Sistem Pengendalian Sediaan Bahan Baku Produk Tuna Di Pt Awindo International Jakarta

SISTEM PENGENDALIAN SEDIAAN BAHAN BAKU
PRODUK TUNA DI PT. AWINDO INTERNATIONAL
JAKARTA

YAMAN NUR ABSOR

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Pengendalian
Sediaan Bahan Baku Produk Tuna di PT. AWIndo International Jakarta adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.


Bogor, Maret 2015

Yaman Nur Absor
NIM C44110030

ABSTRAK
YAMAN NUR ABSOR. Sistem Pengendalian Sediaan Bahan Baku Produk Tuna
Di PT AWIndo International Jakarta. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO
dan TRI WIJI NURANI.
Sistem pengaturan sediaan pada industri tuna di Indonesia memegang
peranan cukup penting, agar industri dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Berkaitan dengan hal itu, pengendalian sediaan perlu dikendalikan dan perlu diteliti
guna mengetahui tingkat persediaan tuna yang optimal. Penelitian ini bertujuan
mengetahui teknis penyediaan bahan baku dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengendalian sediaan bahan baku untuk produk olahan ikan di PT. AWIndo
International Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi
kasus, berupa pengendalian sediaan tuna di PT. AWIndo International Jakarta.
Aspek yang diteliti meliputi kapasitas cold storage, biaya pemesanan bahan baku,
biaya simpan ikan di cold storage PT. AWIndo International Jakarta. Berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengendalian sediaan di PT. AWIndo International Jakarta diantaranya adalah
sumber daya bahan baku, harga bahan baku, permintaan konsumen dan biaya
persediaan yang meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya total.
Kata Kunci: Industri Tuna, PT.AWIndo International Jakarta, Sistem
Pengendalian Sediaan
ABSTRACT
YAMAN NUR ABSOR. Inventory Control System Of Tuna Product In PT.
AWIndo International Jakarta . guided by SUGENG HARI WISUDO and TRI WIJI
NURANI.
The inventory control system in Indonesias tuna industry holds an important
role in order to have the industry working efficient and effective. Related to that,
the controling system needs to be controlled and research in order to acknowledge
the optimal supply rate of the tuna. the objective of the research is to find out the
technical process of the supply of raw materials and the factors which determines
the inventory controlling system of the raw materials for processed fisheries product
at PT. AWIndo International Jakarta. This research uses the method of case
studying of the inventory control at PT. AWIndo International Jakarta. The aspects
studied in this research are cold storage, the cost of the ordering of raw materials,
and the cost of cold storage for the fishes. the result of this research is acknowledged

that there are various factors which determines the inventory control at PT. AWIndo
International Jakarta which are raw material resources, the price of the raw
materials, consumers demand, and the cost of supply which includes the ordering
cost, storage cost, and total cost.
Keywords : Inventory Control System, PT . AWIndo International Jakarta,
Tuna Industry

SISTEM PENGENDALIAN SEDIAAN BAHAN BAKU
PRODUK TUNA DI PT. AWINDO INTERNATIONAL
JAKARTA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
YAMAN 2015
NUR ABSOR

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem
Pengendalian Sediaan Bahan Baku Produk Tuna di PT. AWIndo International
Jakarta” ini dapat diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini, yaitu :
1. Ayah (Ajid), Ibu (Suryamah), Kakak (Ai Meti Destiana), Adik (Anisa Aulia
dan Fatimah Az-zahra), Nenek (Enah), Kakek (Alm. Madkana), Paman (Jajat
Sudrajat) dan Nyi R. Aprillia Putri Kusumah atas do’a, masukan, dan dukungan.
2. Dr Ir Sugeng Hari Wisudo MSi dan Dr Ir Tri Wiji Nurani MSi selaku
pembimbing yang telah banyak membimbing dalam proses penyusunan skripsi
ini.
3. Dr Ir Gondo Puspito MSc selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran.
4. Dr Iin Solihin SPi MSi selaku Komisi Pendidikan yang telah memberikan

masukan dan saran.
5. Direktur Utama PT. AWIndo International Jakarta dan Ibu Lia yang telah
banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
6. Keluarga Besar PSP 48 dan civitas PSP yang selalu menemani dan banyak
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

Yaman Nur Absor

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN

vi
vi
vi

1

Latar Belakang
Penelitian Terdahulu

1
2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

METODOLOGI PENELITIAN

3


Waktu dan Tempat Penelitian

3

Metode Pengumpulan Data

4

Analisis Data

4

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

13


Sistem Produksi Tuna Beku

13

Pengendalian sediaan

14

KESIMPULAN DAN SARAN

20

Kesimpulan

20

Saran

21


DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

22
25

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penggolongan Sektor Industri Pengolahan

Jumlah Pembelian Bahan Baku
Jumlah Penjualan Tuna
Jumlah Persediaan Bahan Baku Tuna
Biaya Pembelian Tuna
Rincian Biaya Pemesanan
Rincian Biaya Penyimpanan

8
14
15
15
16
17
18

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.


Peta Lokasi Daerah Penelitian
Jenis Produk Olahan PT. AWIndo International
Diagram Alir Proses Pembuatan Produk Tuna
Grafik Economic Order Quantity

3
9
10
19

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.

Perhitungan Pengendalian Sediaan
Rincian Biaya Pemesanan
Rincian Biaya Penyimpanan
Proses Penanganan Tuna di PT. AWIndo Internatinal Jakarta

