PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

(1)

PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015 (Skripsi)

Oleh

I Kadek Agus Setiawan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Oleh

I Kadek Agus Setiawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

ABSTRAK

PEMETAAN DAN ANALISIS SEBARAN SPBU DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Oleh

I Kadek Agus Setiawan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung. Analisis dalam peneitian ini meliputi (1) Jarak Rata-rata SPBU satu dengan yang lainnya di Kota Bandar Lampung. (2) Pola sebaran SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. (3) Jenis-jenis SPBU berdasarkan kodenya di Kota Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 33 SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. Objek penelitian ini yaitu lokasi, jarak, sebaran dan jenis SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, wawancara terstruktur dan observasi. Analisis dalam penelitian ini ada tiga yaitu (1) Perhitungan sekala peta digunakan untuk mengetahui jarak setiap SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. (2) Analisa Tetangga terdekat digunakan untuk mengetahui pola sebaran SPBU di Kota Badar Lampung. (3) Interpretsi peta digunakan untuk menentukan jenis SPBU berdasarkan kodenya standar petamina di Kota Bandar Lampung

Dari hasil penelitian diketahui 1) Jarak rata-rata antar SPBU di Kota Bandar Lampung didapatkan 2,70 km yang dikategorikan Dekat. 2) Pola sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung merata. 3) Jenis-jenis SPBU berdasarkan kodenya yaitu didapatkan 3 SPBU dengan jenis COCO dan 30 SPBU dengan jenis DODO. Berdasarkan hasil pemetaan bahwa, pola sebaran dapat dipetakan dengan muadah dan akurat.


(4)

ABSTRACK

THE MAPPING AND ANALYSIS OF GAS STATIONS DISTRIBUTIONS IN BANDAR LAMPUNG

IN 2015

By

I Kadek Agus Setiawan

The objective of this research was to analyze the gas pump station distribution in Bandar Lampung. Analyses in this research include (1) distance average of amongst gas pump stations in Bandar Lampung, (2) distribution pattern of gas pump stations in Bandar Lampung, and (3) types of gas pump stations besed on their codes in Bandar Lampung.

This was a survey reaserch. Subjects in this research ware 33 gas pump stations in Bandar Lampung. Research objects were location, distance, distribution and type of gas pump stations in Bandar Lampung. Data were collected with documentation, structured interview and observation. Analyses in this research were (1) map scale estimations to use in finding out distance of each gas pump station in Bandar Lampung, (2) goal is to analyze the distribution of gas in the city of Bandar Lampung. and (3) map interpretation to determine type of gas pump station according to its Pertamina (national mine and oil company) standard code in Bandar Lampung.

The research results showd that (1) average distance between gas pump station was 2.70 km, and this was categoriez to be close distance, (2) distribution pattern showed that gas pump stations were evenly distributed in Bandar Lampung, (3) types of gas pump stations besed on their codes showed that there were 3 gas pump stations with COCO codes, and 30 gas pump stations with DODO codes Based on the the mapping result, the distribution pattern could be mapped easily and accurately.


(5)

(6)

(7)

(8)

MOTO

Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab berbuat lebih baik daripada tidak berbuat, bahkan tubuh tak akan berhasil Terpelihara tanpa berkarya”


(9)

RIWAYAT HIDUP

I Kadek Agus Setiawan dilahirkan dari pasangan I Ketut Riana dan Ni Made Suriani, pada tanggal 20 Maret 1992, dan merupakan anak keenam dari delapan bersaudara.

Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Sanggar Buana pada tahun 2005, Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Siswo Bangun pada tahun 2008, dan Pendidikan Menegah Atas di SMA Negeri 1 Seputih Banyak selesai pada tahun 2011. Pada Tahun 2011 terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada awal perkuliahan penulis melaksanakan Program Orientasi Pendidikan Tinggi (PROPTI) pada 15 sampai dengan 19 Agustus 2011, selain itu selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada kegiatan akademik maupun kemahasiswaan. Penulis sempat menjabat sebagai Anggota bidang Penelitian dan Pengembangan Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia periode 2012-2013 serta menjadi ketua kegiatan Desa Binaan pada tahun 2013.


(10)

PERSEMBAHAN

Terucap Puja dan Puji bakti atas Asungkherta Waranugrha Ida sanghyang Widhi Wasa, (Sanghyang aji Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan)

kupersembahkan karya kecil ku ini sebagai wujud cinta kasih dan bhakti ku pada: Ibuku Tercinta (Ni Made Suriani), sebagai sosok yang kuat, tegar, dan ikhlas membimbingku dari kecil hingga saat ini dengan iringan kasih sayang serta do’a

yang selalu beliau ucapkan setiap harinya untuk keselamatan dan tak lain untuk kesuksesan ku.

Bapakku Tersayang (I Ketut Riana), sebagai sosok seseorang yang sangat tangguh, sabar serta pekerja keras dalam bekerja untuk keluarganya, ia adalah

figuran yang sangat ku kagumi dan ia adalah seseorang yang selalu selalu menopangku saat aku lemah dan selalu mendukungku di setiap iringan langkahku

dalam menggapai cita-cita ku.

Untuk kakak-kakak dan adik-adik ku yang terkasih I Wayan Widrawan, Ni Kadek Sadri Karlina, Ni Komang Swastini, I Ketut Sudiana, dan I Wayan Dharmawan yang selalu memberikan do’a dan semangat serta bekerja keras untuk kesuksesan

ku, trimakasih kak ewon, serta untuk adik-adik ku yang selalu menjadi semangat ku.

Para pendidikku tercinta, yang dengan keikhlasan dan kesabaran mengajariku tanpa pamrih.

serta

Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung


(11)

SANWACANA

Puji syukur Kehadirat Tuhan YME karena telah melimpahkan anugrah dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dan dosen pembimbing akademik serta sebagai Ketua program studi pendidikan geografi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi

dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Dedy Miswar, S.Si M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat. Serta kepada bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang selalu memberikan masukan serta saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(12)

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum,

Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Mahasiswa dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial;

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi, Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama;

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan;

8. Kedua orang tuaku tercinta, Kakak dan adik-adikku yang tak henti menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku;

9. Sahabat-sahabatku Siti Khayati, Koko Setiawan, Yunidar Buana, Selvindari Dwi, Agus Subadra, Mulyadi, Syaiful Asrori, Zeko Agrista, Muhamad Nur Ichwanudin, Ahmad Zulfikar, Riki Tri Kurniawan, Angga Margianto, Andi Setiawan, Kak Iwan, Wayan Juana Riska Wati, Afif Suryatama, dan Fiky Fajarudin yang selalu memberikan semangat dan mebantuku.


