UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

(1)

SKRIPSI

NUR HALIMAH

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER

BIJI RAMBUTAN (

Nephelium lappaceum

Linn.)

DENGAN METODE

BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

(BST)

(Ekstrak

n

-Heksana dan Ekstrak Metanol)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.)

DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh : Nur Halimah NIM : 08040096

Disetujui oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing II

Prof.Dr.Sukardiman, Apt.,MS Siti Rofida,S.Si.,Apt NIP : 196301091988101001 NIP:114.0804.0453


(3)

iii

Lembar Pengujian

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn.)

DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal 17 Juli 2012

Oleh

Nur Halimah NIM : 08040096

Tim Penguji

Penguji 1 Penguji II

Prof.Dr.Sukardiman, Apt.,MS Siti Rofida,S.Si.,Apt

NIP : 196301091988101001 NIP:114.0804.0453

Penguji III Penguji IV

Drs. H. A. Inoni., Apt Achmad Shobrun Jamil, S. Si, MP NIP:004001 NIP:113.0907.0469


(4)

iv

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas segala limapahan rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum

Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol) yang diajukan untuk memperoleh gelar sarjana farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulisan naskah skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS selaku dosen pembimbing satu yang telah membantu, membimbing, memberi saran dan memberi dorongan moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Siti Rofida, S.Si., Apt selaku dosen pembimbing dua yang telah dengan tulus dan sabar membantu, membimbing, memberi saran sampai terselesaikannya skripsi ini.

3. Drs. H. Achmad Inoni., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran dan masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Achmad Shobrun Jamil., S.Si.,MP selaku dosen penguji atas saran dan masukannya demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Tri Lestari H.,M.,Kep.,Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi kesempatan penulis untuk belajar dan menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Uswatun Chasanah,Dra.,Apt.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi Farmasi yang selalu memberikan motivasi.

7. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku Kepala Laboratorium Kimia Terpadu yang telah memberikan fasilitas selama melakukan penelitian.


(5)

v

8. Para Dosen Pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah dengan sabar dan penuh semangat dalam memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.

9. Mbak susi, mas ferdi, mas sigit dan pak aris atas segala bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

10.Keluarga tercinta, Bpk H.Mosleh dan Ibu Hj.Juwairiyah, serta kakak dan adikku yang selalu memberi dukungan, motivasi, do’a, saran, nasehat, perhatian dan kasih sayang yang tak terhingga.

11.Penyemangatku, Arya Bey yang selalu menemani saat susah dan senang, memberi pengertian, kesabaran, do’a dan perhatianmu yang menjadi semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan bahan alam : ismi, nia, nisa ida, nipo uli,ardi dan imam atas kebersamaan dan semangat serta kerjasamanya.

13.Sahabat dan teman-teman farmasi angkatan ’08 yang selalu memberi semangat dan dukungan disaat senang dan susah

14.Teman-teman kos yang telah memberi dukungan dan motivasi

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan karunia-Nya sebagai balasan atas bantuan selama ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Malang, 17 Juli 2012


(6)

vi

RINGKASAN

Sampai saat ini, penyakit kanker masih menjadi salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena di Indonesia penyakit kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung. Terapi pengobatan kanker pada umumnya dilakukan dengan cara operasi, radioterapi, immunoterapi dan kemoterapi. Ketiga cara ini memiliki efek samping yang merugikan dan biaya yang mahal, oleh karena itu saat ini banyak masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam atau obat herbal sebagai obat alternatif antikanker.

Dalam suatu penelitian tanaman biji kelengkeng Dimocarpus longan (familia Sapindaceae) mengandung senyawa polifenol yang berkhasiat sebagai antioksidan dan agen pengobatan untuk kanker kolorektal, serta dapat menghambat proliferasi dengan memblokir progresi siklus sel selama fase sintesis DNA dan menginduksi kematian apoptosis dalam tiga baris sel CRC (Colo 320DM, SW480 dan HT-29).

Berdasarkan studi kemotaksonomi maka tanaman yang memiliki kekerabatan cukup dekat kemungkinan memiliki kandungan senyawa yang hampir sama. Jenis lain dari familia Sapindaceae yaitu biji rambutan (Nephelium lappaceum L.), yang diduga memiliki aktivitas sebagai antikanker.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antikanker dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST), serta untuk mengetahui golongan kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak yang menunjukkan aktivitas antikanker. Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana dan metanol.

Pada penelitian ini masing-masing ekstrak diuji aktivitas antikankernya terhadap larva Artemia salina Leach. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Pada kelompok kontrol diberi perlakuan 5ml air laut dan 10 ekor larva udang, kemudian didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam dilakukan perhitungan larva udang yang mati. Kelompok uji diberi perlakuan larutan ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan konsentrasi 10µg/ml, 50µg/ml, 100µg/ml, 500µg/ml dan 1000µg/ml, dan dimasukkan ke dalam vial, kemudian diuapkan sampai kering. Masing-masing konsentrasi dilakukan 3 kali replikasi. Tiap-tiap vial ditambah dengan 5ml air laut dan 10 ekor larva udang (nauplii), kemudian didiamkan selama 24jam. Setelah 24jam dilakukan perhitungan larva udang yang mati.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Probit Analysis untuk mengetahui LC50 dari masing-masing ekstrak. Hasil analisis probit

menunjukkan ekstrak n-heksana mempunyai harga LC50>1000µg/ml yaitu sebesar

5117,501µg/ml, sedangkan untuk ekstrak metanol mempunyai harga LC50<1000

µg/ml yaitu sebesar 345,179µg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) mempunyai aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST), sehingga dilakukan uji skrining untuk mendeteksi senyawa yang berperan dalam toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach. Hasil skrining kandungan kimia ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) yaitu senyawa golongan flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid.