22
23
23
24

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ)
merupakan pelabuhan pendaratan berbagai jenis ikan. Mayoritas ikan yang
didaratkan adalah tuna untuk tujuan ekspor. Jenis ikan ini memiliki nilai ekonomis
yang tinggi, karena kandungan proteinnya tinggi dan sangat dibutuhkan oleh
manusia.
Sampai saat ini permintaan ekspor tuna cenderung meningkat setiap tahun.
Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor diantaranya adalah negara-negara
Asia (seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan). Seluruh permintaan
ekspor ini dipenuhi oleh beberapa perusahaan pengolahan tuna yang berada di
kawasan PPSNZJ. Salahsatu perusaahaan yang aktif mengekspor tuna dalam
bentuk olahan adalah PY AWIndo. Perusahaan ini mampu mengekspor sekitar 20
ton tuna olahan per bulan ke negara Jepang dan Amerika. Seluruh tuna yang
diekspor ini merupakan hasil olahan dari tuna yang didaratkan di PPS Nizam
Zachman, Jakarta.
Volume ekspor PT AWIndo Internatioan Jakarta sangat tergantung pada
permintaan pasar yang sering berubah. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu
memiliki persediaan tuna agar selalu dapat memenuhi pasar. Untuk melaksanakan
pengadaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi, perusahaan perlu
mengadakan pembeliaan bahan baku. Prosedur dan cara pembelian bahan baku
yang baik dan sesuaidengan kondisi perusahaan akan sangat menunjang
kegiatan produksi. Maka dari itu perusahaan harus menentukan jumlah bahan
bakuyang optimal dengan maksud agar jumlah pembelian dapat mencapai biaya
persediaan minimum (Mutiara et al. 2014 ; Indroprasto et al. 2012).
Menurut (Gasperzs 1992) dan Assauri (2004) Analisis sediaan umumnya
mengarah kepada pembentukan suatu model pengendalian sediaan, yang berarti
secara sederhana memformulasikan masalah pengendalian sediaan yang berkenaan
dengan perancangan teknik untuk memperoleh tingkat persediaan optimal yang
menjaga keseimbangan antara biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Objek utama dalam manajemen persediaan adalah untuk menghitung tingkat
persediaan yang optimum sesuai dengan jumlah permintaan dan kapasitas dari
perusahaan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk menghitung tingkat
persediaan yang optimum adalah metode economi order quantity (EOQ) (Rangkuti,
2007). Metode economic order quantity adalah salah satu metode dalam
manajemen persediaan yang sederhana. Perumusan metode EOQ pertama kali
ditemukan oleh FW Harris pada tahun 1915, tetapi metode ini sering disebut dengan
EOQ Wilson karena metode ini dikembangkan oleh seorang peneliti bernama
Wilson pada tahun 1934. Metode ini digunakan untuk menghitung minimalisasi
total biaya persediaan berdasarkan perhitungan biaya simpan dan biaya pesan
(Divianto, 2011).
Biaya pemesanan akan semakin menurun dengan meningkatnya kuantitas
pemesanan produk ke pemasok, sedangkan biaya penyimpanan akan semakin
meningkat dengan meningkatnya kuantitas produk yang disimpan. Berdasarkan ke

2

dua hal tersebut, perusahaan harus mengetahui berapa jumlah kuantitas
pemesanaan dan persediaan yang tepat agar biaya persediaan total menjadi optimal
serta sesuai dengan jumlah permintaan yang ada. Aktivitas tersebut dapat dilakukan
dengan melakukan pengendalian persediaan yang optimal. Pengendalian
persediaan juga penting dilakukan karena persediaan mewakili 50% dari
keseluruhan modal yang diinvestasikan (Heizer dan Render, 2006).
Penelitian Terdahulu
Penelitan tentang pengendalian persediaan telah dilakukan sebelumnya oleh
beberapa peneliti, diantaranya adalah Lusi Miftakhoridyah (1999) dan Muhammad
Subki Rifa’i (2011). Lusi Miftakhoridyah melakukan penelitian pada tahun 1999
yang berjudul “Model Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Produk Udang
Beku di PT. Lola Mina, Muara Baru Jakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui teknis penyediaan bahan baku dan mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan titik pemesanan optimum belum dicapai di PT. Lola Mina. Metode
yang digunakan adalah metode studi kasus dengan menggunakan rumus formula
economic order quantity. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah
bahwa teknis penyediaan bahan baku untuk produk udang beku didasarkan pada
ketersediaan udang yang dimiliki oleh petambak yang datang ke PT. Lola Mina dan
dalam pembelian bahan baku ini belum dilakukan dengan perencanaan yang baik.
Faktor-faktor yang menyebabkan titik pemesanan optimum belum dicapai adalah
kontinuitas pengumpulan bahan baku udang yang tidak stabil, kurang diterapkan
perencanaan yang baik dalam pembelian udang, dan jumlah serta waktu pembelian
udang tidak menentu.
Muhammad Subki Rifa’i juga melakukan penelitian yang berjudul “Kajian
Pengendalian Persediaan Produk Rosasol pada PT. ASABI dengan Metode
Economic Order Quantity”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
sistem pengendalian persediaan produk rosasol yang dilakukan PT. ASABI dan
menganalisis sistem pengendalian persediaan produk rosasol dengan menggunakan
metode EOQ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus dengan menggunakan rumus formula economic order quantity. Hasil yang
didapatkan dari penelitian ini adalah sebagain berikut :
1. Perusahaan melakukan pemesanan rosasol melalui Rosaier, produsen pupuk
asal Belgia, selain itu Pemesanan yang dilakukan perusahaan pada tahun 2010
sebanyak 42.000 kg dengan waktu tunggu pemesanan enam bulan, serta
pengiriman rosasol dari pemasok dilakukan secara sekaligus. Pembayaran yang
dilakukan perusahaan kepada pemasok dengan letter of credit. Total biaya
persediaan dengan metode perusahaan sebesar Rp 92.721.729,00.
2. Kuantitas pemesanan optimal rosasol sebanyak 30.287,78 kg dengan frekuensi
pemesanan satu kali. Titik pemesanan kembali dilakukan saat persediaan
mencapai tingkat 22.701 kg dengan tingkat persediaan pengaman 3243 kg.
Jarak waktu antar pesanan yang dilakukan selama 9 bulan. Total biaya
persediaan dengan metode EOQ sebesar Rp 80.427.971,00.

3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui teknis penyediaan bahan baku untuk
produk olahan tuna di PT. AWIndo International Jakarta, menghitung persediaan
optimum bahan baku, serta menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengendalian sediaan bahan baku untuk produk olahan ikan di perusahaan tersebut.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai faktor-faktor yang
bisa mempengaruhi pengendalian sediaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga bisa
digunakan untuk memperkirakan besarnya biaya yang dikeluarkan serta banyaknya
bahan baku untuk produk olahan tuna di PT. AWIndo International Jakarta.

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 yang bertempat di PT.
AWIndo International Jakarta yang berlokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera
Nizam Zachman Jakarta. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah
ini :

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

4

Metode Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan metode studi kasus. Data yang dikumpulkan
meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan pegawai PT. AWIndo International Jakarta. Beberapa diantaranya adalah:
1. Kondisi (kapasitas, dan jumlah) cold storage;
2. Data ikan (asal, jenis, jumlah, berat, dan waktu pembelian) yang didaratkan
di perusahaan;
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian sediaan ikan untuk tujuan
ekspor;
4. Biaya - biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti biaya pembelian
bahan baku, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan dan
5. Kondisi persediaan dan permintaan (supply & demand) terhadap tuna.
Adapun data sekunder berupa data pengendalian sediaan tuna di perusahaan
tersebut yang diperoleh dari catatan atau laporan perusahaan yang berhubungan
dengan penelitian ini dan instansi/lembaga terkait, antara lain pihak pengelola
PPSNZJ, pustaka sebagai pelengkap dan penunjang. Aspek yang diteliti meliputi
ukuran dan jumlah cold storage, biaya pemesanan tuna, biaya listrik perusahaan
yang digunakan, biaya simpan ikan di cold storage dan jumlah hasil tangkapan tuna
yang didistribusikan setiap hari ke PT. AWIndo International Jakarta.
Analisis Data
Penyajian mengenai teknis penyediaan bahan baku untuk produk tuna beku
serta penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi pesediaan bahan baku dilakukan
secara deskriptif. Sedangkan, untuk pengendalian sediaan tuna di PT. AWIndo
International Jakarta memakai parameter-parameter yang diketahui secara pasti,
sehingga dianalisis secara deterministik dengan rumus-rumus baku. Beberapa
rumus baku yang dipakai dalam model pengendalian sediaan sederhana menurut
(Heizer dan Render, 2006), yaitu dengan mencari :
Waktu pemesanan kembali
Frekuensi pemesanan
Ordering Cost
Tingkat sediaan rata-rata
Holding Cost
Total Relevan Cost

