Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah

MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH KAKAO
[Theobroma cacao L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I,
CILACAP, JAWA TENGAH

RUSWANDI RINALDO
A24070006

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Sortasi dan
Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I,
Cilacap, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Ruswandi Rinaldo
NIM A24070006

ABSTRAK
RUSWANDI RINALDO. Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao
[Theobroma cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Dibimbing oleh M. A. CHOZIN.
Theobroma cacao yang dikenal dengan nama kakao adalah tanaman
tahunan yang bijinya banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, dan
pengobatan. Tujuan magang secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional, kemampuan teknis dan kemampuan manajerial
mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan. Tujuan magang
secara khusus adalah untuk mempelajari salah satu tahapan penting manajemen
dari pengolahan hasil, yaitu tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao
basah dan biji kakao kering di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah. Metode pelaksanaan magang ini adalah praktik kerja sebagai karyawan

harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten dengan melakukan
kegiatan teknis dan manajerial. Pengambilan data primer dengan melakukan
analisis biji kakao basah dan biji kakao kering. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kualitas biji kakao basah tidak memenuhi standar perusahaan sedangkan kualitas
biji kakao kering sudah memenuhi standar.
Kata kunci: analisis kualitas, kakao, Theobroma cacao

ABSTRACT
RUSWANDI RINALDO. Sorting and Breaking Management of Cocoa Pod
[Theobroma cacao L.] in PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Central Java.
Supervised by M. A. CHOZIN.
Theobroma cacao known as cocoa is a perennial plant seeds are widely used
in the food industry, beverage, and treatment. The purpose of internship generally
to increase the ability of professional, technical and managerial skills of the
students in the management of cocoa plantations in the field. The purpose of
internship particular to learn one of the important stages from result processing
about the quality of cocoa base on analysis of wet cocoa beans and dried cocoa
beans in the garden of PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Central Java. The
method is a practical implementation of this internship as a casual employee,
assistant foreman, and companion assistant with technical and managerial

activities. Primary data collection with analysis of wet cocoa beans and dried
cocoa beans. The result of analysis showed that the quality of wet cocoa beans not
meet company standards while quality dried cocoa beans to meet the standard.
Keywords: quality analysis, cocoa, Theobroma cacao

MANAJEMEN SORTASI DAN PEMECAHAN BUAH
KAKAO [Theobroma cacao L.] DI PT RUMPUN SARI ANTAN I,
CILACAP, JAWA TENGAH

RUSWANDI RINALDO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma
cacao L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah
Nama
: Ruswandi Rinaldo
NIM
: A24070006

Disetujui oleh

Prof Dr Ir M. A. Chozin, MAgr
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen


Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam magang
yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juni 2011 ini ialah pasca panen,
dengan judul Manajemen Sortasi dan Pemecahan Buah Kakao [Theobroma cacao
L.] di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir M. A. Chozin,
MAgr selaku pembimbing skripsi, Ibu Prof Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS sebagai
pembimbing akademik, serta Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS dan Ibu Dr Ir Eny
Widajati, MS sebagai dosen penguji. Penghargaan penulis sampaikan kepada
seluruh direksi, staf, dan karyawan kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber
Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa Tengah yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
adik, dan kekasih atas segala motivasi yang selalu diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014
Ruswandi Rinaldo


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan

1

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE

4

Tempat dan Waktu

4

Metode Pelaksanaan


4

Pengamatan dan Pengumpulan Data

4

Analisis Data dan Informasi

5

KEADAAN UMUM

6

Letak Geografis

6

Keadaan Iklim dan Tanah


6

Luas Areal dan Tataguna Lahan

6

Keadaan Tanaman dan Produksi

7

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Magang

8
8


Analisis Biji Kakao Basah

14

Analisis Biji Kakao Kering

15

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

17


DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Syarat umum mutu kakao
Syarat khusus mutu kakao
Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
Analisis biji kakao basah
Analisis biji kakao kering

3
4
6
7
14
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Kegiatan pengendalian gulma
Buah terserang penyakit
Knapsack sprayer dan mist blower
Tunas air yang seharusnya diwiwil
Pemetikan buah dan pemecahan buah
Penutupan kurang rapat dan pembalikkan biji

9
10
10
11
11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah
tahun 2011
2 Data curah hujan kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah tahun 2001-2010
3 Produksi biji kakao basah (BKB) di kebun PT Rumpun Sari Antan I,
Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
4 Produksi biji kakao kering (BKK) di kebun PT Rumpun Sari Antan I,
Cilacap, Jawa Tengah tahun 2004-2010
5 Struktur organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah tahun 2011
6 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) di
kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
7 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di kebun
PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
8 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di kebun PT
Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011
9 Contoh blanko buku kerja asisten
10 Contoh blanko laporan perincian pekerjaan harian

19
20
21
22
23
24
25
26
28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas pertanian
yang memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan negara untuk
menunjang pembangunan nasional dan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Kakao
yang dibudidayakan oleh rakyat umumnya tidak difermentasi dengan baik
sehingga mutu yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar nasional. Rahardjo
dan Wahyudi (2008) menyatakan bahwa masalah utama kakao di Indonesia
adalah rendahnya mutu dan produktivitas yang dihasilkan disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain penggunaan bahan tanam yang kurang baik, teknologi
budidaya yang kurang optimal, umur tanaman, serta serangan hama dan penyakit.
Berdasarkan data Ditjenbun (2012) luas areal kakao di Indonesia pada tahun
2011 mencapai 1 732 641 ha dengan produksi 712 231 ton dan produktivitas 821
kg per ha. Tahun 2008-2011 produksi dan produktivitas kakao mengalami
penurunan namun luas areal tanam mengalami peningkatan. Tahun 2009 volume
ekspor kakao Indonesia adalah 535 236 ton dengan nilai USD 1 413 535 000 dan
volume impor kakao Indonesia adalah 46 356 ton dengan nilai USD 119 321 000
(Ditjenbun 2012).
Bagian dari tanaman kakao memiliki manfaat yang beragam bagi kehidupan
manusia. Biji kakao selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman,
juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pengobatan. Manfaat biji kakao
untuk pengobatan adalah untuk mengobati penyakit lambung. Kulit buah kakao
segar dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi, domba dan kuda maupun ternak
lainnya. Kulit biji atau kulit ari dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak unggas
setelah dihaluskan terlebih dahulu menjadi tepung. Pohon kakao yang telah tua
dan sudah tidak produktif dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan arang
(Cahyono 2010).
Penanganan panen dan pasca panen merupakan pekerjaan yang sangat
penting dalam budidaya kakao, karena sangat berpengaruh terhadap mutu akhir
biji yang dihasilkan. Panen tidak tepat pada waktunya dan penanganan pasca
panen yang tidak sesuai prosedur menyebabkan biji kakao bermutu rendah.
Kegiatan budidaya kakao secara optimal dan profesional menentukan mutu biji
yang dihasilkan.