(7)

vii

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian dengan mengisolasi dan mengidentifikasi lebih lanjut terhadap senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.), serta perlu dilakukan uji aktivitas biologik antikanker terhadap biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) pada hewan coba yang lain dan sel kanker.


(8)

viii

ABSTRAK

Kanker menempati urutan kedua sebagai penyakit yang mematikan setelah penyakit jantung. Besarnya biaya pengobatan antikanker dan efek samping yang merugikan menyebabkan sebagian penderita memilih pengobatan alternatif dengan memanfaatkan bahan alam. Agen-agen sitotoksik banyak tersebar di berbagai tanaman. Biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) diduga berpotensi memiliki aktivitas sitotoksik karena mengandung flavonoid yang dikenal memiliki aktivitas antikanker.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antikanker ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap Artemia salina Leach. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Efek ekstrak pada Artemia salina Leach. diperiksa dalam 24jam untuk mendapatkan jumlah kematian Artemia salina Leach. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis probit untuk mengetahui harga LC50. Ekstrak yang positif

terhadap Brine Shrimp Lethality Test (BST) dilakukan skrining fitokimia untuk mengetahui zat yang terkandung didalamnya.

Hasil analisis probit menunjukkan ekstrak n-heksana mempunyai harga LC50>1000µg/ml yaitu sebesar 5117,501µg/ml, sedangkan untuk ekstrak metanol

mempunyai harga LC50<1000µg/ml yaitu sebesar 345,179µg/ml. Dari hasil

skrining fitokimia diketahui ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) mengandung senyawa golongan flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid.

Dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) menunjukkan hasil positif terhadap uji praskrining aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).

Kata kunci : Nephelium lappaceum Linn., Brine Shrimp Lethality Test (BST), Median Lethal Concentration (LC50), Ekstrak n-Heksana, Ekstrak Metanol.


(9)

ix

ABSTRACT

Cancer is the second major cause of death after cardiac disease. The high cost of anticancer treatment and adverse side effect cause some people choosing to alternative treatment with natural medicine. Cytotoxic agents are distributed in various plants. seeds Nephelium lappaceum Linn. has suspected potential cytotoxic activity because it contains flavonoid known has anticancer activiting.

The aim is this research is to know the anticancer activiting from n-hexana extract and methanol extract of Nephelium lappaceum Linn against Artemia salina Leach by Brine Shrimp Lethality Test (BST) method. The effect of the extract on Artemia salina Leach was examined in 24 hours to obtain the death amounts of Artemia salina Leach caused by each extract concentration. The data were analyzed using probit analysis to know value of LC50. The positive extract on

Brine Shrimp Lethality Test done phytochemical screening to know the substances contained.

Probit analysis showed that n-hexana extract had value of LC50>1000

µg/ml, that is sebesar 5117,501µg/ml, while methanol extract had value of LC50<1000µg/ml, that is 345,179µg/ml. Phytochemical screening showed that

Nephelium lappaceum Linn seeds methanol extract contained flavonoid, tannin, and steroid/triterpenoid compounds.

To conclude, the Nephelium lappaceum Linn seeds methanol extract positively affected anticancer activity in pre-screening test using Brine Shrimp Lethality Test (BST) method.

Keywords : Nephelium lappaceum Linn., Brine Shrimp Lethality Test (BST), Median Lethal Concentration (LC50), n-Hexana Extract, Methanol Extract.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Hipotesa Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Tentang Tanaman ... 7

2.1.1 Klasifikasi Tanaman... 7

2.1.2 Nama Daerah ... 8

2.1.3 Morfologi Tanaman ... 8

2.1.4 Penyebaran Tanaman ... 9

2.1.5 Kandungan Kimia ... 9

2.1.6 Kegunaan Tanaman ... 10

2.1.7 Metabolit Sekunder dalam Tanaman Rambutan ... 10

2.2 Tinjauan Tentang Kanker ... 12

2.2.1 Definisi Kanker ... 12

2.2.2 Sifat Kanker ... 13

2.2.3 Tahap-tahap Perkembangan Kanker ... 14


(11)

xi

2.2.5 Jenis-jenis Kanker ... 16

2.2.6 Gejala Kanker... 17

2.2.7 Pencegahan Kanker ... 18

2.2.8 Pengobatan Kanker ... 18

2.3 Tinjauan Tentang Antikanker ... 20

2.3.1 Definisi Antikanker ... 20

2.3.2 Penggolongan Obat Antikanker ... 21

2.4 Tinjauan Tentang Brine Shrimp Lethality Test ... 24

2.4.1 Definisi Brine Shrimp Lethality Test ... 24

2.5 Uraian Tentang Larva Udang Artemia salina Leach ... 25

2.5.1 Klasifikasi Artemia salina Leach ... 25

2.5.2 Siklus hidup Artemia salina Leach ... 25

2.5.3 Lingkungan Hidup Artemia salina Leach ... 26

2.5.4 Perkembangbiakan Artemia salina Leach ... 27

2.5.5 Penetasan Telur Artemia salina Leach ... 27

2.5.6 Penggunaan Artemia salina Leach ... 28

2.6 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 28

2.6.1 Metode Ekstraksi ... 28

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 30

BAB 4 METODE PENELITIAN... 34

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 34

4.2 Jenis Penelitian ... 34

4.3 Variabel Penelitian ... 34

4.3.1 Variabel Bebas ... 34

4.3.2 Variabel Tergantung ... 34

4.4 Definisi Operasional ... 35

4.5 Bahan Penelitian ... 35

4.5.1 Bahan Tanaman ... 35

4.5.2 Bahan Kimia ... 36

4.5.2.1 Bahan yang Digunakan untuk Ekstraksi ... 36

4.5.2.2 Bahan yang Digunakan dalam Uji Aktivitas ... 36


(12)

