Karakteristik Pendidikan Dan Kesehatan Nelayan Payang Di Palabuhanratu, Jawa Barat

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
NELAYAN PAYANG DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT

ZEANY CAHYARI GINTING

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik
Pendidikan dan Kesehatan Nelayan Payang di Palabuhanratu, Jawa Barat adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2015

Zeany Cahyari Ginting
NIM C44110014

ABSTRAK
ZEANY CAHYARI GINTING. Karakteristik Pendidikan dan Kesehatan Nelayan
Payang di Palabuhanratu, Jawa Barat. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO
dan MUSTARUDDIN.
Perikanan payang di Palabuhanratu terus mengalami penurunan dari tahun
ke tahun, dalam pengoperasiannya rata-rata merupakan skala kecil dengan jumlah
ABK yang cukup banyak dalam satu kapal, dan hal ini tentunya akan mempunyai
permasalahan tersendiri sehingga akan mempengaruhi karakteristik sosial nelayan
payang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik sosial nelayan
payang di Palabuhanratu yang diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal,
pendidikan non formal, serta kesehatan dan menganalisis pengaruh karakteristik
sosial nelayan terhadap kegiatan perikanan payang di Palabuhanratu. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana. Hasil
analisis menunjukkan karakteristik sosial nelayan payang dilihat dari pendidikan
formal, pendidikan informal, dan kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar
masih memiliki pendidikan yang rendah yaitu Sekolah Dasar, menganggap

pelatihan tidak penting untuk dilaksanakan, serta jarang mengalami kondisi tidak
sehat. Semua faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik sosial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap perikanan payang yaitu tingkat pendidikan
(KR = 0,196, sig = 0,000), urgensi pelatihan (KR = 0,109, sig = 0,010), dan
tingkat kesehatan (KR = 0,164).
Kata kunci: Palabuhanratu, karakteristik sosial nelayan, payang

ABSTRACT
ZEANY CAHYARI GINTING. Education and Health Characteristics of Payang
Fishermen in Palabuhanratu, West Java. Supervised by SUGENG HARI
WISUDO and MUSTARUDDIN.
Payang fisheries in Palabuhanratu continues to decline from year to year,
the average operation is a small scale with much crew in one boat, and it certainly
will have its own problems that will affect the social characteristics of payang
fishing. This study aimed to identify the social characteristics of payang fishermen
in Palabuhanratu based on the level of formal education, informal education, and
health and to analyze the influence of the social characteristics of fishermen on
payang fishing activities in Palabuhanratu. The method used in this study was
descriptive method with a case study research. Descriptive analysis and simple
regression analysis were used in this research.The analysis shows the social

characteristics of payang fishermen seen from formal education, informal
education, and health shows that most still have lower education are primary
schools, consider training is not important to be implemented, and rarely has a bad
condition. All the factors associated with social characteristics have a
significant positive effect on payang fisheries is the level of education (KR =
0.196, sig = 0.000), the urgency of training (KR = 0.109, sig = 0.010), and the
level of health (KR = 0.164).
Keywords: Palabuhanratu, social characteristics of fishermen, seine net

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
NELAYAN PAYANG DI PALABUHANRATU, JAWA BARAT

ZEANY CAHYARI GINTING

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi berjudul “Karakteristik
Pendidikan dan Kesehatan Nelayan Payang di Palabuhanratu, Jawa Barat” dapat
diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama
kepada
1.
Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi dan Dr Mustaruddin, STP selaku Komisi
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini;
2.
Dr Fis Purwangka, SPi MSi yang telah memberikan ilmu dan saran terbaik
bagi penulis;