Tujuan
Tujuan umum dari kegiatan magang adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional, kemampuan teknis, dan kemampuan manajerial
mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan kakao di lapangan.
Tujuan khusus dari kegiatan magang yang dilaksanakan adalah untuk
mempelajari salah satu tahapan penting manajemen dari pengolahan hasil, yaitu
tentang kualitas kakao berdasarkan analisis biji kakao basah dan biji kakao kering
di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.

2

TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen
Terry (1991) menyatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu meliputi tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling) dengan memanfaatkan sumder daya yang ada. Fungsi manajemen
dikelompokkan menjadi 4 yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan. Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan
alternatif, kebijaksanaan, prosedur, dan program sebagai bentuk usaha awal untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pengorganisasian merupakan suatu tindakan
menggabungkan potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok
orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan merupakan implementasi dari
perencanaan dan pengorganisasian dengan bekerja secara bersama-sama sesuai
dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan. Pengawasan
merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pelaksanaan dalam mencapai tujuan.

Panen dan Pasca Panen Kakao
Panen merupakan kegiatan pemetikan buah kakao yang sudah matang. Buah
yang pada waktu muda berwarna merah akan berubah warna menjadi kuning
jingga saat matang, sedangkan buah yang pada waktu muda berwarna hijau akan
berubah warna menjadi kuning pada waktu matang. Proses penyerbukan bunga
sampai terbentuknya buah yang siap panen akan memakan waktu 5-6 bulan,
tergantung pada suhu dan curah hujan (Yusianto et al. 2008).
Pasca panen menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Pasal 31
meliputi kegiatan pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan,
penyimpanan, standardisasi mutu, dan transportasi hasil produksi budidaya
tanaman. Kegiatan pasca panen bertujuan untuk meningkatkan mutu, menekan
tingkat kehilangan dan/atau kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan
meningkatkan daya guna serta nilai tambah hasil budidaya tanaman (Deptan
1992).
Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa pasca panen kakao meliputi
kegiatan sortasi buah, pemeraman buah, pemecahan buah, fermentasi,
perendaman dan pencucian, pengeringan, tempering, sortasi biji, pengemasan, dan
penyimpanan. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan bahwa penanganan pasca
panen meliputi kegiatan sortasi, pemeraman buah, pemecahan kulit buah,
fermentasi, perendaman dan pencucian biji, dan pengeringan.

Pemecahan Buah Kakao
Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu, pemukul berpisau,
atau dengan pisau bagi yang sudah berpengalaman. Pemecahan dengan pisau tidak

3
direkomendasikan karena dapat merusak biji, tetapi pemecahan dengan cara ini
paling umum dilakukan. Kerusakan biji segar karena terpotong pisau dapat
meningkatkan biji terserang jamur. Syarat utama pemecahan adalah menghindari
biji rusak karena alat pemecah (Yusianto et al. 2008).
Riyadi et al. (2010) menyatakan bahwa pemecahan buah dilakukan dengan
menggunakan kayu bulat yang keras. Buah yang dipecah dipegang menggunakan
tangan kiri yang bagian pangkal menghadap ke dalam kemudian dipukul ke arah
punggung dengan arah miring. Selanjutnya Cahyono (2010) menyatakan buah
kakao dipecah dengan menggunakan alat pemukul berupa kayu bulat yang keras.
Penggunaan alat pemukul berupa besi sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan biji berwarna hitam, aromanya berkurang, dan berbau besi,
sehingga dapat menurunkan rasa.

Sortasi Biji Kakao
Sortasi yaitu pemilahan komoditi yang baik dari yang rusak atau cacat dan
benda asing lainnya (DPPHH 2004). Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji
kakao dari kotoran yang melekat dan mengelompokkan biji berdasarkan
kenampakan fisik dan ukuran biji (PPPP 2010). Selanjutnya Riyadi et al. (2010)
menyatakan bahwa sortasi dilaksanakan atas dasar berat biji, kemurnian, warna,
bahan ikutan, dan jamur. Faktor-faktor seperti kulit ari, kadar lemak, dan kadar air
juga diperhatikan dalam menetapkan kualitas biji.
Yusianto et al. (2008) menyatakan bahwa sortasi biji kakao dikelompokkan
menjadi sortasi mekanis dan sortasi manual. Sortasi dilakukan setelah melewati
proses tempering agar biji kakao tidak mengalami kerusakan fisik.

Klasifikasi Kualitas Kakao
Menurut jenis mutunya, biji kakao digolongkan dalam 3 jenis mutu, yaitu
mutu I, mutu II, dan mutu III. Menurut ukuran berat bijinya, yang dinyatakan
dengan jumlah biji per 100 g sampel, biji kakao digolongkan dalam 5 jenis mutu
yaitu AA maksimal 85 biji per 100 g, A 86-100 biji per 100 g, B 101-110 biji per
100 g, C 111-120 biji per 100 g, dan S lebih besar dari 120 biji per 100 g (BSN
2008).
BSN (2008) menyatakan bahwa mutu kakao ditentukan berdasarkan syarat
umum dan syarat khusus. Syarat umum mutu kakao dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Syarat umum mutu kakao
No
1
2
3
4

Jenis uji
Serangga hidup
Kadar air (%)
Biji berbau asap
Kadar benda asing

Sumber : SNI 2323-2008

Persyaratan
Tidak ada
Maksimal 7.5
Tidak ada
Tidak ada

4
Selanjutnya syarat khusus dalam menentukan mutu kakao dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2 Syarat khusus mutu kakao
Jenis Mutu
Kakao Mulia Kakao Lindak
I – F (%)
I – B (%)
II – F (%)
II – B (%)
III – F (%)
III – B (%)

Mouldy
2.0
4.0
4.0

Slaty
3.0
8.0
20.0

Maksimal Persyaratan
Berserangga
Kotoran
1.0
1.5
2.0
2.0
2.0
3.0

Berkecambah
2.0
3.0
3.0

Sumber : SNI 2323-2008

METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa
Tengah dari bulan Februari sampai Juni 2011.

