuhku kelas I semester 1 sekolah dasar menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui situasi terkait implementasi kurikulum 2013, prosedur penyusunan RPP-H berbasis permainan, kualitas produk RPP-H, dan dampak penggunaan produk berbasis permainan terhadap prestasi belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil adaptasi Borg and Gall. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan desain produk, (3) validasi produk, (4) revisi produk, (5) uji coba produk, (6) revisi produk. Tahap-tahap tersebut dilakukan sehingga menghasilkan prototipe berupa produk RPP-H berbasis permainan anak kelas I semester 1 sekolah dasar pada tema diriku subtema aku merawat tubuhku.
Hasil menunjukkan bahwa model rancangan RPP-H berbasis permainan anak menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif pada subtema aku merawat tubuhku berguna bagi guru, siswa dan juga peneliti. Situasi terkait implementasi kurikulum 2013 di lapangan mengalami kendala khususnya penyusunan RPP-H, prosedur penyusunan mengadaptasi langkah-langkah pengembangan Borg & Gall dan disesuaikan dengan kebutuhan guru. Kualitas produk RPP-H menunjukkan pada nilai 82,4 yang termasuk dalam kategori baik, dampak penggunaan RPP-H dalam uji coba terbatas mendapatkan kategori layak pakai. Hasil uji coba terbatas menunjukkan peningkatan perhadap prestasi belajar siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Kata kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Permainan, Pendekatan Tematik Integratif, Pendekatan Saintifik.
(11)
ix
ABSTRACT
Maulana, Arfian Indra. (2014). Construction Daily Lesson Plans (RPPH) based play of children primary school class I on the theme Diriku subtheme Aku Merawat Tubuhku.
This research is a development of the arrangement of the Daily Teaching Implementation Plan (RPPH) learning based on children games with scientific and integrative approaches. In order to learn more about such arrangement, the writer adheres to the current situation of the implementation of 2013 curriculum particularly in the existing model of arrangement of RPPH based on children
games in “Aku Merawat Tubuhku” (How I Take Care of My Body) sub-theme so
that the writer can examine how good the quality of the RPPH product and its
impact on students’ achievements.
This research uses Research and Development (R&D) method adapted by Sugiyono and Borg & Gall. There are six steps this method has, which are (1) initial studies, (2) designing product, (3) validation of the product, (4) revision product, (5) trial of the product, (6) revision product. Following these six steps, a children games-based RPPH prototype is eventually created for first-graders of
elementary school in the first semester, for the “Diriku” (About Me) theme and “Aku Merawat Tubuhku” (How I Take Care of My Body) sub-theme.
The result of a limited experiment of the RPPH product towards the students points out to a good one, with 82.4 score. In other words, the prduct is suitable to answer the needs of the teachers, students, and researchers. A problem encountered during the experiment, though, which is related to the implementation of 2013 curriculum. Thus, the RPPH arrangement especially in
adapting Borg&Gall steps of development and adjusting them to the teacher’s needs. The experiment also shows that students’ achievements increases and their
characteristics accomodated.
Keywords: Children Games-Based Learning Implementation Plan, Integrative Thematic Approach, Scientific Approach
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penelitipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudulPengembangan RPP Berbasis Permainan Terintegrasi Kurikulum 2013 Tema Diriku Subtema Aku Merawat Tubuhku Kelas I Semester 1 Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Karena itu, dengan kesungguhan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan demi terlaksananya penelitian ini hingga penyusunan skripsi.
Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :
1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan saya selama menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Kedua orang tua Sukamil dan Ani Juarni serta ketiga adik Niken
Sholikhatun Maulani, Nadia Fiqih Sabrina, Bagas Ibnu Faqih yang telah memberikan dukungan baik doa, semangat dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
6. Teman-teman penelitian ppayung permainan tradisional, Frida Rahma Latifa, F. Borgias Manungku, Binofatius Sigit Suhartanto, Evant Mahardika, Ari Widya Pertiwi, Cornelia Widya Ningsih, Erlin Novita
(13)
xi
Sari, Eka Puspawati, Vita Rianingsih, Rini yang telah membantu dan memberikan dukungan. Dan ini adalah perjuangan kita mahasiswa tingkat akhir yang tidak terlupakan.
7. Teman-teman Avenger of education kelas A yang telah menemani, memberikan dukungan, motivasi, serta canda tawa menghibur setiap hari. Kalian adalah kenangan dan tidak akan terlupakan.Sahabat-sahabatku para Avengers Of Education kelas A yang selalu menemani, memberikan dukungan, motivasi dan semangat yang luarbiasa dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan dan dukungan, peneliti ucapkan terimakasih.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk berbagai pihak dan bermanfaat untuk dunia pendidikan. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi agar lebih sempurna. Terima kasih.
Peneliti
(14)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... MOTTO... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN... PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Identifikasi Masalah... 1.3 Batasan Penelitian... 1.4 Rumusan Masalah... 1.5 Tujuan Penelitian... 1.6 Manfaat Penelitian... 1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan... 1.8 Definisi Operasional... BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori yang Mendukung... i ii iii iv v vi vii vii viii ix x xii xiv xv xv xvi xvii 1 7 7 7 8 8 9 10 13 18
(15)
xiii
2.1.2 Prestasi Belajar... 2.1.3 Kurikulum... 2.1.4 Pembelajaran Tematik... 2.1.5 Pendekatan Saintifik... 2.1.6 Penilaian Otentik... 2.1.7 Pembagian Materi... 2.1.8 Perangkat pembelajaran... 2.1.9 Pendidikan Karakter... 2.1.10 Permainan... 2.1.11 Hasil Penelitian Relevan... 2.2 Kerangka berfikir... 2.3 Pertanyaan Penelitian... BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian... 3.2 Setting Penelitian... 3.3 Prosedur Pengembangan... 3.4 Teknik Pengumpulan Data... 3.5 Instrumen Penelitian... 3.6 Dokumentasi... 3.7 Validitas dan Reliabilitas... 3.8 Ringkasan Instrumen Penelitian... 3.9 Teknik Analisis Data... 3.10 Jadwal Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian... 4.2 Pembahasan... BAB V KESIMPULAN dan PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 5.2 Keterbatasan Penelitian... 5.3 Saran... DAFTAR PUSTAKA... 18 18 26 32 33 34 35 45 46 50 56 58 59 62 63 67 72 78 80 87 88 93 94 141 147 149 150 151
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia... Gambar 3.1 Rumus Poin Biserial... Gambar 3.2 Rumus Alpha Cronbach... Gambar 3.3 Rumusan perhitungan Kuisioner... Gambar 3.4 Rumusan Penilian Silabus... Gambar 3.5 Rumus Penilaian Produk... Gambar 3.6 Rumus Reliabilitas... Gambar 3.7 Rumusan Perhitungan pretest dan posttest... Gambar 3.8 Rumusan Perhitungan rata-rata... Gambar 3.9 Rumus Perhitungan Peningkatan Siswa... Gambar 4.1 Rumus Perhitungan Skor Penilaian RPP-H... Gambar 4.2 Rumus Perhitungan Rata-rata Pretest dan Posttest... Gambar 4.3 Komentar Siswa setelah Uji Coba Terbatas...
20 84 86 89 89 90 91 92 92 93 109 134 146
(17)
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian Relevan... Bagan 3.1 Tahap-tahap R&Dmenurut Borg & Gall... Bagan 3.2 Langkah-langkah penggunaan metode R&D Borg and Gall... Tahap Pengembangan Penelitian RPP-H Berbasis
Permainan anak... 55 60 61
(18)
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Kenaikan Nilai Pretest dan Posttest... Diagram 4.2 Presentase Kenaikan Pretest dan Posttest...
