2.4 Dimana
adalah frekuensi dan h adalah konstanta Planck h = 6.675 × 10
-31
Js.
2.3.1.2 Amplification
Amplifier sudah kita kenal sejak diaplikasikan pada TV set, radio dan telepon genggam yang kita gunakan sehari-hari. Pada umumnya, ketika sebuah signal
dengan amplitudo yang kecil yang diteruskan ke amplifier sebagai masukan, signal tersebut muncul dengan amplitudo beberapa kali lebih tinggi pada
keluarannya. Selama bertahun-tahun, komponen elektronika dirancang dari semikonduktor yang dapat lebih cepat membawa beberapa frekuensi gigahertz
sehingga diperkuat tanpa penyimpangan yang signifikan. Namun amplifier elektronik tetap tidak memadai untuk amplifikasi gelombang elektromagnetik
dengan fekuensi dalam kisaran 10
14
Hz. Amplifikasi osilasi frekuensi dari cahaya tampak memerlukan proses fisik yang sama sekali berbeda, yakni amplifikasi
dengan menstimulasi emisi cahaya yang dijelaskan pertama kali pada tahun 1922 oleh Albert Einstein. Hans
– Jochen Forth, 2008
Pada laser, yang proses yang terpenting adalah proses dasar yang memungkinkan penguatan amplification pada frekuensi optik sampai pada
frekuensi yang diperoleh. Proses ini menggunakan energi yang terlibat ketika partikel yang berlainan membentuk materi, terkhususnya atom-atom, io-ion dan
molekul-molekul yang berpindah dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lainnya. Colin E. Webb, 2004
2.3.1.3 Stimulated Emission dan Spontaneous Emission
Ketika sebuah partikel secara spontan berpindah dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 b, foton yang
dipancarkan memiliki frekuensi :
Universitas Sumatera Utara
2.5 Foton ini dipancarkan pada sebuah arah yang acak dengan polarisasi yang
berubah-ubah kecuali pada medan magnet. Foton membawa pergi momentum h = h c dan partikel yang dipancarkan atom, molekul atau ion mundur dalam
arah yang berlawanan.
a Absorpsi
b Emisi spontan c Emisi terstimulasi
Gambar 2.3 Interaksi cahaya dengan 2 level sistem Hans
– Jochen Foth, 2008
Pada umumnya, ketika sebuah elektron berada dalam keadaan energi tereksitasi, elektron tersebut akan kekurangan energi karena melepaskan sebuah
foton radiasi mengalami transisi menuju keadaan dasarnya dan memancarkan foton. Kejadian ini disebut emisi spontan spontaneous emission dan foton yang
dipancarkan dalam arah dan fase yang acak.
Radiasi pada atom-atom atau molekul-molekul dapat menyebabkan penyerapan sinar. Dalam mekanika kuantum, energi dari foton harus sebanding
dengan jarak antara tingkat energi. Sebagai contoh :
2.6 dimana u
mewakili kepadatan kekuatan dari medan radiasi pada frekuensi , dt adalah interval waktu dan
B
12
adalah koefisien Einstein untuk peralihan dari level 1 ke level 2.
Universitas Sumatera Utara
Energi yang tersimpan pada level 2 dengan populasi N
2
tidak akan tinggal untuk selamanya. Energi tersebut bertahan pada range 10
-8
s dimana energi disini dipancarkan ulang secara spontan melalui emisi foton lihat pada Gambar 2.1 b.
Laju transisi untuk emisi spontan ini adalah :
2.7 A
21
merupakan koefisien Einstein untuk transisi secara spontan dari level 2 ke level 1. Hans-Jochen Foth, 2008
Disisi lain, jika sebuah elektron berada pada tingkat energi E
2
dan mengalami peluruhan energi sampai pada tingkat energi E
1
, tetapi sebelumnya elektron tersebut memiliki kesempatan untuk meluruh secara spontan, maka
sebuah foton yang dihasilkan dengan energi sebesar E
2
– E
1
akan memiliki panjang, arah dan fase gelombang yang persis sama dengan gelombang elektron
tadi sehingga memperkuat energi cahaya yang datang. Proses ini disebut emisi terstimulasi. Absorpsi merupakan proses tereksitasinya elektron dari E
1
ke E
2
akibat penyeraapan foton dengan energi, dimana h E
2
– E
1
. Absorpsi, emisi spontan dan emisi terstimulasi akan digambarkan pada Gambar 2.4.
www.bgu.ac.il~gleviwebsiteGuidesLasers
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Emisi spontan dan emisi terstimulasi www.bgu.ac.il~gleviwebsiteGuidesLasers
Laser merupakan alat yang menghasilkan dan memperkuat radiasi koheren pada frekuensi
– frekuensi di daerah inframerah, cahaya tampak visible, atau daerah ultraviolet dari spektrum elektromagnetik. Laser menghasilkan cahaya
yang merupakan radiasi elektromagnetik. Ketika radiasi elektrogamnetik berinteraksi dengan material, beberapa radiasi direfleksikan, beberapa diserap dan
beberapa ditransmisikan. Koefisien absopsi tergantung pada medium panjang gelombang dari radiasi dan intesitas. Makin tinggi intensitas maka akan
menghasikan banyak foton yang berinteraksi.