Metode Pelaksanaan
Metode yang dilaksanakan pada magang ini adalah praktik kerja langsung di
lapangan. Kegiatan yang dilakukan antara lain seluruh jenis pekerjaan di lapangan
dan di kantor pada aspek teknis dan aspek manajerial yang diizinkan dengan
menyesuaikan terhadap kondisi perusahaan mulai dari karyawan harian lepas
(KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan
pendamping asisten selama dua bulan yang semuanya disampaikan pada jurnal
harian.
Kegiatan selama menjadi KHL meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya
tanaman kakao yang sudah ditetapkan perusahaan yang terdiri atas pemangkasan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, wiwil, panen, dan
pengolahan hasil. Selama mendampingi mandor, hal-hal yang dilakukan antara
lain membantu mandor dalam merencanakan kebutuhan fisik, biaya operasional
kegiatan, mengorganisir, dan mengawasi kegiatan di lapangan. Pendampingan
asisten dilakukan dengan membantu menyusun buku kerja (rencana dan realisasi),
mengawasi tenaga kerja, dan mempelajari kegiatan manajerial di tingkat afdeling.

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Kriteria Analisis Biji Kakao Basah
Metode pengambilan sampel biji kakao basah dilakukan dengan mengambil
sebanyak 0.5 kg dari setiap karung sebelum difermentasi, kemudian mencampur
secara homogen dan membagi ke dalam 4 bagian untuk dianalisis. Selanjutnya
melakukan pengambilan 2 bagian diagonal lalu menimbangnya sampai 5 kg untuk
dijadikan sampel. Setelah itu, mengamati beberapa parameter sebagai berikut :

5
1. Plasenta, dengan mengamati bagian dari buah kakao tempat melekatnya biji.
2. Biji terserang penyakit Phytopthora, dengan mengamati biji yang berwarna
coklat tua hingga kehitam-hitaman.
3. Biji terpotong, dengan mengamati biji yang terpotong dari bagian utuhnya.
4. Biji berkecambah, dengan mengamati biji yang telah tumbuh kecambahnya.
5. Biji mentah, dengan mengamati biji yang mempunyai pulp berwarna putih
dan tidak transparan.
6. Biji pipih, dengan mengamati biji yang tidak mengandung keping biji.
Kriteria Analisis Biji Kakao Kering
Metode pengambilan sampel biji kakao kering dilakukan dengan mengambil
secara acak sebanyak 1 kg kemudian memasukkannya ke dalam kantong plastik
transparan. Selanjutnya memisahkan kotoran (waste), benda asing, dan biji pecah
dari sampel kemudian menghitung jumlah biji per 100 g (bean count). Tahap
berikutnya, membagi sampel menjadi 4 bagian dan mengambil 100 biji dari 2
bagian diagonal kemudian membelah dan memindahkannya ke papan analisa.
Langkah terakhir yaitu menghitung parameter sebagai berikut :
1. Kotoran (waste), dengan mengamati plasenta, biji dempet, biji pipih,
pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan benda lainnya yang berasal dari
tanaman kakao.
2. Benda asing, benda lain yang bukan berasal dari tanaman kakao.
3. Biji pecah, dengan mengamati biji yang berukuran setengah atau kurang
dari bagian biji kakao yang utuh.
4. Bean count, dengan menghitung jumlah biji dalam 100 g sampel.
5. Biji berjamur (mouldy), dengan mengamati biji yang ditumbuhi jamur pada
bagian dalamnya
6. Biji tidak terfermentasi (slaty), dengan mengamati biji yang berwarna putih
kotor pada kakao mulia sedangkan pada kakao lindak berwarna biru keabuabuan dan bertekstur padat.
7. Biji berwarna ungu (purple), dengan mengamati biji yang terfermentasi
sebagian
8. Biji berserangga, dengan mengamati biji kakao yang rusak karena dimakan
serangga.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil pengamatan kriteria analisis biji kakao basah dan biji
kakao kering. Sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip kantor lokasi magang.

Analisis Data dan Informasi
Data primer dan data sekunder dianalisis dengan menghitung rata-rata dan
standar deviasi, kemudian mendeskripsikannya dengan membandingkan terhadap
standar yang telah ditetapkan perusahaan.

6

KEADAAN UMUM
Letak Geografis
Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak di Desa Kutasari, Kecamatan
Cipari, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Kebun PT Rumpun Sari Antan
I sebelah utara berbatasan dengan PTPN IX Kawung, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Cidadap, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mekarsari, dan
sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidasari. Peta wilayah dapat dilihat pada
Lampiran 1.

Keadaan Iklim dan Tanah
Data curah hujan di kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah
pada tahun 2001-2010 dapat dilihat pada Lampiran 2. Rata-rata curah hujan tahun
2001-2010 sebesar 2 550.05 mm per tahun dengan rata-rata 7.9 bulan basah dan 3
bulan kering. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951)
termasuk tipe C.
Kebun PT Rumpun Sari Antan I terletak pada ketinggian 20-90 m dari
permukaan laut dengan jenis tanah podzolik merah kuning, topografi berombak
sampai bergelombang, lereng 0-10%, dengan pH tanah 5.0 sampai 6.2. Riyadi et
al. (2010) menyatakan bahwa tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang memiliki pH 6.0 sampai 7.5, tidak lebih tinggi dari 8 dan tidak lebih
rendah dari 4.

Luas Areal dan Tataguna Lahan
Luas areal kebun PT Rumpun Sari Antan I sebesar 1 050.27 ha dengan
komoditas yang diusahakan adalah kakao (TM) seluas 465.91 ha dan karet (TBM
1-5) seluas 374.41 ha. Kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi atas 3 afdeling
yaitu afdeling A, B, dan C.
Areal lainnya merupakan areal cadangan yang terdiri atas areal kering dan
sorjan atau genangan serta areal non produktif yang terdiri dari emplasment, jalan,
sungai, dan mata air.
Tabel 3 Luas areal dan tataguna lahan PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
Areal Produktif
Areal Non Produktif
Luas
Cadangan
Mata
Areal
Kakao Karet
Emplasment Jalan Sungai
Air
Sorjan Kering
….….....……………………………………..…(ha)………...…..…….………………..
A
127.48
23.93 78.07
46.4
5.84
6.81
0.90
0
289.43
B
224.18 180.91
5.15
13.02
7.36 14.45
0
4.70
449.77
C
114.25 169.57
7.79
11.25
1.20
7.01
0
0
311.07
Total 465.91 374.41 91.01
70.67
14.40 28.27
0.90
4.70 1 050.27
Afd.

Sumber : Arsip kantor PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011

7
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tipe kakao yang ditanam di kebun PT Rumpun Sari Antan I adalah tipe
Criollo dan Forastero. Bahan tanam berupa benih hibrida dari PT London Sumatra
yang ditanam mulai dari tahun 1990 sampai 1994. Jarak tanam yang digunakan
adalah 3 m x 2.5 m. Populasi tanaman pada tahun 2011 hanya 271 523 tanaman
yaitu 43.72% dari populasi normal 621 200 tanaman. Penurunan jumlah populasi
tanaman kakao disebabkan oleh banyaknya tanaman yang telah tidak produktif
atau mati sehingga dilakukan penebangan.
Awalnya tanaman naungan yang digunakan di kebun PT Rumpun Sari
Antan I adalah Albizzia sp., kelapa, lamtoro, dan gamal. Saat ini sebagian besar
telah ditebang terutama Albizzia sp. Rata-rata produksi biji kakao kering dari
tahun 2004-2010 adalah 423 188 kg dengan produktivitas 610.92 kg per ha.
Produksi dan produktivitas tertinggi terdapat pada tahun 2005 sebesar 724 180 kg
dan produktivitas 820.33 kg per ha. Produksi terendah terdapat pada tahun 2010
sebesar 267 400 kg dan produktivitas terendah terdapat pada tahun 2006 sebesar
519.29 kg per ha. Produksi biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat
dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Pengorganisasian kebun PT Rumpun Sari Antan I dipimpin oleh seorang
administratur yang dibantu oleh 3 orang asisten afdeling. Asisten afdeling dibantu
oleh mandor rawat, mandor hama dan penyakit, dan mandor panen. Struktur
organisasi kebun PT Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Lampiran 5.
Tenaga kerja di kebun PT Rumpun Sari Antan I terbagi menjadi empat
bagian yaitu staf, non staf, pekerja harian tetap (PHT), dan karyawan harian lepas
(KHL) dengan 6 kelompok jabatan yaitu bagian tanaman, administrasi, teknik,
pabrik, staf administratur, dan non job. Jumlah staf dan karyawan di kebun PT
Rumpun Sari Antan I dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah staf dan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011
Jabatan

Staf

Non Staf

PHT

KHL

Total

..……………………………..(orang)…..…………………………
Bagian tanaman

4

4

23

175

206

Administrasi

1

4

1

0

6

Teknik

1

5

1

10

17

Pabrik

0

3

5

0

8

Staf administratur

0

1

8

8

17

Non job

1

0

0

0

1

Total

7

17

38

193

255

Sumber : Arsip kantor PT Rumpun Sari Antan I tahun 2011

Karyawan bagian staf terdiri atas administratur, asisten afdeling, kepala tata
usaha, kepala teknik, dan eks-administratur. Karyawan non staf terdiri atas

8
mandor tanaman, mandor teknik, mandor pabrik, kerani I, tata usaha/kerani
administrasi, driver, helper teknik, dan Community Development Officer (CDO).
Pekerja harian tetap (PHT) meliputi mandor, karyawan rawat, karyawan
administrasi, tata usaha/kerani teknik, karyawan pabrik, dan satpam. Karyawan
harian lepas (KHL) terdiri atas karyawan rawat, karyawan panen, karyawan teknik,
dan satpam.
Fasilitas umum yang diberikan oleh kebun PT Rumpun Sari Antan I
meliputi jaminan sosial, tempat ibadah, perumahan, dan keamanan. Selain itu,
karyawan juga telah diikutsertakan dalam asuransi tenaga kerja yang meliputi
asuransi kecelakaan, kematian, dan santunan hari tua bagi karyawan bulanan tetap.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Magang
Aspek Teknis
Aspek teknis yang dilakukan selama menjadi karyawan harian lepas (KHL)
meliputi berbagai kegiatan teknis budidaya tanaman kakao yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi KHL dapat dilihat
pada Lampiran 6.
Pemangkasan. Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan meningkatkan produksi buah.
Kebun kakao yang dipangkas dengan benar biasanya semuanya berbuah dan
buahnya tersebar merata. Selain itu, pemangkasan juga membuat tanaman tidak
mudah terserang hama dan penyakit. Cabang yang dipangkas antara lain cabang
kering, cabang sakit, cabang kipas, dan cabang yang tidak produktif.
Berdasarkan tujuannya pemangkasan dibedakan menjadi tiga, yaitu
pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi
(PPKKI 2004). Kegiatan pemangkasan yang dilakukan di kebun PT Rumpun Sari
Antan I adalah pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan pemeliharaan bertujuan
untuk memelihara tanaman sehingga pertumbuhannya bisa berlangsung dengan
baik tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Selain itu, pemangkasan juga
bertujuan untuk mempercepat pembentukan organ-organ tanaman seperti daun,
bunga, dan buah. Angela (2011) menyatakan bahwa perkembangan buah terjadi
lebih cepat pada tanaman yang dipangkas dibandingkan tanaman yang tidak
dipangkas.
Alat pangkas yang digunakan karyawan di PT Rumpun Sari Antan I adalah
cungkring, gergaji pangkas, dan golok. Cungkring merupakan alat panen namun
digunakan juga untuk memotong cabang dengan diameter yang ≤ 2.5 cm. Gergaji
pangkas digunakan untuk memotong cabang dengan diameter yang > 2.5 cm.
Golok digunakan untuk memotong cabang yang overlapping. Kualitas
pemangkasan dipengaruhi oleh ketajaman alat pangkas dan keterampilan
pemangkas. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka dapat menyebabkan
rusaknya kulit cabang tanaman.

9
Pengendalian gulma. Gulma yang umumnya ditemukan di areal
pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain alang-alang (Imperata
cylindrica (L.) Beauv.), wedusan atau babadotan (Ageratum conyzoides L.), teki
(Cyperus rotundus L.), sembung rambat (Mikania micrantha (HBK). R.M. King),
lumut, dan picisan (Drymoglossum piloselloides Presl.).
Pengendalian gulma selain bertujuan untuk mempermudah akses karyawan
saat pemeliharaan tanaman dan panen, juga dilakukan sebagai tindakan sanitasi.
Konam et al. (2009) menyatakan bahwa gulma di bawah pohon kakao akan
menjadi pesaing dalam hal unsur hara, sinar, air dan ruang serta membantu
penyebaran hama dan penyakit. Pengendalian gulma yang dilakukan di PT
Rumpun Sari Antan I adalah weeding manual (secara mekanis) dan weeding
chemical (secara kimiawi) (Gambar 1). Weeding manual yang biasa dilakukan
adalah membabat gulma menggunakan golok atau sabit dengan metode babat
dumpes yang bertujuan untuk mempermudah jalan karyawan saat kegiatan
pemeliharaan tanaman dan panen.
Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan 10 liter
air yang dimasukkan ke dalam knapsack sprayer kapasitas 15 liter dengan nozel
VLV 200 yang memiliki jangkauan 1.2 m sampai 1.5 m dan dicampur dengan
herbisida sistemik berbahan aktif Isopropilamina glifosat 486 g per liter. Dosis
herbisida yang digunakan adalah 1 liter per ha.
(a)