xii

4.5.3 Hewan Coba ... 37

4.6 Alat-alat Penelitian ... 37

4.7 Prosedur Penelitian ... 38

4.7.1 Penyiapan Bahan ... 38

4.7.2 Pembuatan Ekstrak Bahan ... 38

4.7.3 Pembuatan Larutan Ekstrak Uji ... 40

4.7.4 Penyiapan Larva Artemia salina Leach. ... 41

4.7.5 Praskrining Aktivitas Antikanker Ekstrak dengan Metode BST ... 41

4.7.6 Skirining Zat Kandungan dalam Ekstrak yang Aktif .. 44

4.7.6.1 Skrining Flavonoid ... 44

4.7.6.2 Skirining Glikosida Saponin ... 45

4.7.6.3 Skrining Steroid dan Triterpenoid ... 45

4.7.6.4 Skrining Alkaloid ... 46

4.7.6.5 Skrining Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin ... 47

4.7.6.6 Skrining Senyawa Golongan Antrakinon ... 48

4.7.7 Analisis Data ... 49

BAB 5 HASIL PENILITIAN ... 50

5.1 Hasil Pengamatan Organoleptis dan Mikroskopis Serbuk Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 50

5.2 Hasil Pembuatan Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.)... 51

5.3 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 52

5.4 Hasil Uji Aktivitas Antikanker dari Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan Metode BST ... 52

5.5 Penentuan Harga LC50 Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap Larva Artemia salina Leach. dengan Probit Analysis ... 55


(13)

xiii

5.6 Skrining Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Biji

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 56

5.7 Hasil Kromatografi Lapis Tipis Golongan Flavonoid ... 57

5.8 Hasil Kromatografi Lapis Tipis Senyawa Steroid/Triterpenoid ... 58

BAB 6 PEMBAHASAN ... 59

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Data yang diperlukan untuk mencari harga LC50 masing-

masing bahan yang diuji menggunakan Probit Analysis ... 49 V.1 Hasil pembuatan ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol

biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 51 V.2 Pembuatan larutan uji ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol

biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 52 V.3 Hasil uji aktivitas antikanker dari ekstrak n-heksana dan

Ekstrak metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.)

dengan metode BST ... 53 V.4 Hasil penentuan harga LC50 ekstrak n-heksana dan ekstrak

metanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap

larva Artemia salina Leach. dengan Probit Analysis ... 55 V.5 Hasil skrining kandungan kimia ekstrak biji rambutan

(Nephelium lappaceum L.) ... 56


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 7

2.2 Struktur Umum Fenolik ... 10

2.3 Struktur Flavonoid ... 11

2.4 Larva Artemia salina Leach ... 25

2.5 Siklus Hidup Artemia salina Leach ... 26

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Skema Ekstraksi dengan Pelarut n-Heksana dan metanol ... 39

4.2 Skema Persiapan Larva Udang Artemia salina Leach ... 42

4.3 Skema Brine Shrimp Lethality Test (BST)... 43

5.1 Sel Batu ... 50

5.2 Lapisan Kulit Biji ... 50

5.3 Ekstrak Kental n-Heksana ... 51

5.4 Ekstrak Kental Metanol... 51

5.5 Hasil KLT Flavonoid Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 57

5.6 Hasil KLT Sapogenin Steroid/Triterpenoid Ekstrak Metanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 58


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 68 2 Surat Pernyataan... 69 3 Surat Keterangan Determinasi Tanaman ... 70 4 Gambar Pengamatan Mikroskopis Serbuk Biji Rambutan

(Nepheliumis semen) ... 71 5 Gambar biji rambutan dan Ekstrak Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.)... 72 6 Gambar Uji Praskrining Aktivitas Antikanker Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol dengan Metode BST ... 73 7 Gambar Uji Skrining Ekstrak Metanol Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) ... 75 8 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak n-Heksana Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) Replikasi I ... 77 9 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak n-Heksana Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) Replikasi II ... 81 10 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak n-Heksana Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) Replikasi III... 85 11 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak Metanol Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) Replikasi I ... 89 12 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak Metanol Biji Rambutan

(Nephelium lappaceum Linn.) Replikasi II ... 93 13 Hasil Penentuan Harga LC50 Ekstrak Metanol Biji Rambutan


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2007. Fenol. http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Phenol2.svg. Diakses tanggal 22 Februari 2012.

Anonim., 2012. http://cahyadi-takariawan.web.id/? attachment_id=1894. Diakses tanggal 20 Maret 2012.

Agustina, Widi., 2011. Flavonoid. http://widiastuti.staff.uns.ac.id/2011/06/20/ flavonoid/. Diakses tanggal 22 Februari 2012.

Asrianti, Melisa., Komar, Ruslan dan Nawawi, As’ari., 2006. Telaah Fitokimia Biji Rambutan (Nephelium lappaceum Linn.). http://bahan-alam.fa.itb.ac.id/detail.php?id=34, Diakses tanggal 25 Januari 2012.

Baraja, Muna., 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus elastica Nois ex Blume Terhadap Artemia Salina Leach Dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. (Online) http://etd.eprints.ums.ac.id/2296/1/K100040114.pdf diakses tanggal 23 januari 2012.

