Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga T1 132008035 BAB IV

(1)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

Persiapan awal penulis adalah meminta izin kepada kepala sekolah SMA KRISTEN 1 SALATIGA secara informal untuk mengadakan penelitian serta menyampaikan maksud dan tujuan penulis mengadakan penelitian. Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan guru bimbingan konseling di sekolah, kemudian penulis memutuskan untuk mengadakan penelitian di SMA KRISTEN 1 SALATIGA. Pada tanggal 11 juni 2012 meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada sekolah SMA KRISTEN 1 SALATIGA dan oleh pihak kepala sekolah penulis diizinkan untuk melakukan penelitian di SMA KRISTEN 1 SALATIGA.

B. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitain adalah siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA

jumlah siswa 33 siswa , sampel berjumlah 18 siswa yang menjadi subyek penelitain karena berdasarkan hasil pre testmdiketahui ada 18 siswa yang memiliki konsep diri yang rendah, 18 siswa yang memiliki konsep diri yang rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu 9 kelompok eksperimen dan sembilan kelompok kontrol. Disini pada 9 siswa kelompok eksperimen terdiri dari 4 siswa perempuan dan 5 siswa laki -laki.


(2)

Dan pada kelompok kontrol juga sama terdir dari 4 siswa perempuan dan lima siswa laki - laki. Kedua kelompok ini berasal dari kelas yang sama.

C. Pelaksanaan Penelitian

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu pre test dan post test. Pre test dilaksanakan sebelum pemberian layanan bimbingan dan konseling kelompok pada tanggal 10 Juni 2012 dengan menyebar Tennesse self concept scale yang terdiri dari 100 item pertanyaan. Pre test diberikan kepada subyek yang berjumlah 32 siswa dan selanjutnya dipilih 9 siswa yang mengalami konsep diri rendah.

D. Analisis dan Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest

Setelah data terkumpul melalui pengisian angket keterbukaan diri, maka penulis segera memberikan skoring dan melakukan analisis data. pengujian pertama dilakukan pada

data pre test, ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan konsep diri siswa kelas X-3SMA KRISTEN 1 SALATIGA. Hasil analisis Pre test dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(3)

Tabel 4.1

Tabel Data Pretest Konsep Diri

KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL NO NAMA JK SKOR N

O

NAMA JK SKOR

1 DD L 189 1 AK L 188

2 HA L 196 2 AS L 197

3 HA P 186 3 AB P 186

4 KP L 171 4 CB L 170

5 SY P 196 5 EB P 199

6 TC P 171 6 OD P 156

7 TA P 196 7 SU P 177

8 YR L 160 8 TR L 169

9 EW L 191 9 YJ L 192

Tabel 4.2 Hasil Pretest Konsep Diri

Grop N Mean Rank Sum of Ranks

pretest Eksperimen 9 9.94 89.50

Kontrol 9 9.06 81.50


(4)

Sebelum kelompok eksperimen diberikan perlakuan, terlebih dahulu ditentukan ada tidaknya perbedaan antar kedua kelompok. Mean kelompok eksperimen sebesar 9.94 dan mean kelompok kontrol sebesar 9.06 dengan P= Asymp Sig 0,723>0,050, Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan konsep diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA. Maka dari hasil tersebut penelitian dapat dilakukan.

2. Kisi - kisi bimbingan kelompok konsep diri

Tabel 4.4

Kisi - kisi layanan bimbingan kelompok

NO Dimensi Indikator Tujuan Topik Metode

Tabel 4.3 Hasil Pretest Konsep Diri

pretest

Mann-Whitney U 36.500

Wilcoxon W 81.500

Z -.354

Asymp. Sig. (2-tailed) .723

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .730a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: grop


(5)