: T = Q/A
: n = A/Q
: (A/Q)k
: Q/2
: (Q/2)hc
: (A/Q)k + (Q/2)hc

Penyelesaian optimal model pengendalian sediaan
perhitungannya sebagai berikut :
TC = (A/Q)k + (Q/2)hc
dTC/dQ = -(A/Q2)k + hc/2

secara

matematis

5

Titik optimum diperoleh saat dTC/dQ = 0, sehingga :
-(A/Q2)k + hc/2 == 0
Ak/Q2 = hc/2
Q2hc = 2 Ak
Q2 = 2 Ak/ hc
Qoptimum = (2 Ak/ hc)1/2
Waktu pemesanan kembali dapat ditentukan dengan rumus ;
Topt = Qopt/A
dimana ;
k = ordering cost (biaya pemesanan) per satuan
c = procurement cost (biaya pembelian) per unit barang yang dipesan
h= holding cost (biaya penyimpanan) per satuan nilai sediaan
A = jumlah barang yang dibutuhkan dalam satu periode
T = waktu antara satu pemesanan dengan lainnya
Q = banyaknya unit setiap kali pemesanan
Dalam model analisa Economic Order Quantity (EOQ) diperlukan asumsi
antara lain :
1. Biaya yang dipakai untuk perhitungan hanya ordering cost dan holding cost
2. Permintaan barang dan biaya dapat diketahui dengan pasti dan relatif konstan
3. Ukuran dan harga cold storage relatif sama.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Keadaan Umum PT. AWIndo Internasional Jakarta
1.

Lokasi Perusahaan
PT. AWIndo International berlokasi di kawasan proyek Muara Baru
nomer 12, Perum Prasarana Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Utara. Lokasi perusahaan tersebut cukup strategis karena terletak di kawasan
industri perikanan dengan segala fasilitas yang disediakan oleh Perum
Prasarana Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta Utara, seperti
tersedianya sarana transportasi yang baik, dermaga bongkar muat, pabrik es,
serta jarak yang dekat dengan Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan Tanjung
Priok. Dilihat dari lokasi perusahaan berada, maka sangat menguntungkan
untuk proses pengolahan tuna dari segi pembelian bahan baku maupun
pemasaran.
2. Sejarah Perusahaan
PT. AWIndo International merupakan sebuah perusahaan swasta yang
bergerak dibidang perikanan. Perusahaan ini fokus utama adalah dalam bidang
frozen tuna. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 dan mendapatkan

6

persetujuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan nomer SIUP :
04802/1/824.271.
Saat ini PT. AWIndo International memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak
200 orang. Tenaga kerja tersebut tersebar kedalam berbagai bagian produksi
diantaranya : ruang proses fresh, ruang perendaman tuna, ruang cold storage,
ruang air blast freezer, dan ruang proses frozen.
3. Fasilitas Perusahaan
a. Cold storage : 3 buah berkapasitas masing-masing 100 ton
i. 2 unit cold storage untuk penyimpanan bahan baku, suhunya bisa
mencapai -25º C.
ii. 1 unit cold storage untuk penyimpanan produk yang sudah jadi suhunya
bisa mencapai -25º C.
b. Belt Freezer
Suatu jenis alat pembeku yang berbentuk kotak namun memiliki belt
yang fleksibel dan bertautan satu sama lain serta membentuk deretan
bertingkat berbentuk spiral dan membawa makanan melewati ruang
pendingin. Udara dingin atau semprotan dari nitrogen cair diarahkan
langsung kearah belt secara countercurrent (berlawanan arah) yang
mengurangi kehilangan panas selama evaporasi. Suhu belt freezer ini sekitar
-40º C, dan membutuhkan waktu maksimal 1 jam untuk membekukan bahan
makanan.
c. Meja kerja
PT. AWIndo International memiliki meja kerja sebanyak 40 buah
yang berukuran 1 x 3 m, 8 buah berukuran 0,5 x 15 m. Meja kerja ini tersebar
di tempat bagian produksi.
d. Keranjang :
PT. AWIndo International memiliki keranjang kecil sebanyak 150200 buah. Keranjang ini digunakan untuk menampung bahan baku pada saat
proses produksi berlangsung. Selain itu, terdapat juga beberapa kerajang
besar yang digunakan untuk menyimpan produk tuna sebelum dipindahkan
ke cold storage.
e. Timbangan
PT. AWIndo International memiliki timbangan sebanyak 20 buah.
Timbangan tersebut terbagi kedalam 2 jenis yaitu timbangan kecil yang
digunakan untuk menimbang hasil olahan produk dan timbangan besar yang
digunakan untuk menimbang bahan baku utuh.
f. Kereta dorong (Lori)
PT. AWIndo International memiliki 10 buah kereta dorong yang
digunakan untuk mengangkut produk hasil olahan maupun bahan baku
sebelum diolah.
g. Forklift
Forklift adalah kendaraan yang difungsikan sebagai alat angkut dalam
pemindahan barang berkapasitas besar yang bisa digunakan didalam
maupun diluar ruangan. Kapasitas forklift biasanya secara umumnya

