Fermentabilitas Rumen, Kecernaan Dan Performa Domba Dara Dengan Sumber Energi Karbohidrat Dan Lemak

FERMENTABILITAS RUMEN, KECERNAAN DAN
PERFORMA DOMBA DARA DENGAN SUMBER
ENERGI KARBOHIDRAT DAN LEMAK

NUR LAILATUL YUKTIANI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Fermentabilitas
Rumen, Kecernaan dan Performa Domba Dara dengan Sumber Energi
Karbohidrat dan Lemak adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Nur Lailatul Yuktiani
NIM D24110010

ABSTRAK
NUR LAILATUL YUKTIANI. Fermentabilitas Rumen, Kecernaan dan Performa
Domba Dara dengan Sumber Energi Karbohidrat dan Lemak. Dibimbing oleh
KOMANG G. WIRYAWAN dan LILIS KHOTIJAH.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh pemberian sumber energi
karbohidrat dan lemak pada ransum domba dara terhadap performa, kecernaan
dan fermentabilitas rumen. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan mengunakan 3 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Pakan dasar yang
diberikan berupa rumput dan lacto B dengan perlakuan ransum yaitu P0= pakan
dasar+jagung+susu skim, P1= pakan dasar + 4% minyak bunga matahari, P2=
pakan dasar+4% minyak kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap Pertambahan Bobot
Badan Harian (PBBH), kecernaan bahan kering dan bahan organik, pH rumen,
populasi total bakteri rumen, konsentrasi VFA (volatile fatty acids) dan N-NH3

(Amonia), namun memberikan pengaruh nyata pada konsumsi bahan kering dan
bahan organik serta populasi protozoa rumen. Dapat disimpulkan bahwa
pemberian minyak bunga matahari dan minyak kelapa menurunkan konsumsi
pakan dan populasi protozoa rumen namun tidak mempengaruhi performa dan
fermentasi rumen secara umum.
Kata kunci: domba dara, kecernaan, mikroba rumen, sumber energi

ABSTRACT
NUR LAILATUL YUKTIANI. Rumen Fermentability, Performance and
Digestibility on Sheep with Carbohydrate and Fat as Energy Sources. Supervised
by KOMANG G. WIRYAWAN and LILIS KHOTIJAH.
This research aimed to evaluate the effect of carbohydrate and fat as energy
sources on sheep performance, digestibility and rumen fermentability. There were
12 ewes, aged 4 months old with average body weight of 17.08±1.443 kg used in
the experiment in a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 4
replications and conducted for 8 weeks. Basal diet contained grass and Lacto B
and the treatments were P0= basal diet + corn + skim milk powder, P1= basal diet
+ sunflower oil, and P2= basal diet + coconut oil. Data were analyzed by ANOVA
(Analysis of Variance) and continued with Duncan test. The results showed that
the treatment did not significantly affect body weight gain, feed efficiency, dry

matter and organic matter digestibility, pH value, total VFA (volatile fatty acids),
N-NH3 (ammonia), rumen bacterial population but significantly affected
consumption of dry matter, organic matter and rumen protozoa population. It can
be concluded that coconut oil (CO) on ewes diet can decrease consumption of dry
matter, organic matter and rumen protozoa population, meanwhile sunflower seed
oil (SFO) on ewes diet can decrease rumen protozoa population.
Keywords: digestibility, ewes, energy sources, rumen microbes

FERMENTABILITAS RUMEN, KECERNAAN DAN
PERFORMA DOMBA DARA DENGAN SUMBER
ENERGI KARBOHIDRAT DAN LEMAK

NUR LAILATUL YUKTIANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Bismillahirrohmannirrohim, segala puji dan syukur kepada Ilahi Robbi yang
menganugerahkan limpahan rahmat dan karunia sehingga Penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Fermentabilitas Rumen, Kecernaan dan
Performa Domba Dara dengan Sumber Energi Karbohidrat dan Lemak yang
dilaksanakan bulan Desember 2014 hingga Maret 2015. Sholawat dan salam
untuk Rosululloh Muhammad SAW yang menjadi teladan terbaik untuk seluruh
ummat manusia. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian sumber
energi berupa karbohidrat dan lemak pada ransum domba dara terhadap performa,
kecernaan dan fermentabilitas rumen. Penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangsih ilmu dan manfaat, khususnya bagi penulis dan pada pembaca secara

umum, Amin.

