12
lain diluar keinginan kedua orang tersebut. Bila terjadi seperti itu, maka wanita yang bersangkutan mengambil keputusan lari kawin dengan calon suami yang telah menjadi
pilihannya dengan penuh resiko. Perkawinan ini disebut Farbakbuk Bin Berbur perempuan yang lari kawin. Sebaliknya kalau wanita perempuan tidak berani lari kawin, maka laki–
laki yang mengambil inisiatif merampas wanita tersebut dari keluarganya untuk dijadikan istri, sudah jelas penuh resiko.
4. Perkawinan Pergantian Tungku Farbakbuk Kinkafar
Jenis perkawinan ini dapat di setujui kalangan masyarakat adat Biak untuk diberlakukan khusus bagi seseorang laki-laki yang apabila istri pertamanya telah meninggal
wafat, maka adik kandung yang sudah genap usia kawin, dibenarkan kawin dengan kakak iparnya agar hubungan kekeluargaan yang ada tetap berlangsung terus.
5. Perkawinan Pengganti Korban Pembunuhan Farbakbuk Bin Babyak
Jenis perkawinan ini dikalangan masyarakat Biak termasuk perkawinan luar biasa, karena wanita diberikan oleh keluarga pihak pelaku pembunuhan kepada pihak keluarga
yang menjadi korban sebagai pengganti dengan maksud agar wanita tersebut kelak dalam perkawinannya melahirkan seorang anak sebagai pengganti korban dan selain dari itu
berfungsi sebagai alat perdamaian dan sekaligus mengikat hubungan kekeluargaan diantara kedua keluarga yang bersangkutan serta menghilangkan dendam kusumat.
B.2 Proses Perkawinan dalam Masyarakat Biak-Numfor
Proses perkawinan ini adalah suatu tatacara yang berproses secara teratur dan terorganisir untuk menyatakan suatu perkawinan adat sah dan mendapat legitimasi publik.
13
Dengan demikian maka, sistem perkawinan orang Biak-Numfor pada dasarnya berproses dalam suatu sistem yang saling terkait dimulai dari:
20
1. Peminangan Fakfuken
Pada tahap awal ini paman dan tante dan anak laki-laki calon suami melakukan pendekatan dengan keluarga pihak perempuan calon istri untuk menyampaikan niat keluarga
laki-laki, dan aturannya harus 3 tiga kali datang meminang, karena kali I pertama baru bersifat pemberitahuan niat keluarga laki-laki pada pihak keluarga perempuan, sehingga
pihak keluarga perempuan harus berunding terutama dengan pihak anggota keluarga perempuan yang diberi hak istimewa atau hak khusus Binaw. Orang tua kandung
perempuan tidak punya hak untuk memutuskan sendiri kemauannya, karena soal mas kawin bagi orang Biak adalah hak keluarga Hak marga.
2. Mas Kawin Ararem
Pada tahap kedua peminangan, nilai nominal serta sejumlah piring antik Ben- bepon dan sejumlah piring besar dan piring makan disepakati jumlahnya. Besarnya mas
kawin pada masyarakat Biak disesuaikan dengan beberapa kriteria, yaitu: a.
Jumlah besar atau kecilnya keluarga perempuan sebagai pihak yang akan menerima mas kawin dan pada laki-laki.
b. Status sosial yang disandang keluarga perempuan Kepala keretkeluarga berada atau
status terhormat lainnya dalam marga. c.
Kecantikan, kepribadian, gadis murni Perawan. Pada waktu upacara penyerahan mas kawin diantar ke keluarga perempuan, mas
kawin dibagi 2 Dua bagian yaitu:
20
J.R. Mansoben, Bahasa dan Adat Istiadat, 15-18
14
a. Bagian mas kawin untuk lepas gendong Abobes kapar khusus untuk orang tua ibu dan
anak perempuan yang di minang bagian mas kawin lepas gendong ini akan dibagikan kepada pihak keluarga orang tua ibu dan sebagian ditahan sebagai modal mas kawin
saudara laki-laki bila kelak akan kawin. b.
Bagian mas kawin untuk marga atau keret disebut mas kawin inti, karena itu akan dibagi habis untuk seluruh anggota keluarga keret atau marga dengan prosentase yang berbeda
nilai uang dan barang piring sesuai status anggota keluarga atau keret.
3. Pernikahan Wafwofer