Analisis Tingkat Kebutuhan Sistem

3.2.1 Analisis Tingkat Kebutuhan Sistem

Gambaran kebutuhan yang diperlukan dalam pembangunan aplikasi didapat melalui proses wawancara dengan KPTA. KPTA adalah pengguna utama dari aplikasi ini. Dengan penggunaan aplikasi ini, diharapkan dapat membantu proses penjadwalan ujian skripsi yang dilakukan oleh KPTA yang masih menghadapi banyak kendala. Proses penjadwalan yang selama ini dilakukan pertama-tama adalah mencari dosen-dosen yang sesuai dengan bidang minat dari sebuah topik skripsi. Setelah didapat dosen-dosen yang sesuai, akan diambil tiga dosen untuk dijadikan dosen penguji dari skripsi tersebut. Jadwal dari ketiga dosen penguji tersebut akan dicocokkan dengan dua dosen pembimbing dari skripsi tersebut yang akan diletakkan di sesi dan hari ujian yang sesuai. Tahap terakhir adalah pengecekan quota menguji dari dosen-dosen penguji tersebut. Quota atau jatah menguji akan diberikan secara merata kepada semua dosen-dosen penguji. Apabila semua tahap telah terpenuhi, maka jadwal ujian yang tetap telah terbentuk. Dalam penjadwalan ujian skripsi yang dilakukan dalam aplikasi ini, KPTA memasukkan data-data yang akan dijelaskan pada Tabel 3.1 hingga Tabel 3.3. Tabel 3.1 Data Tanggal Ujian Nama Data Deskripsi Tanggal Ujian Tanggal dilaksanakannya ujian skripsi Tabel 3.2 Data Ruang Nama Data Deskripsi Nama Ruang Nama ruang yang akan digunakan untuk ujian skripsi Tabel 3.3 Data Skripsi Nama Data Deskripsi NIM NIM mahasiswa yang akan mengajukan skripsi Nama Nama mahasiswa yang akan mengajukan skripsi Judul Judul dari skripsi yang diajukan oleh mahasiswa Pembimbing 1 Pembimbing 1 dari skripsi Pembimbing 2 Pembimbing 2 dari skripsi Bidang minat Bidang minat yang terkait dari skripsi yang diajukan Proses yang dilakukan dari masukan yang diberikan adalah proses penentuan dosen penguji terbaik. Proses ini dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS sebagai metode perhitungan pencarian dosen penguji terbaik. Parameter yang digunakan untuk mendapatkan dosen penguji terbaik menggunakan metode TOPSIS ini adalah kompetensi atau keahlian dari dosen. Data kompetensi atau keahlian dari seorang dosen didapatkan dengan melakukan wawancara dengan masing-masing dosen yang bisa digolongkan sebagai dosen penguji, yaitu dosen yang telah memiliki gelar akademis minimal S2. Kompetensi yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut diberi nilai seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Tingkat Penguasaan Kompetensi dan Nilai Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Sangat Tinggi 1 Tinggi 0,8 Cukup 0,6 Rendah 0,4 Sangat Rendah 0,2 Berikut ini contoh kasus penggunaan metode TOPSIS. Terdapat tiga alternatif dosen, masing-masing: A1 : Dosen A A2 : Dosen B A3 : Dosen C Dengan dua kriteria yang dimiliki oleh masing-masing dosen, yaitu : C1 : Bidang minat 1 C2 : Bidang minat 2 Dari alternatif dan kriteria yang ada dibuat tabel nilai kriteria yang diberikan untuk masing-masing alternatif sebagai berikut: Tabel 3.5 Nilai Setiap Kriteria masing-masing Alternatif C1 C2 A1 0.6 0.8 A2 1 0.4 A3 0.8 0.4 Berdasarkan Tabel 3.5, selanjutnya dibuat matriks ternormalisasi sesuai dengan rumus 2.1. Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan nilai sebagai berikut: , = 0.4242 , = 0.7071 , = 0.5656 , = 0.8164 , = 0.4082 , = 0.4082 Matriks yang terbentuk dari perhitungan di atas yaitu: = 0.4242 0.8164 0.7071 0.4082 0.5656 0.4082 Dari matriks ternormalisasi tersebut, kemudian dicari solusi ideal positif A + dan solusi ideal negatif A - . Solusi ideal positif didapat sesuai dengan rumus 2.3 sehingga didapat nilai sebagai berikut: = {0.4242; 0.7071; 0.5656} = 0.7071 = {0.8164; 0.4082; 0.4082} = 0.8164 = {0.7071; 0.8164} Solusi ideal negatif didapat sesuai dengan rumus 2.4 sehingga didapat nilai sebagai berikut: = {0.4242; 0.7071; 0.5656} = 0.4242 = {0.8164; 0.4082; 0.4082} = 0.4082 = {0.4242; 0.4082} Setelah mendapatkan solusi ideal positif dan negatif, dicari jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal. Jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal positif didapat sesuai dengan rumus 2.5, sedangkan jarak antara alternatif A i dengan solusi ideal negatif didapat sesuai dengan rumus 2.6 sehingga didapat nilai sebagai berikut: = 0.2829 = 0.4082 = 0.4320 = 0.4082 = 0.2828 = 0.1414 Tahap terakhir dari perhitungan ini adalah mendapatkan nilai preferensi dari masing-masing alternatif. Nilai alternatif didapat sesuai dengan rumus 2.7 sehingga didapat nilai sebagai berikut: = 0.5906 = 0.4092 = 0.2466 Nilai V 1 , V 2 , V 3 merupakan nilai preferensi yang didapat, sehingga diketahui bahwa nilai preferensi yang terbesar adalah V 1 dan alternatif pertama adalah pilihan yang terbaik Dosen A. Nilai- nilai tersebut dapat diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah, sehingga dapat dijadikan data urutan dosen penguji terbaik. Dosen penguji yang terbaik digunakan akan digunakan di dalam sistem. Parameter yang dibutuhkan untuk membuat sebuah jadwal ujian adalah jadwal dosen pembimbing dan penguji, hari dan tanggal, waktu, dan ruang ujian. Jadwal dosen pembimbing dan penguji akan dicocokkan dengan hari, tanggal, dan waktu ujian, sehingga baik dosen pembimbing maupun dosen penguji mampu menghadiri ujian tanpa ada jadwal yang bentrok. Selain jadwal yang dibentuk mendapatkan dosen penguji yang sesuai dengan topik, sistem juga menyediakan alternatif dari dosen penguji yang ada apabila dosen penguji yang telah ditetapkan sebelumnya tidak dapat menghadiri ujian. Keluaran yang dihasilkan dari aplikasi ini adalah data-data yang telah melalui proses perhitungan seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Data Jadwal Ujian Nama Data Deskripsi NIM NIM mahasiswa yang mengajukan skripsi Nama Mahasiswa Nama mahasiswa yang mengajukan skripsi Judul Judul skripsi yang diajukan Pembimbing Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 dari skripsi yang diajukan Penguji 3 dosen penguji yang akan menguji skripsi dan alternatif penguji Hari, Tanggal Hari dan tanggal ujian skripsi dilaksanakan Waktu Waktu ujian skripsi dilaksanakan Ruang Ruang tempat ujian skripsi dilaksanakan Untuk dapat menjadi seorang dosen penguji, syarat yang dibutuhkan adalah dosen tersebut merupakan dosen dalam UKSW, bukan merupakan dosen pembimbing dari skripsi yang terkait, memiliki kompetensi yang sesuai dengan topik skripsi yang akan diujikan, serta memiliki gelar S2. Selain melihat berbagai kriteria tersebut, kuota atau jatah menguji juga harus diperhitungkan. Setiap dosen penguji dalam satu periode ujian, akan diberikan quota menguji yang seimbang. Ujian skripsi dilaksanakan antara hari senin sampai hari jumat. Apabila diperlukan atau jumlah skripsi yang banyak, ujian skripsi bisa dilaksanakan pada hari sabtu. Hal yang paling utama yang dapat kita simpulkan dari sini adalah bagaimana mengolah data-data yang harus dimasukkan tadi menjadi data keluaran yang berupa jadwal ujian skripsi. Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana membuat sebuah jadwal ujian dengan mempertimbangkan topik dari skripsi, kemudian menyesuaikan jadwal dari dosen, baik dari dosen pembimbing maupun dari dosen penguji, pada sesi ujian yang telah ditetapkan, serta mempertimbangkan quota menguji dari dosen penguji sehingga memperoleh jatah menguji yang rata.

3.2.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras