68
yang mempunyai masalah rasa rendah diri yang tinggi. Kemudian penulis mendapatkan 12 siswa dari 4 kelas tersebut yang mempunyai rasa rendah diri
yang tinggi. Siswa dibagi dua untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok dibagi dua yang sama-sama 6 anggota,
memiliki 4 laki-laki dan 2 perempuan, hasil skor hampir sama pada tiap-tiap masalah rasa rendah diri yang dialami tiap siswa yang dapat dilihat pada tabel 3.1
dan 3.2. Hal inilah yang membuat kelompok bisa dilaksanakan dan menjadikan layanan konseling kelompok Adlerian sangat dibutuhkan.
4.3 Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu pre test dan post tes. Pre test dilaksanakan pada tanggal 20 September 2011 dengan
jadwal yang ditentukan guru BK pamong karena di hari tersebut ada 4 kelas jam BK dengan menyebarkan Check List masalah rasa rendah diri yang terdiri dari 48
item. Pre tes diberikan kepada siswa kelas VII A, VII C, VII D, VII F SMP Negeri 8 Salatiga yang berjumlah 124 siswa.
Pengambilan data post test dilaksanakan setelah seluruh rangkaian kegiatan eksperimen selesai. Post test dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2012
dan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing- masing terdiri dari 6 siswa. Daftar pernyataan yang diberikan pada post test sama
dengan daftar pernyataan pre test.
69
4.4 Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen ini dilakukan dalam 9 sesi. Berikut sesi pertama sampai dengan sembilan.
Sesi pertama Pembentukan Kelompok : 4 Januari 2012 Konselor bertindak sebagai pemimpin kelompok, sebelum itu penulis
belajar dari Adler yang khas dari Adler dalam konseling kelompok Adlerian yaitu mengajarkan untuk memanfaatkan dinamika kelompok dan konseli diajak
untuk menemukan perubahan diri yang merupakan tanggung jawabnya, dan konselor memberi penguatan serta pandangan yang benar dan selalu memberikan
kompensasi untuk ke arah superioritas. Hal ini selalu diterapkan atau dilakukan penulis dalam proses konseling kelompok Adlerian setiap sesinya. Konselor
membuka pertemuan dengan doa dan memperkenalkan diri. Pemimpin kelompok mempersilahkan para konseli memperkenalkan diri, untuk mempererat dan
membuat suasana menjadi akrab. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas dalam konseling kelompok, serta menjelaskan teknik permainan
yang digunakan penulis untuk meningkatkan dinamika kelompok sebagai manfaat dari konseling kelompok Adlerian, meyakinkan kelompok untuk tidak merasa
ragu dalam mengungkapkan masalahnya. Pemimpin kelompok juga memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada semua peserta akan kerahasiaan dari masalah-
masalah yang akan diungkapkan nantinya. Pemimpin kelompok mengajak kelompok untuk memainkan sebuah permainan kelompok .
70
Sesi Dua pembentukan kelompok dan identifikasi masalah : 7 Januari 2012 Pada sesi kedua ini, pemimpin kelompok memberikan permainan kepada
anggota kelompok. Pemimpin kelompok menanyakan lagi mengenai pengertian konseling kelompok, tujuan, asas-asas konseling kelompok kepada anggota
kelompok agar anggota kelompok lebih mengerti tujuan diadakan konseling kelompok. Pemimpin kelompok mengadakan kontak waktu dengan anggota
kelompok. Disepakati bahwa konseling kelompok ini dilakukan selama 9 sesi, dengan durasi waktu 110 menit per sesinya yang di potong waktu sekitar 20 menit
untuk melakukan permainan terlebih dahulu agar suasana konseling lebih nyaman. Setelah itu identifikasi masalah dilakukan. Karena pemimpin kelompok sudah
membawa data hasil jawaban anggota kelompok eksperimen. Pada sesi selanjutnya yang akan disepakati dan dibahas adalah masalah rasa rendah diri
yang tertinggi . Pemimpin kelompok membacakan tiap skor yang dijawab anggota kelompok. Dari skor 32 adalah masalah rasa rendah diri M.FH, skor 31 adalah
masalah rasa rendah NIP, skor 31 adalah masalah rasa rendah diri FKN, Skor 30 adalah masalah rasa rendah diri PPW, Skor 30 adalah masalah rasa rendah diri
NN, Skor 30 adalah masalah rasa rendah DA. Dengan masalah yang dibacakan pemimpin kelompok dan semua anggota kelompok konseli setuju dengan apa
yang dijelaskan pemimpin kelompok kalau konseling kelompok Adlerian akan dimulai membahas masalah dari skor yang paling tinggi dan memberikan
kompensasi kepada setiap konseli untuk kearah superioritas. Setelah itu kegiatan diakhiri dan bersepakat untuk sesi ke tiga.