1 Diri sebagai obyek /identitas (identity self)

- Siswa tau tentang kelemahan dan kelebihan yang ada dalam dirinya - Mampu memaksi mal kan potensi - potensi yang dimiliki - Tidak terpengaruh dengan media - media yang berkembang - Menjadi diri

sendiri - Mengetahui bahwa setiap orang unik dan berbeda 1. Menjadi diri sendiri Ceramah Diskusi Observasi - Mampu mengemb angkan diri dengan karakter yang dimiliki - Mengetahui potensi yang dimiliki - Mampu melihat kekurangan dan kelebihan diri sendiri

2. Siapa diri saya

Permainan Diskusi

2 Diri sebagai pelaku (behavior self) - Mampu membeda kan perilaku yang baik dan buruk - Mampu untuk mengerti perilaku - perilaku yang harus diubah - Mengerti tentang perilaku yang seringkali tidak disadari - Merubah perilaku - perilaku yang kurang baik 3. Mengena li perilaku diri sendiri Memutar film Diskusi Refleksi


(6)

3 Diri sebagai penilai (judging self) - Memiliki kepekaan terhadap diri sendiri - Mampu untuk menjadi pengamat bagi diri sendiri - Mampu mengamati kekurangan dan kelemahan diri sendiri - Mengerti tentang pentingnya untuk mengamati diri sendiri 4. Menjadi pengamat bagi diri sendiri Game Diskusi Bermain peran - Mampu untuk menerima diri sendiri - Mampu untuk memiliki harga diri yang positif

- Puas dengan apa yang dimiliki - Tidak iri

dengan orang - Menjadi pribadi yang berani mengambil keputusan - Tidak mudah terpengaruh dengan keadaan 5. Apakah saya puas dengan diri saya sendiri 6. Meningk at-kan harga diri Sharing Diskusi Memutar film Sharing

4 Diri Fisik (Phisical self) - Mampu untuk mengenali diri secara mendalam - Bisa menerima diri sendiri sesuai kenyataan - Mampu untuk melihat potensi - potensi diri 7. Mampu menerim a keadaan diri sendiri apa adanya Permainan Diskusi


(7)

- Mampu menjadi orang yang bisa menarik orang lain - Bisa menjadi orang yang disukai oleh orang lain - Bisa menjalin hubungan dengan banyak orang 8. Menjadi pribadi yang mempeso na Bermain drama diskusi

5 Diri moral etik ( moral etik self) - Mampu untuk memiliki pemahama n tetang moral yang positif - Memiliki moral yang sesuai dengan ajaran agama yang di anut - Membangun hubungan yang intim dengan Tuhan 9. Memiliki moral yang Tuhan kehendak i Memutar film Diskhusi Sharing - Mampu untuk memiliki kesadaran dalam beragama - Taat terhadap ajaran Agama - Mempriorita skan Tuhan dalam kehidupan 10.Memban gun hubungan yang intim dengan Tuhan Sharing Diskhusi

6 Diri pribadi (personal self) - Mampu mengamb angkan diri dalam pergaulan - Menjadi pribadi yang supel - Bisa membangun relasi dengan 11.Menjadi pribadi yang menyena ngkan Memutar film Sharing


(8)

banyak orang - Mampu untuk menempat kan diri dalam kondisi apapun - Bisa menyesuaik an diri dalam kondisi apapun - Menjadi pribadi yang matang 12.Menjadi pribadi yang tepat Permainan Diskhusi Sharing

7 Diri keluarga (family self) - Memiliki rasa cinta terhadap keluarga

- Bisa saling menghargai antar angota keluarga - Menunjukka

n sikap yang taat terhadap orang tua 13.Memban gun hubungan yang harmonis dengan keluarga Ceramah Diskhusi sharing - Mamppu memiliki sikap yang taat terhadap orang tua - Menghorma ti ayah dan ibu - Memiliki rasa sayang terhadap orang tua 14.Menghor mati ayah ibu Memutar film Diskhusi

8 Diri sosial ( social self) - Mampu memiliki pemahama n tentang orang lain - Menjadi pribadi y ang bisa bergaul dengan banyak orang - Membangun relasi yang baik 15.Menjadi pribadi yang bisa bersosial Diskusi Bermain peran Sharing