3.
Bapak dan Ibu dosen di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk ilmu
yang diberikan, khususnya Retno Muninggar, SPi ME selaku dosen penguji dan
Dr Iin Solihin, SPi MSi yang mewakili Komisi Pendidikan;
4.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi beserta staf,
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu beserta staf yang telah
membantu di lapangan selama penelitian;
5.
Keluarga atas kasih sayang, pengertian, kesabaran, teladan, doa, saran, bantuan
dan dukungannya;
6.
Sahabat terbaik Bovi Mutiara Sofi atas bantuan, dukungan, doa, saran, dan
pengertiannya;
7.
Seluruh teman-teman, khususnya PSP 48 (Eka Indri, Natalia Widya, Slamet
Achrody, Wawan Dedi, Vinda Hadianti, Rista Devi, Kurniati, Tri Putri,
Rochmaniah, Adinda) atas bantuan, dukungan, doa dan keceriaan yang
senantiasa berlimpah;

8.
Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Bogor, Maret 2015
Zeany Cahyari Ginting

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE


2

Tempat dan Waktu

2

Bahan Alat Penelitian

2

Metode Penelitian

2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN DAN SARAN

5

5
13
16

Simpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN

18


RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1 Jumlah prasarana pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu
tahun 2013
2 Jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Palabuhanratu
tahun 2013
3 Hasil uji ANOVA
4 Hasil uji koefisien regresi

6
7
12
12

DAFTAR GAMBAR
1
2

3
4
5
6
7
8
9

Peta lokasi penelitian
Jumlah armada perikanan payang tahun 2009-2013
Jumlah nelayan payang tahun 2009-2013
Sebaran umur nelayan payang
Tingkat pendidikan nelayan payang
Tingkat urgensi pendidikan informal (pelatihan/kursus)
Kesehatan nelayan payang
Kemudahan nelayan payang mendapatkan pelayanan kesehatan
Tingkat biaya berobat nelayan payang

2
7
8
8
9
9
10
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1 Konstruksi alat tangkap payang di Palabuhanratu
2 Pemberian skor untuk skala likert
3 Regresi sederhana dengan menggunakan SPSS (Statistic Product
and Service Solution) 22.0 for windows
4 Kegiatan perikanan payang di Palabuhanratu

18
19
21
24

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu merupakan pusat
aktivitas perikanan di Kabupaten Sukabumi. Armada penangkapan ikan di
Palabuhanratu terdiri dari berbagai jenis seperti armada payang yang terus
mengalami penurunan. Menurut data statistik PPN Palabuhanratu (2013), armada
perikanan payang pada tahun 2009 berjumlah 75 unit dan pada tahun 2013
berjumlah 70 unit. Penurunan armada penangkapan payang diduga berdampak
terhadap penurunan jumlah nelayan payang di Palabuhanratu.
Perikanan payang yang dioperasikan di Palabuhanratu umumnya berskala
kecil, namun demikian setiap unit payang tersebut menyerap banyak tenaga kerja
yaitu mencapai 15-25 orang (Saptaji 2005). Hal ini tentunya akan mempunyai
permasalahan tersendiri sehingga mempengaruhi karakteristik sosial nelayan
payang. Karakteristik sosial masyarakat nelayan ini dapat diukur melalui tingkat
pendidikan nelayan, kondisi tempat tinggal, kondisi kesehatan, ketersediaan
sarana dan prasarana penangkapan ikan dan tingkat penerapan teknologi (Herdian
2003).
Menurut Rambe (2004) pendidikan dan kesehatan merupakan bagian dari
faktor sosial yang berpengaruh penting terhadap kesejahteraan nelayan. Sekian
banyak masyarakat nelayan hanya sedikit yang dapat melanjutkan atau
menamatkan sekolah lanjutan atas. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena
pekerjaan sebagai nelayan seperti yang diungkapkan Karnadji (1989) umumnya
tidak memperhatikan faktor-faktor pendidikan. Sebagian nelayan yang penting
adalah fisik yang kuat untuk melakukan pekerjaan yang berat saat melaut.
Sehubungan dengan hal-hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Karakteristik Pendidikan dan Kesehatan Nelayan Payang di
Palabuhanratu, Jawa Barat”.
Perumusan Masalah
Perikanan payang di Palabuhanratu dalam melakukan pengoperasian
menyerap banyak tenaga kerja dengan jumlah ABK 15-25 orang. Namun dari
tahun 2009-2013 armada payang terus mengalami penurunan produksi akibat
sumberdaya ikan yang terus menurun. Ini memicu pertanyaan apakah dengan
banyaknya tenaga kerja yang diserap dalam satu kapal payang serta penurunan
armada payang diduga akan mengurangi pendapatan nelayan payang yang diukur
berdasarkan aspek pendidikan formal, pendidikan informal, serta kesehatan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Mengidentifikasi karakteristik sosial nelayan payang di Palabuhanratu yang
diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal, pendidikan informal, serta
kesehatan.
2)
Menganalisis pengaruh karakteristik sosial nelayan terhadap kegiatan
perikanan payang di Palabuhanratu.

