25
penghitungan Traditional Ratios dan Cash Flow Ratios. Kesimpulan yang diperoleh yaitu kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas hotel kasino lebih
baik dari lima tahun lalu. Walaupun hanya rasio tradisionalnya yang menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik.
Junita dan Khairani 2011 melakukan penelitian mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan telekomunikasi. Analisis ini menggunakan
penghitungan rasio tradisional. Kesimpulan yang diperoleh yaitu berdasarkan hasil perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas,
maka dinilai bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. dan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Memiliki nilai rasio yang cukup baik. Selain itu kelima perusahaan tersebut memiliki perputaran piutang yang cukup memuaskan
dan persediaan yang tidak mengalami penumpukan.
H. Pengembangan Hipotesis
Rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap
perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat. 1.
Long Term Debt Payment Ratio Menurut Home 1998, Long Term Debt Payment Ratio merupakan
perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembayaran utang
26
jangka panjang. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Hal ini sejalan
dengan penelitian Mulyani 2013, bahwa Long Term Debt Payment Ratio
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut: H
a1
Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.
2. Re-Investment Ratio
Menurut Nitisemito 1995, Re-Investment Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembelian aset.
Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Mulyani 2013, bahwa Re-Investment Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset.
Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H
a2
Terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.
27
3. Dividend Payout Ratio
Menurut Tulasi 2002, Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan dividen atau
pengeluaran keuangan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu
perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani 2013, bahwa Dividend Payout Ratio
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset. Berdasarkan uraian di atas
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H
a3
Terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.