Bachtiar, Yusuf dan Tim Lentera., 2003. Menghasilkan Pakan Alami untuk Ikan Hias. Cetakan ke-1, Jakarta: Agromedia Pustaka, hal 17-19.

Chung, YC., Lin, CC., Chou, CC and Hsu, CP., 2010. The effect of Longan seed polyphenols on colorectal carcinoma cells. http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pubmed/20561027. Diakses tanggal 6 Januari 2012.

Carballo J.L, Hernandes Z.L, Perez P dan Garcia M.D,., 2002. A Comparison Between Two Brine Shrimp Assays to Detect in Vitro Cytotoxicity in Marine Natural Products. BMC Biotechnology.

Dalimartha, Setiawan., 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Cetakan ke-4, Jakarta: Puspa Swara, hal 115-117.

Diananda, Rama., 2007. Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Cetakan ke-1, Yogyakarta: Kata Hati, hal 26-31.

Demeule, M., Levesque, J.M., Annabi, B., Gingras, D., Boivin, D., dan Jodoin. J., 2002. Green Tea Catechins as Novel Antitumor and Antiangiogenik Compounds, Curr. Med. Chem.-Anticanceer Agents, Vol.2, hal 441-63.

Departemen Kesehatan RI., 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-3, Jakarta: Departemen Kesehatan, hal 916.


(18)

xviii

Departemen Kesehatan RI., 2011. Ketahui Biaya yang Dihabiskan untuk Pengobatan Kanker. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1746. Diakses tanggal 19 Desember 2011.

Farihah., 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus benjamina L terhadap

Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis Tipis. (online). http://etd.eprints.ums.ac.id/2246/. Diakses tanggal 22 Desember 2011.

Gardjito Murdijati dan Saifudin Umar., 2011. Penanganan Pascapanen Buah-buahan Tropis. Cetakan ke-1, Yogyakarta: Kanisius, hal 157.

Harmita dan Radji Maksum., 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi ke-3, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, hal 76-77.

Haryadi, Nur Kholish., 2011. Sirsak Penjinak Kanker. Cetakan ke-1, Surakarta: Delta Media.

Hutapea, Johnny Ria., 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Departemen Kesehatan RI-Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, hal161-162.

Info POM, Badan POM RI., 2005. Standardisasi Ekstrak Tumbuhan Obat di Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Volume 6, nomer 4, hal 5.

Kristanti, Novi Alfinda, dkk., 2008. Buku Ajar Fitokimia. Cetakan ke-1, Surabaya: Airlangga University Press.

Kholish, Nur., 2011. Bebas Kanker Seumur Hidup dengan Terapi Herbal. Cetakan ke-1, Yogyakarta: Real Books, hal 8-9, 33-34, 43, 56, 73, 82.

List, P.H dan Schmidt, P,C., 1989. Phythopharmaceutical Technology. Germany: CRC Press, hal 107-112.

Mangan, Yellia., 2009. Solusi Sehat Mencegah & Mengatai Kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka, hal 5, 6, 29.

Mc. Laughlin, J.L., 1991. Grown Gall Tumours on Potato Disc and Brine Shrimp Lethalit: Two Simple Bioassay for Higher Plant Screening and Fractination, Methods in plant Biochemistry, Assay for Bioactivity, Vol. 6, London: Academic Press.

Meyer, Laughlin and Ferrigni., 1982. Brine Shrimp: Convenient General Bioassay for Active Constituens, Planta Medica, Vol. 45, hal 31-34.


(19)

xix

Mutia, Dita dan Suharjono., 2010. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Buah Anggur (Vitis vinifera) Terhadao Larva Artemia salin Leach. Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). http://eprints.undip.ac.id /23309/1/Dita_mutia.pdf. Diakses tanggal 26 Januari 2012.

Nafrialdi dan Ganiswara., 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5, Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia, hal 732-756.

Ogata, S., Miyake, Y., Yamamoto, K., Okumura, K., dan Taguchi, H., 2000. Apoptosis induced by the flavonoid from lemon fruit (Citrus limun) and its metabolites in HL-60 cells. Biosci Biotechnol, Vol. 64 No.5, hal 1057-8.

Sumaji, Imam., Kartika, Irma Ratna dan Zulhipri., 2007. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum

L.) Dengan Berbagai Pelarut. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin /jurnal/133078998.pdf. Diakses tanggal 25 Januari 2012.

Sulistiono, Dwi Arif., 2012. Polifenol. http://www.scribd.com/doc/33507652/ POLIFENOL. Diakses tanggal 22 Februari 2012.

Sulistiono, Dwi Arif., 2012. Saponin. http://www.scribd.com/doc/33507680/ SAPONIN. Diakses tanggal 22 Februari 2012.

Sulistiono, Dwi Arif., 2012. Tanin. http://www.scribd.com/doc/33507735/ TANNIN. Diakses tanggal 22 Februari 2012.

Susilo, Edy., 2011. Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Etanol Fraksi-Fraksi Dari Kulit Buah Dan Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Serta Penetapan Kadar Fenolik Dan Flavonoid Totalnya. http://etd.eprints.ums.ac.id/14920/2/BAB_I.pdf. Diakses tanggal 25 Januari 2012.

Siswandono dan Soekardjo, B., 2000. Kimia Medisinal. Edisi ke-2, Surabaya: Airlangga University Press, hal 163-181.

Srisadono, Arya., 2008. Skrining Awal Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle

Linn) Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BLT). http://eprints.undip.ac.id/24178/1/Arya.pdf. Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Tjay dan Rahardja., 2007. Obat-Obat Penting. Edisi ke- VI, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hal 208-209.