(9)

- Mampu menjadi orang yang disukai

- Memiliki pribadi yang ramah - Mamppu

menjadi teladan bagi orang lain

16.Interaksi yang positif

Diskusi

3. Laporan Pelaksanaan

1. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 11 Juni 2012, dengan topik menjadi diri sendiri. Sebelum memulai kegiatan bimbingan kelompok penulis menjelaskan secara singkat mengenai bagaimana menjadi diri sendiri, kemudian siswa diminta untuk menjelaskan kembali tentang makna dan pengertian menjadi diri sendiri. Setelah itu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman - temannya mengenai apa dampak dan pentingnya menjadi diri sendiri, setelah itu siswa menyampaikan hasil dari diskusi yang mereka lakukan. Setelah itu siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang perilaku - perilaku negatif yang ada dilinkungan sekitar mengenai dampak - dampak seseorang yang tidak bisa menjadi diri sendiri.

2. Pertemuan kedua tanggal 13 Juni 2012, dengan topik siapa diri saya, sebelum memulai bimbingan kelompok siswa diberikan pertanyaan tentang hasil observasi yang telah mereka lakukan tentang topik yang kemarin mereka bahas. Setelah mereka menjelaskan hasil dari observasi yang mereka lakukan, mereka diajak untuk bermain kata dalam permainan kata ini mereka harus bisa menyebutkan nama dan profesi yang ingin mereka miliki, setdlsh itu mereka harus bergantian


(10)

menyebutkan nama dan profesi tersebut secara bergantian dan teman mereka harus menghafal karena mereka akan menyebutkan nama dan profesi temanya bukan nama dan profesi mereka. Setelah mereka bermain kata mereka harus berdiskusi dalam kelompok kecil tentang apa makana dari permainan yang telah mereka lakukan tadi

3. Pertemuan ke 3 dilaksanankan tanggal 15 Juni 2012, dengan topik mengenali perilaku diri sendiri. Sebelum memulai bimbingan kelompok penulis sedikit mengulas tentang pertemuan yang kemarin, setelah semuanya siap maka film diputar dalam film inni bercerita tentang seorang anak yang cacat sejak lahir ia tidak memiliki tangan dan kaki yang lengkap, selain itu ia pun harus kehilangan seorang ayah sejak lahir karena ayahnya telah meninggal ketika ada perang. Dari film yang diputarkan tadi siswa - siswa diajak untuk berefleksi tentang kehidupan mereka saat ini, apakah mereka sudah mengetahui apa yang menjadi perilaku positif mereka dan apa yang harus di contoh dari perjuangan seorang gadis kecil dalam film tersebut.

4. Pertemuan ke -4 dilaksanakan tanggal 18 Juni 2012, dengan topik menjadi pengamat bagi diri sendiri sebelum siswa memulai bimbingan kelompok terlebih dahulu siswa - siswa diajak untuk bermain game agar suasana lebih santai dan tidak kaku lagi. Dalam bimbingan kelompok ini siswa- siswa dia ajak untuk bermain peran. Setiap anak diberikan satu karakter yang berbeda - beda, setelah mereka tau karakter yang mereka jalankan mereka harus bisa memainkan peran mereka sesuai dengan karakter yang telah diberikan kepada masing - masing


(11)

siswa. Setelah mereka memainkan peran mereka masing - masing mereka harus mendiskusikan mengenai peran yang mereka perankan tadi.

5. Pertemuan ke-5 dilaksanakan tanggal 19 Juni 2012, dengan topik apakah saya puas dengan diri saya dalam bimbingan ini setiap siswa harus menjawab pertanyaan ini:

a) Sapakah saya puas dengan diri saya saat ini? b) Bagaimana diri saya yang seharusnya?

c) Bagaimana cara saya untuk mencapai diri saya itu?