55 61
(19)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kendala Guru Terkait Implementasi Kurikulum 2013... Tabel 2.2 Hasil wawancara terkait masalah yang dialami siswa... Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru... Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara analisis kebutuhan siswa... Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Group Discussion (FGD)... Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Hasil Uji Coba Terbatas... Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Observasi Pembelajaran... Tabel 3.6 Kisi-kisi Pedoman Penilaian Silabus... Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman Penilaian RPP-H... Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuisioner Tanggapan Siswa... Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes... Tabel 3.10 Jenis Validasi Instrumen dalam Penelitian... Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas... Tabel 3.12 Ringkasan Instrumen Penilaian Penelitian... Tabel 3.13 Kriteria Penilaian RPP-H... Tabel 3.14 Kriteria Koefisisen Reliabilitas... Tabel 3.15 Jadwal Penelitian... Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru... Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa... Tabel 4.3 Hasil Pengumpulan Data Kusioner Penilaian RPP-H... Tabel 4.4 Hasil Penilaian Silabus Lima Sekolah Dasar... Tabel 4.5 Nilai Hasil Observasi Lima SD... Tabel 4.6 Hasil Pengumpulan Data Kuisioner Penilaian Silabus, RPP-H dan Observasi... Tabel 4.7 Hasil Focus Disscussion (FGD)... Tabel 4.8 Kriteria Penilaian RPP-H... Tabel 4.9Rekapan Nilai Pakar Ahli untuk RPP Pembelajaran 1... Tabel 4.10 Rekapan Komentar Pakar Ahli untuk RPP Pembelajaran 1... Tabel 4.11 Rekapan Nilai Pakar, untuk RPP Ahli pembelajaran 2... Tabel 4.12 Rekapan Komentar Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 2... Tabel 4.13 Rekapan Nilai Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 3...
4 4 73 73 74 74 75 76 77 78 79 82 86 87 89 91 93 97 99 100 101 102 103 106 109 109 111 112 114 115 117
(20)
xviii
Tabel 4.14 Rekapan Komentar Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 3... Tabel 4.15 Rekapan Nilai Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 4... Tabel 4.16 Rekapan Komentar Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 4... Tabel 4.17 Rekapan Nilai Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 5... Tabel 4.18 Rekapan Komentar Pakar Ahli, untuk RPP pembelajaran 5... Tabel 4.19 Rekapan Nilai Pakar Ahli, untuk RPP-H pembelajaran 6... Tabel 4.20 Rekapan Komentar Pakar Ahli, RPP-H pembelajaran 6... Tabel 4.21 Rekapitulasi Peringkat Kualitas Produk RPP-H... Tabel 4.22 Rekapan Hasil Uji Validitas... Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas... Tabel 4.24 Kisi-kisi Soal Jadi Instrumen Tes... Tabel 4.25 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas... Tabel 4.26 Daftar Nilai Siswa... Tabel 4.27 Hasil Wawancara guru terkait dampak RPP-H...
117 118 119 121 122 123 124 127 128 128 129 135 137 139
(21)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Sebelum Dan Sesudah Melakukan Penelitian... Lampiran 2. Hasil Telaah Silabus dan RPP Guru oleh Pakar Ahli... Lampiran 3. Hasil Observasi Pembelajaran... Lampiran 4. Produk RPP-H Peneliti Sebelum di Validasi... Lampiran 5. Hasil Validasi Pakar Ahli... Lampiran 6. Produk RPP-H... Lampiran 7. Hasil Output Data Validitas... Lampiran 8. Hasil Uji Preetest Siswa... Lampiran 9. Hasil Uji Posttest Siswa... Lampiran 10. Foto-foto kegiatan... Lampiran 11. Biodata Penulis ... 156 158 162 164 182 200 309 315 325 335 336
(22)
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini di menguraikan (1) Latar Belakang masalah, (2) identifikasi
masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) manfaat penelitian,
(6) spesifikasi produk yang di kembangkan, (7) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring
dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju guna mendukung jalannya
distribusi pendidikan. Tetapi perkembangan dalam dunia pendidikan tidak di ikuti
dengan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai budaya yang semakin hari semakin
terlupakan, akibat imbas dari kemajuan teknologi. Kemajuan zaman dan arus
globalisasi membuat perubahan pada gaya hidup, sehingga mengantarkan
anak-anak dan orang tua kurang mengetahui peristiwa-peristiwa masa lampau dan
bermakna (Ismatul, 2011). Pendidikan nasional merupakan salah satu indikator
dalam sebuah pembangunan suatu bangsa.
Boediono dalam forum Mangunwijaya (2013) menyatakan bahwa
pendidikan memiliki peran besar dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan
memerlukan suatu acuan atau pedoman dalam pelaksanaannya, pedoman
pelaksanaan kegiatan pendidikan termasuk kegiatan mengajar di kelas di sebut
kurikulum. Hidayat (2013) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu
instrumental input dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
dalam masyarakat. Semua kurikulum nasional yang dikembangkan harus
(23)
dinamis tidak serta merta asal berubah. Perubahan dan pengembangannya harus
dilakukan secara sistematis, memiliki visi dan arah yang jelas (Mulyasa, 2013).
Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan kurikulum, dari kurikulum KTSP
menjadi Kurikulum 2013. Permendikbud No 57 tahun 2014 menjelaskan bahwa
pemerintah telah melakukan upaya memajukan pendidikan di Indonesia dengan
mengubah kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah
perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013
menggunakan model pembelajaran tematik terpadudan saintifik. Trianto (2009)
pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan
tema-tema tertentu. Tema digunakan untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas,
2006). Muatan dari berbagai bidang studi tersebut tentunya sangat berpengaruh
dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H). RPP-H
merupakan hal terpenting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Mulyasa (2008) mengungkapkan bahwa rencana pembelajaran mencerminkan apa
yang akan dilakukan oleh guru dalam memberikan kemudahan belajar peserta
didik. RPP yang saat ini diberlakukan di sekolah dasar adalah RPP yang mengacu
pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dinilai memiliki kelebihan dibandingkan
dengan kurikulum sebelumnya.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
kurikulum sebelumnya. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa kurikulum
memiliki beberapa kelebihan isi atau konten dinyatakan dalam kompetensi Inti
(24)
dalam kurikulum 2013 selain tematik terpadu juga menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu model pembelajaran yang menekankan
proses pembelajaran dengan mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan mencipta (Permendikbud, 2013). Terlihat bahwa
kurikulum 2013 sudah tepat untuk dunia pendidikan di Indonesia, namun masih
ada beberapa kendala atau masalah terkait dengan kurikulum 2013.
Masalah pada kurikulum 2013 terkait dengan penyusunan RPP 2013. Media
Indonesia (Kamis, 11 Spetember 2014) sekjen Ferederasi Serikat Guru Indonesia
(FSGI) Listyati menyatakan bahwa dari hasil pemantauan implementasi
kurikulum 2013 bersama jaringan organiasasi guru daerah tanggal 14 Juli-8
September di 46 kabupaten dari 21 provinsi terdapat lima masalah krusial,
diantaranya (1) pelatihan guru yang tidak efektif, (2) persoalan distribusi buku
guru serta buku siswa yang terlambat, (3) dana bantuan operasional sekolah
(BOS) yang tidak mencukupi untuk membeli buku kurikulum, (4) percetakan
buku yang mundur serta tidak mempu memenuhi pesanan, (5) isi buku kurikulum
yang bermasalah. Masalah terkait kurikulum 2013 juga peneliti temukan dalam
hasil wawancara, obervasi pembelajaran dan studi dokumentasi kepada guru kelas
yang telah menerapkan kurikulum 2013 yang dilakukan di lima sekolah dasar
(SD). Peneliti melakukan pengumpulan data awal pada lima sekolah di
Yogyakarta pada bulan Juli 2014.