(13)

Semoga atas bantuan dan dukungan yang diberikan mendapatkan balasan pahala disisi Tuhan YME dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 7 Juli 2015 Penulis,

I Kadek Agus Setiawan NPM 1113034037


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA ... i

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Kegunaan Penelitian ... 7

E.Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka ... 9

1. Peta ... 9

a. Pengertian Peta... 9

b. Fungsi Peta ... 11

c. Tujuan Pembuatan Peta ... 12

d. Kegunaan Peta ... 13

e. Klasifikasi Peta ... 13

2. Pola Sebaran ... 15

3. Jalan ... 16

a. Pengertian Jalan ... 16

b. Fungsi Jalan ... 16

c. Pengelompokan Jalan ... 17

4. Lokasi ... 18

5. Jarak ... 19

6. SPBU (Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum) ... 20

a. Definisi SPBU ... 20

b. Jenis-jenis SPBU ... 20

B.Penelitian Sejenis ... 22


(15)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

C. Bahan dan Alat Penelitian ... 25

1. Bahan Penelitian ... 25

2. Alat Penelitian ... 25

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

1. Subjek Penelitian ... 26

2. Objek Penelitian ... 26

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 27

1. Variabel Penelitian ... 27

2. Definisi Oprasional Variabel ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Teknik Dokumentasi ... 30

2. Teknik Wawancara Berstruktur ... 30

3. Teknik Observasi ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33

1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung ... 33

2. Keadaan Geografis Kota Bandar Lampung ... 38

a. Letak Astronomis Kota Bandar Lampung ... 38

b. Letak Geografis Kota Bandar Lampung ... 38

c. Topografi dan Kemiringan Lereng Kota Bandar Lampung ... 42

B. Kependudukan Kota Bandar Lampung ... 47

1. Kondisi Kependudukan ... 47

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk ... 48

C. Sarana Umum Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) ... 53

D. Pembahasan Variabel Penelitian ... 56

1. Jarak SPBU di Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 56

a. Jarak SPBU di Wilayah Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 57

1) Jarak Terdekat SPBU di Wilayah Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 57

2) Jarak rata-rata SPBU di Wilayah Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 58

b. Jarak SPBU di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 60

1) Jarak Terdekat SPBU di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 60

2) Jarak rata-rata SPBU di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 61

c. Jarak SPBU di Wilayah Selatan Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 62


(16)

1) Jarak Terdekat SPBU di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 62 2) Jarak rata-rata SPBU di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 63 d. Jarak SPBU di Wilayah Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 65 1) Jarak Terdekat SPBU di Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 65 2) Jarak rata-rata SPBU di Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 66 e. Jarak SPBU di Wilayah Tengah Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 67 1) Jarak Terdekat SPBU di Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 67 2) Jarak rata-rata SPBU di Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 68 2. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 71 a. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 71 b. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Timur

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 75 c. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 79 d. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Bagian Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 83 e. Pola Sebaran SPBU di Wilayah Bagian Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 87 3. Jenis-jenis SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 93

a. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Utara Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 94 b. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 95 c. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Selatan Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 96 d. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 97 e. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Tengah Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 98 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 101 B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Daftar SPBU Berdasarkan Kecamatan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015 ... 4 2. Standar PT. Pertamina Jarak Antar SPBU ... 20 3. Daftar Penelitian Sejenis ... 22 4. Luas wilayah perkecamatan di Kota Bandar Lampung dalam (km2)

Tahun 2012 ... 40 5. Sebaran, Jumlah dan Presentase Penduduk Menurut Kecamatan di

Kota Bandar Lampung Tahun 2012... 48 6. Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 50 7. Daftar SPBU berdasarkan Koordinat UTM dan Jenisnya

di Kota Bandar Lampung Tahun 2015... 53 8. Jarak Terdekat Antar SPBU di Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015... 58 9. Jarak Terdekat Antar SPBU di Wilayah Timur

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 60 10. Jarak Terdekat Antar SPBU di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 63 11. Jarak Terdekat Antar SPBU Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 65 12. Jarak Terdekat Antar SPBU Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 68 13. Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran SPBU Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015... 74 14. Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran SPBU Wilayah Timur


(18)

15. Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran SPBU Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 82 16. Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran SPBU Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 86 17. Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran SPBU Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 90 18. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Utara Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 94 19. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 95 20. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Selatan Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 96 21. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Barat Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ... 97 22. Jenis-jenis SPBU di Wilayah Tengah Kota Bandar Lampung


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Continum nilai nearest neighbour statistic T ... 16

2. Kerangka Pikir Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015. ... 23

3. Continum nilai nearest neighbour statistic T ... 29

4. Peta Administratif Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 41

5. Peta Kemiringan Lereng Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 46

6. Peta Kepadatan Penduduk Kota Bandar Lampung Tahun 2015. ... 52

7. Peta Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015. ... 55

8. Peta Jarak SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015. ... 70

9. Peta Pola Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 92

10.Peta Jenis-jenis SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 100


(20)

I. PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peta merupakan suatu media yang ditampilkan dalam bentuk gambar dua dimensi dan disekalakan serta dilengkapi dengan tanda pengenal berupa keterangan-keterangan sebagai informasi mengenai permukaan bumi. Gambar yang ditampilkan dalam wujud peta merupakan visualisasi dari data spasial yaitu berupa simbol peta, sehingga gambar atau peta tersebut mudah dibaca dan dimengerti.

Selain itu peta juga dapat didefinisikan sebagai penyederhanaan permukaan bumi yang diproyeksikan dalam bidang datar yang disekalakan dan ditampilkan dalam bentuk grafis yang disertai simbol-simbol didalamnya sebagai tanda pengenal. Sesuai definisi peta yang dikemukakan oleh Erwin Raiz dalam Dedy Miswar (2012:14), bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan sekala, dimana sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. Melaluli peta kita dapat mengetahui secara langsung mengenai lokasi dalam satu wilayah, sehingga kita dapat mengetahui informasi yang ada dalam peta tanpa harus terjun kelokasi objek yang dipetakan.


(21)

Peta dapat memberikan informasi mengenai berbagai aspek yang berkaitan dengan fenomena permukaan bumi, dehingga tidak dapat dipungkiri bahwa peta sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena hamper setiap kegiatan manusia berhubungan dengan aspek keruangan (spatial), kelingkungan (Ecological), dan kewilayahan (regional) dalam muka bumi. Selain sebagai media informasi, peta mempunyai berbagaimacam fungsi, antara lain sebagai kepentingan pelaporan (Recoding), peragaan (Displaying), analisis (Analysing), dan pemahaman dalam interaksi (Interlationship). Menurut Dedy Miswar (2012:2015) peta mempunyai fungsi untuk mencatat atau menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi, baik data yang bersifat fisik maupun data budaya. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan peta dijadikan sumber informasi spasial yang sangat membantu dalam kehidupan manusia.

Dalam hidupnya manusia sangat membutuhkan data keruangan baik yang fisik maupun sosial untuk membantu aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terlebih pada masa kini (Modern), dimana masa modern merupakan suatu masa yang ditandai dengan perkembangan informasi yang sangat pesat dalam perkembangan informasi yang cepat. Sehingga pada saat ini manusia harus mampu memperoleh informasi keruangan secara cepat dan akurat. Dengan mengetahui informasi secara cepat dan akurat mengenai permukaan bumi, manusia akan semakin mudah dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan permukaan bumi seperti masalah sosial dan ekonomi atau berba berbagai aspek kehidupan.