Bogor, Agustus 2015

Nur Lailatul Yuktiani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
METODE
Lokasi dan Waktu
Bahan
Alat
Prosedur
Peubah yang diukur
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi ransum dan kecernaan pakan
Pertambahan bobot badan harian dan konversi pakan

Nilai pH cairan rumen
Populasi mikroba rumen
Produksi Volatill Fatty Acid (VFA)
Konsentrasi amonia (NH3)
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
x
1
2
2
2
3
3
5
7
7

7
8
9
10
11
12
13
13
16
19

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8


Komposisi bahan baku penyusun konsentrat
Kandungan zat makanan ransum perlakuan
Rataan konsumsi ransum dan kecernaan pakan
Rataan Pertambahan bobot badan harian dan konversi pakan
Rataan nilai pH cairan rumen
Rataan populasi mikroba rumen
Rataan produksi VFA total
Rataan konsentrasi NH3

3
3
7
8
9
10
11
12

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Hasil sidik ragam konsumsi bahan kering (BK)
Uji lanjut Duncan konsumsi bahan organik (BK)
Hasil sidik ragam konsumsi bahan organik (BO)
Uji lanjut Duncan konsumsi bahan organik (BO)
Hasil sidik ragam kecernaan bahan kering (BK)

Hasil sidik ragam kecernaan bahan organik (BO)
Hasil sidik ragam pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Hasil sidik ragam konversi pakan
Hasil sidik ragam derajat keasaman (pH)
Hasil sidik ragam total populasi protozoa
Uji lanjut Duncan total populasi protozoa
Hasil sidik ragam total populasi total bakteri
Hasil sidik ragam produksi VFA
Hasil sidik ragam konsentrasi NH3

16
16
16
16
16
17
17
17
17
17

18
18
18
18

PENDAHULUAN
Karakteristik domba yang mempunyai sifat prolifik serta mudah beradaptasi
menjadikan ternak ini potensial dikembangkan di Indonesia. Populasi domba di
Indonesia tahun 2014 mencapai 15 715 613 ekor dengan penyebaran terbesarnya
di Pulau Jawa yaitu provinsi Jawa Barat dengan persen pertumbuhan selama lima
tahun terakhir yaitu 5.29 % (Deptan 2014). Pakan menjadi salah satu yang
berpengaruh terhadap produktivitas domba, ketersediaan pakan yang lengkap
nutriennya akan menghasilkan tingkat produktivitas domba yang bagus, pakan
pada ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi dan
reproduksi. Domba dara membutuhkan energi yang cukup dalam meningkatkan
bobot badan yang akan berdampak pada percepatan pencapaian bobot dewasa
kelamin. Pemberian pakan ekstra pada domba dara selama dua hingga tiga
minggu sebelum dikawinkan (Flushing) dapat diberikan dengan cara pemberian
pakan yang tinggi energi. Kekurangan energi pada ternak muda akan menghambat
pertumbuhan dan pencapaian dewasa kelamin (Sudarman et al. 2008).
Komponen nutrisi yang dapat digunakan sebagai sumber energi adalah
karbohidrat, lemak dan protein. Bahan pakan yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi dapat berasal dari jagung. Penggunaan jagung sebagai bahan
pakan tidak dibatasi oleh adanya kandungan antinutrisi sehingga dapat diberikan
pada domba dara untuk mencapai bobot dewasa kelamin. Kebutuhan energi tidak
hanya dapat dipenuhi dengan karbohidrat, namun bisa menggunakan sumber lain
salah satunya dengan penambahan lemak. Lemak berfungsi sebagai sumber energi
yang berdensitas tinggi, menurut NRC (2007) energi lemak mencapai dua kali
lebih besar daripada karbohidrat. Lemak yang diberikan diharapkan mampu
mencukupi kebutuhan energi untuk pencapaian dewasa kelamin. Lemak dapat
dipenuhi dari minyak yang berasal dari minyak nabati, pemberian minyak bunga
matahari dan minyak kelapa pada ransum merupakan salah satu perlakuan
flushing. Salah satu minyak yang sudah dikaji untuk memenuhi kebutuhan domba
induk adalah minyak bunga matahari yang termasuk kedalam asam lemak tidak
jenuh. Penambahan minyak bunga matahari dalam ransum dapat memperbaiki
reproduksi dan produktivitas domba (Khotijah et al. 2014).
Minyak bunga matahari mengandung asam lemak tidak jenuh yang terdiri
atas asam laurat 0.08%, asam linoleat 6.13% dan asam oleat 46.14% (Sitoresmi et
al. 2009). Penambahan minyak bunga matahari pada level 4% dalam ransum
menunjukkan performa reproduksi dan produktivitas domba yang terbaik
(Khotijah 2014). Minyak kelapa mengandung energi yang tidak jauh berbeda
dengan minyak bunga matahari dengan sumber asam lemak yang berbeda yaitu
asam lemak jenuh. Minyak kelapa mengandung asam lemak jenuh yang terdiri
atas 25.47% asam laurat, 0.04% asam oleat dan 2.36% linoleat (Sitoresmi et al.
2009). Kandungan terbesar dalam minyak kelapa adalah asam laurat, dimana
menurut Boyer (2002) asam laurat dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah yang diharapkan dapat membantu pembentukan hormon steroid selama
siklus reproduksi domba dara.
Penggunaan minyak selain sebagai sumber energi diharapkan mampu
mempercepat estrus dan ketahanan tubuh domba dara dari kandungan asam
lemaknya, namun penggunaan minyak yang berlebih akan berpotensi untuk