Peneliti melakukan wawancara dengan Guru kelas I di lima Sekolah Dasar
di Yogyakarta. Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDN SB, SDN J, SDN N,
(25)
lapangan menunjukkan masih ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam
pengaplikasian Kurikulum 2013, dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Kendala guru terkait implementasi Kurikulum 2013.
SDN SB SDN J SD N N SD K G SD K JB
3 guru kelas I tidak membuat RPPH untuk mengajar
3 dari 8 guru kelas belum bias membuat RPPH kurikulum 2013, masih terpaku dengan RPPH KTSP 4 Guru meminta untuk dibuatkan RPPH kepada mahasiswa. Keterlambatan distribusi buku panduan dan minimnya sosialisasi tentang K13 Guru mengalami kesulitan dalammenyusun rubric penilaian RPPH
Tabel 1.1 menjelaskan tentang kendala yang dihadapi guru kelas I pada lima
sekolah dasar di Yogyakarta. Kesulitan guru terutama pada proses penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H), dan guru merasa model
pembelajaran yang diterapkan belum sesuai dengan keinginan peserta didik.
Paparan dari kelima guru mengatakan bahwa sosialisasi tentang Kurikulum 2013
masih dirasa kurang dan guru juga kebingungan dalam hal penilaian yang termuat
dalam Kurikulum 2013. Selain wawancara terhadap guru kelas 1, peneliti juga
melakukan wawancara terhadap siswa kelas 1. Hasil wawancara kepada guru
kelas 1 dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2
Hasil wawancara terkait masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5
Mengalami kebosanan ketika pembelajaran di kelas Ingin bermain dengan teman Tidak konsentrasi ketika pembelajaran karena banyak teman yang mengganggu Ingin belajar sambil bermain Mengalami kebingungan ketika pembelajaran di kelas
Tabel 1.2 di atas menjelaskan bahwa masalah yang dialami oleh siswa
ketika pembelajaran berlangsung antara lain, siswa mengalami kejenuhan atau
(26)
siswa kurang berkonsentrasi pada saat proses belajar berlangsung, siswa ingin
belajar sambil bermain dan siswa mengalami kesulitan memahami materi yang
diberikan oleh guru. Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa siswa kelas I SD masih
memiliki rasa senang bermain, sedangkan guru belum dapat mengakomodasi
pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Piaget (dalam Majid,
2014) mengungkapkan bahwa anak usia SD urung usia 7-11 tahun berada pada
tahap operasional konkret dimana tahapan tersebut ditandai oleh kemampuan
berpikir konkret dan mendalam, serta mampu mengklasifikasi dan mengontrol
peresepsinyaHasil wawancara siswa tersebut merupakan sebuah tantangan bagi
guru untuk mengembangkan rencana pelaksanaan harian atau RPP-H yang sesuai
dengan kebutuhan siswa agar dapat memfasilitasi siswa dengan baik.
Permendiknas No.81A Tahun 2014 menekankan bahwa seorang guru wajib
membuat dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H). Guru
dapat mengembangkan RPP-H berdasarkan kemampuan peserta didik minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, serta
kebutuhan dari peserta didik itu sendiri. Melihat permasalahan di atas guru dapat
mengakomodasi kegiatan pada RPP-H sesuai dengan minat, kebutuhan, dan latar
belakang peserta didik. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru adalah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
minat peserta didik melalui kegiatan permainan yang disisipkan dalam RPP-H.
Permainan merupakan sebuah aktivitas yang menyenangkan. Gunarsa
(dalam Wahyuni, 2009) menyatakan bahwa permainan merupakan kegiatan yang
dilakukanj oleh seseorang demi kegiatan itu sediri, karena kegiatan tersebut
(27)
perasaan senang. Anak akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
dapat mengembangkan kemampuan dirinya melalui permainan yang dilakukan
(Sujiono, 2010).
Hasil analisis yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi
dokumentasi menunjukan bahwa penggunaan media dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran masih jarang sekali digunakan mengingat keterbatasan waktu yang
ada. Hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa siswa
menginingkan media yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Salah
satu guru kelas di SD K JB juga mengungkapkan kepada peneliti untuk membantu
dalam membuat pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Penelitian ini dilakukan di SD K JB, peneliti memilih SD
tersebut berdasarkan focus group disscusion (FGD), dimana penelitian ini
merupakan penelitian kolaboratif yang terdiri dari 15 peneliti yang tersebar di
lima sekolah dasar di Yogyakarta. Selain itu SD tersebut dipilih karena peneliti
sedang melakukan sejalan tugas PPL 2014 yang sedang peneliti lakukan.
Uraian permasalahan yang diungkapkan peneliti di atas mengindikasikan
bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru kelas I dikelima SD tersebut adalah
tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Kenyataan tersebut
membuat peneliti mencoba untuk mengembangkan Produk berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP-H) berbasis permainan anak sesuai
dengan kurikulum 2013 yang terintegrasi dengan Tema Diriku dan Subtema Aku
Merawat Tubuhku untuk Kelas 1 Semester 1 Sekolah Dasar. Peneliti memilih
kelas 1 sekolah dasar dengan tema diriku subtema aku merawat tubuhku tersebut
(28)
1.2 Identifikasi Masalah
Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan permbelajaran
pada kurikulum 2013. Peneliti melakukan identifikasi masalah berdasarkan
masalah-masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru
yakni.
1.2.1 Guru mengalami kesulitan tentang pemahaman kurikulum 2013.
1.2.2 Guru kurang optimal dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
1.2.3 Keterbatasan guru dalam mengatasi siswa yang masih dalam tahap ingin
selalu bermain dan kurang dapat memusatkan perhatian ke dalam
pembelajaran.
1.2.4 Guru mengalami kesulitan dalam hal penilaian yang terdapat pada
Kurikulum 2013.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah yang telah peneliti
temukan, diantaranya:
1.3.1 Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H) akan dibatasi untuk
kelas 1, tema diriku subtema aku merawat tubuhku.
1.3.2 Permainan yang dipakai dalam pembelajaran dibatasi pada tiga
pembelajaran, pembelajaran dua menggunakan permainan lompat kelinci,
pembelajaran empat lompat kangguru, pembelajaran enam menggunakan
permainan kelereng.
1.4 Rumusan Masalah
Paparan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini memiliki
(29)
dilaksanakan. Bagaimana model penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPP-H) berbasis permainan subtema Aku Merawat Tubuhku mengacu
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H)
memiliki tujuan untuk mengetahui model Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Harian berbasis permainan pada tema diriku subtema aku merawat tubuhku
Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini akan berguna untuk, guru, siswa dan juga bagi
peneliti sendiri, berikut ini adalah manfaat penelitian penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran harian (RPP-H).
1.6.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman atau referensi dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan memberikan pengalaman baru
dalam menyusun RPP-H berbasis permainan anak sebagai salah satu
perangkat pembelajaran pada tema diriku subtema aku merawat tubuhku
kelas i sekolah dasar.
1.6.2 Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran berbasis permainan.