(22)

Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini media informasi keruangan seperti peta merupakan salah satu media informasi yang dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Selain sebagai sumber informasi keruangan, peta juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan dan evaluasi keruangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kota Badar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang terletak di Pulau Sumatra. Letak tersebut berada di ujung selatan Pulau Sumatra tepatnya di utara Teluk Lampung. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 05020’ LS-050-28’BT dan 1050 37’-1050 37’ BT. Berdasarkan kondisi tersebut Kota Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatra. Kota Bandar Lampung terletak kurang lebih 165 km sebelah barat laut pulau jawa. Kota Bandar Lampung mempunyai luas wilayah 192.96 km2, terbagi dalam 126 Kelurahan dan 20 Kecamatan, dari 20 kecamatan tidak semuanya terdapat Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) memiliki jarak, pola sebaran merata dan jenis-jenis SPBU berdasarkan ketentuan yang ditentukan oleh PT Pertamina.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan badan usaha yang dikelola oleh berbagai pihak yang berbeda, tetapi secara umum tujuannya sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar alat transportasi kendaraan bermotor masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat di Kota Bandar Lampung.


(23)

Berdasarkan data primer yang diperoleh dari observasi yaitu, terdapat sebanyak 33 SPBU di Kota Bandar Lampung tahun 2015.

Tabel 1. Daftar SPBU berdasarkan Kecamatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015

No Kode SPBU Lokasi Kecamatan

1 23-351-01 Kecamatan Raja Basa

2 24-351-30 Kecamatan Labuhan Ratu

3 24-351-112 Kecamatan Tanjung Senang

4 21-351-03 Kecamatan Sukarame

5 24-351-33 Kecamatan Kedamaian

6 24-351-97 Kecamatan Sukabumi

7 24-352-96 Kecamatan Sukabumi

8 24-352-41 Kecamatan Panjang

9 24-352-40 Kecamatan Panjang

10 24-331-34 Kecamatan Kedamaian

11 24-351-26 Kecamatan Way Halim

12 24-352-38 Kecamatan Kedamaian

13 24-352-44 Kecamatan Bumi Waras

14 24-352-39 Kecamatan Bumi waras

15 24-357-43 Kecamatan Panjang

16 24-352-46 Kecamatan Teluk Betung Timur

17 24-352-127 Kecamatan Teluk Betung Utara

18 24-352-42 Kecamatan Teluk Betung Utara

19 21-351-05 Kecamatan Teluk Betung Selatan

20 24-353-53 Kecamatan Teluk Betung Utara

21 24-351-35 Kecamatan Tanjungkarang Pusat

22 24-351-37 Kecamatan Tanjungkarang Pusat

23 24-351-102 Kecamatan Tanjungkarang Pusat

24 24-351-31 Kecamatan Langkapura

25 24-351-73 Kecamatan Kemiling

26 24-351-93 Kecamatan Rajabasa

27 24-351-74 Kecamatan Rajabasa

28 24-351-113 Kecamatan Way Halim

29 24-351-111 Kecamatan Way Halim

30 24-351-36 Kecamatan Kedaton

31 24-351-125 Kecamatan Way Halim

32 24-351-77 Kecamatan Labuhan Ratu

33 24-351-87 Kecamatan Kemiling


(24)

Berdasarkan lokasinya SPBU (stasiun Pengisian Bahanbakar Umum) yang ada di wilayah Kota Bandar Lampung saat ini belum dipetakan dan belum adanya pihak yang memetakan SPBU tersebut, baik berdasarkan tipenya, maupun berdasarkan jenisnya atau pihak yang mengelolanya. Setelah dilakukan pemetaan lokasi SPBU di Kota Bandar Lampung maka peta tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan objek yang dipetakan yang sudah dinuat di dalam peta, misalnya seperti peta penyebaran SPBU. Sesuai fungsinya peta dapat memberikan informasi tentang pola penyebaran SPBU tersebut apakah pola penyebaran SPBU tersebut seragam (Cluster), mengelompok, dan Acak (Random), Jika pola penyebaran SPBU diketahui belum merata, maka perlu adanya peningkatan dan pemerataan SPBU untuk pemenuhan kebutuhan Bahanbakr yang terjangkau bagi semua penduduk, yaitu melalui pemerataan sebaran SPBU( Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum) dalam satu wilayah. Berdasarkan keputsan Mentri nergi dan Sumber daya Mineral (MESDM) dalam Undang-undang No.38 Tahun 2009 menyatakan bahwa:

“Dalam penyaluran Bahanbakar minyak pada bab 2 pasal 3 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan bahwa Badan Usaha pemegang izin usaha niaga umum Sperti SPBU, SPBN, SPBE mempunyai izin dalam menyalurkan Bhanbakar Minyak dan gas melalui pemerintah daerah dan pemerintah pusat sebagai bentuk perizinan usaha niaga dalam rangka pemertataan dan pemenuhan

kebutuhan bahan bakar”.

Berdasarkan Undang-undang tetang distribusi bahanbakar minyak diatas tetntu pemerintah mempunyai tujuan untuk melakukan pemerataan dan pengadaan usaha hilir melalui SPBU yaitu untuk mengsejahterakan masyarakat sebagai tugas utama pemerintah daerah.


(25)

Oleh sebab itu SPBU dalam suatu wilayah harus merata di wilayah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan ketentuan tersebutlah akan dilakukan penelitian dengan tujuan mengkaji jarak, pola sebaran SPBU dan mengkaji jenis-jenis SPBU sesuai dengan ketentuan PT Pertamina. Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik untuk melakukan penelitian tentang “Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

1. Berapakah jarak rata-rata (km) SPBU di Kota Bandar Lampung? 2. Bagaimanakah pola sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung? 3. Bagaimanakah jenis-jenis SPBU di Kota Bandar Lampung? 4. Belum tersedianya peta sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jarak rata-rata (km) SPBU di Kota Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahui pola sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis SPBU di Kota Bnadar Lampung.

4. Untuk menghasilkan peta sebaran SPBU berdasarkan jenisnya di Kota Bandar Lampung.


(26)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan:

1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Untuk memberikan informasi mengenai data berupa lokasi, jarak rata-rata, pola sebaran, dan jenis-jenis SPBU berdasarkan kodenya di Kota Bandar Lampung.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi kelas XII program IPS smester 2 pada pokok bahasan peta dan pemetaan.

4. Sebagai bahan perimbangan dan saran bagi pemerintah dalam usaha pemerataan sarana pengisian bahanbakar minyak melalui Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) dan peningkatan informasi SPBU di Kota Bandar Lampung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah, jarak, sebaran, pihak pengelola SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah seluruh SPBU yang ada di kota Bandar Lampung Tahun 2015.


