Penyesuaian diri dipengaruhi oleh hal-hal yang diperoleh dari kelahiran

18

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Ada faktor-faktor konstitusional yang mendasari cara-cara penyesuaian diri seseorang jelas tidak dapat disangkal. Sedang dipihak lain cara-cara penyesuaian diri seseorang adalah hasil dari latihan-latihan atau pelajaran-pelajaran yang telah dilakukan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Atau dengan kata lain hasil yang diperoleh dari luar dirinya, dari lingkunganya, khususnya lingkungan sosialnya. Sudah barang tentu dalam perkembangan anak, orang tua memegang peranan penting.

2.4.1. Penyesuaian diri dipengaruhi oleh hal-hal yang diperoleh dari kelahiran

Suatu kenyataan bahwa dimana terdapat kesukaran-kesukaran dalam penyesuaian, karena sikap yang pemalu, pendiam, tidak banyak bicara, sukar mengemukakan pendapat dan lain-lain, maka sebabnya ialah karena memang sifat dasarnya adalah demikian. Sebaliknya, oleh latihan terus menerus dan bimbingan yang teratur, sifat-sifat dasar ini dapat dipengaruhi juga cara-cara penyesuaian dirinya, sekalipun hal ini kadang-kadang sulit terjadi. 2.4.2. Penyesuaian diri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi Cara memperlihatkan tingkah laku atas dasar kebutuhan yang relatif sama, akan mungkin berbeda-beda. Hal ini antara lain disebabkan oleh mekanisme sebagaimana persepsi orang terhadap kebutuhannya dan karena itu mempengaruhi cara orang bertingkah laku dan mempengaruhi caranya menyesuaikan diri terhadap tujuan atau objeknya. Misalnya tentang rasa lapar. Intensitas rasa lapar ini dapat berbeda-beda dan jelas dapat 19 mempengaruhi tingkah laku seseorang. Kebutuhan-kebutuhan pribadi ini tidak saja menyangkut hal-hal yang bersifat psikis. Kebutuhan rasa aman, rasa terlindung merupakan hal yang sangat pribadi yang dapat mempengaruhi cara-cara penyesuaian terhadap lingkungannya. 2.4.3. Penyesuaian diri dan pembentukan kebiasaan Cara-cara penyesuaian diri seseorang terhadap dirinya dan lingkungan tempat ia hidup, memerlukan penguasaan sejumlah kebiasaan, kecakapan, sikap dan nilai yang merupakan pusat tempat berdirinya proses penyesuaian dan merupakan metode yang menentukan penyesuaian tersebut. Semakin positif dan lincah kebiasaan, keterampilan dan sikap akan semakin konstruktif metode dalam pelaksanaan penyesuaian diri yang sehat pada individu. Ada sejumlah sikap yang harus ada pada individu sebagai hasil hubungan dan interaksinya dengan orang lain dalam tahap-tahap perkembangan yang bermacam-macam. Tidak diragukan lagi bahwa sikap- sikap tersebut memainkan peranan penting dalam penyesuaian orang dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungan tempat dia hidup. Sebagai contoh dari sikap tersebut adalah penerimaan orang lain terhadapnya, serta sikapnya terhadap tanggung jawab dan kerja sama dengan orang lain. Penyesuaian diri yang baik, yang dikejar oleh setiap orang tidak tecapai, kecuali apabila kehidupan orang tersebut sunyi dari kegoncangan jiwa dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam, dan ia mampu menghadapi kesukaran dengan cara obyektif serta berpengaruh untuk hidup, serta menikmati kehidupan yang stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk 20 bekerja dan berprestasi. Tidak diragukan lagi bahwa semuanya itu adalah ciri- ciri yang menunjukkan adanya penyesuaian diri yang benar untuk mencapai hidup yang sehat dan ketenangan jiwa. Sekolah harus memberikan jaminan keamanan bagi para siswa, terhadap barang-barang miliknya dan tempat menumbuhkan kegiatan- kegiatan mereka ditunjang dengan perlindungan terhadap mereka. Posisi murid terhadap proses belajar hendaknya positif yang berarti bahwa sekolah melaksanakan prinsip belajar dan bekerja learning by doing . Sekolah harus berusaha dengan berbagai cara untuk mengarahkan murid-muridnya kearah penyesuaian diri yang benar. Disini nyata pentingnya pembentukan hubungan dengan teman-teman sebaya dan juga dengan orang-orang dewasa dalam lingkungan sekolah untuk membantu anak didiknya agar terlepas dari pemusatan pada diri sendiri. Sekolah wajib menciptakan kesempatan untuk keberhasilan para siswa, hal ini akan memberikan rasa mantap padanya bahwa ia mampu belajar. Ilmu kesehatan jiwa memandang bahwa faktor ini adalah salah satu syarat dari penyesuaian diri yang sehat. Jika kita ingin menciptakan penyesuaian diri bagi remaja antara umur 16 sampai 18 tahun, hendaknya para pendidik benar-benar sadar akan kaidah- kaidah umum untuk digunakan dalam menciptakan proses penyesuaian diri bagi anak-anak di usia sekolah menengah atas. Remaja harus diberi kesempatan untuk berbicara dan mendengar juga mendapatkan teman dalam kelompoknya. Keinginan remaja untuk terlepas 21 dari kebiasaan kanak-kanak biasanya penuh dengan rasa perlawanan dan berontak.

2.5. Perbedaan Siswa Putra dan Putri

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Penyesuaian Sosial dengan Agresivitas Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Salatiga T1 132009098 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penyesuaian Diri Antara Siswa Putra dan Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132009036 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penyesuaian Diri Antara Siswa Putra dan Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132009036 BAB IV

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penyesuaian Diri Antara Siswa Putra dan Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132009036 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penyesuaian Diri Antara Siswa Putra dan Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penyesuaian Diri Antara Siswa Putra dan Siswa Putri Kelas X dan XI SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri Siswa Laki – Laki di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132008023 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri Siswa Laki – Laki di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132008023 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri Siswa Laki – Laki di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132008023 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri Siswa Laki – Laki di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga T1 132008023 BAB V

0 0 2