Dari gambar ini menunjukkan bahwa sekolah perlu mengidentifikasi misi sekolah sekarang demi
mencapai tujuan yang diinginkan dengan menerapkan berbagai strategi. Identifikasi dimulai dari kekuatan dan
kelemahan lingkungan internal serta peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Setelah itu dirumuskan
strategi, melaksanakan strategi itu hingga akhirnya dievaluasi apakah strategi itu sudah berjalan dengan
baik atau tidak. Namun dalam penelitian ini dibatasi sampai merumuskan rencana strategis saja.
2.2 Mutu
Sallis 2006 berpendapat ada dua konsep tentang mutu. Mutu dalam konsep absolut yaitu suatu idealisme
yang tidak dapat dikompromikan. Sedangkan dalam konsep relatif, mutu adalah sesuatu yang memuaskan
dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Pada dasarnya mutu itu adalah persepsi
pelanggan, apa yang dilihatnya, sehingga pengertian mutu itu tidak sama bagi semua orang. Apa yang dinilai
bagus, baik dan indah bagi satu orang belum tentu sama bagi orang lain. Sementara Sagala 2010 menjelaskan
mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara internal maupun
eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang
tersirat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah
perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan
menggunakan pendekatan sistem terbuka. Lewis dan
12
Smith dalam Tjiptono Diana, 2003 mengatakan bahwa pendekatan sistem terbuka menekankan
kebutuhan kualitas pada tiga tahap utama, yaitu akreditasi, proses transformasi, dan assessment.
Akreditasi berkaitan dengan input, sedangkan
assessment berkaitan dengan output. Input meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial,
fasilitas, dan program. Proses meliputi desain pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem analisis
data. Sedangkan output adalah prestasi siswa dan pasca kelulusan.
Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan
Proses Transformasi
Output Input
Assessment Akreditasi
Gambar 2.2: Penyempurnaan Kualitas Berkesinambungan
Sumber : Lewis Smith dalam Tjiptono Diana, 2003 Proses penyempurnaan kualitas dalam sistem
pembelajaran ditentukan oleh : a.
Input Input adalah segala sesuatu yang harus tersedia
karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan. Input pendidikan meliputi kemampuan
dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, dan program.
13
Menurut Scheerens 2003 salah satu input dalam sistem sekolah adalah murid dengan berbagai
karakteristik tertentu yang ada pada mereka. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat
berlangsung dengan baik. Oleh karena itu makin tinggi tingkat kesiapan input maka makin tinggi pula
mutu input tersebut. Masyarakat secara umum berasumsi bahwa masukan siswa yang
berkemampuan tinggi akan menghasilkan lulusan yang berkemampuan tinggi juga dan
sebaliknya. Akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya
benar karena sekolah yang berkualitas harus mampu mengelola input yang rendah atau sedang untuk
menjadi lulusan yang berkemampuan luar biasa. b.
Proses Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi
sesuatu yang lain. Proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas
belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Sanjaya 2006 mengemukakan 4 hal penting
dalam proses pendidikan. Pertama, proses pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan
siswa untuk mencapai tujuan. Kedua, proses
pendidikan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya. Keempat, akhir proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan.
14
Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia seperti guru, konselor, dan tata usaha
dan administrasi yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana
pendidikan, fasilitas, media dan sumber belajar yang memadai baik mutu maupun jumlahnya serta
manajemen strategi dan lingkungan yang mendukung Mulyasa, 2006.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan
input sekolah siswa dan proses kemampuan guru, fasilitas belajar, kurikulum, metode pembelajaran,
media belajar dan evaluasi dilakukan secara harmonis, sehingga menciptakan situasi pembelajaran
yang menyenangkan, juga mendorong motivasi dan minat belajar siswa sehingga mampu mengembangkan
dirinya. c.
Output Output pendidikan adalah merupakan kinerja
sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari prosesperilaku sekolah. Kinerja
sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Menurut Maswir 2009 mengukur prestasi
sebuah sekolah bisa dilihat dari hasil Ujian Akhir Nasional UAN sekolah tersebut, ataukah dengan
membandingkan input dengan outputnya. Mutu output sekolah dikatakan bermutu tinggi
jika prestasi sekolah khususnya prestasi belajar siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam: a
15
prestasi akademik, berupa nilai ulangan, UAN, karya ilmiah, lomba akademik, dan b prestasi non
akademik, seperti kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
lainnya. Mustakim 2008 mengemukakan ukuran sekolah
yang baik bukan semata-mata dilihat dari kesempurnaan komponennya dan kekuatankelebihan
yang dimilikinya, melainkan diukur pula dari kemampuan sekolah tersebut mengantisipasi
perubahan, konflik, serta kekurangan atau kelemahan yang ada dalam dirinya. Untuk mengetahui mutu
suatu sekolah, perlu adanya penilaian perbandingan antara input dan output dari sekolah tersebut. Hal ini
perlu dilakukan agar dapat diketahui apakah siswa yang bersangkutan mengalami perubahan yang baik
setelah melakukan proses pembelajaran di sekolah.
2.3 Rencana Strategis Peningkatan Mutu