2
mengganggu sistem fermentasi dalam rumen sehingga dapat mempengaruhi
proses kecernaan. Berdasarkan Khotijah et al. (2014) penggunaan 4% minyak
bunga matahari pada ternak domba garut fase dara sampai laktasi tidak
mempengaruhi sistem fermentasi rumen serta dapat meningkatkan terjadinya
kelahiran kembar.
Penggunaan jagung, minyak bunga matahari dan minyak kelapa memiliki
kandungan sumber energi yang berbeda. Sumber energi yang berbeda dapat
mempengaruhi penyerapan energi di dalam ternak. Kecernaan bahan pakan
mencerminkan tingkat ketersediaan energi bagi ternak, sehingga dapat digunakan
untuk menilai kualitas pakan. Penggunaan sumber energi yang berbeda dalam
ransum dapat digunakan dalam sistem flushing, namun memerlukaan adanya
evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh pemberian
sumber energi berupa karbohidrat dan lemak pada ransum domba dara terhadap
performa, kecernaan dan fermentabilitas rumen.

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang (Kandang A) Ilmu
Nutrisi Ternak dan Daging Kerja; Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Perah;
Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi, Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB. Analisa uji total mikroba cairan
rumen di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Ilmu Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB pada bulan Desember 2014 sampai Maret
2015.

Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan adalah domba dara lokal berumur 4 bulan dengan
rata-rata bobot badan 17.08±1.443 kg sebanyak 12 ekor.
Pakan
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa konsentrat dan hijauan
dengan rasio 70:30 berdasarkan bahan kering. Pemberian pakan dibedakan
susunan ransum konsentratnya untuk setiap perlakuan dan disusun secara
isoenergi dan isoprotein. Pakan konsentrat terdiri atas konsentrat lacto B atau
pakan dasar (pollard, bungkil kopra, bungkil sawit, bungkil kedelai, onggok,
molasses, kalsium dan vitamin), tepung skim, jagung, minyak bunga matahari,
minyak kelapa dan pakan hijauan (Brachiaria humidicola). Komposisi bahan
baku penyusunan ransum konsentrat yang digunakan tercantum pada Tabel 1 dan
kandungan zat makanan ransum perlakuan tercantum dalam Tabel 2.

3
Tabel 1 Komposisi bahan baku penyusun ransum (% BK)
Perlakuan
Bahan Pakan
P0
P1
P2
-------------------%-----------------Brachiaria humidicola
30
30
30
Lacto B
35
66
66
Minyak bunga matahari
4
Minyak Kelapa
4
Jagung
31
Tepung Skim
4
P0= Pakan dasar +jagung+tepung susu skim; P1= Pakan dasar+4% minyak bunga matahari; P2=
Pakan dasar +4% minyak kelapa.

Tabel 2 Kandungan zat makanan ransum perlakuan (% BK)
Perlakuan
Kebutuhan
Kandungan zat
domba
makanan
P0
P1
P2
(NRC 2007)
BK
65.7
60.54
60.54
Protein Kasar
13.87
13.76
13.76
13.33
Lemak Kasar
3.34
7.53
7.53
Serat Kasar
16.07
19.20
19.20
Beta N
61.08
52.34
52.07
Abu
5.03
7.17
7.17
TDN
69.12
69.24
70.04
52.56
Calsium
0.56
0.65
0.65
0.4
Phospor
0.43
0.40
0.40
0.3
P0= Pakan dasar +jagung+tepung susu skim; P1= Pakan dasar+4% minyak bunga matahari; P2=
Pakan dasar +4% minyak kelapa; Beta N= Bahan ekstrak tanpa N; TDN= Total Digestible
Nutrient.

Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi kandang individu yang
dilengkapi tempat pakan dan air minum. Timbangan digital kapasitas 100 kg yang
berfungsi untuk penimbangan bobot badan dan timbangan digital kapasitas 3 kg
untuk menimbang pakan. Peralatan tambahan saat pengumpulan feses seperti
tempat penampung feses yang terbuat dari bambu dan kain kassa, baki
penampung feses, label, aluminium foil, nampan, sapu dan peralatan untuk
pengambilan cairan rumen (stomach tube, pompa vacum), labu erlemayer, botol
film, pipet, cawan petri, bulb, conway, counting chamber, mikroskop.