71
Sesi Tiga : 11 Januari 2012 Pada sesi ketiga ini, disepakati akan membantu dan menyelesaikan
masalah M.FH. Sebelum dilakukan pemimpin kelompok memberikan sebuah permainan agar dalam konseling kelompok yang akan dilakukan tidak membuat
anggota kelompok yang lain tegang. Berdasarkan skor check list yang dibagikan oleh pemimpin kelompok untuk mengetahui masalah rendah diri siswa, pemimpin
kelompok mendapatkan bahwa M.FH memiliki keluhan paling tinggi terhadap masalah rasa rendah diri dengan skor 32. Berdasarkan prinsip konseling kelompok
yang melibatkan seluruh anggota konseling kelompok untuk mengeluarkan pendapat, ide atau saran, konselor kembali meyakinkan M.FH untuk terbuka
dengan masalah yang dihadapi dan pemimpin kelompok memberikan kompensasi untuk kearah superioritas. Pemimpin kelompok membantu menyelesaikan
permasalahan dengan membahas tiap pernyataan yang diisi M.FH dan memberikan kompensasi kepada konseli untuk kearah superioritas, ke arah
superioritas disini maksudnya terus berjuang menjadi lebih baik lagi menjadi dekat dan dekat dengan tujuan menjadi individu yang ideal. Setelah semua
pernyataan yang diisi M.FH di selesaikan pemimpin kelompok menghimbau M.FH untuk mencoba semua saran, pendapat semua anggota kelompok demi
menurunkan rasa rendah diri M.FH agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tidak terpuruk dengan rasa rendah diri yang selalu menakuti M.FH.
72
Sesi Empat : 14 Januari 2012 Pada awal pertemuan keempat, konselor kembali meyakinkan konseli
untuk selalu terbuka terhadap apa yang menjadi masalahnya sebelum konselor memberikan permainan dengan tujuan mengakrabkan sesama anggota kelompok.
Pada sesi keempat ini, merupakan pembahasan konseli bernama NIP yang memiliki skor yang tergolong kategori tinggi dalam masalah rasa rendah diri
dengan skor 31. Melalui checklist yang diisi oleh NIP, pemimpin kelompok dapat mengetahui apa saja yang membuat NIP merasa rendah diri. Kemudian pemimpin
kelompok memberikan kompensasi kepada konseli untuk kearah superioritas, membantu NIP untuk mengurangi rasa rendah diri dengan cara membahas dan
menyelesaikan masalah dari pernyataan dalam checklist tersebut satu per satu. Seperti pertemuan sebelumnya, pemimpin kelompok sangat berharap teman-
teman yang lain memberi pendapat ataupun saran untuk membantu mengurangi masalah rendah diri yang dialami NIP. Pada akhir pertemuan, NIP berjanji untuk
mencoba saran pemimpin kelompok dan teman-temannya tentang mengurangi rasa rendah diri.
Sesi kelima : 18 Januari 2012 Pada pertemuan kelima ini, akan membahas tentang permasalahan FKN
yang juga merupakan siswa dengan skor rasa rendah diri kategori tinggi yaitu 31. skor FKN setingkat dengan NIP tetapi permasalahan rendah diri tidak sama.
Seperti pertemuan sebelumnya, pemimpin kelompok menggunakan permainan untuk meningkatkan kedekatan sesama konseli dan tercipta sebuah keterbukaan
73
pada saat mengungkapkan permasalahan mereka. Pemimpin kelompok memberikan kompensasi untuk ke arah superioritas dan membantu membahas
permasalahan satu per satu supaya tidak ada yang tertinggal satu pun masalah rasa rendah diri. Hal ini bukan hanya pemimpin kelompok yang memberikan saran
ataupun gagasan. Tetapi teman sesama konseli juga berkewajiban untuk memberikan pandangan atau gagasan yang berguna untuk membantu FKN
memperbaiki dirinya. Pada akhir pertemuan, FKN berjanji untuk mencoba mengurangi permasalahan rendah diri yang dimiliki berdasarkan saran konselor
dan teman-temannya. Sesi keenam : 21 Januari 2012
Pertemuan keenam ini digunakan untuk membahas permasalahan PPW, konseli dengan skor 30 dan tergolong kategori rasa rendah diri tinggi. Tidak lupa
konselor memberikan permainan supaya membantu konseli semakin akrab dengan anggota konseli yang lain. Tidak lupa pemimpin kelompk selalu memberikan
kompensasi untuk
kearah superioritas
dan PPW
mengungkapkan permasalahannya tetapi dalam pertemuan ini sudah tampak meningkatnya
kepercayaan konseli satu sama lain. Konseli dengan kepercayaan diri yang tinggi mengungkapkan permasalahan dalam dirinya. Sedangkan anggota kelompok
mencoba untuk memberikan saran yang membangun untuk PPW yang membuat terjadinya komunikasi yang baik dalam konseling kelompok ini. Konselor juga
menambahkan apa yang dirasa saran dan ide dari anggota kelompok konseli yang kurang. Untuk bisa membantu PPW menyelesaikan permasalahan rasa
rendah dirinya. Acara diakhiri setelah PPW sudah tidak memiliki pertanyaan
74
seputar penurunan masalah rendah diri yang harus ditanyakan oleh konselor ataupun teman konseli lain.
