K-tersedia Autecology of pepper plan in Lampung Province environmental characteristic and its factors affecting the productivity of pepper plant

54 Tabel 26 Kadar K dan Na di lokasi penelitian No Lokasi Kebun K cmolkg Kriteria Na cmolkg Kriteria 1 Sekincau 1 1.12 tinggi 0.27 rendah 2 0.21 rendah 0.33 rendah 3 0.19 rendah 0.31 rendah 4 0.19 rendah 0.35 rendah 5 0.44 rendah 0.33 rendah Rata-rata 0.43 rendah 0.32 rendah 2 Abung Barat 1 0.23 rendah 0.31 rendah 2 0.17 rendah 0.30 rendah 3 0.19 rendah 0.26 rendah 4 0.19 rendah 0.30 rendah 5 0.11 rendah 0.31 rendah Rata-rata 0.18 rendah 0.30 rendah 3 Marga Tiga 1 0.76 tinggi 0.26 rendah 2 0.23 rendah 0.20 rendah 3 0.51 rendah 0.26 rendah 4 0.89 tinggi 0.32 rendah 5 0.15 rendah 0.25 rendah Rata-rata 0.51 sedang 0.26 rendah 4 Natar 1 0.91 tinggi 0.33 rendah 2 0.21 rendah 0.25 rendah 3 0.33 rendah 0.32 rendah 4 0.20 rendah 0.38 rendah 5 0.19 rendah 0.30 rendah Rata-rata 0.33 rendah 0.32 rendah Selanjutnya untuk dilakukan analisis hubungan kondisi kandungan hara tanah di masing-masing lokasi penelitian terhadap keragaan dan produktivitas tanaman lada diambil tiga komponen kesuburan tanah meliputi pH, rasio CN dan kapasistas tukar kation tanah KTK. Tabel 27 Rata-rata dan simpangan baku nilai pH, CN, dan KTK tanah di empat lokasi penelitian Lokasi pH Kriteria CN Kriteria KTK Kriteria Sekincau 5.35 ± 0.24 Masam 8.25 ± 0.35 Sedang 17.55 ± 2.69 Sedang Abung Barat 4,95 ± 0.11 Masam 8,60 ± 2.46 Sedang 11.29 ± 1.77 Rendah Margatiga 5,02 ± 0.18 Masam 6,83 ± 0.17 Sedang 14.02 ± 1.47 Rendah Natar 5.10 ± 0.18 Masam 7,43 ± 0.05 Sedang 11.50 ± 0.48 Rendah Nilai rataan di empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa nilai pH tanah tergolong masam, rasio CN tanah tergolong sedang dan nilai KTK tanah tergolong rendah kecuali di wilayah Sekincau Kabupaten Lampung Barat Tabel 55 27. Secara umum terlihat bahwa di daerah Sekincau Kabupaten Lampung Barat nilai rataan KTK, CN rasio dan pH tanah relatif lebih tinggi dibandingkan tiga lokasi yang lain yang berarti di Sekincau memiliki tingkat kesuburan tanah yang relatif lebih tinggi dibandingkan tiga lokasi yang lainnya. Komponen Faktor Lingkungan Biotik Studi interaksi tanaman lada terhadap faktor biotik dibatasi pada hubungannya dengan serangga permukaan tanah. Hasil penelitian keanekaragaman serangga yang berasosiasi dengan tanaman lada berdasarkan pemasangan perangkap pitfall yang dilakukan pada empat kabupaten di Provinsi Lampung Lampiran 7 dan 8 diperoleh 12 ordo serangga permukaan tanah yang berasosiasi dengan tanaman lada Tabel 28. Tabel 28 Jumlah serangga permukaan tanah yang diperoleh pada empat lokasi penelitian No Ordo Lampung Barat Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Utara P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 SERANGGA 1. Blattodea 5 12 2 1 12 17 10 36 2. Coleoptera 11 9 10 9 8 7 23 25 3. Dermaptera 1 1 4. Diptera 57 69 13 17 4 5 31 28 5. Hemiptera 1 5 1 4 4 6. Hymenoptera Formicidae 143 303 235 152 228 53 98 74 Lain 151 307 236 165 229 56 51 78 7. Lepidoptera 1 2 8. Orthoptera 2 3 20 18 6 6 21 24 9. Thysanoptera 1 1 1 ARTHROPODA LAIN 10. Acarina 3 4 6 4 3 2 11. Arachnida 1 2 3 3 3 5 12 2 12. Collembola 