Widyaningrum, Herlina., 2011. Sirsak Si Buah Ajaib 10.000 X Lebih Hebat dari Kemoterapi. Cetakan ke-1, Yogyakarta: Media Pressindo, hal 6, 19-21, 29-36.


(20)

xx

Wijayakusuma, Hembing., 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Cetakan ke-1, Jakarta: Puspa Swara, hal 72.

Wijayakusuma, Hembing., 2008. Atasi Kanker dengan Tanaman Obat. Cetakan ke- III, Jakarta: Puspa Swara, hal 58.

World Health Organization., 2009. Cancer. http://www.who.int/. Diakses tanggal 27 Desember 2011.

World Health Organization., 2011. Cancer. http://www.who.int/mediacentre /factsheets /fs297/en/. Diakses tanggal 27 Desember 2011.


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di Dunia dengan angka mencapai 13% sekitar 7,6 juta kematian dari semua kematian pada tahun 2008. Sekitar 70% dari semua kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2030, kematian akibat kanker akan mencapai sekitar 11 juta pertahun di Dunia (WHO, 2011). Kecenderungan ini lebih mencolok di negara Asia dimana jumlah kematian pertahun pada tahun 2002 sebesar 3,5 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta pada tahun 2020 (Depkes, 2011).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007, kanker berada pada urutan ketiga terbanyak bersama dengan Diabetes Mellitus yaitu sebesar 10,2% diantara penyakit tidak menular di Indonesia. Prevalensi kanker (tumor ganas) di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor tujuh sebesar 5,7% setelah Stroke, TB, Hipertensi, Cidera, Perinatal dan Diabetes Mellitus. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), jenis kanker tertinggi di Rumah Sakit seluruh Indonesia pasien rawat inap tahun 2008 adalah kanker payudara sebesar 18,4% dan kanker leher rahim sebesar 10,3% (Depkes, 2011).

Jenis utama kanker yang menyebabkan kematian setiap tahun yaitu kanker paru-paru sebesar 1,4 juta kematian, lambung sebesar 740.000 kematian, hepar sebesar 700.000 kematian, kolorektal sebesar 610.000 kematian, dan payudara sebesar 460.000 kematian (WHO, 2011). Ada perbedaan jenis kanker antara pria dan wanita, di mana kanker yang sering pada pria adalah kanker paru, lambung, hepar, kolorektal, esofagus, dan prostat. Pada wanita adalah kanker payudara, paru-paru, lambung, kolorektal, dan serviks (WHO, 2008).

Kanker merupakan suatu penyakit pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal. Sel-sel kanker berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri. Selanjutnya, sel abnormal akan menyusup ke jaringan


(22)

2

di sekitarnya (invasif) dan menyebar melalui jaringan ikat, darah dan menyerang organ-organ penting dan sel saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel yang akan mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Kholish, 2011).

Kanker disebabkan oleh berbagai macam faktor, dapat berupa faktor eksternal, faktor internal, dan sering gabungan keduanya. Faktor internal berupa faktor genetik, faktor hormonal, dan faktor kejiwaan atau emosional. Sementara itu, Faktor eksternal berupa karsinogen fisika, seperti radiasi ultraviolet dan pengion, karsinogen kimia seperti pemaparan asbes, tembakau dan zat pewarna makanan, karsinogen biologis seperti infeksi virus, bakteri dan parasit (Widyaningrum, 2011).

Secara umum tujuan pengobatan kanker adalah untuk menyembuhkan (kuratif), yakni membebaskan penderita dari kanker untuk selamanya. Penyembuhan ini hanya berhasil jika kanker yang diderita masih stadium dini, penyebarannya belum meluas dan ukurannya masih kecil. Tujuan yang kedua yaitu meringankan (paliatif), yakni tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker, terutama yang tidak mungkin bisa disembuhkan lagi. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi terjadinya komplikasi dan mengurangi atau menghilangkan keluhan penderita, misalnya rasa nyeri (Mangan, 2009).

Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia pasien, status kesehatan, dan karakteristik pribadi. Untuk pengobatan kanker biasanya pasien sering menerima kombinasi terapi, jarang digunakan pengobatan tunggal. Pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, pembedahan (operasi), penyinaran (radioterapi), immunoterapi dan kemoterapi. Pengobatan kemoterapi paling banyak digunakan pada kanker yang sudah stadium lanjut karena dapat membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, serta dapat mengurangi keluhan pada pasien. Namun demikian, kemoterapi bukan hanya menghancurkan sel kanker tetapi juga dapat menghancurkan sel normal


(23)

3

tubuh. Sel-sel normal yang kemungkinan diserang seperti jaringan rambut yang dapat menyebabkan kerontokan pada rambut, serta menyerang sumsum tulang sehingga terjadi penurunan jumlah sel-sel darah yang dapat menyebabkan infeksi, dan anemia (Widyaningrum, 2011). Saat ini banyak masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam atau obat herbal sebagai obat alternatif antikanker. Peran dari obat herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan mengisolasi sel-sel kanker sehingga tidak mudah menyebar ke jaringan yang lain, dan lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman bagi tubuh pasien (Kholish, 2011).