7

berkisar antara 1 ton – 10 ton dengan daya angkat masing-masing unitnya
mampu menjangkau hingga ketinggian 3 Meter hingga 6 Meter. Perusahaan
ini memiliki 2 unit forklift yang digunakan untuk mengangkut bahan baku
dan produk olahan.
h. Fasilitas Pembekuan
Fasilitas pembekuan yang dimiliki oleh PT. AWIndo International
diantaranya air blast freezer (ABF) sebanyak 3 unit dengan waktu operasi
penggunaan selama 12 jam, cold storage sebanyak 3 unit dengan kapasitas
masing-masing sebanyak 100 ton. Cold storage tersebut terbagi dalam dua
kategori fungsi, kategori satu sebanyak dua unit digunakan untuk
menyimpan bahan baku dan kategori dua sebanyak satu unit digunakan
untuk menyimpan produk hasil olahan sebelum disalurkan ke konsumen.
i. Kaporit
Kaporit digunakan sebagai desinfektan pada pencucian tuna dan
pembersihan lantai serta peralatan produksi lainnya. Setiap hari PT.
AWIndo International rata-rata menghabiskan sebanyak 3 Kg kaporit.
j. Listrik
PT. AWIndo International menggunakan listrik untuk penerangan, AC,
kipas angin, cold storage, mesin pompa air, Air Blast Freezer. Listrik yang
digunakan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN),
k. Air
Air Merupakan bahan pembantu yang digunakan PT. AWIndo
International Jakarta adalah air PAM DKI dengan bahan baku air dari
pengolahan air disekitar Jakarta dan air dari Bogor serta sumber air yang
lainnya adalah dari air bor.
l. Fasilitas limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT. AWIndo International ini berupa
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat seperti kepala ikan dan tulang
ikan dijual kepada supplier yang datang ke tempat produksi untuk diolah
kembali menjadi produk perikanan lainnya. Sedangkan limbah cair PT.
AWIndo Interntaional bekerja sama dengan pihak Perusahaan Umum
Perikanan Indonesia cabang Jakarta untuk diolah dan dikelola di UPL (Unit
Pengolahan Limbah).
4. Penyimpanan dengan suhu rendah
PT. AWIndo International menggunakan cold storage untuk sistem
penyimpanan dengan suhu rendah. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan
kapasitas ruang cold storage yang tidak terpakai, sehingga secara tidak
langsung PT. AWIndo International telah menghemat pengeluaran untuk
penyimpanan produk dengan suhu rendah.
5. Alat penunjang produksi
Alat penunjang produksi yang dimiliki oleh PT. AWIndo International
diantaranya adalah :

8

a. Truk besar
Truk besar sebanyak satu unit dengan kapasitas penampungan 5 ton.
Truk ini digunakan untuk mengangkut bahan baku tuna dari pos-pos
penjualan tuna di sekitar muara baru.
b. Truk kecil
Truk kecil sebanyak tiga unit dengan kapasitas penampungan 3 ton.
Truk ini digunakan untuk mengangkut bahan baku pendukung produksi,
seperti pengambilan karton, plastic mika dan yang lainnya dari toko ke
perusahaan.
c. Mobil dinas
Mobil dinas sebanyak 7 unit, yang diperuntukan kepada staf dan
manager PT. AWIndo International.
6. Ketenagakerjaan
PT. AWIndo International memiliki karyawan sebanyak 200 orang, yang
tersebar kedalam beberapa tingkatan. Pembagian kerja menurut keahlian yang
dimiliki tenaga kerja tersebut. Sehingga pembagian kerja ini tidak bertolak
belakang dengan tujuan dari perusahaan ini. Sebanyak 40 0rang karyawan
dipekerjakan khusus untuk produksi pengolahan tuna beku. Sisanya tersebar di
beberapa bagian, diantaranya staf administrasi, staf keuangan, staf gudang,
mandor, keamanan serta dibagian produksi untuk produk pengolahan lainnya.
Bila merujuk pada referensi Biro Pusat Statistik (BPS), PT. AWIndo
International Jakarta termasuk perusahaan berskala besar karena pada saat ini
(2015) memiliki jumlah karyawan sekitar 200 orang. BPS (1995)
menggolongkan sektor industri pengolahan semata-mata berdasarkan pada
jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan tersebut tanpa
memperhatikan apakah perusahaan menggunkan mesin atau tidak dan tanpa
memperhatikan besar modal perusahaan seperti dicantumkan pada Tabel 1
berikut ini.
Tabel 1 Penggolongan sektor industri pengolahan
Golongan Industri
Jumlah Tenaga Kerja
Besar
≥ 100 Orang
Sedang
20 – 99 Oang
Kecil
5 – 19 Orang
Rumah Tangga
1 – 4 Orang
Sumber : Biro Pusat Statistik [1995]
7.

Jenis Produk
Produk olahan yang dihasilkan PT. AWIndo International diantaranya
tuna saku, tuna steak, tuna chunk, tuna loin center cut, dan tuna cube.
Perusahaan ini melakukan ekspor olahan tuna ke negara Jepang, Korea,
Amerika dan negara-negara Eropa. Gambar dan keterangan jenis produk yang
dihasilkan oleh PT. AWIndo International Jakarta bisa dilihat pada Gambar 2
berikut ini.

9

Tuna Cube (Grade B)

Tuna Loin Center Cut
(Grade B)

Tuna Saku (Grade B)

Tuna Steak
(Grade B)

Tuna Chunk
(Grade B)

Tuna Saku
(Grade C)

Tuna Loin Center Cut
(Grade C)

Tuna Cube (Grade C)

Tuna Steak (Grade C)

Tuna Chunk (Grade C)

Tuna Loin (Grade D)

Tuna Loin Center Cut
(Grade D)

Gambar 2 Jenis produk olahan yang dihasilkan PT. AWIndo International Jakarta

Produk tuna beku tersebut diekspor kebeberapa negara, contohnya
Amerika, Jepang, Korea dan beberapa negara Eropa. PT. AWIndo International
Jakarta menyebutkan bahwa ada beberapa negara yang hanya memesan produk
tuna yang memiliki grade tertentu. Negara Jepang dan Korea contohnya hanya
memesan produk tuna yang bahan dasarnya memiliki grade B, sedangkan
produk tuna beku yang bahan dasarnya memiliki grade C masih bisa diterima

10

8.

oleh negara-negara Eropa. Berbeda dengan beberapa negara tadi, Negara
Amerika justru menerima produk tuna beku yang bahan dasarnya memiliki
grade B, C dan D.
Proses Produksi
Proses produksi dalam pembuatan produk tuna di PT. AWIndo
International Jakarta terdiri dari beberapa tahap. Proses produksi ini dilakukan
dengan teliti dan baik, hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil olahan yang
maksimal. Produk yang dihasilkan merupakan produk tuna beku jadi yang
sudah siap untuk dijual. Proses pembuatan olahan tuna di PT. AWIndo
International Jakarta bisa dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
Penerimaan Bahan Baku dan Penimbangan
Pencucian
Pemotongsn Kepala dan Pembuangan Tulang
Pembuangan kulit

Perapihan
Pengecekan Terakhir
Pembekuan

Proses Vacum

Penentuan Size dan Penimbngan
Pemeriksaan
logam
Penyimpanan Beku

Pengemasan dan Pemberian Label

Export
Export

Gambar 3 Diagram alir proses pembuatan produk tuna di PT. AWIndo International

PT. AWIndo International Jakarta menerapkan keamanan yang ketat dalam
proses produksi tuna beku ini. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar produk
yang dihasilkan bisa aman untuk dikonsumsi. Tahap produksi ini selalu diawasi