Setelah mereka menjawab pertanyaan tersebut mereka harus bergantian untuk menjawab pertanyaan tersebut secara bergantian dalam kelompok, setelah semua menjawab pertanyaan tersebut mereka harus mensharingkan tentang pengalaman - pengalaman yang mereka alami dalam kehidupan mereka.

6. Pertemuan ke-6 dilaksanankan tanggal 21 Juni 2012, dengan topik meningkatkan harga diri, sebelum memulai bimbingan kelompok siswa - siswa diminta untuk menjelaskan tentang pengertian harga diri, setelah mereka menyebutkan pengertian harga diri, peneliti memutarkan film motivasi tentang perjuangan seorang anak ras kulit hitam yang harus berjuang untuk mengubah stikma negatif dalam masyarakat mengenai kaum ras kulit hitam. Dalam film ini terlihat bagaimana orang kulit hitam harus dihina dan di lecehkan oleh orang - orang kulit putih. Dalam film ini terlihat perjuangan yang sangat luar biasa sehingga ada tekad yang besar untuk mengubah perbedaan yang ada menjadi suatu


(12)

keharmonisan yang bisa untuk dipersatukan. Setelah mereka menonton film tersebut lalu mereka mensharingkan hasil yang mereka dapat dari film tersebut. 7. Pertemuan ke-7dilaksanakan tanggal 22 Juni 2012, dengan topik mampu

menerima diri apa adanya. Dalam bimbingan kelompok ini peserta diajak untuk bermain tali. Dalam permainan ini dibutuhkan dua orang yang saling terikat dalam satu kelompok tugas mereka adalah bisa lepas dari tali tersebut tanpa harus melepaskan ikatan atau memotong tali tersebut. Setelah mereka bisa lepas dari tali tersebut mereka harus menyampaikan bagaimana caranya mereka bisa lepas dari tali - tali yang mengikat tersebut, setelah semua selesai siswa - siswa diajak untuk berdiskusi tentang permainan tersebut.

8. Pertemuan ke-8 dilaksanakan tanggal 25 Juni 2012, dengan topik menjadi pribadi yang mempesona dalam bimbingan kelompok ini setiap orang diberi kebebasan untuk memilih salah satu peran yang selama ini ingin mereka jalani. Setelah mereka memilih peran yang mereka inginkan mereka secara bergantian memerankan peran tersebut. Setelah mereka semua selesai memainkan peran tersebut mereka harus berdiskusi dalam kelompok untuk menyampaikan kesan - kesan mereka selama mereka memainkan peran tersebut. Selain itu mereka juga harus menyampaikan apa makna dari bermain drama tersebut

9. Pertemuan ke-9 dilaksanakan tanggal 26 Juni 2012, dengan topik memiliki moral yang Tuhan kehendaki. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok ini peserta diputarkan sebuah film motivasi perjuangan seorang anak yang sangat taat kepada Tuhan sampai akhirnya dia harus mati karena perjuanganya tersebut. Setelah


(13)

menonton film tersebut siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan - pertanyaan sebai berikut:

a. Apa yang bisa diteladani dari perjuangan tokoh tersebut? b. Apa sifat - sifat yang harus di contoh?

c. Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa menyenangkan Tuhan?

Setelah menjawab beberapa pertanyaan tersebut siswa diminta untuk berdiskusi tentang hasil dari jawaban - jawaban mereka tersebut.

10. Pertemuan ke-10 dilaksanankan tanggal 28 Juni 2012, dengan topik membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Dalam sesi ini siswa - siswa di ajak untuk berdiskusi tentang pengalaman hidup mereka dan hubungan mereka dengan Tuhan, selain itu juga ada beberapa anak yang harus kesaksian tentang kasih Tuhan dalam kehidupan mereka. Dalam bimbingan kelompok ini juga ada diskusi kelompok yang berujuan untuk mensharingkan tentang kehiduoan mereka dan pengalaman hidup mereka dengan Tuhan.