23 16 5 26 5 8 8 3 P1: kebun lada Natar 1, P2: kebun lada Natar 2 Ordo Collembola terlihat lebih banyak pada pertanaman lada Lampung Barat. Umumnya ordo ini memiliki peran sebagai pengurai. Kondisi ini menunjukkan tingginya peran ordo ini dalam menguraikan bahan organik pada lahan-lahan di lingkungan tanaman lada di wilayah Sekincau Kabupaten Lampung Barat. Kelimpahan ordo ini menunjukkan adanya kelimpahan serasah atau bahan organik pada lahan tanaman lada di daerah sekincau. Besarnya kandungan bahan organik di wilayah ini juga terlihat dari hasil analisis kimia tanah yang menunjukkan bahwa kandungan C organik di Sekincau relatif tinggi dibandingkan wilayah yang lain yaitu rata-rata 2.43 atau memiliki kriteria kandungan bahan organik sedang Tabel 20. Keberadaan ordo ini juga berpotensi membantu meningkatkan kandungan organik tanah seperti unsur karbon dan nitrogen. Kondisi tersebut sesuai dengan hasil analisis kesuburan tanah yang menunjukkan wilayah Sekincau Lampung Barat memiliki tingkat kesuburan yang relatif lebih tinggi dibandingkan tiga lokasi penelitian lainnya Tabel 27. 56 Tabel 29 Jumlah semut yang diperoleh di empat lokasi penelitian No Spesies Lampung Barat Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Utara P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 Dolichoderinae 1. Dolichoderus sp.01 1 1 2. Tapinoma sp.01 2 3 7 2 3. Technomyrmex sp.01 1 2 Formicinae 4. Acropyga sp.01 1 2 5. Anoplolepis gacilipes 1 6 2 10 27 6. Camponotus sp.01 4 5 4 2 6 5 7. Nylanderia sp.01 2 5 3 1 1 8. Nylanderia sp.02 3 3 1 3 1 1 3 1 Myrmicinae 9. Aphaenogaster sp.01 41 46 1 9 10. Crematogaster sp.01 2 4 1 1 7 11. Crematogaster sp.02 1 20 12. Crematogaster sp.03 3 13. Mayriella sp.01 1 1 14. Mayriella sp.02 38 3 15. Monomorium sp.01 14 3 42 32 6 16. Monomorium sp.02 1 5 6 17. Monomorium sp.03 1 3 6 1 1 18. Pheidole sp.01 8 211 59 45 152 2 1 19. Pheidole sp.02 5 1 20. Pheidole sp.03 41 21. Pheidole sp.04 13 22. Rhoptromyrmex sp.01 2 1 1 3 4 23. Solenopsis geminata 111 54 Ponerinae 24. Hypoponera sp.01 2 4 5 25. Leptogenys sp.01 1 2 26. Odontoponera sp.01 19 40 23 13 11 4 17 6 27. Ponera sp.01 1 Pseudomyrmecinae 28. Tetraponera sp.01 1 1 P1: kebun lada Natar 1, P2: kebun lada Natar 2 Ordo Coleoptera terbanyak di wilayah Lampung Utara. Ordo ini berpotensi sebagai predator hama begitu juga dengan ordo Hymenoptera. Melimpahnya ordo Coleoptera di wilayah Abung Barat Lampung Utara berpotensi memberikan perlindungan alami bagi tanaman lada sehingga tingkat produktivitas tanaman lada di Abung relatif lebih tinggi. Keberadaannya dimungkinkan karena kesesuaian lingkungan hidup bagi ordo ini. Sebagian ordo Coleoptera ini berperan juga sebagai serangga detritivor yang sangat berguna dalam proses jejaring makanan yang ada. Serangga ini membantu menguraikan bahan organik yang ada, hasil uraiannya dimanfaatkan oleh tanaman Odum 1971. Untuk melihat hubungan keberadaan serangga permukaan tanah dengan pertanaman lada dilakukan analisis dengan studi kasus pada serangga permukaaan tanah yang ditemukan paling banyak yaitu ordo Hymenoptera khususnya family Formicidae semut. Data diuji menggunakan estimasi Chao Gambar 9 dan analisis MDS Gambar 10.