11

oleh petugas quality control yang bertugas memastikan bahwa produk yang
dihasilkan memiliki mutu yang baik, higienis, dan tidak ada kerusakan. Tahaptahap proses pembuatan produk tuna secara rinci yang dilakukan di PT. AWIndo
International Jakarta adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan Bahan Baku dan Penimbangan
Tahapan produksi olahan tuna dimulai dari proses penerimaan bahan
baku yang didatangkan dari tempat pendaratan tuna. Tuna yang sudah
didaratkan di perusahaan, selanjutnya dilakukan penimbangan untuk
menentukan berat ikan tersebut.
b. Pencucian
Ikan yang sudah di timbang, selanjutnya akan masuk ke proses
pencucian. Hal ini dilakukan untuk membersihkan kotoran yang
menempel pada kulit, isi perut, dan insang ikan tersebut agar didapatkan
bahan baku ikan yang bersih.
c. Pemotongan Kepala
Proses selanjutnya adalah pemotongan kepala, hal ini dilakukan
karena di perusahaan ini hanya menggunakan daging ikan saja untuk
menghasilkan produk olahannya.
d. Pembuangan Tulang
Proses selanjutnya adalah pembuangan tulang, hal ini dilakukan
dengan cara memotong ikan tuna menjadi empat bagian. Empat bagian
ini terdiri dari dua potong daging bagian badan sebelah krii dan dua
potong daging adan sebelah kanan.
e. Pembuangan Kulit
Proses selanjutnya adalah pembuangan kulit, hal ini dilakukan
dengan cara daging potongan ikan yang memiliki kulit di kupas
menggunakan pisau.
f. Perapihan
Proses perapihan adalah proses pembuangan daging tuna yang
berwarna hitam, sehingga tuna yang menjadi bahan baku memliki daging
berwarna putih.
g. Pemotongan (merubah bahan baku jadi sesuai pesanan)
Proses selanjutnya adalah pemotongan bahna baku, ha ini dilakukan
untuk merubah bahan baku menjadi beberapa jenis produk sesuai
permintaan konsumen.
h. Pengecekan terakhir
Pengecekan terakhir dilakukan untuk memastikan bahwa produk
yang sudah jadi telah sesuai dengan permintaan pasar, sehingga tidak ada
hal yang bisa membuat produk tersebut gagal laku di pasar.
i. Pembekuan
Proses selanjutnya adalah pembekuan, yakni pemasukan produk
olahan tuna kedalam cold storage yang tersedia di perusahaan agar
produk bisa bertahan lama.

12

j.

Penentuan Size dan Penimbangan
Penentuan size dilakukan dengan cara menimbang produk yang
sudah jadi sesuai dengan permintaan konsumen.
k. Pemeriksaan Logam
Pemeriksaan logam dilakukan dengan tujuan produk yang sudah
selesai di proses tidak berisi unsur logam yang bisa membahyakan
konsumen.
l. Pengemasan dan pemberian label
Proses selanjutnya adalah pengemasan bahan baku kedalam kotak
kardus yang memiliki berat perkotaknya sesuai dengan permintaan
pemesan. Setelah itu dilakukan pemberian label di kotak kardus tersebut,
hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan kepada pemesan. Label
tersebut diantaranya berisi negara tujuan ekspor, perushaan pengekspor,
berat kotak tersebut, dan lain-lain.
m. Penyimpanan Beku
Proses selanjutnya setelah produk dikemas, maka produk tersebut
kemabli disimpan kedalam cold storage yang tersedia di perusahaan. Hal
ini dilakukan untuk membuat produk tetap segar sebelum produk tersebut
diekspor ke negara pemesan.
n. Ekspor
Ekspor adalah proses pengiriman produk ke negara tujuan pemesan
produk tersebut. PT. AWIndo International Jakarta biasanya melakukan
ekspor ke negara-negara Jepang, Korea, Amerika dan negara-negar
Eropa.
PT. AWIndo International menggunakan bahan baku tuna dengan grade
yang berbeda. Grade yang digunakan oleh perusahaan ini adalah bahan baku tuna
yang memiliki grade B, C, dan D. Ciri-ciri untuk masing-masing grade tuna segar
adalah sebagai berikut (Fadly 2009):
1. Grade A
Ciri-ciri tuna yang memiliki grade A adalah sebagai berikut:
a. Warna daging untuk yellow fin tuna adalah merah seperti darah segar dan
untuk big eye tuna dagingnya berwarna merah tua seperti bunga mawar,
serta tidak ada pelangi.
b. Mata bersih, terang, dan menonjol.
c. Kulit normal, warna bersih, dan cerah.
d. Tekstur daging untuk yellow fin tuna keras, kenyal, dan elastis dan untuk
big eye tuna dagingnya lembut, kenyal dan elastis.
e. Kondisi ikan (penampakannya) bagus dan utuh.
2. Grade B
Ciri-ciri tuna yang memiliki grade B adalah sebagai berikut:
a. Warna daging merah, terdapat pelangi, otot daging agak elastis,jaringan.

13

b. Daging tidak pecah.
c. Mata bersih, terang dan menonjol.
d. Kulit normal, bersih, dan sedikit berlendir.
e. Tidak ada kerusakan fisik.
3. Grade C
Ciri-ciri tuna yang memiliki grade C adalah sebagai berikut:
a. Warna daging kurang merah dan ada pelangi.
b. Kulit normal dan berlendir.
c. Otot daging kurang elastis.
d. Kondisi ikan tidak utuh atau cacat, umumnya pada bagian punggung atau
dada.
4. Grade D
Ciri-ciri tuna yang memiliki grade D adalah sebagai berikut:
a. Warna daging agak kurang merah dan cenderung berwarna coklat
dan pudar.
b. Otot daging kurang elastis, lemak sedikit dan ada pelangi.
c. Teksturnya lunak dan jaringan daging pecah.
d. Terjadi kerusakan fisik pada tubuh ikan, seperti daging ikan yang
sudah sobek, mata ikan yang hilang, dan kulit terkelupas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Produksi Tuna Beku
Sistem produksi tuna beku yang terjadi di PT. AWIndo International Jakarta
terbagi kedalam dua tahap. Tahapan tersebut dilakukan agar perusahaan ini dapat
selalu memenuhi jumlah pesanan produk tuna beku. Adapun dua tahapan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan bahan baku
Bahan baku produksi PT. AWIndo International diperoleh dari transheed
pembelian yang ada di Muara Baru. Tuna yang diterima di PT. AWIndo
International ada dua jenis, yaitu yellow fin tuna dan big eye tuna.
Pemenuhan kebutuhan bahan baku dilakukan oleh PT. AWIndo
International melalui pembelian ke pemiliki kapal maupun ke transheed yang
ada di Muara Baru. Selain itu jika pasokan dari Muara Baru tidak mencukupi,
maka perusahaan ini melakukan pembelian bahan baku dari Pelabuhan lain.
2. Pembelian bahan baku
Widjayanto (1985) menjelaskan bahwa pembelian adalah suatu fase
penting dalam pengendalian arus barang kedalam perusahaan, sehingga
sebagai bagian dari aktivitas pengendalian barang secara keseluruhan, maka