11.Pertemuan ke-11 dilaksanakan tanggal 29 Juni 2012, dengan topik Menjadi Pribadi yang menyenagkan. Sebelum memulai bimbingan kelompok siswa - siswa diminta untuk bercerita tentang pengalaman yang pernah mereka alami ketika ada orang yang senang dengan apa yang mereka lakukan. Setelah semua bercerita saatnya memutar film. Film ini bercerita tentang seorang laki - laki yang mempunyai karakter yang sangat baik ia dicintai oleh banyak orang dan akhirnya ia di jadikan raja. Dalam memimpin kerajaannya dia sangat bijak sana, sampai


(14)

akhirnya ia harus mati dalam medan perang. Setelah film selesai diputar siswa - siswwa diajak untuk sharing tentang kisah yang mereka lihat dan merefleksikan kisah tersebut dalam kehidupan mereka.

12.Pertemuan ke-12 dilaksanakanan tanggal 2 Juli 2012, dengan topik menjadi pribadi yang tepat dalam bimbingan kelompok ini para siswa di ajak untuk bermain sebuah permainan dalam permainan ini mereka harus adu ketepatan dalam dalam menangkap jari lawan mereka, dalam permainan ini dibutuhkan konsentrasi yang sangat tinggi. Selain itu mereka juga harus memiliki strategi yang baik dalam mengalahkan lawan mereka. Setelah permainan selesai mereka di ajak untuk berdiskusi mengenai hasil dari permainan tersebut. Setiap orang menyampaikan inti dari permainan tersebut secara bergantian.

13.Pertemuan ke-13 dilaksanankan tanggal 4 Juli 2012, dengan topik membangun hubungan yang harmonis dengan keluarga. Dalam pertemuan ini peneliti memberikan materi tentang bagaimana menjadi seorang yang bisa membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Setelah materi disampaikan siswa - siswa di ajak untuk berdiskusi mengenai materi yang tadi telah disampaikan. Selain itu mereka juga harus bisa menyebutkan karakter - karakter yang ada dalam diri mereka yang harus mereka rubah agar kedepan mereka menjadi pribadi yang bisa berinteraksi dengan banyak orang disekitar mereka.

14.Pertemuan ke-14 dilaksanakan tanggal 6 Juli 2012, dengan topik menghormati ayah dan ibu, dalam bimbingan kelompok ininn peneliti memutarkan sebuah film, film ini bercerita tentang seorang anak yang tidak mau menghormati ayah dan


(15)

ibunya, setiap hari kerjanya hanya mabuk dan judi, dia juga sering memukuli orang tuanya. Sampai akhirnya orang tuanya mati dan dia baru tau ternyata dia adalah anak yang paling dikasihi oleh orang tuanya dan akhriinya sepanjang hidupnya ia hanya menyesali apa yang telah dia perbuat kepada kedua orang tuanya, tapi semuanya terlambat karena semuanya itu sudah berlalu. Setelah film diputar siswa - siswa di ajak mendiskusikan iinti dari film tersebut. Dalam diskusi ini mereka harus menulis karakter - karakter yang jahat dari anak tersebut. Serta menuliskan karakter apa yang seharusnya dirubah dari karakter anak tersebut. 15.Pertemuan ke-15 dialaksanakan tanggal 9 Juli 2012, dengan topik menjadi pribadi

yang bisa bersosial. Dalam bimbingan kelompok ini peneliti menyebutkan tips - tips bagaimana caranya menjadi seorang pribadi yang bisa bersosial dan membangun banyak relasi dengan orang lain, setelah peneliti menyampaikan tips-tips tersebut siswa di ajak untuk bermain peran. Dalam bermain peran ini peneliti menunjuk dua orang untuk memerankan karakter yang berbeda. Pemeran pertama memerankan karakter seorang yang ramah, suka bergaul dan supel, pemeran kedua memainkan peran sebagai seorang yang angkuh galak dan tidak mau bersahabat dengan orang lain. Setelah kedua peran tersebut dimainkan maka penonton diberi tangung jawab untuk menilai kedua karakter yang dimainkan tadi. Setelah itu mereka mendiskusikan hal - hal yang mereka peroleh dari permainan drama tersebut.