(b)

Gambar 1 Kegiatan pengendalian gulma; (a) secara mekanis
(b) secara kimiawi
Penyemprotan dilakukan secara bersamaan oleh KHL pada gawangan
tanaman agar pengendalian tepat sasaran. Realitas di lapangan masih belum
efektif juga pengendalian gulma secara kimiawi ini. Hal ini disebabkan oleh
menggunakan 1 jenis herbisida untuk mengendalikan berbagai jenis gulma.
Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang umumnya menyerang di
areal pertanaman kakao PT Rumpun Sari Antan I antara lain kepik penghisap
buah (Helopeltis antonii Sign.), tikus, larva penggerek batang (Zeuzera coffeae
Nietn.), penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snell.), dan penyakit
yang umumnya menyerang adalah penyakit busuk buah yang disebabkan oleh
Phytopthora palmivora Butl.
Berikut merupakan gambar buah yang terserang kepik penghisap buah dan
penyakit busuk buah.

10
(a)

(b)

Gambar 2 Buah terserang Helopeltis antonii (a) dan terserang
Phytopthora palmivora (b)
Knapsack sprayer berkapasitas 15 liter yang diisi 10 liter air dicampur
dengan insektisida berbahan aktif Sipermetrin 30 g per liter atau Altametrin 15 g
per liter dengan dosis 0.5 liter per ha digunakan untuk mengendalikan hama
penghisap buah. Stick yang digunakan pada knapsack sprayer adalah stick panjang
dengan tujuan agar mudah menjangkau buah terserang yang letaknya tinggi.
Aplikasi penyemprotan dilakukan selektif terhadap buah yang terserang hama.
Selain itu juga digunakan mist blower yang diisi 15 liter air dicampur
dengan fungisida berbahan aktif Mankozeb 80 % dengan dosis 0.5 kg per ha
digunakan untuk mengendalikan penyakit busuk buah.
Berikut merupakan gambar alat yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan pengendalian hama dan penyakit.
(a)

(b)

Gambar 3 Knapsack sprayer (a) dan mist blower (b)
Kegiatan pengendalian juga dilakukan secara mekanis dengan membuang
buah busuk yang terserang Phytopthora palmivora Butl. dan buah yang dimakan
oleh tikus (cumplung). Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pemangkasan
dan panen.
Wiwil. Wiwil merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuang tunas
air (Gambar 4). Bila tunas air dibiarkan tumbuh berbulan-bulan maka akan
mempersulit tanaman untuk fotosintesis secara optimal karena unsur hara akan
diserap oleh tunas air tersebut sehingga dapat menyebabkan buah muda menjadi
kering (cherelle wilt). Wiwil dilakukan dengan menggunakan tangan secara
manual tanpa alat dan sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan benda tajam
(alat) karena dapat merusak kulit tanaman kakao.

11

Gambar 4 Tunas air yang seharusnya diwiwil
Panen. Panen di PT Rumpun Sari Antan I menggunakan sistem hanca gilir
dengan rotasi 6 per 7. Kegiatan panen dilakukan dengan menggunakan cungkring
yang tajam agar tidak merusak bantalan buah karena dapat menyebabkan bunga
tidak bisa tumbuh kembali di tempat yang sama jika bantalan buahnya rusak.
Buah yang telah dipetik dimasukkan ke dalam karung kemudian dikumpulkan di
suatu tempat untuk dilakukan pemecahan buah (Gambar 5).
(a)

(b)

Gambar 5 Pemetikan buah (a) dan pemecahan buah (b)
Setelah dilakukan pemecahan buah, biji dipisahkan dari plasenta kemudian
dimasukkan ke dalam karung. Pemisahan karung dilakukan antara biji yang sehat
dengan biji yang terserang hama penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit
busuk buah. Selanjutnya BKB dikumpulkan oleh karyawan ke tempat
pengumpulan hasil (TPH) lalu mandor panen menimbangnya dan mencatat hasil
panen per orang kemudian BKB diangkut ke pabrik untuk dilakukan pengolahan
hasil.
Kulit buah sisa pemecahan sebaiknya ditimbun agar tidak menjadi sarang
hama penggerek buah kakao tetapi karyawan di PT Rumpun Sari Antan I hanya
mengumpulkannya di sekitar tanaman kakao karena menyesuaikan dengan
rencana kerja, menunggu jadwal pembuatan kompos.
Pengolahan hasil. Pengolahan hasil kebun PT Rumpun Sari Antan I diawali
dengan penerimaan BKB di pabrik lalu menimbang dan memasukkannya ke kotak
fermentasi selama 96 jam agar menghasilkan cita rasa yang baik. Kotak
fermentasi dapat dibuat pada berbagai ukuran dengan syarat masih dalam
ketebalan 40 cm, karena jika lebih atau kurang maka suhunya tidak optimal
sehingga fermentasi tidak sempurna.
Biji kakao basah diratakan dan ditutup dengan karung goni hingga rapat
pada kotak fermentasi di tingkat pertama. Setelah 48 jam (hari ketiga), sekat antar
kotak dibuka kemudian biji dipindahkan dengan posisi terbalik dari kotak
fermentasi tingkat pertama ke tingkat kedua (Gambar 6). Hal tersebut dilakukan

12
untuk menyeragamkan sirkulasi udara. Setelah itu, posisi biji disebar merata dan
ditutup kembali. Saat hari kelima (48 jam berikutnya), biji kakao dipindahkan ke
gerobak untuk diangkut ke tempat pengeringan. Lass (1999) menyatakan bahwa
setelah fermentasi, kadar air biji kakao perlu dikurangi dari 55% menjadi 7.5%
agar aman disimpan beberapa bulan di daerah tropis.
(a)

(b)