Prosedur
Pemeliharaan
Domba dipelihara menggunakan kandang individu yang dilengkapi dengan
tempat pakan dan minum. Pakan diberikan 3 kali sehari, yaitu pagi pukul 07.00

4
diberikan konsentrat, siang pukul 14.00 dan sore pukul 17.00 diberikan rumput,
sedangkan air diberikan secara ad libitum.
Pengumpulan feses
Pengumpulan feses dilakukan selama tujuh hari pada pemeliharaan minggu
ke-7 (McDonald et al. 2011). Sampel feses ditimbang sebagai bobot feses segar,
kemudian sampel feses diambil 10% dari total feses segar yang terkumpul setiap
harinya kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dan dimasukkan kedalam
oven 60 ˚C. Selanjutnya sampel ditimbang bobotnya, dikomposit dan dihaluskan.
Sampel yang sudah halus ditimbang menggunakan wadah cawan porselin
sebanyak 3 gr untuk dimasukkan kedalam oven 1050C kemudian ditimbang dan
dimasukkan kedalam tanur. Adapun perhitungan kecernaan dengan menggunakan
rumus
e en n
e en n

p k n

ng ikon m i
ee g
p k n ng ikon m i

00

p k n

ng ikon m i
ee g
p k n ng ikon m i

00

Pengambilan cairan rumen
Pengambilan cairan rumen dilakukan pada minggu ke-8 pemeliharaan, 4-5
jam setelah pemberian pakan dengan menggunakan alat stomach tube. Cairan
rumen yang digunakan untuk analisis protozoa diberi larutan Trypan Blue
Formaline Salin (TBFS), cairan rumen yang digunakan untuk analisis total bakteri
rumen, VFA (volatile fatty acid) dan NH3 (amonia) tidak diberi larutan apapun
namun dikondisikan pada tabung atau tempat sebagai penampung untuk menjaga
kondisi suhunya sebelum dianalisis.
Perhitungan populasi protozoa (Ogimoto dan Imai 1981)
Sampel cairan rumen yang telah ditetesi larutan TBFS sebanyak 1:1
dihomogenkan kemudian diteteskan pada counting chamber dan ditutup dengan
cover glass sampai rata setelah itu perhitungan populasi protozoa dilakukan
dibawah mikroskop. Jumlah populasi protozoa dihitung dengan menggunakan
rumus
Jumlah protozoa/ml = N x 1/0.0032 x FP
Keterangan
N = jumlah sel protozoa terhitung dalam 16 chamber
FP = Faktor Pengenceran

Perhitungan populasi bakteri total
Cairan rumen diambil menggunakan pipet 10 ml secara aseptis kedalam
kantong plastik steril dan dimasukkan kedalam 90 ml pengencer Butterfiel ’
Phosphate Buffer sebagai pengenceran101 dan pengenceran selanjutnya (102, 103,
104,dan seterusnya sesuai kebutuhan) dengan mengambil 1ml larutan sebelumnya
menggunakan pipet steril ke dalam 9ml pengencer. Kemudian pengencer
dihomogenkan dengan cairan rumen dengan vortek. Pipet 1ml dari setiap

5
pengenceran yang diinginkan kedalam cawan petri steril yang dilakukan sebanyak
dua kali ulangan. Kemudian dimasukkan kedalam cawan petri dan dituangkan
media PCA (Plate Count Agar) ke dalam cawan petri yang telah diberi cairan
rumen, lalu dihomogenkan dan dibiarkan membeku. Cawan yang sudah membeku
dimasukkan ke dalam jar anoxomat dalam posisi terbalik untuk membuat kondisi
anaerob sesuai dengan petunjuk pada sistem anoxomat.
Kemudian cawan diinkubasikan pada suhu 370C selama 48 jam dengan
posisi cawan terbalik untuk memudahkan dalam proses perhitungan. Perhitungan
populasi bakteri total mengunakan perhitungan koloni Standard Plate Count
(SPC), dimana perhitungan jumlah koloni pada cawan petri antara 25-250 koloni
(apabila jumlah koloni > 250 koloni dihitung sebagai TBUD (Terlalu Banyak
Untuk Dihitung). Adapun perhitungan populasi bakteri total rumen dengan
menggunakan rumus
n

l e Co n

C

ml h koloni p
[ n
0. n ]

n

Keterangan
N = jumlah koloni per ml atau per gram
n1 = jumlah koloni dari pengenceran ke-1 koloni yang dihitung
n2 = jumlah koloni dari pengenceran ke-2 koloni yang dihitung
d = pengenceran pertama yang dihitung

Peubah yang Diukur
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan diperoleh dengan menimbang jumlah yang diberikan dan
sisanya, dengan rumus
Konsumsi Pakan (g BK) = Jumlah yang diberikan (g BK)
Konsumsi Pakan (g BO) = Jumlah yang diberikan (g BO)

sisa pakan (g BK)
sisa pakan (g BO)

Keterangan: BK = Bahan Kering (g)
BO = Bahan Organik (g)

Pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Pengukuran Pertambahan Bobot Badan (PBB) dilakukan dengan
penimbangan ternak yang dilakukan setiap dua minggu sekali selama 8 minggu
penelitian, dengan perhitungan
PBB = (Bobot Badan akhir-Bobot Badan awal) / (Lama Penelitian)
Konversi pakan
Konversi pakan dihitung dari konsumsi bahan kering dibagi dengan
pertambahan bobot badan harian.
Nilai pH cairan rumen
Pengukuran pH cairan rumen menggunakan pH meter yang telah
distandarisasi dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Elektroda dibilas aquadest