1.6.3 Bagi Sekolah
Sekolah dapat memperolah RPP-H berbasis permainan yang mengacu
(30)
1.6.4 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan pengalaman
siswa tentang materi pelajaran.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-H) yang memiliki spesifikasi sebagai berikut ini:
1.6.1 RPP-H disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan dan karakter) yang nampak dalam
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
RPP-H merupakan salah satu unsur dari perangkat pembelajaran yang
menjadi acuan bagi guru pada saat melakukan proses pembelajaran. Peneliti
memilih RPP-H sebagai bahan utama untuk penelitian dikarenakan kebutuhan
akan RPP-H pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memfasilitasi siswa
sesuai dengan karakter masing-masing siswa. Proses pembuatan RPP-H
didasarkan dengan masalah yang peneliti temui dilapangan, diantaranya: (1) guru
masih kesulitan dalam mengembangkan RPP-H, (2) kurangnya pemahaman guru
akan kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik dikarenakan waktu diklat yang
sangat singkat.
Keunggulan produk yang peneliti buat yaitu mampu memfasilitasi
perbedaan karakter masing-masing siswa dalam proses pembelajaran, produk
yang peneliti buat berbasis permainan anak yang sesuai dengan karakteristik siswa
SD, terdapat pendidikan karakter dalam setiap proses pembelajaran, memudahkan
guru untuk mengukur ketercapaian setiap kompetensi yang tercantum dalam
(31)
1.6.2 RRP disusun dengan pendekatan tematik integratif dan saintifik.
Produk yang peneliti buat menggunakan standar proses kurikulum 2013
dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik,
dimana beberapa muatan mata pelajaran digabungkan menjadi sebuah tema. Tema
berfungsi untuk mengaitkan muatan antar mata pelajaran sehingga memudahkan
siswa dalam menrima setiap materi dalam muatan mata pelajaran tanpa mereka
sadari. Tanpa siswa sadari merupakan salah satu keunggulan dari pendekatan
saintifik, dimana perpindahan setiap materi muatan mata pelajaran berjalan secara
transparan atau tidak disadari oleh siswa jika mereka telah melakukan beberapa
kompetensi dalam satu kali proses pembelajaran.
1.6.3 RPP-H disusun berbasis permainan untuk anak.
Permainan anak merupakan salah satu media yang digunakan peneliti dalam
merancang produk. Media tersebut peneliti pilih karena sesuai dengan
karakteristik siswa SD, dimana siswa SD dengan usia kelas 1 sekolah dasar masih
menyukai permainan, sehingga alasan tersebut menjadi bahan peneliti untuk
menciptakan produk yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu proses
pembelajaran dan membantu siswa untuk belajar dengan menyenangkan serta
tanda disadari siswa tersebut telah melakukan beberapa kompetensi yang terdapat
pada setiap muatan mata pelajaran.
1.7 Definisi Operasional
Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPP-H
berbasis permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema aku merawat
(32)
1.7.1 Perangkat Pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan suatu rancangan terhadap proses belajar
mengajar yang menuntun pembelajaran agar tujuan pembelajaran tersebut
dapat tercapai.
1.7.2 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013. Kurikulum 2013 bertujuan
untuk menyeimbangkan kemampuan kognitif afektif dan psikomotorik
generasi penerus bangsa.
1.7.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPP-H)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian merupakan suatu pedoman yang
digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran berisi tentang
kompetensi yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan evaluasi.
1.7.4 Tema Diriku
Tema diriku merupakan tema pertama dari empat tema yang terdapat dalam
semester satu kelas satu sekolah dasar. Tema ini menggunakan topik diriku
yang dhubungkan dengan materi muatan mata pelajaran.
1.7.5 Subtema Aku Merawat Tubuhku
Subtema aku merawat tubuhku merupakan subtema ketiga dari empat tema
yang terdapat pada tema diriku. Subtema ini menggunakan topik aku
(33)
1.7.6 Permainan Anak
Permainan anak merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan
dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Kegiatan tersebut
diakukan anak-anak tanpa paksaan dan dengan perasaan senang.
1.7.7 Siswa kelas I SD
Siswa kelas 1 sekolah dasar merupakan peserta didik yang menempuh
jenjang pendidikan sekolah di dasar kelas I. Rata-rata usia siswa SD kelas 1
(34)
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang landasan teori yang dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu (1) Kajian Pustaka, (2) kerangka berpikir, dan (3) pertanyaan
penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian ini memiliki beberapa teori yang dijadikan landasan guna
mendukung penelitian ini. Berikut ini akan dijabarkan (1) teori Yang mendukung,
(2) kurikulum 2013, (3) pendekatan tematik, (4) pendekatan saintifik, (5)
pembagian materi, (6)perangkat pembelajaran, (7) pendidikan karakter, (8)
permainan, (9) hasil penelitian relevan.
2.1.1 Teori yang Mendukung
Teori yang mendukung memaparkan tentnag belajar, teori belajar
konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di indonesia, kurikulum
2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, pembagian materi,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa dan
permainan anak. Berikut ini akan dijabarkan landasan-landasan teori yang
peneliti pakai dalam penelitian ini.
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu proses yang dijalani secara terus menerus dan
bersifat keseluruhan. Sependapat dengan itu Suyono dan Hariyanto (2011)
menyatakan bahwa belajar adalah sesuatu yang tidak pernah berakhir. Siregar dan
Nara (2011) mengunkapkan bahwa belajar merupakan sebuah porses yang
(35)
dapat diartikan juga sebagai suatu perubahan. Witherington (dalam Siregar dan
Nara, 2011) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian.
Pernyataan para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa belajar
merupakan sebuah proses untuk merubah diri sendiri menjadi sesuatu yang lebih
baik, perubahan yang terjadi dapat berupa kepribadian, kebiasaan, sikap dan
kecakapan dalam menerima reaksi atau pola yang baru.
2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Perubahan kurikulum dalam pendidikan yaitu dari pradigma mengajar
menjadi paradigma belajar yang mengisyaratkan adanya kemauan menjadi yang
lebih baik. Baik dari kalangan praktisi pendidikan maupun akademisi yang
diimplementasikan dalam perubahan proses dalam pembelajaran di sekolah dari
yang sebelumnya berorientasi/berpusat pada guru dalam mengajar menjadi
berorientasi/berpusat kepada siswa untuk belajar. Teori belajar yang berpusat
pada siswa adalah teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Jasumayanti (2013) berpendapat
bahwa konstruktivisme adalah suatu cara atau strategi seorang guru yang bertugas
sebagai fasilitator dan membimbing siswa menggali ilmu pengetahuan sendiri,
serta membina konsep ilmu pengetahuan yang didapatkan melalui
pengalaman-pengalaman belajar.
Vygotsky dan Jean Piaget merupakan tokoh yang mengajarkan tentang teori
(36)
yang sekaligus dua orang konstruktivis, Vygotsky yang memiliki latar belakang
hidup masyarakat sosialis lebih cenderung menekankan pentingnya konstruksi
sosial, sementara Piaget yang seorang biologis. lebih cenderung menekankan
pentingnya konstruksi personal. Terdapat perbedaan pandangan antara Vygotsky
dan Jean Piaget dalam konstruktivisme, Vygotsky lebih mengembangkan teori
zona perkembangan (zone of development) sedangkan Jean Piaget
mengembangkan teori Skemata (schemata) (Suyono dan Hariyanto, 2011).
Berikut pemaparan pandangan kosntruktivisme menurut Vygotsky dan Jean
Piaget.