(27)

4. Ruang lingkup ilmu yaitu kartografi. Menurut ICA (International Kartographic Association) dalam Hadawi Soendjojo (2012:33) Kartographic is the art, science and techcnology of making map together with their study as scientific

document and work of art”.

“cartogaraphic is the discipline dealing with the visualitaion of geographic information, or as it can be said more popular terms: a discipline involved in the science and art of map design and production”. Keterkaitan kajian kartografi dalam penelitian ini terletak pada pemetaan sebaran SPBU Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum di Kota Bandar Lampung Tahun 2015.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tijauan Pustaka

1. Peta

a. Pengertian Peta

Secara umum peta merupakan gambaran penyederhanaan permukaan bumi yang diproyeksikan kedalam bidang datar dan disekalakan serta dilengkapi dengan simbol-simbol untuk menggambarkan berbagai dalam keruangan. Sehingga dapat dikatakan peta merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk memberikan informasi oleh pembuat peta kepada pembaca peta. Informasi yang diberikan dalam peta secara faktual dan aktual mengenai permukaan bumi, sehingga dalam pembuatan peta sangat diharuskan untuk menampilkan informasi dari objek yang diinformasikan dengan maksimal mengenai keadaan yang sekarang dilapangan.

Menurut Prihanto dalam Rianto, (2009:4) mendefinisikan peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili. Lebih lanjut menurut Erwin Raiz dalam Dedy Miswar (2012:14), bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan


(29)

sekala, sebagai kenampakanya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

Berdasarkan definisi di atas peta merupakan gambaran tampilan dari data-data keruangan atau (spatial) yang divisualisasikan kedalam bidang dua dimensi atau peta yang disekalakan dan dilengkapi dengan symbol-simbol yang mewakili objek yang di visualisasikan (Output) lembaran sesuai ketentuan kartografi. Dalam prinsip kartografi yakni bertujuan agar peta yang dibuat mampu menyampaikan informasi antara pengguna peta dan pembuat peta. Supaya informasi yang terdapat dalam pet dapat dipahami dan mudah dimengerti, maka sebuah peta harus memiliki syarat-syarat tertentu:

Menurut Rianto (2009:4) syarat-syarat adalah sebagai berikut:

a) Peta tidak boleh membingungkan, agar tidak membingungkan maka sebuah peta perlu dilengkapi:

1. Keterangan atau legenda (legend). 2. Skala (scale) peta.

3. Judul Peta

4. Bagian dunia mana (insert)

b) Peta harus mudah dapat dimengerti atau ditangkap makanya oleh si pemakai peta. Untuk itu agar mudah dimengerti atau ditangkap makanya, dalam peta digunakan: 1. Warna

2. Simbol (terutama peta tematik) 3. Sistem proyeksi dan sistem koordinat.

c) Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Peta ini harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.

Selain syarat-syarat tersebut peta juga memiliki jenis-jenis sesuai dengan informasi yang disampaikan seperti peta tematik, peta umum dan lain-lain. Meskipun demikian syarat-syarat yang dimiliki setiap jenis peta tetap sama seperti yang sudah dijelaskan.


(30)

b. Fungsi Peta

Peta merupakan satu media gambar yang mempunyai fiungsi memberikan informasi satu lokasi atau objek yang dipetakan, informasi yang disajikan dalam peta tersebut yaitu informasi mengenai fenomena-fenomena yang ada di dalam permukaan bumi. Menurut Rianto (2009:4) secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut:

1) Menunjukan posisi atau lokasi relatife (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).

2) Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).

3) Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua, negara dan lain-lain).

4) Mengumpulkan data dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta. Dalam hal ini penyajian menyangkut penggunaan simbol-simbol sebagai wakil dari data-data tersebut.

Selanjutnya dalam situs http//:id.wikipedia.org.Sistem_informasi_Geografis.html menyebutkan bahwa peta memiliki fungsi dalam perencanaan wilayah, diantaranya: 1. Untuk bidang sumberdaya, seperti kesesuiaian lahan permukiman, pertanian,

perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.

2. Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan pemukiman, penataan sistem dan status pertahanan.

3. Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatau wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.

4. Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.

5. Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternative, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaan.

6. Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatau wilayah, mengetahui luas persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada satu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.


(31)

Dalam satu penelitian yang mengarah pada aspek wilayah (Regional), keruangan (Spatial) dan Kelingkungan (Ecological) sudah menjadi sebuah syarat tertentu dalam pengkajian dipermukaan bumi harus menggunakan peta sebagai sarana informasi kewilayahan, keruangan dan kelingkungan. Peta menjadi sumber informasi karena dapat menjadi petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencarai satu keluaran (Output) dari beberapa input peta yang dibuat dari data spasial.

c. Tujuan Pembuatan Peta

Sesuai dengan definisinya, peta adalah gambaran permukaan bumi yang dipindahkan (Transfer) ke dalam bidang datar dan disekalakan serta ditandai dengan simbol-simbol untuk mewakili objek yang dipetakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa peta mempunyai fungsi untuk memberikan informasi mengenai permukaan bumi tanpa harus terjun kelapangan dengan kata lain, peta dapat mempermudah pembacanya atau seseorang dalam mencari satu informasi sesuai wilayah yang dipetakan pada permukaan bumi. Menurut Riyanto (2009:5) tujuan membuat peta adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat komunikasi informasi ruang. 2) Menyimpan informasi.

3) Membantu dalam mendisain, misalnya desain jalan, dan sebagainya. 4) Untuk analisis data spasial, misalnya: perhitungan volume, dan sebagainya.


(32)

d. Kegunaan Peta

Kegunaan merupakan fungsi khusus sebuah peta selain sebagai media informasi yang menggambarkan fenomena geografikal. Menurut Dedy Miswar (2012:5) peta mempunyai kegunaan sebagai berikut:

“ Kegunaan peta antaralain untuk pelaporan (recoding), peragaan (displaying), analisis (analyzing), dan pemahaman dalam interaksi (interrelationship). Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survey lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara

keruangan”.

Selain itu peta juga diperlukan dalam kegiatan penelitian proyek dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada spasial, regional dan ekologikal. Seperti yang di kemukakan oleh Dedy Miswar (2012:5) sebagai berikut:

“Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari suatu output dari beberapa input peta (tema berbeda) dengan cara tumpang susun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan,

peta kemampuan lahan dan sebagainya”.

e. Klasifikasi Peta

Klasifikasi peta merupakan pembedaan peta berdasarkan informasi yang berbeda dari setiappeta. Menurut Bos dalam Dedy Miswar (2012:16-19) adalah sebagai berikut:

a) Klasifikasi peta menurut isi (Content):

1) Peta umum atau peta rupa bumi atau dahulu disebut peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum di permukaan bumi, dengan meggunakan skala tertentu. Peta-peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas dan peta geografi yag berisi informasiumum.


(33)

2) Peta tematik, adalah peta yang membuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bersifat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemampuan lahan, peta kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan sebagainya.