16.Pertemuan ke-16 dilaksanakan tanggal 11 Juli 2012, dengan topik interaksi yang positif. Dalam pertemuan ini siswa - siswa diajak untuk berdiskusi tentang


(16)

bagaimana membangun suatu interaksi yang positif dengan orang lain. Dalam diskusi ini siswa - siswa menyimpulkan apakah selama konseling kelompok berlangsung siswa - siswa sudah membangun interaksi yang positif dengan teman-teman dalam kelompok. Dalam bimbingan kelompok ini merupakan pertemuan terakhir. Peneliti menyampaikan pesan dan kesan selama melakukan penelitian. Peneliti juga menyampaikan permohonan maaf jika selama ini peneliti melakukan kesalahan selama penelitian berlangsung.

4. Hasil Post tes

Untuk mengetahui peningkatan koskor konsep diri siswa yang telah diberikan layanan bimbingan kelompok konsep diri dan yang taidak menerima layanan bimbingan kelompok konsep diri, pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihitung dengan mengunakan rumus t- test dengan program SPSS. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut.


(17)

Tabel 4.5 Hasil penelitian

KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

NO NAMA JK SKO

R

NO NAMA JK SKOR

1 DD L 259 1 AK L 170

2 HA L 289 2 AS L 199

3 HA P 309 3 AB P 200

4 KP L 255 4 CB P 190

5 SY P 300 5 EB P 176

6 TC P 277 6 OD P 150

7 TA P 292 7 SU P 160

8 YR L 335 8 TR L 181

9 EW L 320 9 YJ L 192

Tabel 4.6

Hasil Post tes Konsep diri

grop2 N Mean Rank Sum of Ranks

postest Eksperimen 9 14.00 126.00

Kontrol 9 5.00 45.00


(18)

Pada pengolahan uji statistik terhadap hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney nampak bahwa p = 0,000 < 0,050 dengan

mean rank kelompok eksperimmen 14.00 sedangkan mean rank kelompok kontrol adalah 5.00 maka ada kenaikan mean rank kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi layanan, Artinya ada peningkatan konsep diri yang signifikan antara kelompok yang mendapatkan layanan dan yang tidak mendapatkan layanan bimbingan kelompok konsep diri.

A. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan yang signifikan konsep diri pada siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA

Pada pretest mean kelompok eksperimen sebesar 9.94 dan kelompok kontrol sebesar 9.06 dengan p= 0.723 > 0.050 Setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan

Tabel 4.7

Hasil Post test Konsep diri

postest

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 45.000

Z -3.576

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: grop2


(19)

kelompok Mean kelompok eksperimen sebesar 14.00 dan mean kelompok kontrol (kelompok yang tidak mendapatkan layanan bimbingan kelompok konsep diri) sebesar 5.00 .Hasil analisis diperoleh nilai p = 000> 0.050, sehingga menunjukkan peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi kegiatan bimbingan kelompok, maka hipotesis diterima.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama satu setengah bulan, sebelum peneliti melaksanakan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian untuk mengetahui konsep diri pada siswa kelas X SMA KRISTEN 1 SALATIGA Setelah diketahui bahwa kelas X memiliki konsep diri yang rendah yaitu sebanyak 60,61 % selanjutnya peneliti mengambil 18 orang siswa yang selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berjumlah tiap kelompok masing - masing 9 orang siswa.