Pemanfaatan bahan tanaman untuk pengobatan kanker biasanya dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Tetapi pada saat ini telah dilakukan beberapa penelitian tanaman obat yang berkhasiat sebagai antikanker, diantaranya adalah acetogenins dalam sirsak yang dapat menghambat adenosina trifosfat sebagai sumber energi pada sel kanker, vinblastin dan vinkristin dalam tapak dara yang dapat menghambat pembelahan sel kanker pada tingkat mitosis, menghambat sintesis purin, DNA dan RNA pada sel kanker sehingga perkembangan sel kanker dapat dihambat. Dengan demikian, data–data penelitian dari beberapa tanaman diatas dapat dikembangkan ke produk fitofarmaka yang telah diuji secara klinis (Wijayakusuma, 2008).

Dalam suatu penelitian tanaman biji kelengkeng Dimocarpus longan (familia Sapindaceae) mengandung senyawa polifenol yang berkhasiat sebagai antioksidan dan agen pengobatan untuk kanker kolorektal. Dengan menggunakan metode kolorimetri, ekstrak biji kelengkeng di uji dengan empat baris sel CRC (Colo 320DM, SW480, HT-29 dan LoVo), hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji kelengkeng dapat menghambat proliferasi dengan memblokir progresi siklus sel selama fase sintesis DNA dan menginduksi kematian apoptosis dalam tiga baris sel CRC (Colo 320DM, SW480 dan HT-29) (Chung et al., 2010).

Berdasarkan studi kemotaksonomi, tanaman yang memiliki kekerabatan cukup dekat kemungkinan memiliki kandungan senyawa yang hampir sama. Pada tanaman Nephelium lappaceum L. secara umum memiliki kandungan senyawa polifenol, saponin dan tanin (Dalimartha, 2007), pada biji rambutan memberikan hasil positif terhadap golongan senyawa flavonoid dan beberapa senyawa


(24)

4

golongan flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan yaitu senyawa flavonol tersubstitusi gula pada posisi 7-O dengan gugus hidroksil

pada posisi 3, 5, dan 4’; senyawa flavonol tersustitusi pada 3-O dan 7-O dengan

gugus hidroksil pada posisi 5 dan 4’; dan senyawa flavonoid tersubstitusi pada5-O (Asrianti et al., 2006),dan hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa biji rambutan juga mengandung senyawa golongan fenolik dan flavonoid (Sumaji et al., 2007), dimana tanaman Nephelium lappaceum L. ini termasuk dalam familia Sapindaceae yang diduga memiliki aktivitas sebagai antikanker.

Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan secara turun-temurun sebagai obat tradisional, dan diduga berpotensi sebagai obat antikanker. Rambutan merupakan sumber vitamin C yang baik (Mangku et al., 2006). Tidak hanya buahnya, biji buah rambutan juga mempunyai aktivitas antioksidan alami (Susilo, 2011). Manfaat biji rambutan belum banyak diketahui dan belum secara maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebagian besar biji rambutan hanya berakhir sebagai limbah.

Bagian tanaman lain dari rambutan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu kulit buah digunakan untuk mengobati disentri dan demam, kulit batang untuk mengobati sariawan, daun untuk mengobati diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk mengobati demam, serta biji rambutan digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (Hipoglikemik) (Dalimartha, 2007).

Brine shrimp lethality test (BST) merupakan salah satu metode uji toksisitas yang banyak digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif yang bersifat toksik dari bahan alam. Metode ini dapat digunakan sebagai bioassay-guided fractionation dari bahan alam karena mudah, cepat, murah dan cukup reprodusibel. Beberapa senyawa bioaktif yang telah berhasil diisolasi dan aktivitasnya dimonitor dengan BST menunjukkan adanya korelasi terhadap suatu uji spesifik antikanker (Harmita dan Maksum, 2008).

Metode Brine shrimp lethality test (BST) menggunakan larva Artemia salina Leach, sebagai hewan coba. Uji toksisitas dengan metode ini merupakan uji toksisitas akut yaitu efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai LC50


(25)

5

ekstrak dikatakan aktif sebagai antikanker berdasarkan metode BST jika harga LC50<1000µg/ml (Meyer, 1982).

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan uji praskrining aktivitas antikanker biji buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). Adapun tahapan yang dilakukan adalah ekstraksi dengan pelarut n-heksana dan metanol, kemudian ekstrak n-heksana dan metanol dilakukan uji toksisitas untuk melihat kematian larva Artemia salina Leach yang diperoleh akibat pemberian ekstrak uji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka disusunlah permasalahan penelitian sebagai berikut:

Apakah ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dapat menunjukkan aktivitas antikanker pada uji praskrining dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum:

Untuk mengetahui aktivitas antikanker dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).

Tujuan khusus:

1. Untuk mendapatkan harga LC50 dari ekstrak n-heksana dan ekstrak

metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.)

2. Untuk mengetahui golongan kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak yang menunjukkan aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

1.4 Hipotesa Penelitian

Ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) memiliki aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST).


(26)

6 1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan dan pengalaman dalam penggunaan tanaman sebagai obat tradisional, khususnya obat antikanker.

2. Memberikan informasi tentang senyawa yang terkandung di dalam biji rambutan yang mempunyai aktivitas sebagai antikanker.

3. Biji rambutan diharapkan dapat digunakan sebagai obat alternatif antikanker.


(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di Dunia dengan angka mencapai 13% sekitar 7,6 juta kematian dari semua kematian pada tahun 2008. Sekitar 70% dari semua kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2030, kematian akibat kanker akan mencapai sekitar 11 juta pertahun di Dunia (WHO, 2011). Kecenderungan ini lebih mencolok di negara Asia dimana jumlah kematian pertahun pada tahun 2002 sebesar 3,5 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,1 juta pada tahun 2020 (Depkes, 2011).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007, kanker berada pada urutan ketiga terbanyak bersama dengan Diabetes Mellitus yaitu sebesar 10,2% diantara penyakit tidak menular di Indonesia. Prevalensi kanker (tumor ganas) di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor tujuh sebesar 5,7% setelah Stroke, TB, Hipertensi, Cidera, Perinatal dan Diabetes Mellitus. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), jenis kanker tertinggi di Rumah Sakit seluruh Indonesia pasien rawat inap tahun 2008 adalah kanker payudara sebesar 18,4% dan kanker leher rahim sebesar 10,3% (Depkes, 2011).