3) Peta navigasi (Chart), peta yang dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam chart meliputi route perjalanan dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh atau sangat penting sebagai panduan perjalanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah, maupun kedalaman laut.

b) Klasifikasi peta menurut skala (Scale) 1) Peta skala sangat besar : >1:10.000 2) Peta skala besar :<1:100.000-1:10.000

3) Peta skala sedang :1:100.000-1:1.000.000 4) Peta skala kecil :>1:1.000.000

c) Klasifikasi peta menurut kegunaan (Purpose) 1) Peta pendidikan

2) Peta ilmu pengetahuan 3) Peta navigasi

4) Peta untuk aplikasi teknik 5) Peta untuk perencanaan

Selain klasifikasi peta menurut Bos, ES di atas, Dedy Miswar (2012:19) mngklasifikasikan peta berdasarkan teknik, tujuan, dan skala yang bermacam-macam. Klasifikasi tersebut yakni sebagai berikut:

a) Atas dasar skala peta

1) Peta skala kecil : < 1:250.000

2) Peta skala menengah : < 1:50.000 – 1:250.000 3) Peta skala besar : < 1:250.000 – 1:50.000 4) Peta skala sangat besar : > 1:2.500

b) Atas dasar isinya

1) Peta umum (peta topografi) 2) Peta khusus (peta tematik) c) Atas dasar pengukurannya

1) Peta terestris 2) Peta fotogrametri d) Atas dasar penyajiannya

1) Peta garis 2) Peta foto 3) Peta digital

e) Atas dasar hierarkinya 1) Peta manuskrip


(34)

2) Peta dasar 3) Peta induk 4) Peta turunan

Peta tematik merupakan peta yang memiliki tema tertentu sesuai dengan data yang di masukan saat proses input, sehingga informasi yang ditampilkan merupakan data-data yang terkait sesuai dengan data yang dimasukan. Peta tematik yang digunakan dalam adalah peta administrasi. Peta-peta tematik tersebut di olah dengan sistem informasi geografi dan akhirnya akan menghasilkan peta-peta baru yaitu peta yang berhubungan dengan sebaran SPBU yang dihasilkan merupakan peta tematik dengan skala 1: 100.000.

2. Pola Sebaran

Sebaran merupakan susunan suatu objek atau posisi objek yang dilihat dengan jumlah perhitungan analisa tetangga terdekat sehingga dapat dilihat pola sebaranya. Menurut Sumaatmadja dalam Asep Hamadi (2014:20) mengemukakan bahwa penyebaran gejala-gejala permukaan bumi tidak merata diseluruh wilayah. Fenomena penyebaran yang terjadi akan membentuk pola sebaran. Menurut Nursid Sumaatmadja dalam Asep Hamadi (2014:20) pada dasarnya pola sebaran dibedakan menjadi tiga yaitu: seragam (Uniform), tersebar acak (Random Pattern), dan mengelompok (Clustered pattern). Lebih lanjut menurut R. Bintarto dan Surastopo (1978:76) pola sebaran dibedakan berdasarkan gambar sebagai berikut:


(35)

Gambar 1. Continum nilai Nearest Neighbour Statistic T

Sumber: R. Bintarto dan Surastopo (1978:76)

3. Jalan

a. Pengertian jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (UU RI No. 34 Tahun 2004:2)

b. Fungsi jalan

Berdasarkan UU RI No. 34 Tahun (2004:4) bahwa jalan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Jalan sebagai prasarana transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, linkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

2. Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa dan sebagai urat nadi kehiduan masyarakat bangsa, dan negara.

3. Jalan merupakan sebagai jaringan jalan pengikat dan menghubungkan seluruh wilayah dalam satu negara.


(36)

c. Pengelompokan jalan 1. Menurut fungsinya

Menurut Adisasmita dalam Siti Nur Fadhilah, (2011:20) jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut:

a) Jalan Utama/ jalan Arteri Primer (Arterial Road)

Jalan raya utama (Arterial Road) adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang satu kota jenjang kesatu yang berdampingan atau ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang satu dengan kota jenjang kedua yang berada di bawah pengaruhnya.

b) Jalan Sekuder/ Jalan Kolektor Primer (Major Road) adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang ada di bawah pengaruhnya, dimana ruas jalan tersebut biasanya menyalurkan lalulintas dari luar kota ke dalam kota atau sebaliknya.

c) Jalan Penghubung/ jalan Lokal (Minor road)

Jalan lokal atau jalan penghubung (Minor road) adalah ruas jalan penghubung kota atau daerah jenjang ketiga lainya, kota sesuai persil, kota dengan jenjang kedua serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang yang ada dibawah pengaruhnya sampai persil, atau jalan yang menghubungkan atara wilayah lalulintas antar wilayah kota, atau antar lingkugan, atau dari lingkungan kejalan utama kota.

2. Menurut Statusnya

Berdasarkan UU RI No. 34 Tahun (2004:5), menurut statusnya jalan dapat dibedakan menjadi lima macam sebagai berikut:

a) Jalan nasional adalah jaringan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

b) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, atau antar ibukota kabupaten atau kota, dan jalan strategis provinsi.

c) Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

d) Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota menghubungkan pusat


(37)

pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat pemukiman yang berbeda dalam kota.

e) Jalan desa adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan dan pemukiman di desa, serta jalan lingkungan

f) Jalan khusus adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.

4. Lokasi

Dalam studi geografi, lokasi menjadi variabel yang dapat menggungkapkan berbagai hal tentang gejala yang kita pelajari.Menurut Suharyono (1994: 27) ”Lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu pengetahuan geografi, dan menjadi jawaban atas pertanyaan, di mana?”. Selanjutnya dikatakan bahwa lokasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif

“Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:118-119), lokasi dalam ruang dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaring-jaring derajat. Dengan dinyatakan lokasi absolut suatu tempat atau wilayah, karakteristik tempat bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lagi lebih jauh. Untuk memperhitungkan karakteristiknya lebih jauh lagi, harus diketahui lokasi relatifnya. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan yang berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau faktor budaya yang ada di sekitarnya”. Lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi absolut setiap SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung. Lokasi absolut merupakan lokasi suatu wilayah berdasarkan letak garis lintang dan garis bujur pada setiap SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung.


(38)

5. Jarak

Jarak adalah jauh dekatnya satu tempat yang dihitung berdasarkan satuan jarak, yaitu antara satu objek dengan objek lainya yang diukur oleh suatu objek (Dinamis) bergerak. Dalam pengukuran jarak tersebut tentu membutuhkan pergerakan manusia sebagai penggerak dan alat atau benda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya sehingga dapat diketahui jarak antar objek.

“Menurut Daldjoeni (1992:62) mambagi jarak menjadi dua yaitu jarak ekonomi dan jangkauan barang, dimana jarak ekonomi bagi perjalanan orang yang dihitung adalah biaya transportasi waktu dan susah payahnya. Jangkauan barang adalah jarak yang paling jauh harus ditempuh penduduk (yang tempat tinggal terpencar) untuk membeli barang di tempat sentral. Jangkauan barang itu ditentukan oleh jarak ekonomi disamping harga barang yang bersangkutan dengan barang-barang lain”.