Setelah itu peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok konsep diri kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok konsep diri dapat meningkatkan konsep diri siswa setelah diberilayanan hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut Berdasarkan analisis yang telah dilakukann diperoleh hasil mean kelompok eksperimen sebesar 14.00 dan mean kelompok kontrol sebesar 5.00 dengan P= 0,000 > 0,050 sehingga menunjukkan ada peningkatan konsep diri yang signifikan antara kelompok yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan kelompok yang tidak mendapatkan layanan bimbingan kelompok.


(20)

Hal ini bisa berhasil karena siswa - siswa yang diberikan layanan bimbingan kelompok sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi yang yang diadakan oleh peneliti. Dalam setiap sesi pertemuan yang diadakan oleh peneliti tidak ada satupun siswa yang membolos mereka benar - benar memiliki antusias yang tinggi. Setiap pertemuan diadakan siswa - siswa bertambah berani dalam mengungkapkan ide - ide dan gagasan mereka, mereka tidak lagi menjadi anak - anak yang malu dan minder.

Kelompok eksperimen ini memiliki keinginan yang sama mereka ingin merubah pola pandang mereka tentang diri mereka terutama konsep diri mereka, maka tidak heran penelitian ini menunjukkan hasil yang baik.


(1)

ibunya, setiap hari kerjanya hanya mabuk dan judi, dia juga sering memukuli

orang tuanya. Sampai akhirnya orang tuanya mati dan dia baru tau ternyata dia

adalah anak yang paling dikasihi oleh orang tuanya dan akhriinya sepanjang

hidupnya ia hanya menyesali apa yang telah dia perbuat kepada kedua orang

tuanya, tapi semuanya terlambat karena semuanya itu sudah berlalu. Setelah film

diputar siswa - siswa di ajak mendiskusikan iinti dari film tersebut. Dalam diskusi

ini mereka harus menulis karakter - karakter yang jahat dari anak tersebut. Serta

menuliskan karakter apa yang seharusnya dirubah dari karakter anak tersebut.

15.Pertemuan ke-15 dialaksanakan tanggal 9 Juli 2012, dengan topik menjadi pribadi

yang bisa bersosial. Dalam bimbingan kelompok ini peneliti menyebutkan tips -

tips bagaimana caranya menjadi seorang pribadi yang bisa bersosial dan

membangun banyak relasi dengan orang lain, setelah peneliti menyampaikan

tips-tips tersebut siswa di ajak untuk bermain peran. Dalam bermain peran ini peneliti

menunjuk dua orang untuk memerankan karakter yang berbeda. Pemeran pertama

memerankan karakter seorang yang ramah, suka bergaul dan supel, pemeran

kedua memainkan peran sebagai seorang yang angkuh galak dan tidak mau

bersahabat dengan orang lain. Setelah kedua peran tersebut dimainkan maka

penonton diberi tangung jawab untuk menilai kedua karakter yang dimainkan

tadi. Setelah itu mereka mendiskusikan hal - hal yang mereka peroleh dari

permainan drama tersebut.

16.Pertemuan ke-16 dilaksanakan tanggal 11 Juli 2012, dengan topik interaksi yang


(2)

bagaimana membangun suatu interaksi yang positif dengan orang lain. Dalam

diskusi ini siswa - siswa menyimpulkan apakah selama konseling kelompok

berlangsung siswa - siswa sudah membangun interaksi yang positif dengan

teman-teman dalam kelompok. Dalam bimbingan kelompok ini merupakan

pertemuan terakhir. Peneliti menyampaikan pesan dan kesan selama melakukan

penelitian. Peneliti juga menyampaikan permohonan maaf jika selama ini peneliti

melakukan kesalahan selama penelitian berlangsung.