Lev Senimionovich Vygotsky adalah seorang ahli psikologi Rusia dalam
memandang perkembangan kognitif anak. (Utomo, 2006) Vygotsky memandang
perkembangn kgonitif melalui dua ide utama yaitu: pertama perkembangan
intelektual dapat dipahami bila hanya ditinjau dari konteks pengalaman historis
dan budaya anak. Kedua, perkembangan anak bergantung pada sistem-sistem
isyarat dimana ia tumbuh. Vygotsky yakin bahwa tujuan akan tercapai jika anak
belajar menyelesaikan tugas-tugas yang belum dipelajari tetapi tugas-tugas
tersebut masih berada dalam daerah perkembangan dekat mereka. Vygotsky juga
berpendapat bahwa ada beberapa kunci untuk memlihara pemikiran kognisi.
Menurut Vygotsky (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011) ada beberapa kunci
pemeliharaan kognisi antara lain. pertama kebudayaan, kebudayaan menciptakan
dua macam konstribusi terhadap perkembangan intelektual anak. Kebudayaan,
anak mendapatkan sebagian besar kandungan hasil pemikirannya dan kebudayaan
disekelilingnya menyediakan proses-proses atau memberikan makna terhadap
(37)
diperlukan bagi adaptasi intelektual. Kedua adalah perkembangan kognitif,
perkembangan kognitif yang dihasilkan dari sebuah proses dialektika dimana
seorang siswa belajar melalui pengalaman, pemecahan masalah akan dipakainya
untuk saling berbagi dengan prang lain, biasanya dengan orang tua atau guru akan
tetapi terkadang dengan teman sebayanya. Bahasa merupakan salah satu media
yang digunakan oleh siswa untuk beristeraksi dengan teman sebayanya karena
bahasa merupakan bentuk primer dari interaksi.
Vygotsky dalam Suyono dan Harianto (2011) juga berpendapat bahwa
anak-anak memiliki bahasanya sendiri yang digunakannya sebagai perangkat primer
bagi adaptasi inteletualnya. Internalisasi mengacu pada proses pembelajaran,
dengan demikian dalam melakukan internalisasi terhadap kebudayaan yang kaya
akan pengetahuan. Ada perbedaan antara yang dapat dilakukan anak dengan
bantuan guru atau orang tua. Vygotsky menyebutnya (Zone of Proximal
Development) ZPD. Pemecahan masalah oleh anak umunya dimediasi oleh
bantuan orang dewasa adalah keliru, cara tersebut tidak mampu mengungkap
proses-proses dengan cara mana siswa memperoleh keterampilan-keterampilan
baru. Interaksi siswa dengan kebudayaan-kebudayaan di sekelilingnya, seperti
orang tua, teman sebaya, dapat memberikan perkembangan secara signifikan
terhadap perkembangan intelektual anak.
Pandangan konstruktivisme menurut Vygotsky bahwa tujuan akan tercapai
jika pendidikan yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak, atau daerah
kemampuan anak tersebut, dengan memulai dari lingkungan sendiri dan
(38)
maka anak akan mampu mengerjakan dan tujuan guru akan tercapai dengan baik
melalui dua aspek yaitu pengalaman dan keseuaian dengan perkembangan anak.
Piaget (Slavin,2000 dalam Utomo, 2006) memandang bahwa setiap anak
memiliki rasa ingin tahu yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Kewajiban guru adalah
mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan guru harus
memberikan stimulasi kepada siswa. Piaget (Hapsari, 2010) menegaskan bahwa
pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam fikiran (Hapsari,2010).
Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru (Siregar dan Nara, 2011). Piaget (Suyono dan Hariyanto, 2011) berpendapat
bahwa struktur kognitif anak akan berkembang sesuai dengan perkembangan
usianya.
Paparan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Jean Piaget memandang
pendidikan bahwa anak harus mendapatkan rangsangan terlebih dahulu agar siswa
mampu berinteraksi baik dengan lingkungan baik fisik maupun sosial dan untuk
memberikan rangsangan atau stimulus tersebut, seorang guru harus mampu
menanamkan sifat pada dirinya sendiri bahwa pengetahuan yang diperoleh anak
terjadi melalui proses asimilasi dan akomodasi. Proses tersebut sangat diperlukan
karena proses perkembangan kognitif anak akan berkembang sesuai dengan
(39)
2.1.2 Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dinyatakan kedalam bentuk
nilai. Chosiyah (dalam Nurcahya: 2013) merupakan rangkaian hasil usaha yang
telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang
dinyatakan dengan nilai. Muhibbin (2003) aspek untuk menilai pretasi belajar
siswa ada tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif
merupakan aspek aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi (IQ). Aspek ini
dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang
berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi seseorang. Dalam proses pembelajaran
aspek ini dilihat dari ketelitian siswa, tanggung jawab siswa, kerjasama siswa dan
lain-lain. Aspek psikomotor lebih melihat pada aktifitas atau gerak fisik yang
dilakukan sesorang. Aspek ini ditunjukkan oleh siswa dengan keterampilan atau
unjuk kerja yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
(Azwar: 2013).
Pemaparan para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil atas apa yang telah dikerjakan yang meliputi tiga aspek yaitu,
aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Prestasi belajar merupakan
tujuan usaha yang berbentuk nilai sebagai tolak ukur.
2.1.3 Kurikulum
Kurikulum merupakan unsur penting dalam pendidikan di Indonesia.
Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu unsur
yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas
(40)
mengacu pada landasan yuridis Pancasila dan UUD 1945 dan tidak serta merta
dapat berubah. Perubahan dan perkembangan harus dilakukan secara sistematis,
memiliki visi dan arah yang jelas (Mulyasa, 2013). Perubahan kurikulum tersebut
dapat juga disebut sebagai perkembangan kurikulum, berikut ini pemaparan
tentang perkembangan kurikulum.
2.1.3.1 Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perubahan kurikulum yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah
perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Mulyasa (2013)
menyatakan bahwa perlunya perubahan kurikulum karena berdasarkan beberapa
hasil studi internasioanl tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam
kancah intenasional. Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa pengembangan
kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi.
Perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan.
Indratno (dalam Forum Mangunwijaya, 2013) mengatakan bahwa sejak Indonesia
merdeka pada tahun 1945 sampai dengan saat ini (67 tahun) telah lahir sepuluh
kurikulum. Kurikulum yang saat ini berlaku adalah kurikulum 2013, Berikut ini
adalah gambar perkembangan kurikulum di Indonesia yang peneliti ambil dari
(41)
Gambar 2.1 Pemetaan Perkembangan Kurikulum di Indonesia
(kemendikbud 2013)
Gambar 2.1 di atas menggambarkan tentang perubahan-perubahan
kurikulum yang terjadi di Indonesia. Indratno (dalam forum Mangunwijaya, 2013)
menyatakan bahwa kurikulum tahun 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun
1975, tahun 1975 muncul kurikulum baru yakni kurikulum 1975, kemudian pada
tahun 1984 ditetapkan kurikulum baru yakni kurikulum 1975 yang telah
disempurnakan atau lebih dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan
kurikulum ini berlaku sampai pada tahun 1993 karena pada tahun 1994
dikeluarkan kurikulum baru yakni kurikulum 1994. Rentang waktu selama 36
tahun Indonesia telah mengeluarkan tujuh kurikulum dan terus berkembang
hingga lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis
Kompetensi dikeluarkan pada tahun 2004 dan disempurnakan pada tahun 2006
dengan menambahkan Standar Isi dan Standar Kompetensi (Sisko) sehingga
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Indratno (dalam forum
(42)
Berikut ini perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia akan peneliti
jabarkan menurut Suparlan (2011). Kurikulum 1947 atau dikenal dengan sebutan
Leer Plan adalah kurikulum pertama yang ditetapkan setelah Indonesia merdeka,
dalam kurikulum 1947 rencana pembelajaran dirinci dalam pembelajaran yang
terurai. Terdapat dua unsur pokok dalam kurikulum 1947: (1) daftar jam pelajaran
atau struktur program, (2) garis-garis besar program pengajaran. Struktur program
dibagi menjadi 2, yaitu menggunakan Bahasa Daerah dan menggunakan Bahasa
Indonesia. Kurikulum ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang
terpisah-pisah (separated curriculum). Pendidikan pada kurikulum 1947
mengurangi pendidikan pikiran dan lebih menekankan pada pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan
kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani
(Marsito,2011, http://mbahkarno.blogspot.com)
Kurikulum tahun 1950 lebih terperinci pada setiap pelajarannya, kurikulum
1950 masih relatif sama dengan kurikulum 1947 dengan istilah pembelajaran
terurai. Kurikulum tahun 1958 kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 1950 dengan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas. Keempat
adalah kurikulum tahun 1964 merupakan kurikulum penyempurnaan dari
kurikulum tahun 1958. Kelima adalah kurikulum tahun 1968 kurikulum ini
merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia, dikatakan terpadu karena
terdapat 3 struktur program kurikulum.