Dalam ilmu geografi jarak dapat dibedakan menjadi dua macam yakni, jarak absolut dan relatif. Jarak mutlak atau absolute adalah jarak yang sesungguhnya antara dua tempat yang di ukur dengan satuan meter dan kilometer. Jarak relatif adalah berapa lamanya orang menempuh suatu tempat yang diukur dengan satuan waktu dan biaya. Pada penelitian ini jarak yang dimaksud yakni jarak absolute Stasiun Pengisin Bahan bakar Umum (SPBU) di Kota Bandar Lampung yang diukur dengan satuan (km). Dalam analisis jarak antara SPBU (Stasiun Pelayanan Bahanbakar Umum) yaitu digunakan parameter standar PT. Pertamina dalam Sarasandi yang telah ada atau standar jarak (PT. Pertamina dalam Sarasandi, 2011) pada Tabel. 2 berikut:


(39)

Tabel 2. Standar PT. Pertamina Jarak antar SPBU

NO Kelas Jarak Keriteria

1. ≥3 km Sangat Jauh

2. 2.75 km -< 3 km Jauh

3. 2.5 km -< 2.75 km Dekat

4. 2.25 km -< 2.5 km Cukup Dekat

5. < 2.25 km Sangat Dekat

Sumber: PT. Pertamina (dalam Anas Sarasandi,2011:24)

6. SPBU (Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum) a. Definisi SPBU

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh pertamina guna memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat luas. (Sumber : http://spbu.pertamina.com/spbu.aspx).

b. Jenis – Jenis SPBU


(40)

1. COCO (Company Operation Company Owner)

Merupakan SPBU yang dimiliki dan dikelola oleh Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Disini yang mengelola adalah PT. Petamina Retail sebagai anak perusahaan, untuk pihak pengelola COCO di Kota Bandar Lampung dapat di tentukan dari digit kedua dan kode SPBU. Untuk SPBU COCO ditentukan dari digit kedua pasti ganjil atau digit jenis pengelola.

2. DODO (Dealer Operation Dealer Owner)

Merupakan SPBU murni milik swasta atau perorangan. Jadi segala hal mengenai manajemen perusahaan dikelola oleh perorangan atau badan usaha. untuk pihak pengelola DODO di Kota Bandar Lampung dapat di tentukan dari digit kedua kode SPBU dengan angka empat.

3. CODO (Company Operation Dealer Owner)

Merupakan SPBU milik swasta atau perorangan yang bekerjasama dengan PT Petamina Retail. untuk pihak pengelola DODO dapat di tentukan dari digit kedua kode SPBU dengan angka nol. (Sumber : http://spbu.pertamina.com/spbu.aspx dan wawan cara di PT. Pertamina Persero).


(41)

B. Penelitian Sejenis

Penelitian sejenis yang dijadikan refrensi ataupun pedoman pada penelitian ini yaitu:

Tabel. 3 Daftar Penelitian yang digunakan refrensi yang digunakan

No Nama Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Teknik Analisis 1 Siti Nur Fahadilah

(Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang) Aplikasi sistem informasi Geografi (SIG) untuk evaluasi Lokasi SPBU di Kabupaten Kudus

1)Melakukan pemetaan sebaran spasial lokasi SPBU di wilayah Kabupaten Kudus 2)Melakukan evaluasi

kesesuaian lokasi SPBU di Kabupaten Kudus.

Teknik analisis deskriptif Kuantitatif

2 Anas Sarasandi (Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang) Evaluasi sebaran Spasial Lokasi SPBU berbasis SIG 1) Melakukan pemetaan sebaran spasial lokasi SPBU di wilayah Kota Semarang

2) Mengkaji kesesuaian lokasi SPBU

berdasarkan Kepadatan

Penduduk di Kota Semarang

Teknik analisis deskriptif Kuantitatif

3 Asep Hamadi (Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta) Analisis sebaran lokasi SMP Negeri kaitanya dengan aksesibilitas mendapatakan pendidikan di kecamatan Ciputat Timur, Kota Tanggerang Selatan Provinsi Banten 1) Menganalisis sebaran lokasi SMP Negri di wilayah Kecamtan Ciputat Timur berdasarkan teori lokasi 2) Menganalisis aksesibilitas penduduk mendapatkan

pendidikan yang ada di Kecamatan Ciputat Timur terkait dengan lokasinya Teknik analisis deskriptif Kualitatif


(42)

C. Kerangka Pikir

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan sarana umum yang dibangun dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan bahan bakar alat transportasi masyarakat. Membludaknya alat transportasi merupakan salah satu alasan didirikannya SPBU, sehingga SPBU seharusnya tersebar merata disetiap wilayah dalam satu daerah. Dalam menentukan merata atau tidaknya sebaran SPBU adapun beberapa hal yang harus diketahui yaitu seperti jarak antar titik SPBU, setelah di ketahi jarak rata-rata lalu dilakukan kalkulasi analisa tetangga terdekat sehingga dapat diketahui pola sebaran. Selanjutnya setelah mengetahui pola sebaranya lalu interpretasi peta sebaran sehingga dapat diketahui pola sebaran dan jenis-jenis SPBU. Dengan demikian maka dapat dijadikan Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU. Adapun bagan Kerangka Pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar. 2. Kerangka Pikir Analisis Pemetaan dan Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015.

Jenis-jenis SPBU


(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat meng-generalisasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang dikumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial (Moh. Pabundu Tika, 2005:6). Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat fisik.

Metode survei digunakan dalam penelitian ini yaitu dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung yaitu dengan melihat aspek jarak antar SPBU, Serta untuk mengetahui Sebaran SPBU berdasarkan jenis SPBU.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2015, dan penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Badar Lampung.


(44)

C. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat penelitian adalah sarana yang mendukung dalam proses penelitian, sehingga dapat mempermudah dalam pengumpulan data dan mengolah data.

1. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a) Data atribut berupa data persebaran (koordinat X dan Y ) dan data luas lokasi SPBU di Kota Bandar Lampung.

b) Data spasial yaitu berupa peta administratif Kota Banndar Lampung, Selain peta administratif juga ada citra SRTM DEM 90 m Zona 48 S, Path 124 dan Raw 26. 2. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Perangkat keras (Haradwere) yaitu:

1) Intel Asus HMDL 14 Ghz, 2 GB RAM, dan 250 GB HDD adalah alat yang digunakan untuk menjalankan program, mengolah data, dan menyimpan data yang berkaitan dengan penelian ini.

2) Scaner, merupakan alat yang digunakan utuk melakukan scaning data berupa peta analog untuk dirubah menjadi peta digital JPEG, sehingga dapat diolah dalam program.

3) Printer, merupakan alat untuk mencetak data berupa laporan, peta dan lampiran-lampiran lainya yang berkaitan dengan penelitian.