2
Manfaat Penelitian
1)
2)

Manfaat penelitian ini adalah:
Menambah khasanah ilmu dan wawasan bagi penulis tentang karakteristik
sosial nelayan, khususnya nelayan payang; dan
Menyediakan informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang perikanan.

METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini bertempat di Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi,
Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data lapangan dimulai pada bulan Agustus
sampai dengan Oktober 2014. Peta lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian
Bahan Alat Penelitian
1.
2.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Kuesioner untuk nelayan
Kamera untuk dokumentasi
Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Satuan kasus yang digunakan yaitu nelayan payang yang
melakukan operasi penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang langsung dikumpulkan di lapangan melalui wawancara
berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan.

3
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu:
1) Aspek Pendidikan Formal
a.
Tingkat Pendidikan
b.
Urgensi Pendidikan
c.
Dana Pendidikan
2) Aspek Pendidikan Informal
a.
Urgensi Pelatihan
b.
Dana Pelatihan
3) Aspek Kesehatan
a.
Urgensi Kesehatan
b.
Dana Kesehatan
c.
Biaya Berobat
d.
Jarak Berobat
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, misalkan literatur, dokumen,
laporan tahunan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi,
meliputi:
1)
Jumlah kapal, alat tangkap, dan jumlah nelayan payang;
2)
Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis, jumlah sarana
pendidikan serta kesehatan di Kabupaten Sukabumi.
Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah non-probability sampling.
Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi responden. Teknik non-probability sampling yang digunakan
adalah convenience sampling. Teknik convenience sampling merupakan teknik
dimana elemen populasi dipilih berdasarkan kemudahan dan kesediaan untuk menjadi
sampel (Simamora 2004). Prosedurnya semata-mata langsung menghubungi unit-unit
penarikan sampel yang mudah dijumpai dan tersedia untuk dijadikan responden.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 35 orang sedangkan jumlah populasi nelayan
payang di Palabuhanratu adalah 713 orang pada tahun 2013. Penentuan jumlah
responden didasarkan pada pedoman penentuan sampel menurut Gaspersz (1992)
yang menyebutkan bahwa ukuran sampel dapat diwakili oleh 5-10% dari jumlah
populasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif serta analisis regresi linear sederhana.
1)

Analisis deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk memudahkan proses pengolahan dan
analisis data baik kualitatif maupun kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan
metode penelitian yang menggambarkan kondisi aktual yang telah diketahui
melalui pengumpulan data dan selanjutnya menganalisis masalah yang ada sesuai
dengan gambaran kondisi aktual yang telah dilakukan.
2)

Analisis regresi sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap karakteristik sosial nelayan payang di Palabuhanratu
yang diukur berdasarkan pendidikan formal, pendidikan non formal, serta