6
dan dikeringkan dengan tissue dan kemudian dicelupkan ke dalam sampel cairan
rumen. Angka yang stabil pada alat pH meter merupakan nilai pH cairan rumen.
Konsentrasi VFA (volatile fatty acids) total (Steam distillation method)
Pengukuran konsentrasi VFA dimulai dengan mempersiapkan presscooker
yang diisi dengan aquadest sampai tanda maksimum dan air dalam keran dalam
keadaan mengalir sebagai pendingin. Kompor gas dinyalakan sehingga aquadest
yang ada dalam presscooker tersebut mendidih dan menghasilkan uap yang masuk
dalam tabung destilasi. Cairan rumen yang sudah disentrifius, supernatannya
dimasukkan sebanyak 5 ml ke dalam tabung destilasi dan erlenmayer yang berisi
5 ml NaOH 0.5 N dibawah selang penampung. Tabung destilasi yang sudah ada
larutan supernatannya dimasukkan 1ml H2SO4 15%.
Uap air panas akan mendesak VFA dan terkondeksi dalam pendingin dan air
yang terbentuk ditampung dalam erlemayer yang sudah terisi 5 ml NaOH 0.5 N
sampai ±250 ml. Kemudian air yang terbentuk diteteskan indikator Phenol Pthalin
(PP) sebanyak 2 tetes dan dititrasi dengan HCl 0.5000 N sampai warnanya
berubah dari merah menjadi merah mudah seulas (Tilley dan Terry 1963).
Produksi VFA total dihitung menggunakan rumus
mM VFA total = (a-b) x N HCl x 1000/5
Keterangan: a = volume titran blangko (ml)
b = volume titran contoh (ml)

Konsentrasi amonia (Conway micro diffusion method)
Konsentrasi amonia menggunakan metode Mikrodifusi Conway (General
Laboratory Procedures 1966) dimulai dengan mengoleskan vaselin pada bibir
cawan Conway beserta tutupnya. Kemudian cairan rumen yang sudah disentrifius,
supernatannya dimasukkan sebanyak 1ml pada salah satu ujung cawan Conway
dan larutan Na2CO3 jenuh sebanyak 1ml ditempatkan pada salah satu ujung cawan
Conway bersebelahan dengan supernatan lalu larutan asam borat berindikator
sebanyak 1ml ditempatkan dalan cawan kecil yang terletak ditengan cawan
Conway. Cawan conway ditutup rapat dan dipastikan kedap udara dihomogenkan
sehingga larutan Na2CO3 jenuh dengan supernatant bercampur merata. Setelah
±20 jam dalam suhu kamar tutup cawan dibuka dan asam borat berindikator
dititrasi dengan H2SO4 0.005 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah
terang. Konsentrasi amonia dihitung menggunakan rumus
Konsentrasi amonia (mM) = ml H2SO4 x N H2SO4 x 1000
Keterangan

ml H2SO4 = Hasil titrasi

7
Prosedur Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan pada
domba dara yaitu P0 (Pakan dasar+jagung+tepung susu skim), P1 (Pakan
dasar+4% minyak bunga matahari), P2 (Pakan dasar+4% minyak kelapa). Model
matematik dari rancangan tersebut sebagai berikut:
Yij = μ + ∂i

€ij

Keterangan
Yij : Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ : Rataan umum
∂I : Efek perlakuan ke-i
€ij : Error perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisa sidik ragam
(ANOVA) Steel dan Torrie (1991). Apabila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan
dengan uji duncan. Data populasi mikroba rumen telah ditransformasikan ke
dalam log.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Ransum dan Kecernaan Pakan
Pemberian karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi yang berbeda pada
setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p0.05) terhadap konsentrasi NH3. Konsentrasi
NH3 yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar dari 4.35 mM sampai 7.67 mM.
Menurut Sutardi et al. (1993) kadar NH3 optimum yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan mikroba berkisar antara 4.0 dan 11.0 mM. Tinggi
rendahnya nilai NH3 dapat disebabkan karena penggunaan sumber protein yang
sulit didegradasi sehingga akan menghasilkan konsentrasi NH3 yang rendah
begitupun sebaliknya semakin tinggi nilai NH3 yang dihasilkan semakin mudah
protein yang diberikan terdegradasi (McDonald et al. 2002). Perlakuan yang
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan perlakuan yang diberikan minyak sebagai sumber energi meskipun
hasilnya tidak segnifikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Beauchemin et al. (2007) bahwa penambahan 3.4% lemak dari biji bunga
matahari, tallow, dan bunga matahari menurunkan konsentrasi amonia
dibandingkan dengan kontrol (tanpa penambahan minyak) dan konsentrasi amonia
tidak berbeda nyata diantara jenis minyak yang berbeda.
Penggunaan jenis minyak yang berbeda juga tidak mempengaruhi rata-rata
konsentrasi amonia rumen berdasarkan hasil Sitoresmi et al. (2009) yang
menggunakan minyak minyak kelapa, biji bunga matahari, dan kelapa sawit
dengan berbagai level (0%; 2.5%; 5%; dan 7.5%) yang mengahasilkan rata-rata