14

tujuan pemeriksaan pembelian tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan
tujuan pemeriksaan pengelolaan persediaan barang.
Pembelian bahan baku dilakukan dengan cara mengirim langsung
karyawan bagian pembelian ke lokasi penjualan tuna. Pembelian tuna pada
umumnya melalui proses pemilik kapal yang melakukan bongkar akan
menghubungi PT. AWIndo International terlebih dahulu untuk
memberitahukan bahwa kapalnya akan bongkar. Setelah ada kecocokan harga
dasar yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka pihak perusahaan
mengirimkan karyawannya ke lokasi bongkar tersebut. Setelah tuna disiapkan
di tempat pembongkaran, maka pihak perusahaan akan mengirimkan truk
untuk mengangkut tuna tersebut.
Pengendalian sediaan
Handoko (1995), Baroto (2002), dan Bahagia (2006) menjelaskan bahwa
sistem pengendalian sediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian
yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus
dijaga, kapan persediaan harus diisi, berapa besar pesanan yang harus dilakukan.
Sistem ini bertujuan untuk menentukan dan menjamin tersedianya sumberdaya
yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat, atau dengan kata
lain sistem dan model persediaan bertujuan meminimumkan biaya total melalui
penentuan apa, berapa dan kapan pesanan harus dilakukan secara optimal.
Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi persediaan bahan baku produk di PT.
AWIndo International diantarnya sumberdaya bahan baku, harga bahan baku,
tingkat kebutuhan konsumen, serta biaya-biaya yang terkait dalam pengendalian
sediaan.
1. Sumberdaya bahan baku
Sumberdaya bahan baku yang melimpah akan sangat mempegaruhi
produksi tuna beku. Sumberdaya bahan baku tuna PT. AWIndo International
diperoleh melalui pembelian dari transheed sekitar muara baru. Jumlah
pembelian dan sumber bahan baku tuna periode bulan Januari 2015, dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Jumlah pembelian dan sumber bahan baku tuna periode Januari 2015
Pembelian (Januari)
Minggu Pertama
Minggu Kedua
Minggu Ketiga
Minggu Keempat
2.

Jumlah (Kg)
8.000
4.000
4.000
4.000

Sumber
Transhed 17 Muara Baru

Harga Bahan Baku
Harga tuna pada saat penelitian ini dilakukan berada pada kisaran Rp
40.000,00 per kilogram untuk tuna dengan grade B. Sementara untuk tuna

15

3.

dengan grade C berada pada kisaran Rp 35.000,00 per kilogram dan untuk tuna
dengan grade D berada pada kisaran harga Rp 30.000,00 per kilogram.
Tingkat permintaan konsumen.
PT. AWIndo menjalankan operasi produksi pada umumnya sesuai dengan
permintaan konsumen. Hal ini dapat memudahkan perusahaan untuk mengatur
jumlah persediaan bahan baku yang harus disiapkan untuk memenuhi
permintaan tersebut. Tingkat permintaan konsumen pada bulan Januari 2015
bisa dilihat dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Jumlah penjualan tuna beku periode Januari 2015
Penjualan (Januari)
Minggu Pertama
Minggu Kedua
Minggu Ketiga
Minggu Keempat

4.

Total (Kg)
8.000
4.000
4.000
4.000

Biaya persediaan
Biaya persedian adalah biaya yang digunakan perusahaan yang
menyangkut pengendalian sediaan meliputi biaya penyimpanan bahan baku.
Biaya pembelian dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku tuna
segar dari transheed sekitar Muara Baru. Sedangkan biaya penyimpanan
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan tuna dan produk olahan
didalam cold storage. Biaya penyimpanan ini meliputi biaya cold storage,
biaya listrik, biaya pembelian es dan air. Jumlah persediaan bahan baku tuna
di PT. AWIndo International Jakarta dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Jumlah persediaan bahan baku tuna di PT. AWIndo International
Jakarta
Persediaan
(Januari)
Minggu Pertama
Minggu Kedua
Minggu Ketiga
Minggu Keempat

5.

Stok tersedia
(Kg)

Pembelian (Kg)

3000
4000
4000
4000

8.000
4.000
4.000
4.000

Total
(Kg)
11000
8000
8000
8000

Pengendalian dan penggunaan sediaan bahan baku
PT. AWIndo International menggunakan tuna segar sebagai bahan baku
dalam proses produksinyaPengaturan jumlah produksi melihat dari permintaan
konsumen, dan ketersediaan bahan baku. Proses produksi tuna ini dilakukan
jam 08:00 sampai dengan 17:00. Pengambilan bahan baku dilakukan oleh
karyawan yang bertugas di cold storage. Sehingga karyawan tersebut mencatat

16

jumlah bahan baku yang keluar dari cold storage dan siap untuk di proses,
dalam pengendalian sediaan terdapat empat komponen biaya sediaan, yaitu:
a. Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membeli bahan baku. Biaya ini dipengaruhi oleh harga bahan baku tuna
per kilogram dan banyaknya bahan baku yang dibeli. Rincian biaya
pembelian tuna PT. AWIndo International Jakarta dapat dilihat pada Tabel
5 berikut ini.
Tabel 5 Biaya pembelian tuna periode Januari 2015
Pembelian
Harga
Jumlah ikan
(Januari)
(Rp/Kg)
(Kg)
Minggu Pertama
Minggu Kedua
Minggu Ketiga
Minggu Keempat

b.

c.

d.

40.000
40.000
40.000
40.000

8000
4000
4000
4000

Total
(Rp)
320.000.000
160.000.000
160.000.000
160.000.000

PT. AWIndo International pada bulan Januari 2015 mengeluarkan total
biaya pembelian bahan baku sebesar Rp 800.000.000,00. Biaya ini
dibayarkan kepada supplier umumnya belum termasuk biaya
pengangkutan dan transportasi.
Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. AWIndo
International untuk melakukan pengadaan bahan baku. Biaya-biaya ini
meliputi gaji pegawai dan biaya transportasi. Tercatat pada bulan Januari
2015 PT. AWIndo International Jakarta mengeluarkan biaya untuk
pegawai sebesar Rp 11.200.00-, dan biaya transportasi sebesar Rp
2.000.000,00. Total biaya pengeluaran untuk proses pemesanan bahan
baku yang dikeluarkan PT. AWIndo International selama bulan Januari
adalah sebesar RP 13.200.000,00. Rincian biaya pemesanan dapat dilihat
pada Tabel 6 yang terdapat pada halaman 17.
Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan PT. AWIndo
International untuk menyimpan bahan baku dan produk olahan dalam cold
storage. Biaya ini meliputi biaya-biaya listrik, cold storage, dan biaya
tenaga kerja. Perincian biaya penyimpanan (holding cost) dapat dilihat
pada Tabel 7 yang terdapat pada halaman 18.
Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memenuhi proses produksi, meliputi biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Biaya total yang dikeluarkna PT. AWIndo nternational
Jakarta pada bulan Januari sebesar Rp 46.400.000,00. Biaya total ini
meliputi biaya pemesanan sebesar Rp 13.200.000,00 dan biaya
penyimpanan sebesar Rp 33.200.000,00.