(45)

b) Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan beberapa perangkat lunak seperti, Soft ware ArcView 3.2 dan Arc GISVersion 9.3.

c) Alat lapangan yang digunakan

1) GPS (Global Positioning System), merupakan alat yang digunakan untuk mencatan koordinat objek penelitian di lapangan, koordinat ini sangat penting dalam proses penentuan titik sebaran pada peta.

2) Kamera, digunakan untuk mengambil gambar objek penelitan dilapangan untuk menjadi bukti penelitian.

D.Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung berjumlah 33 SPBU.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran atau titik fokus yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Objek penelitian merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2010:117) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek dari penelitian ini adalah kajian geografi yang menyangkut lokasi, jarak, pola sebaran dan jenis SPBU berdasarkan kodenya.


(46)

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Varibel penelitian menurut Sugiyono (2010:61) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Jarak antara SPBU di wilayah Kota Bandar Lampung. b. Sebaran SPBU di wilayah Kota Bandar Lampung.

c. Jenis-jenis SPBU berdasarkan kodenya di Kota Bandar Lampung. 2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau mengspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Moh. Nazir, 2005:126). Bedasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa definisi operasional variabel adalah memberikan arti terhadap variabel secara sistematis dan berdasarkan karakteristik yang diteliti sehingga dapat mempermudah seseorang dalam melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek yang diamati. Selain itu definisi operasional secara otomatis akan menunjukan alat ukur yang sesuai dalam pengambilan dengan variabel yang akan diukur. Sehingga di dalam definisi operasional dapat diberikan parameter yang dijadikan patokan dalam sebuah riset. Berdasarkan uraian definisi operasional di atas, definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(47)

a. Lokasi

Dalam penelitian ini, lokasi yang dimaksud adalah lokasi absolut SPBU di Kota Bandar Lampung. Lokasi absolut ini berarti letak garis lintang dan garis bujur pada setiap SPBU yang di ukur dengan GPS, yang ada di Kota Bandar Lampung.

b. Jarak antara SPBU di wilayah Kota Bandar Lampung

Dalam penelitian ini jarak yang digunakan mutlak (Absolut) dalam satuan meter (m) atau kilometer (km) yakni jarak antar SPBU sebagai berikut: jika jarak antara SPBU < 2.25 km termasuk keriteria Sangat dekat, 2.25 km -< 2.5 km cukup dekat, 2.5 km -< 2.75 km dekat, 2.75 km -< 3 km termasuk jauh dan jika jarak antara SPBU ≥ 3 km maka termasuk keriteria sangat jauh.

c. Sebaran SPBU

Pada penelitian ini analisis pemetaan dan sebaran SPBU di wilayah Kota Bandar Lampung yaitu dengan menggunakan analisa tetangga terdekat. Adapun beberapa langkah-langkah dalam menggunakan analisis tetangga terdekat yakni:

a) Menentukan batas wilayah yang akan diselidiki.

b) Mengubah pola penyebaran SPBU seperti yang terdapat dalam peta Sebaran SPBU menjadi pola penyebaran titik.

c) Mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya dan catatlah ukuran jarak ini. d) Menghitung besar parameter tetangga terdekat (Nearest-Nieghbour Statistic) T


(48)

=

T = indeks penyebaran tetangga terdekat.

Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik yang terdekat. Jh = jarak rata-rata yang diperoleh jika semua titik mempunyai pola random. P = 1

2 = kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N)

dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi �

Adapun pola sebaran yang diukur dengan Parameter tetangga terdekat T (nearest neighbour statistic T) tersebut dapat ditunjukkan pula dengan rangkaian kesatuan (continum) untuk mempermudah pembandingan antar pola titik.

Gambar 3. Continum nilai Nearest Neighbour Statistic T


(49)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan satu teknik untuk memperoleh data yang sangat baik, hal tersebut dikarenakan teknik dokumentasi adalah teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini yaitu digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder berupa data kependudukan, peta administrasi. Kota Bandar Lampung yang terdapat di dinas instansi terkait, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Pusat Statistik (BPS) baik provinsi dan kota.

2. Wawancara Berstruktur

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:50) wawancara berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertannyaan yang kadang-kadang disertai dengan jawaban alternatifnya dengan maksud agar pengumpulan data dapat lebih terarah kepada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara berstruktur dilakukan secara langsung untuk mendapatkan ketentuan mengenai jenis-jenis SPBU di Kota Bandar Lampung.

3. Observasi

Observasi merupakan satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data keadaan faktual dilapangan baik objek maupun subjeknya di lapangan. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:105), gejala dan masalah geografi ada dan terjadi secara


(50)

langsung di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut untuk memperoleh data geografi yang aktual dan faktual, harus dilakukan turun lapangan atau obsevasi lapangan. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data primer. Data primer didapat dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan ini dilakukan dengan beberapa teknik, yakni:

a. Pengabilan koordinat dengan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik untuk lokasi absolut tiap lokasi SPBU di Kota Bandar Lampung.

b. Pengambilan dan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai kode SPBU dan keadaan atau kondisi lingkungan SPBU yang terdapat di wilayah Kota Bandar Lampung berupa gambar dalam format JPEG foto.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan

orang lain” (Sugiyono, 2010:244)

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif, dimana dalam analisis data yang diperoleh diinterprestasikan dan di visualisasikan secara kuantitatif untuk memberikan pengertian atau arti dari data tersebut. Data-data yang diperoleh dari hasil interpretasi peta. Selanjutnya disusun


(51)

sebagai hasil penelitian, sehingga dari hasil penelitian data dibuat dengan menggunakan metode deskripsi yang tersusun secara sistematis. Data yang dimaksud dideskripsikan kedalam bentuk kalimat sesuai dengan angka sebagai hasil akhir laporan penelitian.

a. Untuk mengetahui pola persebaran SPBU di Kota Bandar Lampung menggunakan rumus Analisa Tetangga Terdekat, yakni :

Rumus: �=��

�ℎ Keterangan:

T = indeks penyebaran tetangga terdekat.

Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat.

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random.

Jh = 1

P

2

P = Banyaknya titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi N

A.

Sumber: R. Bintarto dan Surastopo (1978: 75).

b. Untuk mengukur jarak yaitu menggunakan perhitungan skala peta dengan rumus: (Rosana:2003:23). Jarak sebenarnya di lapangan = Jarak pada peta x Skala


(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai pemetaan dan analisis sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Jarak rata-rata SPBU di Kota Bandar Lampung dengan SPBU yaitu diperoleh sebesar 2,70 km dikatagorikan dekat.

2) Pola Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung merata, dapat diketahui melalui perhitungan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat diperoleh nilai T= 2,21.

3) Jenis-jenis SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung, yaitu terdapat 3 unit SPBU yang berjenis COCO dan 30 unit yang berjenis DODO dari 33 unit SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung.