4
kesehatan. Sarwono (2011) menyatakan regresi sederhana berguna untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan
memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Model
persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Y = a + bX
dimana:
Y adalah variabel dependen (tak bebas) yaitu pendapatan
X adalah variabel Independen (bebas) yaitu tingkat pendidikan formal,
urgensi pendidikan informal, tingkat kesehatan
a adalah penduga bagi intercept
b adalah penduga bagi koefisien regresi (β)
Koefisien Determinasi (R²)
Sarwono (2011) menyatakan koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui besarnya variabilitas variabel tergantung yang dapat diterangkan
dengan menggunakan variabel bebas. Nilai R² berkisar antara 0-1, semakin
mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat.
Hipotesis dan Tingkat Signifikansi (p)
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu
tingkat signifikansi atau probability of significancy (α) dan tingkat kepercayaan
atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang
menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan
0,1. Tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu
kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat signifikasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah < 0,05 (tingkat kepercayaan > 95%),
yaitu tingkat dimana lebih dari 95% nilai sample akan mewakili nilai populasinya
atau peluang salah menyatakan tidak mewakili kurang dari 5 %. Berkaitan dengan
analisis pengaruh yang akan dilakukan dalam uji regresi, maka pedoman yang
digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa jika hipotesis yang diusulkan
(Sarwono 2011) :
1.
Jika F hitung (Fo) > F tabel, maka H0 ditolak H1 diterima
2.
Jika F hitung (Fo) < F tabel, maka H0 diterima H1 ditolak
Skala Likert
Skala jenis Likert merupakan sejumlah pernyataan yang bergradasi dari
positif sampai dengan negatif, misalnya penting-tidak penting, sering-tidak sering,
dan baik-tidak baik. Skala likert digunakan untuk mengubah data kualitatif
menjadi data kuantitatif. Persetujuan responden terhadap pernyataan positif (yang
menyenangkan) diangap sama derajatnya dengan persetujuan responden terhadap
pernyataan negatif (yang tidak menyenangkan) (Windiyani 2012). Pada kuesioner
penelitian, responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap ukuran
kuantitatif dalam skala likert. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan empat
skala yang diberi skor tertentu sesuai dengan tingkat skalanya. Variabel yang
diukur untuk aspek pendidikan formal adalah tingkat pendidikan, untuk aspek

5
pendidikan informal adalah urgensi pelatihan, dan untuk aspek kesehatan adalah
tingkat kesehatan. Rincian skor dan skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan
Nilai = 4 SMA
Nilai = 3 SMP
Nilai = 2 SD
Nilai = 1 Tidak sekolah
b. Urgensi pelatihan
Nilai = 4 Sangat penting
Nilai = 3 Penting
Nilai = 2 Cukup penting
Nilai = 1 Tidak penting
c. Tingkat kesehatan
Nilai = 4 Tidak pernah sakit
Nilai = 3 Jarang sakit
Nilai = 2 Kadang-kadang sakit
Nilai = 1 Sering sakit

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Keadaan Umum Daerah Penelitian
Keadaan Umum Palabuhanratu
Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi. Secara geografis
wilayah Palabuhanratu berada pada 106º31' BT-106º37' BT dan antara 6°57' LS7°04' LS sedangkan secara administratif wilayah Palabuhanratu meliputi dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Palabuhanratu dan Kecamatan Simpenan.
Kecamatan Palabuhanratu memiliki luas wilayah sebesar 7.580.591 ha, terbagi
menjadi 10 desa, yaitu Palabuhanratu, Citepus, Citarik, Buniwangi, Cibodas,
Cikadu, Tonjong, Pasirsuren, Jayati, dan Cimanggu. Batas-batas wilayah
Kecamatan Palabuhanratu secara administratif yaitu (Kecamatan Palabuhanratu
2013):
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cikidang
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpenan
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Bantar Gadung
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia
Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Palabuhanratu pada tahun 2014 mencapai
110.562 jiwa. Dari seluruh desa, kepadatan tertinggi terdapat di Desa
Palabuhanratu yaitu sebanyak 16.765 jiwa sedangkan yang terendah terdapat di
Desa Buniwangi yaitu sebanyak 2.376 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki pada
tahun 2014 sebanyak 54.989 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 55.573
jiwa. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang berprofesi