Laser memanfaatkan proses yang meningkatkan atau memperkuat sinyal cahaya setelah sinyal tersebut telah dihasilkan dengan cara lain. Proses-proses ini
terdiri dari emisi terstimulasi dan optik umpan balik yang dihasilkan oleh cermin. Dengan demikian, dalam bentuk yang paling sederhana, laser terdiri dari media
penguatan dimana dirangsang oleh emisi terstimulasi dan cermin sebagai umpan untuk mengembalikan cahaya ke amplifier untuk proses penguatan sinyal cahaya
selanjutnya lihat Gambar 2.5. William T. Silfvast, 2004
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Skema sederhana dari tipe laser William T. Silfvast, 2004 2.3.2
Komponen Laser
Berdasarkan sifat keluarannya, ada dua jenis laser yakni laser kontinyu dan laser pulsa. Laser kontinyu adalah laser yang memancarkan cahaya yang tetap selama
medium lasernya dieksitasi, sedangkan laser pulsa adalah laser yang memancarkan cahaya dalam bentuk pulsa pada interval tertentu. Komponen
penting sebuah laser adalah laser resonator atau laser cavity. Laser cavity ini terdiri dari 3 komponen penting yaitu:
1. An lasing medium or gain medium Laser Medium Laser
Biasanya terbuat dari bahan padatan seperti kristal, gelas, cairan seperti pelarut organic, gas seperti Helium, CO
2
atau semikonduktor dioda.
2. An energy source or pump Sumber energi atau pemompa energi
Tempat terjadinya proses pelepasan energi tinggi, reaksi kimia, dioda, lampu kilat.
3. An optical resonator or optical cavity resonator optic atau rongga optik
Terdiri dari rongga yang berisi media penguat, dengan 2 cermin yang paralel di kedua sisinya. Cermin pertama sebagai pemantul total dan cermin yang
kedua sebagai pemantul sebagian yang memungkinkan beberapa cahaya meninggalkan rongga untuk menghasilkan keluaran sinar lase. Cermin kedua
ini disebut the output coupler. Dr. Emily Simpson, 2012
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Tiga komponen laser Dr. Emily Simpson, 2012
Medium laser mengandung atom-atom yang mempunyai tingkat energi metastabil yang dapat dieksitasi dengan menyerap energi dari luar. Medium ini
dapat berupa zat cair, gas maupun zat padat sehingga jenis-jenis laser juga dapat dikategorikan berdasarkan medium yang digunakan seperti laser CO
2
laser yang menggunakan medium gas, yakni gas CO
2
, laser DPSS laser yang menggunakan medium zat padat, yakni dioda dan laser cat dye laser. Laser membutuhkan
energi untuk mengeksitasi atom-atom dalam medium laser. Energi ini diperoleh dari beberapa cara. Sebagai contoh pada laser CO
2
, energy eksitasi diperoleh dari sebuah lampu pelucut muatan discharge lamp.
Sepasang cermin yaitu pemantul total high reflector dan pengganda keluaran output coupler berfungsi untuk memantulkan radiasi cahaya yang
diemisikan oleh medium laser bolak-balik melewati medium sehingga terjadi penguatan yang sangat signifikan. Pemantul total mempunyai koefisien
pemantulan 100 sementara pengganda keluaran mempunyai koefisien pemantulan lebih kecil sehingga sebagian dari cahaya laser dapat keluar dan
digunakan untuk beberapa aplikasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Skema rongga laser Laser Cavity Dr. Minarni, 2010
Dalam laser cavity, cahaya yang diemisikan atom-atom akan bolak-balik karena dipantulkan oleh kedua cermin, cahaya ini akan membentuk sebuah
gelombang berdiri standing wave yang menentukan karakteristik frekuensi dan panjang gelombang laser yang dihasilkan. Gelombang berdiri didalam laser cavity
harus memenuhi kondisi dimana simpul gelombang harus berada pada kedua ujung cavity tersebut, gelombang berdiri akan ada jika jumlah ½ gelombang dapat
memenuhi jarank antara kedua cermin seperti yang ditunjuk pada Gambar 2.7, dimana :
atau 2.8
Disini N adalah jumlah total dari ½ gelombang, L adalah jarak antara kedua cermin. Panjang gelombang dan frekuensi gelombang ke mode N diberikan oleh :
, dan 2.9
Disini c adalah kecepatan cahaya dalam laser cavity, n adalah indeks bias medium laser,
∆ adalah perbedaan antara dua mode yang berdekatan atau disebut juga free spectral range FSR. Keluaran laser tidak sepenuhnya monokromatik tetapi
mempunyai bandwitih ∆ dan beberapa longitudinal modes dengan perbedaan ∆
dapat tepat berada dalam bandwith tersebut. Dr. Minarni, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Karakteristik Laser Secara Umum