Biaya total yang dikelurakan perusahaan tidak selalu sama setiap bulannya, hal
ini dipengaruhi oleh besarnya biaya transportasi, biaya pegawai serta biaya listrik
dan biaya penyimpanan lainnya. Perincian biaya pemesanan dan biaya

17

penyimpanan yang dikeluarkan oleh PT. AWIndo International Jakarta selama
bulan Januari dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 berikut ini.
Tabel 6 Perincian pembiayaan pemesanan tuna selama periode bulan Januari
2015
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Uraian
Pertama
Kedua
Ketiga
keempat
Jumlah Pesanan (kg)
8000
4000
4000
4000
Biaya Pegawai (Rp)
2800000 2800000 2800000 2800000
Biaya Transportasi (Rp)
500000
500000
500000
500000
Ordering Cost (Rp)
Total Ordering Cost (Rp)
Jumlah Tuna (kg)
OC/JP (Rp/kg)
Jumlah (OC/JP) (Rp/kg)
Nilai Beli Tuna Persatuan (Rp)
Nilai K (Rp/kg)

3300000

3300000

3300000

3300000

825

825

825

13200000
20000
412
2887
40000
660

Tabel diatas menunjukan bahwa biaya pemesanan dipengaruhi oleh
besarnya biaya pegawai dan biaya transportasi. Hal ini berarti ketika jarak tempat
pemesanan dengan tempat perusahaan semakin jauh maka biaya transportasipun
semakin besar, begitupula sebaliknya. Data diatas juga menunjukan bahwa biaya
transportasi setiap kali melakukan pemesanan selalu sama karena perusahaan
melakukan pemesanan pada satu tempat yang sama yaitu transheed 17 dermaga
bongkar Muara Baru. Total biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh PT. AWIndo
International Jakarta selama bulan Januari 2015 untuk empat kali pemesanan adalah
sebesar Rp 13.200.000,00. Sedangkan, total tuna yang dibeli selama periode bulan
Januari adalha sebanyak 20.000 kilogram dalam empat kali pemesanan.
Minggu pertama perusahaan ini melakukan pemesanan tuna sebanyak 8.000
kilogram, tetapi pada minggu kedua sampai dengan minggu ke-empat perusahaan
henya memesan tuna sebanyak 4.000 kilogram per-minggunya. Sehingga jika
dihitung biaya pemesanan per-kilogram untuk setiap minggunya maka diadaptkan
hasil bahwa minggu pertama sebesar Rp 412,00 per-kilogram, sedangkan minggu
kedua sampai dengan minggu ke-empat berada pada biaya sebesar Rp 825,00 perkilogram. Perbedaan jumlah biaya pemesanan per-kilogram antara minggu pertama
dengan minggu kedua sampai dengan minggu ke-empat dipengaruhi karena
perbedaan jumlah bahan baku yang dipesan. Hal ini diakibatkan oleh jumlah biaya
pemesanan per-minggunya yang selalu sama, sehingga dalam kasus ini biaya
pemesanan per-kilogram hanya dipengaruhi oleh jumlah pesanan yang dibeli.

18

Tabel 7 Perincian biaya penyimpanan sediaan tuna selama periode bulan Januari
2015
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Uraian
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Jumlah Tuna disimpan (kg)
3000
4000
4000
4000
Biaya Listrik (Rp)
1750000 1750000 1750000
1750000
Biaya Cold Storage (Rp)
1250000 1250000 1250000
1250000
Biaya ABF (Rp)
1875000 1875000 1875000
1875000
Biaya Es (Rp)
625000
625000
625000
625000
Biaya Tenaga Kerja (Rp)
2800000 2800000 2800000
2800000
Holding Cost (Rp)
8300000 8300000 8300000
8300000
Biaya Penyimpanan Rata8300000
Rata (Rp)
Total Holding Cost (Rp)
33200000
Jumlah Tuna (kg)
15000
HC/JTd (Rp/kg)
2766
2075
2075
2075
Jumlah (HC/JTd) (Rp/kg)
8991
Nilai h (Rp/kg)
2213
Rincian biaya penyimpanan yang terdapat pada tabel diatas meliputi biaya
listrik sebesar Rp 1.750.000,00, biaya cold storage sebesar Rp 1.250.000,00, biaya
air blast freezer sebesar Rp 1.875.000,00, biaya es sebesar Rp 625.000,00 dan biaya
tenaga kerja sebesar Rp 2.800.000,00 sehingga total biaya penyimpanan yang
dikeluarkan oleh PT. AWIndo International Jakarta pada minggu pertama bulan
Januari sebesar Rp 8.200.000,00. Perusahaan ini melakukan penyimpanan pada
bulan Januari sebanyak empat kali sehingga total biaya penyimpanan yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp 33.200.000,00.
PT. AWIndo International Jakarta saat ini memiliki 3 buah cold storage dengan
kapasitas perunit sebanyak 100 ton, dengan kondisi yang sangat baik. Cold storage
ini digunakan untuk menyimpan bahan baku dan produk yang sudah jadi sebelum
disalurkan kepada supplier. PT. AWIndo International Jakarta menggunakan bahan
baku yang berasal dari pos-pos pendaratan tuna di Muara Baru. Pembuatan produk
di perusahaan ini menggunakan dua jenis tuna, yaitu yellow fin tuna dan big eye
tuna. Perusahaan ini melakukan pembelian bahan baku dalam frekuensi empat kali
dalam satu bulan dengan total pembelian sekitar 20.000 kilogram. Namun, jumlah
pembelian ini tidak selalu sama setiap bulannya karena perusahaan melakukan
pembelian bahan baku sesuai dengan permintaan supplier.
Model pengendalian sediaan untuk menganalisa sediaan bahan baku untuk
produk frozen tuna adalah dengan menggunakan perhitugan inventory control.
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah rumus-rumus baku
pengendalian sederhana. Rumus-rumus tersebut diantaranya adalah perhitungan
total ordering cost dengan menggunakan rumus (A/Q)k, dimana A adalah jumlah
pemesanan bahan baku tuna selama satu periode bulan januari (minggu pertama
hingga minggu ke-empat), Q adalah jumlah pemesanan rata-rata bahan baku setiap