Gambar 6 Penutupan kurang rapat (a) dan pembalikkan biji (b)
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air agar biji kakao dapat
disimpan dalam waktu yang lama. Biji kakao dengan kadar air yang tinggi apabila
disimpan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan jamur sehingga
menurunkan nilai ekonomi serta menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan lebih
lanjut. Pengeringan biji kakao di kebun PT Rumpun Sari Antan I dilakukan secara
kombinasi metode jemur matahari (sun dryer) dan metode mesin pengering
buatan (samoan dryer) untuk meminimalkan biaya. Sun dryer dilakukan terlebih
dahulu dengan membersihkan lantai dari benda asing, kemudian biji kakao
fermentasi (BKF) disebar merata menggunakan sekop kayu dan dilakukan
pembalikkan secara berkala agar pengeringan dapat merata. Setelah 2 hari, biji
kakao diangkut ke samoan dryer.
Samoan dryer berbentuk bak yang terbuat dari tembok dengan alas plat
aluminium yang diberi lubang-lubang dan di bawah plat aluminium tersebut ada
drum besi memanjang yang dipanasi dengan dapur api di ujung luar dari salah
satu sisinya. Saat di samoan dryer biji kakao dibalik, kemudian setelah 2 hari
dilakukan pengepakan awal biji kakao kering (BKK).
Sortasi di kebun PT Rumpun Sari Antan I menggunakan mesin ayakan
silinder berputar agar mempermudah pengelompokan BKK berdasarkan kualitas.
Kualitas dibedakan menjadi 3 yaitu grade IA memiliki bean count 85-110 biji,
grade IC jika bean count 111-120 biji, dan grade UG jika bean count lebih dari
120 biji. Biji pipih dan biji dempet termasuk grade UG. Selanjutnya dilakukan
sortasi manual untuk memilih biji yang masih dapat masuk ke dalam grade IA.
Kemudian BKK ditimbang dengan berat 62.5 kg per karungnya lalu disimpan di
dalam gudang sebelum dijual.
Aspek Manajerial
Aspek manajerial yang dilakukan saat magang adalah sebagai pendamping
mandor dan pendamping asisten. Jurnal harian kegiatan penulis selama menjadi
pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 7 dan saat menjadi pendamping
asisten pada Lampiran 8.

13
Pendamping mandor. Mandor bertugas untuk mengawasi KHL dalam
menjalankan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan. Apabila ada KHL yang
keliru dalam bekerja, mandor akan memberikan pengarahan untuk memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan. Setiap afdeling di kebun PT Rumpun Sari Antan I
memiliki mandor rawat dan mandor panen namun hanya afdeling B yang
memiliki mandor hama dan penyakit tanaman (HPT). Sehingga pelaksanaan
kegiatan pengendalian HPT di afdeling A dan C dirangkap oleh mandor rawat.
Mandor melakukan pengecekan kehadiran yang dihadiri seluruh tenaga
kerja di afdeling pada saat apel pagi. Selain itu, mandor melaksanakan evaluasi
terhadap realisasi kegiatan hari sebelumnya, pengarahan kegiatan yang akan
dijalankan, pembagian hanca, pengecekan alat dan material, serta doa. Selama
menjadi pendamping mandor, penulis belajar mengenal karakter KHL, mengelola,
merencanakan kebutuhan fisik, dan biaya operasional kegiatan. Penulis juga
diberikan tanggung jawab mengawasi kegiatan pengendalian HPT, pemangkasan,
pemupukan, dan panen.
Saat mengawasi kegiatan pengendalian HPT, penulis melakukan koordinasi
dengan asisten apabila terdapat permasalahan mengenai kondisi alat dan
kecukupan material. Penulis juga melaporkan serangan hama dan penyakit agar
dapat segera menemukan solusinya sehingga tidak mengganggu pencapaian target.
Pengawasan kegiatan pemangkasan berupa pengecekan terhadap ketajaman alat
pangkas dan kecukupan KHL. Tersedianya karyawan untuk pemangkasan
bergantung terhadap kecukupan kebutuhan tenaga panen dan tenaga HPT dengan
lebih memprioritaskan kegiatan panen.
Pengawasan dalam kegiatan pemupukan yaitu pengecekan terhadap dosis
yang digunakan oleh afdeling dengan ketersediaan pupuk. Pengawasan yang
intensif telah dilaksanakan untuk menjamin kepastian dipupuknya tanaman,
namun masih terdapat tenaga kerja yang kurang profesional.
Saat mengawasi kegiatan panen, penulis melakukan sensus produksi serta
belajar cara menghitung kerapatan panen. Kemudian, menghitung buah yang siap
panen berdasarkan total tanaman sampel. Selanjutnya dapat dihitung jumlah buah
yang akan dipanen dalam 1 blok sesuai dengan populasi kemudian dapat
ditentukan berat BKB dari jumlah buah tadi (15 buah = 1 kg, standar perusahaan
tahun 2011). Setelah ditemukan berat BKB yang akan dipanen, maka dapat
ditentukan jumlah KHL berdasarkan standar kerja dari perusahaan. Standar kerja
panen di kebun PT Rumpun Sari Antan I berubah setiap bulan karena disesuaikan
dengan sensus produksi dan instruksi manajemen perusahaan. Pembagian hanca
panen dilakukan secara berkelompok dengan 2 orang per hanca dan batas yang
digunakan tiap hanca adalah tempat-tempat yang umum seperti aliran air, sawah,
jembatan, jalan, dan pondok. Setelah panen dilakukan, mandor harus menimbang
BKB dan mengisi surat pengantar buah (SPB) dengan rincian blok yang dipanen,
luas, jumlah KHL, jumlah karung, dan berat BKB. Selanjutnya BKB diangkut ke
pabrik lalu kerani pabrik menghitung berat BKB dan mengembalikan SPB ke tiap
afdeling setelah mengisinya dan melakukan analisis kualitas BKB sebagai
evaluasi untuk afdeling tersebut.

14
Pendamping asisten. Tugas asisten adalah mengelola afdeling yang
menjadi tanggung jawabnya agar tercapainya target perusahaan. Seorang asisten
harus mengetahui kondisi yang terjadi di afdeling dan mampu menjaga koordinasi
yang baik dengan para mandor sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan optimal.
Sebelum pelaksanakan kegiatan di kebun, asisten harus melakukan pengecekan
kebutuhan alat dan material agar dapat memilih cara yang tepat dalam mencapai
target.
Kebun PT Rumpun Sari Antan I membagi perencanaan menurut waktu,
yaitu rencana tahunan, rencana semester, rencana bulanan, dan rencana harian.
Rincian perencanaan antara lain jenis kegiatan, standar kerja, kebutuhan tenaga
kerja, kebutuhan material, target produksi, dan kebutuhan biaya.
Penulis dibimbing dalam membuat buku kerja asisten yang berisi
perencanaan dan realisasi dalam 1 bulan (Lampiran 9) dan laporan perincian
pekerjaan harian (Lampiran 10). Evaluasi dilakukan bersama karyawan bagian
staf berdasarkan realisasi kegiatan dengan acuan dari perencanaan yang telah
dibuat. Saat ada tenaga kerja yang tidak hadir maka harus dicari solusi yang tepat
agar pelaksanaan kegiatan tetap berjalan dengan baik. Penulis juga ikut
mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh KHL dan pelaksanaan tanggung jawab
dari mandor, diantaranya yaitu kegiatan rawat, pengendalian HPT, dan panen.
Saat di lokasi kegiatan, diskusi juga dilakukan dengan mandor dan asisten dalam
memecahkan masalah yang terjadi.