Kurikulum tahun 1975 pada kurikulum ini telah dikenal dengan rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan bahasan pelajaran dirinci lagi.
(43)
tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia
Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang Struktur program
untuk SD meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral Pancasila, (3)
Bahasa Indonesia, (4) IPS, (5) Matematika, (6) IPA, (7) Olahraga dan kesehatan,
(8) Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus. GBPP (Garis-garis Besar Program
Pengajaran) kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci. Ketujuh adalah
kurikulum tahun 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975.
Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomer 0461/ U/ 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan
Kurikulum. Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1)
pelaksanaan PSPB, (2) penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3)
pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan
kerundatan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan bejara masing-masing
peserta didik. Kurikulum ini mengusus process skills approach yang
memposisikan siswa pada subyek belajar. Dari hal-hal yang bersifat mengamati,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (konsep cara belajar siswa
aktif) (Trianto, 2009).
Kurikulum tahun 1994 kurikulum ini merupakan pelaksanaan amanat UU
nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kurikulum 1994.
Kesembilan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan (Sudira, 2006). KTSP merupakan penyempurnaan dari
(44)
Mangunwijaya, 2013) menyatakan bahwa KBK tahun 2004 telah disempurnakan
menjadi kurikulum 2006 dengan menambhkan Standar Isi dan Standar
Kompetensi. Kurikulum 2006 merupakan. Kesepuluh adalah kurikulum 2013
kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KTSP karena isi atau
konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) (kemendikbud,
2014).
Pernyataan berbagai ahli di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan
awal bahwa perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia bertujuan untuk
mengembangkan kualitas dan potensi peserta didik untuk menghadapi berbagai
tantangan dimasa depan dengan berbagai pertimbangan dan melihat
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Kemedikbud (2014) menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip, diantara lain:
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang
ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan. Program-program pada kurikulum juga berdasarkan model kurikulum
KBK.
Kemendikbud (2014) juga menjelaskan bahwa model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir dan keterampilan psimotorik yang dikemas dalam berbagai
mata pelajaran. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap,
(45)
berbentuk kompetensi dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
perbedaan dalam kemampuan dan minat, kurikulum berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didikdan lingkungannya,
kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi dan seni, kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan,
kurikulum didasarkan pada kepentingan nasioanl dan kepentingan daerah,
penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi.
Seluruh pemaparan tentang sepuluh perubahan kurikulum di Indonesia serta
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
kurikulum tergolong menjadi empat bagian: (1) kurikulum masih sederhana yaitu
pada kurikulum tahun 1947-1964 karena masih menekankan kesadaran bernegara
dan watak sehingga kemampuan kognitif belum begitu ditekankan, (2) kurikulum
tahun 1968-1975 termasuk dalam kurikulum pembaharuan atau revisi karena
sudah mulai memasuki proses pembelajaran untuk menciptakan kecakapan khusus
dengan beberapa jumlah mata pelajaran, (3) kurikulum tahun 1984-1994 berbasis
keterampilan proses karena sudah menekankan pembelajaran Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA), (4) Kurikulum tahun 2004-2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi karena menjadikan siswa sebagai titik pusat dengan mengembangkan
kompetensi siswa, misalnya dalam kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penjelasan Kemendikbud terbaru tahun 2014 bahwa kurikulum
(46)
didik, kemajuan pendidik, kemajuan daerah dan untuk kepentingan secara
nasional, agar dunia pendidikan di Indinesia dapat berkembang.
2.1.3.2 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berlaku di dunia pendidikan di
Indonesia saat ini. Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik. Adapun
karakteristik kurikulum 2013 menurut Kemendikbud (2014) Isi atau konten
kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci labih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD), kompetensi Inti (KI)
merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. KI adalah
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
Kompetensi merupakan yang dipelajari oleh peserta didik untuk suatu tema pada
sebuah jenjang pendidikan.
KI dan KD dijenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap,
KI menjadi unsur organisatoris kompetensi dasar yaitu semua KD dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai KI, kompetensi dasar (KD) yang
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumuulatif , saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal), berikutnya adalah silabus, silabus
dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus
(47)
merupakan acuan untuk pembuatan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas
tersebut.
Pemaparan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
kurikulum 2013 memiliki karateristik yang memuat seluruh aspek-aspek dan
konten yang di letakkan pada silabus, RPP, KI dan KD yang bertujuan untuk
mencapai kompetensi yang berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.
2.1.4 Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang telah diterapkan dalam
kurikulum 2013 dengan menggunakan tema sebagai acuan dalam rancangan
pembelajarannya. Trianto (2009) menyebutkan bahwa pembelajaran tematik
dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu .
pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu kali
pembelajaran. sependapat dengan Trianto, Depdiknas, (2006) pembelajaran
tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Depdiknas (dalam trianto, 2009)
menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
(48)
Sejalan dengan pengertian ahli di atas, Majid (2013) menjelaskan bahwa
pembelajaran terpadu adalah sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan
beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
anak. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, anak akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dan menghubungkan dengan konsep yang telah mereka pahami.
Pemaparan pengertian tematik menurut para ahli di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran menjadi satu dengan
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
2.1.4.1 Tujuan Pembelajaran Tematik
Tujuan pembelajaran tematik untuk menjadikan guru sebagai pasilitator
untuk siswa dan siswa menjadi titik pusat dalam proses pembelajaran.
Kemendikbud (2014) menegaskan bahwa tujuan dari pembelajaran tematik
terpadu adalah mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik, guru
dapat memperlajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
muatan pelajaran dalam tema yang sama, guru memiliki pemahaman terhadap
materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, guru dapat mengembangkan
kompetensi berbahasa lebih baim dengan mengaitkan berbagai muatan pelajaran
lain dengan pengalaman pribadi peserta didik, guru dapat menghemat waktu,
karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus
dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan dan
(49)
ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai
dengan kondisi.
Pemaparan para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran tematik itu mencakup aspek-aspek yang sangat bermanfaat bagi
guru sebagai pelaku pendidikan yaitu dapat mengehemat bagi guru, memberikan
keterampilan pada peserta didik, memberikan kemampuan kepada guru untuk
melaksanakan pembelajaran terpadu, dan memberikan wawasan budi pekerti yang
baik bagi peserta didik.