13
konsentrasi amonia rumen (33.84 mg/100 ml; 33.57 mg/100 ml, dan 34.62
mg/100 ml). Pemberian sumber energi berupa karbohidrat dan minyak dalam
penelitian ini secara statistik tidak mempengaruhi konsentrasi NH3 karena
pemberian kadar protein pakan yang tidak jauh berbeda, dimana menurut Bata
(2005) faktor yang mempengaruhi konsentrasi NH3 adalah level protein, waktu
pemberian pakan, laju penyerapan dinding rumen.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian sumber energi berupa minyak bunga matahari yang
mengandung asam lemak tidak jenuh dan minyak kelapa yang mengandung asam
lemak jenuh menurunkan konsumsi pakan dan populasi protozoa rumen namun
tidak mempengaruhi performa dan fermentasi rumen secara umum.

Saran
Perlu dilakukan uji lanjut untuk menguji pengaruh penambahan minyak
bunga matahari dan minyak kelapa terhadap populasi bakteri secara spesifik serta
uji VFA parsial.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, Sutardi T, Toharmat T, Manalu W, Ramli N, Tanuwiri UH. 2007.
Respons terhadap suplementasi sabun mineral dan mineral organik serta
kacang kedelai sangrai pada Indikator fermentabilitas ransum dalam rumen
domba. J Med Pet. 30(3):63-70.
Arora SP. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia Edisi Indonesia.
Yogyakarta (ID): UGM Pr.
Bata M, SNO Suwandyastuti. 2005. The improving quality of concentrate diet
i h fib ol i enz me n i ’ effect on rumen metabolism and blood
parameter of fattening holstein male. J Anim Prod. 7(3): 127-134.
Beauchemin KA, McGinn SM, Petit HV. 2007. Methane abatement strategies for
cattle: lipid supplementation of diets.Canadian J Anim Sci. 87: 431-440.
Calsamigla S, Cardozo PW, Ferret A, Bach A. 2008. Changes in rumen microbial
fermentation are due to a combined effect of type of diet and pH. J Anim
Sci. 86:702-711.
Dehority BA, Tirabasso PA. 2004. Effect of feeding frequency on bacterial and
fungal concentration, pH, and other parameters in the rumen. J Anim Sci.
79: 2908-2912.
France J, Djikstra J. 2005. Quantitative Aspect for Ruminant Digestion and
Metabolism 2nd Ed. London (GB): CABI publishing.

14
[GLP] General Laboratory Procedures. 1966. Report of Dairy Science. Madison
(USA): University of Wisconsin.
Heinrichs AJ, Lascano GJ. 2009. Rumen fermentation pattern of dairy heifers fed
restricted amounts of low, medium, and high concentrate diets without and
with yeast culture. Liv Sci. 123 (1-3):48-57.
Hess BW, Moss GE, Rule DC. 2008. A decade of developments in the area of fat
supplementation research with beef cattle and sheep. J Anim Sci. 86:E188E204.
Hidayah N. 2014. Ketahanan Biohidrogenasi minyak nabati yang diproteksi
dengan metode sabun kalsium dan mikroenkapsulasi secara in vitro [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kamra DN. 2005. Rumen microbial ecosystem. J Curr Sci. 89: 124-135.
Kearl. 1982. Nutrien Reguirement of Ruminant in Developing Countries
Internasional Feedstuffs Institute. New York (US): Feedstuffs Institute.
Departemen Pertanian. 2014. Statistik Pertanian 2014. Jakarta (ID): Pusat Data
dan Sistem Informasi Kementrian Pertanian.
Khotijah L, Zulihar R, Setiadi MA, Wiryawan KG, Astuti DA. 2014.
Suplementasi minyak bunga matahari (Helianthus annuus) pada ransum
pra kawin terhadap konsumsi nutrient, penampilan dan karakteristik estrus
domba garut. J Med Pet. 19:9-16.
McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 2002. Animal Nutrition
6th Ed. Gosport (UK): Ashford Colour Pr Ltd.
McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA, Sinclar LA and
Wilkinson RG. 2011. Animal Nutrition 7th Ed. Gosport (UK): Ashford
Colour Pr Ltd.
[NRC] Nation Research Council. 2007. Nutrient Requirement of Sheep.
Washitong (US): Academic Pr.
Ogimoto K, Imai S. 1981. Atlas of Rumen Microbiology. Japan [JP] Scientific
Societies Pr.
Parakkasi A. 1995. Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminan. Jakarta (ID): UI Pr
Safitri R. 2010. Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi dan Kultur) [internet].
Jakarta (ID). Bapelkes Cikarang; [diunduh 2015 Mei 23]. Tersedia pada:
http://www.inforedia.com/2009/10/media-kultur-bakteri.html
Sakinah D. 2005. Kajian suplementasi probiotik bermineral terhadap produksi
VFA, NH3, dan kecernaan zat makanan pada domba [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Sianturi EM, Fuah AM, Wiryawan KG. 2006. Kajian penambahan ragi tape pada
pakan terhadap konsumsi, pertambahan bobot badan, rasio konversi pakan
dan mortalitas tikus (Rattus norvegicus). J Med Pet. 29(3): 155-161
Sitoresmi PD, Yusiati LM, Hartadi H. 2009. Pengaruh penambahan minyak
kelapa, minyak bunga matahari, dan minyak kelapa sawit terhadap
penurunan produksi gas methan di dalam rumen secara in-vitro. Buletin
Peternakan. 33(2):96-105.
Sudarman A, Wiryawan KG, Markhamah H. 2008. Penambahan sabun-kalsium
dari minyak ikan lemuru dalam ransum domba. J Med Pet. 31:166-171.
Sutardi T, Amirroenas, Tjakradidjaja AS, Dilaga SH, Jalaludin. 1993. Penggunaan
pod coklat dan leguminosa pohon serta suplementasi analog hidroksi
metion dan defaunasi pada rumininansia. Dipresentasikan dalam forum

