HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI TEMPAT PENITIPAN ANAK AS-SAKINAH SENGKALING MALANG

(1)

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA

TODDLER (1-3 TAHUN) DI TEMPAT PENITIPAN ANAK

AS-SAKINAH SENGKALING MALANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh : FANDY DHARMAWAN

NIM. 07060036

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN

TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI TEMPAT PENITIPAN ANAK AS-SAKINAH SENGKALING MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh: Fandy Dharmawan

07060036

Skripsi Ini Telah Disetujui Tanggal 5 Agustus 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Nurul Aini, M.Kep Nur lailatul Masruroh, S.Kep. Ners NIP.UMM. 112.0501.0419 NIP.UMM. 112.9311.0305

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Ririn Harini, S.Kep.,Ners. NIP. UMM. 112.0501.0420


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Tempat Penitipan Anak AS-SAKINAH

Sengkaling Malang SKRIPSI

Disusun Oleh :

FANDY DHARMAWAN

NIM. 07060036

Di Ujikan

Pada Tanggal 10 Agustus 2011

Pnguji I Penguji II

Nurul Aini, M.Kep Nur lailatul Masruroh, S.Kep. Ners NIP.UMM. 112.0501.0419 NIP.UMM. 112.9311.0305

Penguji III Penguji VI

Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp. Mat Prof. DR. Sujono, M. Kes NIP. UMM. 112.9311.0304 NIP. UMM. 131.8770.94

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep, Sp. Mat


(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fandy Dharmawan

Nim : 07060036

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Keberhasilan Toilet

Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) Di Tempat Penitipan Anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

bnar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari

dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 5 Agustus 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Fandy Dharmawan


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR. WB

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler (1-3 Tahun) di Tempat Penitipan Anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang”. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Ririn Harini, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih atas

masukan, motivasi dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dukungannya

terhadap saya.

3. Ibu Nurul Aini, M.Kep selaku Pembimbing I yang telah memberikan dukungan,

motivasi, arahan serta masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi


(6)

4. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II yang telah

memberikan dukungan, motivasi, arahan serta masukan yang sangat berguna

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan dan Diploma

III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orangtua dan keluarga saya tercinta dan tersayang yang selalu mendoakan,

mendukung dan menjadi semangat dalam hidup saya.

7. Responden yang berperan aktif dan meluangkan waktu untuk penelitian saya

sehingga penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

8. TPA AS-SAKINAH Sengkaling Malang, yang telah memberikan ijin atas

penelitian yang saya lakukan.

9. Teman-teman PSIK angkatan 2007 khususnya PSIK A.

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat saya

sebutkan satu per satu.

Penulis Menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun

sangat saya harapkan. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat dan dunia kesehatan khusunya di bidang keperawatan

Malang, 5 Agustus 2011


(7)

“MOTTO”

“Hidup ini adalah sebuah pilihan, yang sering

menghadapkan kita pada dua sisi yang sulit kita pilih, jika kita sudah berani memilih maka

apapun resikonya kita harus bisa

menanggungnya. kegagalan bukan hal yang harus disesali tapi jadikan pelajaran untuk

menyongsong masa depan”

“Demi mencapai sesuatu, terkadang kita mesti mengalami kesalahan, kesusahan, kesulitan bahkan air mata yang diteteskan…tetapi jika

kita bisa melewatinya dengan kesabaran, ketenangan dan doa maka kita akan mendapatkan kebenaran, kebahagiaan dan


(8)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk :

Cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka

maupun duka, selalu setia mendampingi, saat

kulemah tak berdaya

(Ayah dan Ibu tercinta)

yang

selalu memanjatkan doa kepada putra tercinta dalam

setiap sujudnya.

Doa tulus kepada ananda seperti air dan tak pernah

berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi,

kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang

terlalu mustahil untuk dinilai,

walaupun jauh, engkaulah sebaik

baik panutan

meski tidak selalu sempurna.

Ayah dan Ibu Terima kasih untuk semuanya.

Adikk

u Tersayang “Akhmad Riki Dharmawan”

Kebersamaan, dukungan, doa, kasih sayang, dan

perhatianmu padaku, maafkan jika kakakmu belum

bisa menjadi contoh yang baik, semoga engkau selalu

jadi yang terbaik

My Lovely “Rizka Noviana”

Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan

kesabarannya yang telah diberikan semangat dalam

menyelesaikan Proyek Akhir ini, semoga engkau

pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku.