Analisis Biji Kakao Basah
Analisis biji kakao basah (BKB) dilakukan untuk mengamati kualitas biji
kakao yang diproduksi tiap afdeling. Analisis tersebut penting dilakukan untuk
mengetahui kondisi pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hasil analisis BKB dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Analisis biji kakao basah
Parameter
Plasenta (%)
Terserang
Phytopthora (%)
Biji terpotong (%)
Biji berkecambah
(%)
Biji mentah (%)
Biji pipih (%)

A1
1.24±0.33

A2
2.04±1.09

Rataan
B1
2.64±0.71

24.56±12.45

11.05±9.76

11.92±2.64

8.62±7.47

19.16±14.93

0.35

1.58±1.28

0.61±0.26

0.71±0.36

0.59±0.38

0.80±0.55

0.20

0.43±0.19

0.11±0.14

0.13±0.17

0.13±0.12

0.17±0.10

0.10

3.39±3.25
0.65±0.59

4.34±5.69
0.45±0.25

4.37±6.14
0.37±0.15

1.53±2.36
0.22±0.20

0.64±0.55
0.38±0.10

0.30
0.10

B2
2.48±0.37

C
1.76±0.69

Standar
0.40

Keterangan : Hasil pengamatan

Pelaksanaan kegiatan panen harus dilakukan dengan baik agar produksi
yang diperoleh dapat menunjang kualitas yang diinginkan perusahaan. Banyaknya
plasenta yang tercampur dengan BKB menandakan karyawan harian lepas (KHL)
belum menjalankan perintah mandor dengan baik, karena kurang teliti dalam
memisahkan biji dari plasenta. Kandungan plasenta yang tinggi disebabkan KHL

15
mencampur plasenta dengan BKB di dalam karung. Rata-rata jumlah plasenta
tertinggi terdapat di afdeling B1 yaitu sebesar 2.64% dan yang terendah dimiliki
afdeling A1 yaitu 1.24%.
Saat apel pagi, KHL diperintahkan untuk memisahkan biji yang sehat
dengan biji yang terserang penyakit ketika melakukan pemecahan buah. Kondisi
kebun yang rimbun, curah hujan yang tinggi, dan belum optimalnya pengendalian
HPT (hama dan penyakit tanaman) merupakan penyebab terjadinya penyakit.
Banyaknya biji yang mengandung penyakit busuk buah mempengaruhi keadaan
BKB karena membuat kualitas biji kakao menurun. Data yang diperoleh penulis
menunjukkan bahwa tidak ada rata-rata BKB terserang Phytopthora yang
memenuhi standar perusahaan.
Pemecahan buah yang dilakukan oleh KHL di PT Rumpun Sari Antan I
umumnya menggunakan golok. Hal tersebut sangat tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan biji terpotong. Biji kakao basah yang terpotong dapat menurunkan
kualitas karena biji kakao kering (BKK) yang diperoleh setelah pengeringan tidak
dapat dimasukkan pada grade IA. Selain itu, biji terpotong juga dapat
menimbulkan jamur. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh perusahaan karena
berpengaruh pada kualitas yang menyebabkan berkurangnya cita rasa. Rata-rata
biji terpotong tertinggi terdapat pada afdeling A1 yaitu 1.58% dan terendah di
afdeling B2 yaitu 0.59%.
Pemanenan yang kurang optimal mempengaruhi produksi dan kualitas
kakao yang dihasilkan. Buah yang tertinggal saat panen dapat mengakibatkan
berkurangnya produksi dan menyebabkan biji berkecambah. Setelah menjadi
BKK, biji berkecambah dapat menimbulkan jamur. Afdeling A1 memiliki ratarata biji berkecambah tertinggi yaitu sebesar 0.43% dan afdeling A2 memiliki
rata-rata biji berkecambah terendah yaitu 0.11%.
Saat pelaksanaan panen, karyawan harus terampil dalam menentukan buah
yang sudah matang. Panen yang dilakukan sebelum waktu kematangan buah dapat
menyebabkan biji kakao yang diperoleh tidak mencapai standar kualitas. Rata-rata
biji mentah tertinggi terdapat pada afdeling B1 yaitu sebesar 4.37% dan terendah
di afdeling C yaitu sebesar 0.64%.
Kegiatan rawat dilakukan untuk menunjang kondisi buah dan biji kakao saat
panen. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan rawat yang dilakukan agar
kandungan hara dalam tanah tercukupi. Biji pipih merupakan dampak dari kurang
optimalnya kegiatan pemupukan. Terdapatnya biji pipih menandakan bahwa
tanaman kakao mengalami kekurangan hara sehingga buahnya tidak memiliki
keping biji. Penambahan unsur hara harus dilakukan secara efektif untuk
mengurangi jumlah biji pipih. Rata-rata jumlah biji pipih tertingi terdapat pada
afdeling A1 yaitu 0.65% dan yang terendah terdapat di afdeling B2 sebanyak
0.22%.

Analisis Biji Kakao Kering
Analisis biji kakao kering (BKK) dilakukan untuk menguraikan kualitas biji
kakao yang dihasilkan. Hasil analisis BKK yang dilakukan oleh penulis dapat
dilihat pada Tabel 6.