15
komunikasi hasil penelitian bidang peternakan. 1993 Nov 23-25;
Yogyakarta, Indonesia.
Tanuwiria UH, Budinuryanto DC, Darodjah S, Putranto WS. 2006. Studi
suplemen kompleks mineral minyak dan mineral-organik dan pengaruhnya
terhadap fermentabilitas dan kecernaan ransum in vitro serta pertumbuhan
pada domba jantan. J Prot. 14: 2
Tilley JMA, Terry RA. 1963. A two stage technique for the in-vitro digestion of
forage crops. J Brit Grass Soc. 18: 104-111.
Yurleni, Rudy P, Eddy G, Wiryawan KG. 2013. Efektivitas minyak ikan lemuru
terproteksi terhadap populasi mikrob rumen dan fermentasinya pada
kerbau dan sapi. J Vet. 14 (3): 285-293.
Wina E, Susana IWR. 2013. Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan
produksi dan reproduksi ternak ruminansia. Wartazoa. 23(4):174-184.

16
Lampiran 1 Hasil sidik ragam konsumsi bahan kering (BK)
KT
Sumber
Db
JK
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
47076.71
23538.35
9.66017
Galat
9
21929.75
2436.64
Total
11
69006.45

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

Db= derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat; KT= Kuadrat Tengah; F-hitung= nilai F yang diperoleh
i h il pengol h n
; 0.05 h il pengol h n
eng n
f ke l h n ebe
5
α
0.05 ; 0.0
h il pengol h n
eng n
f ke l h n ebe
α 0.0 .

Lampiran 2 Uji lanjut Duncan konsumsi bahan kering (BK)
Perlakuan
2
1
0
Sig.

N
4
4
4

subset for alpha =0.05
1
275.2000

1.000

Lampiran 3 Hasil sidik ragam konsumsi bahan organik (BO)
JK
Sumber
Db
KT
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
46346.66
23173.33
12.21
Galat
9
17076.01
1897.33
Total
11
63422.67

2
396.3000
417.3000
0.562

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

Lampiran 4 Uji lanjut Duncan konsumsi bahan organik (BO)
Perlakuan

N

2
1
0
Sig.

4
4
4

subset for alpha =0.05
1
2
256.2000
355.2500
394.7500
1.000
0.243

Lampiran 5 Hasil sidik ragam kecernaan bahan kering (BK)
KT
Sumber
Db
JK
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
12.39
6.19
1.53
Galat
9
36.39
4.04
Total
11
48.79

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

17
Lampiran 6 Hasil sidik ragam kecernaan bahan organik (BO)
JK
KT
Sumber
Db
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
242.45 121.24
4.43
Galat
9
246.42
27.38
Total
11
488.87

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

Db= derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat; KT= Kuadrat Tengah; F-hitung= nilai F yang diperoleh
dari hasil pengolahan data; F0.05= hasil pengolahan data dengan taraf ke l h n ebe
5
α
0.05 ; 0.0
h il pengol h n
eng n
f ke l h n ebe
α 0.0 .