19

minggu dan k adalah biaya pemesanan (ordering cost). Besarnya biaya pemesanan
(ordering cost) setiap minggu adalah sebesar Rp 3.300.000,00. Selama bulan
Januari 2015 PT. AWIndo International Jakarta melakukan pemesanan sebanyak
empat kali sehingga total biaya pemesanan yang dikeluarkan selama periode bulan
Januari 2015 adalah sebesar Rp 13.200.000,00. Biaya pemesanan tersebut sudah
termasuk dalam biaya pegawai dan biaya transportasi. Setelah melalui perhitungan
didapatkan biaya pemesanan sebesar Rp 660,00 /Kg. Sedangkan data yang peneliti
dapatkan untuk periode bulan September-Desember 2014, PT. AWIndo
International mengeluarkan biaya pemesanan dan penyimpanan sebesar RP
46.400.000,00 sehingga bila dirata-rata PT. AWIndo International mengeluarkan
biaya pemesanan tiap bulan sebesar Rp 11.600.000,00. Hasil pengolahan data dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
14000
12000

Biaya

10000
8000
Ordering Cost
6000

Holding Cost
Q Optimum

4000
2000
0
0

5000

10000

15000

20000

25000

Jumlah

Gambar 4 Economic Order Quantity pemesanan bahan baku tuna
Grafik diatas menunjukan bahwa biaya pemesanan bahan baku per kilogram
semakin menurun ketika pembelian bahan baku meiningkat. Tetapi, untuk biaya
penyimpanan bahan baku per kilogram semakin meningkat ketika bahan baku yang
disimpan semakin banyak. Grafik diatas juga menunjukan bahwa terjadi
perpotongan di titik 2000, tepatnya pada titik 2.020. Hal ini diasumsikan bahwa
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berada dalam titik terendah ketika
perusahaan melakukan pemesanan dan penyimpanan bahan baku sebanyak 7.772
kilogram. Sehingga perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 4.040,00 per
kilogram untuk biaya pemesanan dan penyimpanan. Ketika perusahaan melakukan
pemesanan dan penyimpanan bahan baku untuk memenuhi permintaan sebanyak
7.772 kilogram maka, perusahaan hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp
31.230.195,00.
Optimasi manajemen pengendalian sediaan produk tuna loin untuk
meminimumkan biaya total sehingga biaya total yang ditanggung oleh PT. AWIndo

20

International Jakarta menjadi minimum. Biaya total yang dikeluarkan selama empat
kali pembelian tersebut maka PT. AWIndo International Jakarta dapat menghemat
pengeluaran sebesar 32,60 % atau sebesar Rp 15.169.804,00 dari biaya total.
Sehingga biaya pengeluaran total yang awalnya sebesar Rp 46.400.000,00
berkurang menjadi Rp 31.230.195,00. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Miftakhoridhiyah (1999). Bahwa semakin banyak bahan baku yang
dipesan maka biaya pemesanan semakin besar, dan semakin banyak produk yang
disimpan maka semakin kecil biaya penyimpanannya. Sehingga, jika perusahaan
menerapkan economic order quantity dengan baik maka perusahaan dapat
mengemat biaya pengeluaran dengan baik.
Faktor yang menjadi penentu manajemen pengendalian sediaan PT. AWIndo
International Jakarta belum maksimal adalah karena pengambilan bahan baku yang
tidak berjalan sesuai dengan target. Selain itu, faktor lainnya adalah harga bahan
baku, permintaan konsumen serta biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan
dan biaya pemyimpanan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Miftakhoridhiyah
(1999) yang menjelaskan bahwa faktor utama penentu manajemen pengendalian
sediaan dalam proses pengadaan persediaan adalah kurangnya pembelian bahan
baku sehingga proses produksi tidak bisa berjalan dengan baik. Selain itu faktor lain
yang mempengaruhi adalah rendah tingginya harga bahan baku, permintaan
kosnumen yang tidak tentu, serta biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang
tidak selalu tetap.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Teknis penyediaan bahan baku untuk produk olahan tuna di PT. AWIndo
International Jakarta adalah dengan cara pihak perusahaan menghubungi pemilik
kapal yang melakukan pendaratan ikan di Dermaga Muara Baru. Selanjutnya jika
sudah terjadi kesepakatan harga, maka perusahaan mengangkut bahan baku ke
perushaan untuk dilakukan proses pengolahan.
Jumlah pemesanan optimum (Q Optimum) sediaan tuna adalah sebesar
7722,60 kilogram. Ordering cost yang dihasilkan yaitu sebesar Rp 13.200.000,00
dan Sedangkan total holding cost sebesar Rp 33.200.000,00. Sedangkan total
relevan cost adalah sebesar Rp 46.400.000,00 dan total cost optimum sebesar Rp
31.230.195,00. Sehingga PT. AWIndo International Jakarta bisa melakukan
penghematan sebesar 32,69% atau sebesar Rp 15.169.804,00. Hasil dari
pengematan biaya tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan pembelian bahan baku
tuna yaitu sebanyak 379 Kg, karena harga bahan baku tuna sebesar Rp 40.000,00
per kilogram.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengendalian sediaan di PT.
AWIndo International Jakarta diantaranya adalah sumberdaya bahan baku, harga
bahan baku, permintaan konsumen, dan biaya persediaan yang meliputi biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya total.

21

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu adanya perencanaan
pembelian bahan baku yang baik untuk produk tuna beku. Selain itu, untuk menjaga
tetap stabilnya persedian bahan baku di perusahaan, maka pihak perusahaan perlu
melakukan perencanaan pembelian bahan baku yang baik. Sehingga bahan baku
selalu tersedia di perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi (Edisi Revisi). Jakarta (ID):
Universitas Indonesia.
Bahagia N. 2006. Sistem Inventory. Bandung (ID): Institut Tekhnologi Bandung.
Baroto T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta (ID): Ghalia
Indonesia.
Biro Pusat Statistik. 1995. Buletin Ringkas BPS, Biro Pusat Statistik. Jakarta (ID):
104 hal.
Divianto. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan
Auditor Switch. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi 1(2):153-173
Fadly N. 2009. Asesmen Risiko Histamin Ikan Tuna (Thunnus Sp) Segar
Berbagai Mutu Ekspor pada Proses Pembongkaran (transit) [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Gasperzs, V. 1992. Analisis Sistem Terapan. Penerbit Transito Bandung, Bandung.
151 hal.
Handoko HT. 1995. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta
(ID): Balai Pustaka. 426 hal.
Heizer J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi (Terjemahan). Jakarta (ID):
Salemba Empat.
Indroprasto, et al. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan Produk dengan Metode
EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisienkan Biaya
Persediaan. Surabaya (ID). Jurnal Tekhnik ITS. 1:1-5.
Indrajit ER. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta (ID): Grasindo.
Miftakhirodhiyah, L. 1999. Model Pengendalian Sediaan Bahan Baku untuk
Produk Udang Beku di PT. Lola Mina, Muara Baru, Jakarta [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Mutiara, et al. 2014. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka
pada Industri Mebel dengan Menggukan Metode EOQ ( Studi Kasus pada
UD. Batu Zaman ). Manado (ID). Jurnal Ilmiah. 1:3.
Rangkuti F. 2007. Manajemen Persediaan Aplikasi di bidang Bisnis, Man