Sesi ketujuh : 25 Januari 2012 Pertemuan ketujuh ini digunakan untuk membahas permasalahan NN yang
merupakan siswa dengan skor rasa rendah diri kategori tinggi yaitu 30. Pemimpin kelompok kembali menggunakan permainan untuk menciptakan komunikasi dan
suasana yang hangat pada pertemuan konseling kelompok sesi ketujuh ini. Pemimpin kelompok selalu memberikan kompensasi kearah superioritas
kemudian membahas permasalahan yang dialami oleh NN dan menyuruh NN untuk terbuka dengan masalahnya didepan teman-temannya. Dengan tujuan
pertemuan konseling ini bisa membantunya menyelesaikan permasalahan yang dialami. Tidak lupa pula teman sesama konseli berkewajiban untuk memberikan
ide atau gagasan supaya membantu NN menyelesaikan masalahnya. Pada akhir acara, NN berjanji untuk memperbaiki dirinya dengan cara mencoba saran yang
diberikan konselor dan teman-temannya. Sesi kedelapan : 28 Januari 2012
Pertemuan kedelapan ini membahas permasalahan yang dialami DN. DN merupakan siswa dengan masalah rendah diri kategori tinggi yaitu 30. Pemimpin
kelompok memulai pertemuan dengan memainkan permainan yang biasanya dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Seusai permainan, Pemimpin kelompok
selalu memberikan kompensasi untuk kearah superioritas dan mulai membahas pernyataan DN yang terdapat pada checklist yang sudah diisi. Karena pertemuan
75
ini adalah pertemuan akhir dalam membahas permasalahan konseli, teman-teman konseli DN sangat termotivasi untuk mengeluarkan ide dan pendapat yang
diharapkan dapat membantu DN memperbaiki dirinya. Pada akhir pertemuan, DN mengucapkan terima kasih kepada konselor dan teman-temannya atas saran yang
sangat membangun dan berjanji untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan DN. Sesi kesembilan : 1 Februari 2012
Pertemuan kesembilan ini merupakan pertemuan evaluasi untuk membahas segala macam permasalahan rasa rendah diri yang dialami konseli.
Satu per satu konseli harus mengungkapkan apa saja yang menurut konseli sudah berubah setelah pertemuan konseling kelompok beberapa kali pertemuan.
Pemimpin kelompok merasa puas karena beberapa konseli mengungkapkan bahwa pertemuan konseling yang sudah dilakukan sudah dapat membantu konseli
mengurangi permasalahan rendah diri yang dialami yang bisa diambil kesimpulan kalau konseli sudah bisa menuju kearah superioritas. Urutan berbagi pengalaman
dilakukan dari M.FH dengan skor yang paling tinggi menuju ke skor terendah. Lalu pemimpin kelompok bertanya setiap pernyataan dalam checklist. Apabila
ada permasalahan yang belum bisa sepenuhnya terselesaikan, konselor kembali memberi saran supaya dikemudian hari bisa diperbaiki. Setelah menonton video
yang bisa memotivasi siswa untuk bisa lebih menghargai diri-sendiri dan orang tua anggota kelompok konseli untuk tidak menjadi pribadi yang mempunyai rasa
rendah diri yang semoga saja konseling kelompok Adlerian ini bermanfaat untuk hari kedepan konseli. Diharapkan dari pertemuan kesembilan ini, konseli bisa
semakin menurunkan angka permasalahan rasa rendah diri yang dialami.
76
Post Test: 4 Februari 2012 Konselor memberikan post test kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol di ruang yang berbeda. Kelompok eksperimen di ruang VIII F dan kelompok kontrol di ruang VIII E.
Tindak lanjut: 6 Februari 2012 Setelah selesai, penulis menemui guru BK dan membicarakan bahwa
konseling kelompok telah selesai. Penulis memberikan hasil dan data yang digunakan untuk menurunkan permasalahan rendah diri konseli. Tanggapan guru
pamong terhadap hasil dan data yang diberikan peneliti beliau merasa senang karena penulis bisa membantu beliau selaku guru BK untuk menurunkan angka
rasa rendah diri yang dialami muridnya.
4.5 Analisis Data