Jenis utama kanker yang menyebabkan kematian setiap tahun yaitu kanker paru-paru sebesar 1,4 juta kematian, lambung sebesar 740.000 kematian, hepar sebesar 700.000 kematian, kolorektal sebesar 610.000 kematian, dan payudara sebesar 460.000 kematian (WHO, 2011). Ada perbedaan jenis kanker antara pria dan wanita, di mana kanker yang sering pada pria adalah kanker paru, lambung, hepar, kolorektal, esofagus, dan prostat. Pada wanita adalah kanker payudara, paru-paru, lambung, kolorektal, dan serviks (WHO, 2008).

Kanker merupakan suatu penyakit pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal. Sel-sel kanker berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan terus membelah diri. Selanjutnya, sel abnormal akan menyusup ke jaringan


(2)

2

di sekitarnya (invasif) dan menyebar melalui jaringan ikat, darah dan menyerang organ-organ penting dan sel saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel yang akan mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Kholish, 2011).

Kanker disebabkan oleh berbagai macam faktor, dapat berupa faktor eksternal, faktor internal, dan sering gabungan keduanya. Faktor internal berupa faktor genetik, faktor hormonal, dan faktor kejiwaan atau emosional. Sementara itu, Faktor eksternal berupa karsinogen fisika, seperti radiasi ultraviolet dan pengion, karsinogen kimia seperti pemaparan asbes, tembakau dan zat pewarna makanan, karsinogen biologis seperti infeksi virus, bakteri dan parasit (Widyaningrum, 2011).

Secara umum tujuan pengobatan kanker adalah untuk menyembuhkan (kuratif), yakni membebaskan penderita dari kanker untuk selamanya. Penyembuhan ini hanya berhasil jika kanker yang diderita masih stadium dini, penyebarannya belum meluas dan ukurannya masih kecil. Tujuan yang kedua yaitu meringankan (paliatif), yakni tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker, terutama yang tidak mungkin bisa disembuhkan lagi. Tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi terjadinya komplikasi dan mengurangi atau menghilangkan keluhan penderita, misalnya rasa nyeri (Mangan, 2009).

Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia pasien, status kesehatan, dan karakteristik pribadi. Untuk pengobatan kanker biasanya pasien sering menerima kombinasi terapi, jarang digunakan pengobatan tunggal. Pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, pembedahan (operasi), penyinaran (radioterapi), immunoterapi dan kemoterapi. Pengobatan kemoterapi paling banyak digunakan pada kanker yang sudah stadium lanjut karena dapat membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain, serta dapat mengurangi keluhan pada pasien. Namun demikian, kemoterapi bukan hanya menghancurkan sel kanker tetapi juga dapat menghancurkan sel normal


(3)

3

tubuh. Sel-sel normal yang kemungkinan diserang seperti jaringan rambut yang dapat menyebabkan kerontokan pada rambut, serta menyerang sumsum tulang sehingga terjadi penurunan jumlah sel-sel darah yang dapat menyebabkan infeksi, dan anemia (Widyaningrum, 2011). Saat ini banyak masyarakat kembali memanfaatkan bahan alam atau obat herbal sebagai obat alternatif antikanker. Peran dari obat herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan mengisolasi sel-sel kanker sehingga tidak mudah menyebar ke jaringan yang lain, dan lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman bagi tubuh pasien (Kholish, 2011).

Pemanfaatan bahan tanaman untuk pengobatan kanker biasanya dilakukan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun. Tetapi pada saat ini telah dilakukan beberapa penelitian tanaman obat yang berkhasiat sebagai antikanker, diantaranya adalah acetogenins dalam sirsak yang dapat menghambat adenosina

trifosfat sebagai sumber energi pada sel kanker, vinblastin dan vinkristin dalam

tapak dara yang dapat menghambat pembelahan sel kanker pada tingkat mitosis, menghambat sintesis purin, DNA dan RNA pada sel kanker sehingga perkembangan sel kanker dapat dihambat. Dengan demikian, data–data penelitian dari beberapa tanaman diatas dapat dikembangkan ke produk fitofarmaka yang telah diuji secara klinis (Wijayakusuma, 2008).

Dalam suatu penelitian tanaman biji kelengkeng Dimocarpus longan (familia Sapindaceae) mengandung senyawa polifenol yang berkhasiat sebagai antioksidan dan agen pengobatan untuk kanker kolorektal. Dengan menggunakan metode kolorimetri, ekstrak biji kelengkeng di uji dengan empat baris sel CRC (Colo 320DM, SW480, HT-29 dan LoVo), hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji kelengkeng dapat menghambat proliferasi dengan memblokir progresi siklus sel selama fase sintesis DNA dan menginduksi kematian apoptosis dalam tiga baris sel CRC (Colo 320DM, SW480 dan HT-29) (Chung et al., 2010).