6
sebagai nelayan di Kecamatan Palabuhanratu sebanyak 2.149 jiwa (Kecamatan
Palabuhanratu 2014).
Pendidikan
Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu sampai saat ini
telah ada dari tingkat dasar sampai lanjutan atas. Jumlah sarana pendidikan di
Kecamatan Palabuhanratu secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Jumlah prasarana pendidikan di Kecamatan Palabuhanratu tahun 2013
Pengajar
No
Sarana Pendidikan
Jumlah (unit)
Murid (orang)
(orang)
1 Taman Kanak-kanak
5
15
500
2 SD
SD Negeri
33
231
6,873
Madrasah/Ibtidaiyah Negeri
12
72
3,487
SD Swasta Umum
1
7
200
3 SLTP
SLTP Negeri
3
65
1,114
Madrasah/Tsanawiyah Negeri
8
80
4,249
SLTP Swasta Umum
8
50
600
4 SMU
SMU Negeri
1
30
712
Madrasah/Aliyah Negeri
1
16
680
5 Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi Negeri
0
0
0
Perguruan Tinggi Swasta
5
15
130
Sumber : Kecamatan Palabuhanratu, 2013
Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Palabuhanratu terdiri dari 6 jenis
fasilitas. Jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Palabuhanratu secara rinci dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

7
Tabel 2 Jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan Palabuhanratu tahun 2013
No
Jenis Fasilitas
Jumlah
1
2
Rumah Bersalin (unit)
2
2
Puskesmas (unit)
2
Dokter (orang)
6
Perawat (orang)
9
Bidan (orang)
3
6
Puskesmas Pembantu (unit)
0
Dokter (orang)
6
Perawat (orang)
6
Bidan (orang)
4
Prakterk Dokter
6
Dokter Umum (orang)
1
Dokter Anak (orang)
1
Dokter Kebidanan (orang)
0
Dokter Kulit/Kelamin (orang)
1
Dokter Ahli Lainnya (orang)
5
1
Dukun Khitan/Sunat
6
25
Dukun Bayi
7
5
Apotik/Depot obat
Sumber : Kecamatan Palabuhanratu, 2013
Kondisi perikanan payang PPN Palabuhanratu

Kapal payang
(unit)

Armada Perikanan Payang
Armada perikanan payang di PPN Palabuhanratu mengalami perubahan
jumlah di setiap tahunnya. Jumlah armada mengalami penurunan dari tahun 2009
sebanyak 75 unit menjadi 70 unit pada tahun 2013. Perkembangan armada
perikanan payang di PPN Palabuhanratu tahun 2009-2013 dapat dilihat pada
Gambar 2.
80
60
40
20
2009

2010

2011

2012

2013

Gambar 2 Jumlah armada perikanan payang tahun 2009-2013
Nelayan Payang
Penurunan jumlah armada payang akan berdampak pada penurunan
jumlah nelayan payang. Jumlah nelayan payang di PPN Palabuhanratu yang
menggunakan perahu motor tempel menurun dari tahun 2009 sebanyak 1.138

8

Nelayan payang
(orang)

orang menjadi sebanyak 713 orang pada tahun 2013. Perkembangan jumlah
nelayan payang di PPN Palabuhanratu tahun 2009-2013 secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.
1.500
1.000
500
2009

2010

2011

2012

2013

Gambar 3 Jumlah nelayan payang tahun 2009-2013
Karakteristik Sosial Nelayan Payang
Nelayan yang menjadi payang dalam penelitian ini adalah nelayan yang
mengoperasikan alat penangkapan ikan payang di PPN Palabuhanratu. Berikut
merupakan penjelasan lebih rinci mengenai karakteristik sosial nelayan payang:
1) Umur
Umur nelayan payang dikelompokkan menjadi lima kelompok umur, yaitu
umur kurang dari 30 tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun dan diatas 45
tahun. Menurut BPS (2003), umur produktif manusia adalah umur 15-64 tahun.
Berdasarkan Tabel 6, semua nelayan payang termasuk dalam umur produktif.
Umur tertua nelayan payang yaitu 64 tahun, sedangkan umur termuda yaitu 18
tahun. Sebaran nelayan payang berdasarkan umur dapat dilihat pada Gambar 4.