4. Hasil Post tes

Untuk mengetahui peningkatan koskor konsep diri siswa yang telah diberikan

layanan bimbingan kelompok konsep diri dan yang taidak menerima layanan bimbingan

kelompok konsep diri, pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dihitung

dengan mengunakan rumus t- test dengan program SPSS. Hasil perhitungan adalah


(3)

Tabel 4.5 Hasil penelitian

KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

NO NAMA JK SKO

R

NO NAMA JK SKOR

1 DD L 259 1 AK L 170

2 HA L 289 2 AS L 199

3 HA P 309 3 AB P 200

4 KP L 255 4 CB P 190

5 SY P 300 5 EB P 176

6 TC P 277 6 OD P 150

7 TA P 292 7 SU P 160

8 YR L 335 8 TR L 181

9 EW L 320 9 YJ L 192

Tabel 4.6

Hasil Post tes Konsep diri

grop2 N Mean Rank Sum of Ranks

postest Eksperimen 9 14.00 126.00

Kontrol 9 5.00 45.00


(4)

Pada pengolahan uji statistik terhadap hasil post test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan teknik Mann Whitney nampak bahwa p = 0,000 < 0,050 dengan

mean rank kelompok eksperimmen 14.00 sedangkan mean rank kelompok kontrol adalah

5.00 maka ada kenaikan mean rank kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberi

layanan, Artinya ada peningkatan konsep diri yang signifikan antara kelompok yang

mendapatkan layanan dan yang tidak mendapatkan layanan bimbingan kelompok konsep

diri.

A. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada peningkatan yang

signifikan konsep diri pada siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA

Pada pretest mean kelompok eksperimen sebesar 9.94 dan kelompok kontrol

sebesar 9.06 dengan p= 0.723 > 0.050 Setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan

Tabel 4.7

Hasil Post test Konsep diri

postest

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 45.000

Z -3.576

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.


(5)

kelompok Mean kelompok eksperimen sebesar 14.00 dan mean kelompok kontrol

(kelompok yang tidak mendapatkan layanan bimbingan kelompok konsep diri) sebesar

5.00 .Hasil analisis diperoleh nilai p = 000> 0.050, sehingga menunjukkan peningkatan

yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi kegiatan bimbingan kelompok, maka

hipotesis diterima.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama satu setengah bulan, sebelum peneliti

melaksanakan penelitian peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian untuk

mengetahui konsep diri pada siswa kelas X SMA KRISTEN 1 SALATIGA Setelah

diketahui bahwa kelas X memiliki konsep diri yang rendah yaitu sebanyak 60,61 %

selanjutnya peneliti mengambil 18 orang siswa yang selanjutnya dibagi menjadi dua

kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang berjumlah

tiap kelompok masing - masing 9 orang siswa.

Setelah itu peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok konsep diri kepada

kelompok eksperimen untuk mengetahui apakah layanan bimbingan kelompok konsep

diri dapat meningkatkan konsep diri siswa setelah diberilayanan hasil dari penelitian

tersebut sebagai berikut Berdasarkan analisis yang telah dilakukann diperoleh hasil mean

kelompok eksperimen sebesar 14.00 dan mean kelompok kontrol sebesar 5.00 dengan P=

0,000 > 0,050 sehingga menunjukkan ada peningkatan konsep diri yang signifikan

antara kelompok yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan kelompok


(6)

Hal ini bisa berhasil karena siswa - siswa yang diberikan layanan bimbingan

kelompok sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi yang yang diadakan oleh peneliti.

Dalam setiap sesi pertemuan yang diadakan oleh peneliti tidak ada satupun siswa yang

membolos mereka benar - benar memiliki antusias yang tinggi. Setiap pertemuan

diadakan siswa - siswa bertambah berani dalam mengungkapkan ide - ide dan gagasan

mereka, mereka tidak lagi menjadi anak - anak yang malu dan minder.

Kelompok eksperimen ini memiliki keinginan yang sama mereka ingin merubah

pola pandang mereka tentang diri mereka terutama konsep diri mereka, maka tidak heran


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X SMA Kartika III-1 Banyubiru melalui Layanan Bimbingan Kelompok T1 132009109 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga T1 132008035 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga T1 132008035 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga T1 132008035 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Konsep Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga

0 1 110

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga T1 132004001 BAB V

0 0 4