Berdasarkan studi kemotaksonomi, tanaman yang memiliki kekerabatan cukup dekat kemungkinan memiliki kandungan senyawa yang hampir sama. Pada tanaman Nephelium lappaceum L. secara umum memiliki kandungan senyawa polifenol, saponin dan tanin (Dalimartha, 2007), pada biji rambutan memberikan hasil positif terhadap golongan senyawa flavonoid dan beberapa senyawa


(4)

4

golongan flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan yaitu senyawa flavonol tersubstitusi gula pada posisi 7-O dengan gugus hidroksil

pada posisi 3, 5, dan 4’; senyawa flavonol tersustitusi pada 3-O dan 7-O dengan

gugus hidroksil pada posisi 5 dan 4’; dan senyawa flavonoid tersubstitusi pada5-O (Asrianti et al., 2006), dan hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa biji rambutan juga mengandung senyawa golongan fenolik dan flavonoid (Sumaji et al., 2007), dimana tanaman Nephelium lappaceum L. ini termasuk dalam familia Sapindaceae yang diduga memiliki aktivitas sebagai antikanker.

Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang digunakan secara turun-temurun sebagai obat tradisional, dan diduga berpotensi sebagai obat antikanker. Rambutan merupakan sumber vitamin C yang baik (Mangku et al., 2006). Tidak hanya buahnya, biji buah rambutan juga mempunyai aktivitas antioksidan alami (Susilo, 2011). Manfaat biji rambutan belum banyak diketahui dan belum secara maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebagian besar biji rambutan hanya berakhir sebagai limbah.

Bagian tanaman lain dari rambutan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional yaitu kulit buah digunakan untuk mengobati disentri dan demam, kulit batang untuk mengobati sariawan, daun untuk mengobati diare dan menghitamkan rambut, akar digunakan untuk mengobati demam, serta biji rambutan digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (Hipoglikemik) (Dalimartha, 2007).

Brine shrimp lethality test (BST) merupakan salah satu metode uji

toksisitas yang banyak digunakan dalam penelusuran senyawa bioaktif yang bersifat toksik dari bahan alam. Metode ini dapat digunakan sebagai

bioassay-guided fractionation dari bahan alam karena mudah, cepat, murah dan cukup

reprodusibel. Beberapa senyawa bioaktif yang telah berhasil diisolasi dan

aktivitasnya dimonitor dengan BST menunjukkan adanya korelasi terhadap suatu uji spesifik antikanker (Harmita dan Maksum, 2008).

Metode Brine shrimp lethality test (BST) menggunakan larva Artemia

salina Leach, sebagai hewan coba. Uji toksisitasdengan metode ini merupakan uji

toksisitas akut yaitu efek toksik dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat setelah pemberian dosis uji. Prosedurnya dengan menentukan nilai LC50 dari aktivitas komponen aktif tanaman terhadap larva Artemia salina Leach. Suatu


(5)

5

ekstrak dikatakan aktif sebagai antikanker berdasarkan metode BST jika harga LC50<1000µg/ml (Meyer, 1982).

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan uji praskrining aktivitas antikanker biji buah rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan metode Brine

Shrimp Lethality Test (BST). Adapun tahapan yang dilakukan adalah ekstraksi

dengan pelarut n-heksana dan metanol, kemudian ekstrak n-heksana dan metanol dilakukan uji toksisitas untuk melihat kematian larva Artemia salina Leach yang diperoleh akibat pemberian ekstrak uji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka disusunlah permasalahan penelitian sebagai berikut:

Apakah ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan

(Nephelium lappaceum L.) dapat menunjukkan aktivitas antikanker pada uji

praskrining dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum:

Untuk mengetahui aktivitas antikanker dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) dengan metode

Brine Shrimp Lethality Test (BST).

Tujuan khusus:

1. Untuk mendapatkan harga LC50 dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium lappaceum L.)

2. Untuk mengetahui golongan kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak yang menunjukkan aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp

Lethality Test (BST)

1.4 Hipotesa Penelitian

Ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dari biji rambutan (Nephelium

lappaceum L.) memiliki aktivitas antikanker dengan metode Brine Shrimp


(6)

6 1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan dan pengalaman dalam penggunaan tanaman sebagai obat tradisional, khususnya obat antikanker.

2. Memberikan informasi tentang senyawa yang terkandung di dalam biji rambutan yang mempunyai aktivitas sebagai antikanker.

3. Biji rambutan diharapkan dapat digunakan sebagai obat alternatif antikanker.


Dokumen yang terkait

UJI PRASKRINNING AKTIVITAS ANTIKANKER DAUN MATOA (Pometia pinnata) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

26 77 24

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK HERBA Impatiens balsamina Linn DENGAN METODE BST (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol dari Herba Pacar Air)

0 14 25

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER KULIT BATANG TABEBUIA BUNGA KUNING (Tabebuia chrysantha Nichols.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

2 47 22

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER DAUN KEMBANG BOKOR (Hydrangea macrophylla) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

8 25 27

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER HERBA CIPLUKAN (Physalis minima Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BST) (Ekstrak n-heksana dan Ekstrak Metanol)

0 8 20

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK HERBA Chentotheca longilamina Ohwi (Dengan Metode BST pada Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

0 8 19

UJI PRASKRINNING AKTIVITAS ANTIKANKER BIJI GANDARIA (Bouea macrophylla Griffith) DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BST) (Ekstrak n-Heksanadan Metanol)

2 14 18

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER DAUN KUCAI (Allium odorum L.) DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BST) (EKSTRAK n-HEKSANA DAN EKSTRAK METANOL)

5 41 21

UJI PRASKRINING AKTIVITAS ANTIKANKER DAUN LENGKENG (Euphoria longana Lamk) DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BST) (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

0 6 23

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)

16 96 83