>45
29%
40-44
9%
35-39
11%

5 km

3-5 km

< 3 km

Gambar 8 Kemudahan nelayan payang mendapatkan pelayanan kesehatan

11

Nelayan payang
(orang)

35
25
15
5
-5

>75.000

50.000-75.000 25.000-50.000

F tabel (25,142 > 3,294) maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Artinya jumlah pendapatan berpengaruh terhadap pendidikan formal, pendidikan
informal, dan kesehatan. Hasil uji Anova secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3 di
bawah ini.
Tabel 3 Hasil uji ANOVA
Hasil uji ANOVA
Sig

0,000

F Hitung

25,142

F Tabel

3,294

Adapun pengaruh setiap variabel pendidikan dan kesehatan nelayan yang
digunakan terhadap perikanan payang disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel
4 diperoleh konstanta regresi sebesar 1,420 yang artinya besarnya tingkat
pendapatan saat nilai X (tingkat pendidikan, urgensi pelatihan, dan tingkat
kesehatan) konstan. Pada tabel tingkat signifikansi tingkat pendidikan nelayan
berpengaruh positif terhadap kegiatan perikanan payang yaitu dengan koefisien
0,196, pengaruh tersebut bersifat signifikan karena mempunyai nilai sig sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa naik turunnya tingkat pendidikan nelayan akan
terasa dampaknya secara nyata terhadap pendapatan yang didapatkan oleh nelayan.
Hal yang sama terjadi pada urgensi pelatihan yang memiliki pengaruh positif
dengan koefisien sebesar 0,109 dan angka probabilitas yaitu 0,010. Tingkat
kesehatan memiliki koefisien regresi positif yaitu 0,164 dengan tingkat
signifikansi 0,002. Ketika tingkat kesehatan nelayan meningkat maka pendapatan
nelayan cenderung akan meningkat. Hasil uji koefisien regresi secara rinci dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 4 Hasil uji koefisien regresi
Hasil uji koefisien regresi
Konstanta regresi

1,420
Model

Koefisien regresi

Sig

Tingkat pendidikan
Urgensi pelatihan

0,196
0,109

0,000
0,010

Tingkat kesehatan

0,164

0,002

13
Pembahasan
Menurut Badan Standardisasi Nasional (2005), payang merupakan salah
satu pukat tarik yang pengoperasiannya menggunakan satu kapal. Menurut SNI
yang dikeluarkan oleh BSN tersebut, payang memiliki beberapa bagian,
diantaranya sayap atau kaki jaring (wing) yang terdiri atas sayap atas (upper wing)
dan sayap bawah (lower wing), medan jaring bawah (bosoom), badan jaring
(body), kantong jaring (cod end), tali ris atas (head rope), tali ris bawah (ground
rope), dan tali selambar (warp rope). Konstruksi alat tangkap payang di
Palabuhanratu secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1. Armada payang di
Palabuhanratu merupakan armada yang penggunaannya terus menurun selama 5
tahun terakhir mulai dari tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 jumlah armada
payang yaitu 75 unit dan pada tahun 2013 yaitu 70 unit. Penurunan armada ini
juga diimbangi dengan penurunan jumlah nelayan payang. Pada tahun 2009
jumlah nelayan payang Palabuhanratu adalah 1.138 nelayan dan pada tahun 2013
menurun menjadi 713 nelayan (PPN Palabuhanratu 2013). Menurut nelayan
Palabuhanratu penurunan penggunaan alat tangkap payang disebabkan oleh
meningkatnya jumlah unit penangkapan yang menggunakan rumpon, sehingga
meningkat pula usaha dalam memperoleh hasil tangkapan sementara sumberdaya
ikan tetap terbatas. Berdasarkan data umur nelayan payang, semua nelayan
payang Palabuhanratu termasuk dalam umur produktif manusia. Sebanyak 37%
nelayan payang berumur