16
Tabel 6 Analisis biji kakao kering
Parameter
Bean count (biji)
Mouldy (%)
Slaty (%)
Purple (%)
Berserangga (%)
Pecah (%)
Waste (%)
Benda asing (%)

Rataan
91±4.000
1.67±1.155
2.00±0.000
5.00±2.646
0.00±0.000
1.57±0.777
3.70±0.436
0.07±0.115

Standar
110
2.00
3.00
8.00
1.00
2.00
2.50
0.20

Keterangan : Hasil pengamatan

Pelaksanaan kegiatan pasca panen harus dilakukan sesuai prosedur untuk
mencapai target yang diinginkan perusahaan. Mulai dari fermentasi, pengeringan,
sortasi, dan pengepakan harus dilakukan dengan profesional agar BKK yang
dihasilkan mencapai target kualitas. Alat yang digunakan juga harus sesuai
dengan standar prosedur yang diberikan.
Analisis BKK dilakukan setelah proses pengeringan untuk menjamin
kualitas biji yang dihasilkan layak dipasarkan. Perusahaan menjadikan hasil
analisis BKK sebagai acuan dalam evaluasi dan perbaikan sistem kerja.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa hanya kotoran (waste) yang tidak
memenuhi standar perusahaan.
Penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menghasilkan kotoran
seperti plasenta, biji dempet, biji pipih, pecahan biji, pecahan kulit, ranting, dan
benda lainnya yang berasal dari tanaman kakao. Hal ini dapat terjadi akibat
kurang optimalnya penggunaan alat dan rendahnya ketelitian karyawan saat
pemecahan buah sehingga menyebabkan banyaknya plasenta dan benda lainnya
yang terbawa seperti ranting dan kulit buah.
Alat yang digunakan saat pembalikkan biji di kotak fermentasi, sun dryer,
dan samoan dryer adalah sekop besi. Norma yang ditetapkan yaitu menggunakan
sekop kayu. Penggunaan sekop besi dan teknik pemecahan buah yang kurang baik
menyebabkan peningkatan jumlah pecahan biji dan pecahan kulit. Hal ini dapat
menurunkan kualitas BKK.
Tenaga kerja yang profesional dibutuhkan agar berjalannya penanganan
pasca panen dengan baik sehingga target yang direncanakan perusahaan dapat
tercapai. Apabila tenaga kerja bekerja kurang efektif, maka peningkatan kualitas
BKK yang dihasilkan dan produktivitas sulit tercapai.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan
teknis, dan kemampuan manajerial setelah melakukan kegiatan pemangkasan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, wiwil, panen, pengolahan

17
hasil, menjadi pendamping mandor, serta pendamping asisten di PT Rumpun Sari
Antan I, Cilacap, Jawa Tengah.
Hasil analisis biji kakao basah di PT Rumpun Sari Antan I menunjukkan
bahwa tidak ada parameter yang dapat memenuhi standar perusahaan. Hal ini
disebabkan karena teknik budidaya yang kurang optimal, umur tanaman yang
sudah tua, serta serangan hama dan penyakit. Kualitas biji kakao kering (BKK) di
kebun PT Rumpun Sari Antan I dibedakan menjadi 3, yaitu grade IA, grade IC,
dan grade UG. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas BKK yang dihasilkan
termasuk pada grade IA.

Saran
Perlu dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja antara lain dengan
pelatihan dalam pengelolaan biji kakao agar produksi dan kualitas biji yang
dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selain itu proses
pendampingan terhadap kapasitas tenaga kerja menjadi hal yang fundamental
terkait produktivitas dan kualitas kakao.

DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2011. Pengelolaan pemangkasan tanaman kakao (Theobroma Cacao L.)
di kebun Rumpun Sari Antan I, PT Sumber Abadi Tirtasantosa, Cilacap, Jawa
Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia
2323:2008 tentang Biji Kakao. Jakarta (ID): BSN.
Cahyono B. 2010. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Kakao. Jakarta (ID):
Pustaka Mina.
[Deptan] Departemen Pertanian. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. Jakarta (ID):
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Tahun
2008-2012. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
[DPPHH] Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2004. Cara
Penanganan Pasca Panen yang Baik Komoditi Hortikultura. Jakarta (ID):
Departemen Pertanian.
Konam J, Namaliu Y, Daniel R, Guest D. 2009. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Abdoellah S, penerjemah.
Canberra (AU): Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia. Terjemahan
dari: Integrated Pest and Disease Management for Sustainable Cocoa
Production.
Lass RA. 1999. Chocolate and Cocoa. Health and Nutrition. Knight I, editor.
London (GB): Blackwell.
[PPKKI] Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap
Budidaya Kakao. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

18
[PPPP] Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2010. Budidaya dan
Pasca Panen Kakao. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
Rahardjo P, Wahyudi T. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Riyadi S, Nuraeni L, Siregar THS. 2010. Budidaya Kakao. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Schmidt FH, Ferguson JHA. 1951. Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
ratios for Indonesia with Western New Guinea. Jakarta (ID): Kementerian
Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika.
Terry, GR. 1991. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Yusianto, Wahyudi T, Sulistyowati. 2008. Kakao : Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Wahyudi T, Panggabean TR, Pujiyanto, editor. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.

Lampiran 1 Peta wilayah kebun PT Rumpun Sari Antan I, Cilacap, Jawa Tengah tahun 2011

AFDELING A

AFDELING B

Keterangan :
:
:
:
:
:

Karet TBM 5 (Intercrop)
Karet TBM 5 (Murni)
Karet TBM 4
Karet TBM 3
Karet TBM 2

:

Karet TBM 1

: tt Des '06
: tt Des '06
: tt Des '07
: tt Des '08
: tt Des '09/
: tt Peb '10
: tt Jun '10
: tt Des '10

AFDELING C

19

Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Total
BB
BK

HH
16
16
14
13
4
11
4
0
4
18
18
9
127

2001
CH
263.1
203.1
478.0
407.0
74.5
169.5
18.0
0.0
68.5
500.5
610.0
95.5
2,887.7
7
2

Keterangan
HH
CH
BB
BK

2002
HH
19
10
15
13
6
2
2
0
1
2
22
23
115

CH
497.5
176.0
421.5
192.5
85.5
29.0
45.0
0.0
1.0
23.5
369.5
416.0
2,257.0
6
5

2003
HH
11
17
17
12
10
4
0
0
4
11
21
19
126

CH
278.0
368.0
390.0
133.0
141.0
16.0
0.0
0.0
118.0
133.0
287.0
352.5
2,216.5
9
3

2004
HH
18
12
17
8
9
3
9
0.0
5
6
23
26
136

CH
307.0
327.5
274.0
143.5
158.0
27.5
82.0
0.0
36.0
87.5
641.0
775.0
2,859.0
7
3

: Hari Hujan
: Curah Hujan
: Bulan Basah (CH > 100 mm)
: Bulan Kering (CH < 60 mm)

2005
HH
12
11
15
12
10
11
6
3
5
14
14
22
135

CH
313.0
250.0
275.0
239.0
171.0
84.5
112.0
21.5
170.5
345.0
314.0
497.5
2,793.0
10
1

2006
HH
22
19
17
19
12
5
1
0.0
0.0
2
10
24
131

2007

CH
413.0
294.0
372.5
213.8
86.5
31.0
3