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pendekatan tematik 2013 memiliki beberapa karakteristik yang harus
dikatehui oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Trianto (2010: 162-165) suatu
model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik antara lain:
a. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern guru atau pengajar lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu
(50)
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisah antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini ddiperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran dapat dilangsungkan dengan berbagai cara diantaranya
bermain tebak-tebakan, bermain peran, diskusi, dan lain-lain. Semua konsep
pembelajaran dirancang bertujuan agar anak senang dalam belajar.
Sejalan dengan Trianto, Kemendikbud (2014) menyatakan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah berpusat pada anak,
memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antar muatan mata
pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan).
(51)
(saling terkait antar muatan yang satu dengan yang lainnya), bersifat luwes
(keterpaduan antar berbagai mata pelajaran), hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses
dan hasil belajarnya). Karakteristik pembelajaran tematik terpadu merupakan
salah satu pendekatatn yang terdapat pada kurikulum 2013.
Pemaparan ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
tematik harus memiliki karakteristik pembelajaran yang berpusat pada siswa,
fleksibel, dan menciptakan pembelajaran bermakna yang menyenangkan sehingga
sesuai dengan karakteristik siswa dan memudahkan siswa untuk menyerap materi
muatan mata pelajaran dengan baik.
2.1.4.3 Kelebihan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yang merupakan bagian dari pembelajaran terpadu
memiliki keuntungan yang dapat di capai ( KTSP, 2007), antara lain memudahkan
pemusatan perhatian pada satu tema tertentu, siswa mampu mempelajari
pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi antara isi mata pelajaran
dalam tema yang sama, pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan
berkesan. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa agar lebih berkesan, lebih
dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks
tema yang jelas, siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
pelajaran dan sekaligus dapat empelajari mata pelajaran lain, guru dapat
menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
(52)
selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau
pengayaan materi.
Penjabaran tentang kelebihan pembelajaran tematik menurut ahli di atas,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik dapat
mempermudah untuk memusatkan perhatian hanya pada satu tema, dan
bermanfaat bagi siswa karena pembelajaran hanya berpusat kepada siswa dengan
pemahaman materi yang dapat dilakuka secara mendalam dan guru dapat
menghemat waktu secara efisien karena muatan berbagai mata pelajaran dapat
dilakukan secara bersamaan.
2.1.4.4 Kelemahan Pembelajaran Tematik
Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik memiliki beberapa
kelemahan. Menurut Majid (2013), kelemahan dalam model pembelajaran tematik
adalah dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi
yang lebih menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya
evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas (dalam
Majid, 2014) mengidentifikasi beberapa aspek keterbatasan pembelajaran tematik
terpadu, yaitu:
a. Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas, memilikimkretaivitas tinggi, keterampilan
metodoligis yang handal dan rasa percaya diri yang tinggi dan berani
mengemas dan mengembangkan materi.
b. Aspek Peserta Didik
Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik,
(53)
c. Aspek Sarana dan Sumber Belajar
Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi
yang cukup banyak dan bervariasi.
d. Aspek Kurikulum
Kurikulum harus sesuai, berorientasi pencapaian ketuntasan pemahaman
siswa (bukan pada pencapaian target penyampaian materi).
e. Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari
berbagai bidang kajian terkait yang di padukan.
Dapat peneliti simpulkan bahwa dalam sebuah pembelajaran pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan, untuk menutupi kekurangan dalam pembelajaran
tematik terpadu dibutuhkan aspek-aspek yang mendukung agar pembelajaran
tematik terpadu dapat dilaksanakan dengan baik.
2.1.5 Pendekatan Saintifik
Kurikulum 2013 memiliki dua pendekatan yaitu pendekatan tematik terpadu
dan pendekatan saintifik. Permendikbud, 2013 (dalam Fauziah, Abdullah, Hakim,
2013) Pendekatan ilmiah (scientific appoach) meliputi mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata
pelajaran. Sependapat dengan teori di atas Kemendikbud (2013) menjelaskan
bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
(54)
Pemaparan teori menurut ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa
pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan
pemahaman terhadap peserta didik untuk lebih mengenal, memahami materi
menggunakan pendekatan ilmiah.
2.1.6 Penilaian Otentik
Penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang memicu siswa untuk aktif.
Muslich (2011) menyatakan bahwa penilaian otentik jenis penilaian yang memicu
peserta didik untuk berparisipasi aktif dalam membangun pengetahuan yang
dimilikinya. Sependapat dengan Muslich, Mulyasa (2013) juga mengungkapkan
bahwa penilaian otentik berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output
menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses. Penilaian otentik dapat
diartikan bahwa siswa melakukan tugas-tugas tertentu yang dapat mengasah
kemampuan siswa. Burton (2011) menyatakan bahwa penilaian autentik adalah
sekumpulan penilaian yang menghubungkan pengetahuan dengan praktik
langsung.
Pemaparan para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa penilaian
otentik merupakan penilaian yang meliputi berbagai penilaian seperti hasil,
keterampilan, dan mengumpulkan pengetahuan agar mencapai output yang
(55)
2.1.7 Pembagian Materi
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa materi dalam tema diriku dan
subtema aku merawat tubuhku untuk kelas 1 sekolah dasar. Berikut ini adalah
oenjabaran materi tema diriku dan subtema aku merawat tubuhku.
2.1.7.1 Tema Diriku
Tema Diriku adalah tema pertama dari empat tema pada semester 1 kelas I
SD. Tema Diriku terdiri dari empat subtema yaitu (1) Aku dan Teman Baru, (2)
Tubuhku, (3) Aku Merawat Tubuhku (4) Aku Istimewa. Muatan materi pelajaran
dalam subtema ini memuat topik tentang menjaga dan merawat kebersihan
anggota tubuh dengan dikaitkan antar muatan mata pelajaran lainnya seperti,
Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, PJOK dan SBDP. Tema 1. Diriku Subtema
3. Aku Merawat Tubuhku menjadi bahan peneliti untuk membuat produk berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan media permainan anak.
2.1.7.2 Subtema Aku Merawat Tubuhku
Pembagian materi pada tema Diriku subtema Aku Merawat tubuhku
menjadi enam kali pembelajaran, setiap pembelajaran terdiri dar dua sampai
dengan lima muatan materi pembelajaran, setiap pembelajaran memiliki pemetaan
Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan Indikator tersendiri. Pemetaan KD, KI
serta indikator dapat dilihat pada produk yang peneliti buat. Dalam produk yang
peneliti buat, terdapat dua sampai lima muatan mata pelajaran dalam setiap
pembelajaran. Secara garis besar muatan pada setiap pelajaran dapat peneliti
jabarkan, muatan mata pelajaran Matematika mempelajari operasi penjumlahan
dan pengurangan angka 1-10, Bahasa Indonesia mempraktikan membaca teks
(56)
diri, PJOK mengetahui dan mengidentifikasi gerak lokomotor, PPKn mempelajari
dan mematuhi peraturan yang berlaku dirumah dan sekolah.
2.1.8 Perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan salah satu landasan teori dalam
penelitian ini. Berikut ini akan dijabarkan tentang dua perangkat pembelajaran
diantaranya silabus dan RPP.
2.1.8.1 Silabus
Silabus merupakan garis besar untuk guru sebagai acuan dalam merancang
RPP. Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran dan
pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar (LPP Universitas Sebelas Maret,
2007). Terdapat beberapa bagian dalam silabus seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar guru mudah dalam mempelajari setiap rangkain yang
ada dalam silabus. Depdiknas (dalam Akbar, 2013) menyatakan bahwa silabus
adalah rencana pembelajaran pada satu atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standard kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan seumber belajar.