Lampiran 7 Hasil sidik ragam pertambahan bobot badan harian (PBBH)
Sumber
Db
JK
KT
F-hitung
F 0.05
keragaman
Perlakuan
2
4616.19
2308.09
3.93
4.26
Galat
9
5282.82
586.98
Total
11
9899
Lampiran 8 Hasil sidik ragam konversi pakan
Sumber
Db
JK
KT
keragaman
Perlakuan
2
134.73
67.37
Galat
9
395.14
43.90
Total
11
529.87

F 0.01
8.02

F-hitung

F 0.05

F 0.01

1.53

4.26

8.02

Lampiran 9 Hasil sidik ragam derajat keasaman (pH)
Sumber
Db
JK
KT
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
0.45
0.23
1. 4
0.17
Galat
9
1.49
Total
11
1.94

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

Lampiran 10 Hasil sidik ragam total populasi protozoa
Sumber
keragaman
Perlakuan
Galat
Total

Db

JK

KT

F-hitung

F 0.05

F 0.01

2
9
11

1.66
0.57
2.23

0.83
0.06

13.12

4.26

8.02

18
Lampiran 11 Uji lanjut Duncan total populasi protozoa
Perlakuan

N

1
2
0
Sig.

4
4
4

subset for alpha =0.05
1
2
4.3882
4.68
5.281
0.132
1.000

Lampiran 12 Hasil sidik ragam total populasi total bakteri
Sumber
Db
JK
KT
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
0.08
0.04
0.75
Galat
9
0.45
0.05
Total
11
0.53

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

Db= derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat; KT= Kuadrat Tengah; F-hitung= nilai F yang diperoleh
i h il pengol h n
; 0.05 h il pengol h n
eng n
f ke l h n ebe
5
α
0.05 ; 0.0
h il pengol h n
eng n
f ke l h n ebe
α 0.0 .

Lampiran 13 Hasil sidik ragam produksi VFA
Sumber
Db
JK
KT
keragaman
Perlakuan
2
787.5
393.75
Galat
9
962.5
106.94
Total
11
1750

F-hitung

F 0.05

F 0.01

3.68

4.26

8.02

Lampiran 14 Hasil sidik ragam konsentrasi NH3
Sumber
Db
JK
KT
F-hitung
keragaman
Perlakuan
2
25.32
12.66
2.31
Galat
9
49.36
5.48
Total
11
74.68

F 0.05

F 0.01

4.26

8.02

19

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada
ngg l 5 Mei 994
i p ng n
p k M
’in n Ib
Kamsiasih, yang merupakan putri kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bojonegoro dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut
Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negri (SMPTN) dan diterima di Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum
Pendidikan Agama Islam pada tahun ajaran 2014-2015. Penulis juga pernah aktif
sebagai staf Departemen pengembangan usaha desa bina desa BEM KM IPB
tahun 2011-2013, staf Komisi eksternal DPM Fakultas Peternakan pada tahun
2012-2013, staf Departemen Komunikasi K-SPR pada tahun 2012-2013 dan
Badan Pengurus Harian (BPH) sebagai bendahara umum DPM Fakultas
Peternakan pada tahun 2013-2014. Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan
pelatihan dan kepanitian. Penulis pernah menjadi ketua divisi konsumsi Masa
Perkenalan Fakultas Peternakan 2013 dan sampai saat ini Penulis masih aktif
sebagai pemandu Agroedutourism IPB. Penulis merupakan penerima beasiswa
perhimpunan orang tua mahasiswa (BPOM) 2011-2012. Beasiswa SPP Yayasan
Amanah tahun 2013 dan beasiswa bantuan belajar mahasiswa (BBM) tahun 20132014.

UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrohmannirrohim, segala puji dan syukur kepada Ilahi Robbi yang
menganugerahkan limpahan rahmat dan hikmah. Sholawat dan salam untuk
Rosululloh Muhammad SAW yang menjadi teladan terbaik untuk seluruh ummat
manusia. Ucapan terima kasih banyak penulis sampaikan kepada bapak Prof. Dr.
Ir. I Komang G Wiryawan selaku pembimbing akademik serta pembimbing
skripsi dan ibu Dr. Ir. Lilis Khotijah M Si selaku pembimbing skripsi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Despal S Pt M Sc Agr, dan
Bapak Dr. Ir. Bagus Priyo Purwanto M Sc yang telah memberikan banyak
masukan dan saran untuk perbaikan skripsi penulis pada saat ujian akhir.
Penghargaan penulis sampaikan kepada teknisi pak edih, pak asep, pak sugih, pak
edi, ibu dian dan ibu yani yang telah membantu selama penelitian.
Terima kasih kepada kedua orangtua penulis, ayahanda Mustain, ibunda
Kamsiasih, kakak M. Heri Purniawan SP, Laila Rochmah SP, kakek Kastur serta
seluruh keluarga atas segala do’a, dukungan dan kasih sayangnya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih untuk keluarga, teman dan sahabat yang sudah banyak
memberikan bantuan kepada Penulis, teman sepenelitian Fika Isma, teman
seperjuangan kandang anty, jefri, osy dan iip. Sahabat yang selalu memberikan
dukungan, bantuan dan motivasi Iyun, fitria nuraini, nindria hasri, idah saidah,
intan mugi rahayu, sahabat lingkar cahaya serta teman-teman INTP 48 (Desolator).