(53)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam hal Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, dapat dikemukakan saran antara lain:

Kepada dinas yang terkait di Kota Bandar Lampung, agar lebih mempertimbangkan, memperhtikan dan lebih meningkatkan perizinan serta pemerataan SPBU di Kota Bandar Lampung.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sarasandi. 2011. Evaluasi sebaran spasial lokasi SPBU Pertamina di Kota Semarang Berbasis SIG.Skripsi. Semarang: Unnes.

Asep Hamadi. 2014. Analisis sebaran lokasi smp negeri Kaitannya dengan aksesibilitas Mendapatkan pendidikan di kecamatanCiputat timur, kota tangerang selatan, Provinsi banten. Skripsi. Jakarta .(UIN) syarif hidayatullah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung Dalam angka 2012

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978. Metode Analisa Geografi. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Daldjoeni. N. 1992. Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung.

Dedy Miswar. 2012. Kartografi Tematik. Anugrah Utama Raharja Printing & Publishing. Bandar Lampung.

Hadwi Soendjojo. 2012.Kartografi. ITB. Bandung.

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Riyanto, Prilnali EP dan Hendi Indelarko. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Gava Media. Yogyakarta.


(55)

Siti Nur Fadhilah.2011.Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Evaluasi Sebaran Lokasi Stasiun Pelayanan Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: Unnes.

Sudarmi.2013. Buku Bahan Ajar Gografi Regional Indonesia. Diktat. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Lampung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharyono dan Amin Moch. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Depdikbud, Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumber Lainya:

Admin. 2015. http//:id.wikipedia.org.Sistem_informasi_Geografis.htm di akses 25 Desember 2014 Pada Pukul 15.01 WIB.(internet).

Admin.2015. http://spbu.pertamina.com/spbu.aspx. Diakses 17 Januari 2015, Pukul 14.22 WIB. .(internet).

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2011 Undang – Undang No. 45 Tahun 2009. Tentang Pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Diakses 20 Desember 2014 pada pukul 20.10 WIB. (Internet).

Undang – Undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2004. Tentang jalan di akses 21 Januari 2015 pada pukul 20.10 WIB. (Internet).

Admin.2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung. di akses 11 April 2015 pada pukul. 10.26 WIB. (Internet)


(1)

langsung di lapangan. Berdasarkan pendapat tersebut untuk memperoleh data geografi yang aktual dan faktual, harus dilakukan turun lapangan atau obsevasi lapangan. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang data primer. Data primer didapat dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan ini dilakukan dengan beberapa teknik, yakni:

a. Pengabilan koordinat dengan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik untuk lokasi absolut tiap lokasi SPBU di Kota Bandar Lampung.

b. Pengambilan dan pengamatan untuk mendapatkan data mengenai kode SPBU dan keadaan atau kondisi lingkungan SPBU yang terdapat di wilayah Kota Bandar Lampung berupa gambar dalam format JPEG foto.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain” (Sugiyono, 2010:244)

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif, dimana dalam analisis data yang diperoleh diinterprestasikan dan di visualisasikan secara kuantitatif untuk memberikan pengertian atau arti dari data tersebut. Data-data yang diperoleh dari hasil interpretasi peta. Selanjutnya disusun


(2)

sebagai hasil penelitian, sehingga dari hasil penelitian data dibuat dengan menggunakan metode deskripsi yang tersusun secara sistematis. Data yang dimaksud dideskripsikan kedalam bentuk kalimat sesuai dengan angka sebagai hasil akhir laporan penelitian.

a. Untuk mengetahui pola persebaran SPBU di Kota Bandar Lampung menggunakan rumus Analisa Tetangga Terdekat, yakni :

Rumus: �=�� �ℎ

Keterangan:

T = indeks penyebaran tetangga terdekat.

Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat.

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random.

Jh = 1 P

2

P = Banyaknya titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi N

A. Sumber: R. Bintarto dan Surastopo (1978: 75).

b. Untuk mengukur jarak yaitu menggunakan perhitungan skala peta dengan rumus: (Rosana:2003:23). Jarak sebenarnya di lapangan = Jarak pada peta x Skala


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai pemetaan dan analisis sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Jarak rata-rata SPBU di Kota Bandar Lampung dengan SPBU yaitu diperoleh sebesar 2,70 km dikatagorikan dekat.

2) Pola Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung merata, dapat diketahui melalui perhitungan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat diperoleh nilai T= 2,21.

3) Jenis-jenis SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung, yaitu terdapat 3 unit SPBU yang berjenis COCO dan 30 unit yang berjenis DODO dari 33 unit SPBU yang ada di Kota Bandar Lampung.


(4)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam hal Pemetaan dan Analisis Sebaran SPBU di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, dapat dikemukakan saran antara lain:

Kepada dinas yang terkait di Kota Bandar Lampung, agar lebih mempertimbangkan, memperhtikan dan lebih meningkatkan perizinan serta pemerataan SPBU di Kota Bandar Lampung.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sarasandi. 2011. Evaluasi sebaran spasial lokasi SPBU Pertamina di Kota Semarang Berbasis SIG.Skripsi. Semarang: Unnes.

Asep Hamadi. 2014. Analisis sebaran lokasi smp negeri Kaitannya dengan aksesibilitas Mendapatkan pendidikan di kecamatanCiputat timur, kota tangerang selatan, Provinsi banten. Skripsi. Jakarta .(UIN) syarif hidayatullah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung Dalam angka 2012

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978. Metode Analisa Geografi. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Daldjoeni. N. 1992. Geografi Baru Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung.

Dedy Miswar. 2012. Kartografi Tematik. Anugrah Utama Raharja Printing & Publishing. Bandar Lampung.

Hadwi Soendjojo. 2012.Kartografi. ITB. Bandung.

Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Moh. Nazir. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Riyanto, Prilnali EP dan Hendi Indelarko. 2009. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Gava Media. Yogyakarta.


(6)

Siti Nur Fadhilah.2011.Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Evaluasi Sebaran Lokasi Stasiun Pelayanan Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: Unnes.

Sudarmi.2013. Buku Bahan Ajar Gografi Regional Indonesia. Diktat. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Lampung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharyono dan Amin Moch. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan. Depdikbud, Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumber Lainya:

Admin. 2015. http//:id.wikipedia.org.Sistem_informasi_Geografis.htm di akses 25 Desember 2014 Pada Pukul 15.01 WIB.(internet).

Admin.2015. http://spbu.pertamina.com/spbu.aspx. Diakses 17 Januari 2015, Pukul 14.22 WIB. .(internet).

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. 2011 Undang – Undang No. 45 Tahun 2009. Tentang Pendistribusian Bahan Bakar Minyak. Diakses 20 Desember 2014 pada pukul 20.10 WIB. (Internet).

Undang – Undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2004. Tentang jalan di akses 21 Januari 2015 pada pukul 20.10 WIB. (Internet).

Admin.2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung. di akses 11 April 2015 pada pukul. 10.26 WIB. (Internet)