Pendapat diatas dapat dikatakan bahwa silabus merupakan sebuah perangkat
pembelajaran yang dapat mengatur kegiatan pembelajaran dan mengelola kelas
serta menilai hasil belajar siswa dan melalui silabus guru menyesuaikan dlam
pembuatan RPP dengan mengacu pada setiap kompetensi yang terdapat dalam
(57)
2.1.8.2 RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rancangan yang
dibuat guru untuk melakukan pembelajaran dikelas. Muslich (2007) menyatakan
RPP adalah rancangan pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas. Perencanaan merupakan bagian penting yang harus
diperhatikan dalam implementasi kurikulum yang akan menentukan kualitas
pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta
sumber daya manusia (SDM) (Mulyasa, 2008). Dalam pendapat diatas dikatakan
bahwa pentingnya perencanaan pembelajaran dalam sebuah kurikulum untuk
menentukan kualitas pendidikan agar output yang dihasilkan dapat
mengembangkan dan menentukan kualitas SDM. Rencana pelaksanaan
pembelajaran Harian (RPP) merupakan langkah awal yang harus dimiliki. Guru
harus mengerti dan menguasai bagaimana prosedur membuat RPP karena RPP
merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru untuk memberikan
pembelajaran kepada siswa, agar fungsi RPP dapat di terapkan oleh guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memiliki beberapa fungsi.
Adapun fungsi RPP menurut Mulyasa (2008) terdapat dua fungsi yaitu:
a. Fungsi Perencanaan
RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap
akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik
(1)
melalui proses validasi intitusi yang terkait dan merupakan produk yang terstandar.
5.2.3 Permainan yang dimasukkan dalam RPP-H hanya terbatas pada tiga permainan saja. Permainan tersebut adalah permainan lompat kelinci, permainan lompat kangguru dan permainan kelereng dan permainan dalam kegiatan RPP-H merupakan rancangan peneliti agar sesuai dengan materi pembelajaran.
5.2.4 Uji coba produk dilakukan pada responden terbatas.
5.3 Saran
Sesuai dengan keterbatasan penelitian, maka penelitian ini memiliki saran untuk penelitian selanjutnya yang akan mengembangkan RPP-H, diantaranya. 5.3.1 Perlu dilakukan verifikasi terkait panduan teknis dalam format penyusunan
RPP kurikulum 2013 serta urutan penulisan KD dan indikator serta tujuan pembelajaran, istilah RPP dan RPP-H, sebutan siswa/peserta didik, memasukan KI 1 dan KI 2 dalam setiap muatan pembelajaran, pemakaian istilah dalam media, alat dan sumber.
5.3.2 Perlu dilakukan validasi terhadap instrumen pengumpulan data kepada pakar ahli dikarenakan instrumen dari institusi/ lembaga pendidikan belum tentu terstandar.
5.3.3 Perlu dilakukan penambahan permainan pada RPP-H tidak terbatas dengan hanya tiga permainan saja.
5.3.4 Uji coba produk sebaiknya dilakukan dengan skala yang lebih besar untuk mengetahui kualitas dan dampak dari produk RPP-H.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid (2014). Pembelajaran tematik terpadu, bandung, PT Remaja Rosda Karya.
Adisusilo Sutarjo, (2014). “Pembelajaran Nilai-Karakter, Kontruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Efektif”.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Akbar, Sa’adun. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Burhan Nurgiyantoro. (1988). Pengembang kurikulum sekolah,
BPFEE-Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Strategi Pembebelajaran yang
Mengaktifkan Siswa. Jakarta: Depdiknas.
Depdikbud, KKBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Fauziah resti, Abdullah ade gafar, hakim dadang lukman (2013). Pembelajaran
saintifik elektronika dasar berorientasi pembelajaran berbasis masalah.
FPTK UPI. Bandung.
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ibrahim Ali, Lestari endang, (2010). Pengembangan model sistem informasi
integrated laboratory pada perguruan tinggi. Universitas Sriwijaya.
Sumatera Selatan.
Jasumayanti, Eka. (2013). Korelasi Anatar Pendekatan Konstruktivisme Dengan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS SD. Skirpsi:Universitas
(3)
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
Tahun 2014 SD Kelas I. Jakarta : Depdikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Panduan Teknis Pembelajaran
Tematik dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Khasanah Ismatul, Prasetyo agung Rakhmawati Ellya. (2011). Permainan
tradisonal sebagai media stimulasi aspek perkembangan anak usia dini.
Jurnal Penelitian PAUDIA vol 1 nomor 1.
Kustandi, C., Sutjipto, B. (2011). Media pembelajaran manual dan digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mangunwijaya Forum VII 2013. “Menyambut Kurikulum 2013”.PT Kompas
Media Nusantara. Jakarta.
Marsito, (2011). Perkembangan Kurikulum dari jaman ke jaman,
http://mbahkarno.blogspot.com. Diunduh pada hari kamis 29 November pukul 04.21 WIB.
Misbach. (2006). Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif Dlam
Menyumbag Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Mokodompit Olvira. (2013). Peranan Media Congklak Dalam Menanamkan
Konsep Perkalian Bilangan Asli di SD N III Bulango Timur Kabuppaten
Bone Bulango. Universitas Negeri Gorontalo
Mulyasa, H, E. (2008). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(4)
Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta:Bumi Aksara.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur, (2007). KTSP Pembelajaran berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, PT.Bumi Aksara, Jakarta
Muslich, Masnur. (2011). Autentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.
Park, Hyungsung. (2012).Relationship Between Motivation and Student’s Activity on Education Game. International Journal of Grid and Distributed
Computina Vol. 5, No. 1.
Permendikbud No 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. Permendikbud.
Prastowo Andi. (2014).“Pengembangan Bahan Ajar Tematik (tinjuan teoritis dan praktik)”.Kencana. Jakarta
Rohmani, Nani. (2013). Pendekatan Saintifik dalam Pendidikan dan Pelatihan
Guru Madrasah. Jurnal.
Siregar Eveline. Nara Hartini. Cetakan ke II (2011). “Teori Belajar dan Pembelajaran”. Ghalia Indonesia. Bogor.
Siregar, Sofyan. (2010). “Statistika Deskriptif untuk Penelitian”. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Albeta.
(5)
Sukiman. pengembangan media pembelajaran, (2012), PT. PUSTAKA Insan Madani,yogyakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). “metode penelitian pendidikan”. PT Remaja Rosdakarya offset. Bandung.
Suparlan. (2011). Tanya Jawabm Pengembangan Kurikulum dan Materi
Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.
Sutjipto, Bambang.& Kustandi, Cecep. (2011). Media pembelajaran manual dan
digital. Ghalia Indonesia: Bogor.
Suyono dan Hariyanto, (2011). “Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar”.PT Remaja Rosdakarya:Bandung.
Syaodih, Nana. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Prenada Media.
Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu:konsep, strategi dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan KTSP. Jakarta. Kencana
prenada media
Triyuda Devi. Yuline. Ali M. (2011). Jurnal, Mengenalkan Kemampuan
Berhitung Melalui Permainan Tradisional Congklak pada Anak Usia 5-6
(6)
Wahyuni Ika Sri. (2009). Efetifitas pemberian permainan tradisonal gobag sodor
terhadap penyesuaian anak sekolah dasar negeri cakrangningratan