43
Motivasi penting karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekrja keras dan antusias untuk mencapai kinerja
yang baik. Motivasi ini hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang mampu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, bagi orang-orang yang
tidak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut, tidak perlu dimotivasi karena hasilnya akan percuma.
Menurut Robbins 1998:79 dalam Atmajawati 2008:80 faktor usia mempengaruhi keinginan karyawan untuk keluar kerja atau berhenti
dari pekerjaan intent to leave. Makin tua usia pekerja, maka makin kecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Semakin tuanya usia para pekerja,
makin sedikit kesempatan bagi mereka memperoleh pekerjaan alternatif. Karena memang usia yang produktif dapat memotivasi dari karyawan
untuk terus memajukan perusahaan, akan tetapi ketika usia sudah tua motivasi dari karyawan juga akan semakin manurun dan mereka selalu
mempunyai keinginan untuk tidak bekerja seperti dulu lagi.
2.2.7. Pengaruh Kepuasan Keja Terhadap Keinginan Untuk Keluar
Pegawai Turnover Intention
Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja
karyawan merupakan kunci dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan
kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya
44
perusahaan. Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau organisasi, semakin
termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang dan yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan
tercapainya produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Karyawan yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya, cenderung akan melakukan
penghindaran diri dari situasi situasi pekerjaan, baik bersifat fisik atau psikologis.
Dalam teori keseimbangan Equity Theory Wexley dan Yukl 1997 yang dikutip oleh Mangkunegara mengemukakan bahwa ”input is anything of
value that and employee perceives that he contributes to his job ”. Input adalah
semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam
kerja. Outcome is anything of value that the employee perceives he obstanis from the job
Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai. Misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan
kembali recognition, kesempatan untuk berprestasi dan mengekpresikan diri. Sedangkan comparision person maybe someone in the same organism,
someone in a different organization, or even the person himself in a previous job
Comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya. Menurut terori ini,
puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan
45
antara input-outcome dirinya dengan input-outcome pegawai lain comparison person. Jadi jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang
equity maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi tidak seimbang inequity dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over
compensation inequity ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya
dan sebaliknya under compensation inequity ketidakseimbangan yang menguntungkan pegawai lain yang menjadi pembanding comparison
person Mangkunegara, 2002:120.
Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu dilingkungan kerjanya. Menjadi kewajiban setiap pemimpin perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawannya,
karena kepuasan merupakn faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat kerja karyawan agar karyawan dapat bekerja
dengan baik dan secara langsung akan mempengaruhi prestasi karyawan. Seorang manajer juga dituntut agar memberikan suasana kerja yang baik
dan menyenangkan, juga jaminan keselamatan kerja, sehingga karyawan akan merasa terpuaskan. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
tidak puas dalam bekerja adalah suasana pekerjaan, pengawasan, tingkat upah saat ini, peluang promosi dan hubungan dengan mitra kerja. Salah
satu faktor yang menyebabkan seseorang tidak puas dalam bekerja adalah upaya majikan untuk mencoba meningkatkan produktivitas melalui
peningkatan beban karyawan dan tenggang waktu yang lebih sempit. Faktor
46
penyumbang lain adalah perasaan yang semakin banyak dilaporkan para pekerja, bahwa mereka mempunyai kendali lebih kecil atas pekerjaan
mereka hal itulah yang menyebabkan banyak karyawan yang ingin keluar dari pekerjaan mereka Robbins, 2008:103.
Menurut Nitisemito 1996:98 dalam Atmajawati 2008:80 menyatakan bahwa keluar masuknya karyawan yang meningkat terutama
disebabkan ketidaksenangan karyawan bekerja pda perusahaan tersebut. Tingkat keinginan untuk keluar karyawan turnover intention dapat pula
terjadi karena jumlah tenaga kerja yang diperlukan jauh lebih sedikit dari permintaan, dimana tingkat keluar masuk karyawan yang lebih tinggi
disebabkan oleh munculnya perusahaan baru. Dengan adanya kepuasan yang baik dari sisi karyawan mereka tidak akan meninggalkan perusahaan,
karena memang dengan perusahaan tersebut karyawan merasa dihargai dan merasa ikut memiliki perusahaan.
2.3.Kerangka Konseptual
Kompensasi X1
Motivasi X2
Kepuasan Kerja X3
Keluar Masuk Pegawai Y
47
2.4.Hipotesis
1. Bahwa kompensasi berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk keluar
pegawai turnover intention pada PT. Garam Persero Surabaya. 2.
Bahwa motivasi kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk keluar pegawai turnover intention pada PT. Garam Persero Surabaya.
3. Bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk keluar
pegawai turnover intention pada PT. Garam Persero Surabaya.
48
BAB III METODE PENELITIAN