(9)

Hanya ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan kepada

kalian semua, (yang mengenal, mendukung dan mendoakan

saya) sehingga saya sampai menjadi seperti sekarang. Semoga

Allah SWT membalas semua yang kalian berikan bagi

saya…….Amien.

My Lovely “Rizka Noviana” terima kasih atas semua

support yang tiada pernah berhenti Ay berikan padaku,

yang selalu sabar mengingatkanku pada jalan yang benar,

yang selalu setia dalam suka maupun duka,,,,,thanks for

all.

Teman-teman yang membantu skripsiku ketika saya

mengalami kesulitan (Alief, Novi, Syarifah, Nikmat,

Hendra, Widya, Meru dsb), terima kasih atas ilmu yang

telah kalian salurkan kepadaku.

Teman-teman Seperjuanganku “Meru, Faris, Herian, Sigit,

Angger, Ali, Bayu, Alief, Hendra, Ipul, dkk, nggak akan

terlupakan masa pertama kali kuliah dan bersahabat

dengan kalian semua. Semoga kita semua jadi orang yang

sukses di masa depan…amien.

“UNTUK SEMUA ORANG YANG

SELALU MENDUKUNGKU”


(10)

Teman-teman satu bimbingannya bunda Nurul tercinta

(Meru, widya, Faries, Yuli, dkk) yang berjuang bersama

mulai awal bimbingan yang selalu sabar antri dan

menunggu bunda memberikan nasehat, arahan dan

motivasi

kepada

kita

semua

dalam

khususnya

penyelesaian skripsi.

Teman-teman kontrakan Dinoyo Gang 10 no 1079 (Angger,

Yunan, Sigit, Dodik, Zaki, Yoga) kalian semua wes tak

anggap dulurku kabeh.

Semua teman-teman PSIK A 07, Alhamdulillah kita sudah

lewati hari-hari selama 4 tahun kuliah bersama, kalian

adalah kelurgaku ketika aku jauh dari orang tuaku.

Terima kasih atas saran, nasehat dan semua pembelajaran

yang teman-teman berikan.

Semua teman-teman PSIK 07 (A & B), semoga setelah lulus,

kalian semua menjadi orang yang sukses dan berguna bagi

nusa dan bangsa…amien.

Semua pihak yang telah turut membantu, yang tidak

dapat saya sampaikan satu persatu. Terima kasih.

BELAJARLAH DARI KESABARAN

BERANI SUKSES

HARUS


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul………. i

Lembar Persetujuan………. ii

Lembar Pengesahan………. iii

Lembar Pernyataan Keaslian……… iv

Kata Pengantar……… v

Motto……….. vii

Lembar Persembahan……….. viii

Abstrak……… xi

Abstract………... xii

Daftar Isi………. xiii

Daftar Tabel……… xvii

Daftar Gambar……… xviii

Daftar Lampiran……….. xix

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1 Latar Belakang………..………1

1.2 Rumusan Masalah………...……….….………...…………..5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.3.1 Tujuan Umum…….………..………..…..6

1.3.2 Tujuan Khusus………..….………..……….6

1.4 Manfaat Penelitian………...………...………….6

1.4.1 Bagi Peneliti………..………6

1.4.2 Bagi Para Orang Tua………6

1.4.3 Bagi Masyarakat………..………..6

1.4.4 Bagi Institusi Peneliti…….………....7

1.4.5 Bagi Institusi Yang Diteliti………7


(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..…………..10

2.1 Anak Usia Toddler……….………..…...10

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler………...…...10

2.2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan…...………...10

2.2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Anak usia Toddler………...12

2.2.3 Hal-Hal Penting Yang Harus Dicapai Anak Toddler ………..14

2.3 Toilet Training………....18

2.3.1 Definisi Toilet Training………..……….………...18

2.3.2 Tujuan dan Keuntungan Dilakukannya Toilet Training……...20

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Toilet Training………...20

2.3.3.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga………...20

2.3.3.2 Pengaruh Kesiapan………..…..………21

2.3.3.3 Kapan Anak Menerima Toilet Training………...21

2.3.3.4 Konsistensi Orang Tua………...22

2.3.4 Persiapan dan Perencanaan Toilet Training………...23

2.3.5 Strategi Orang Tua Dalam Toilet Training………..25

2.3.6 Tanda-Tanda Penting Anak Sudah Siap Toilet Training…………..26

2.3.7 Tahapan Pencapaian Keberhasilan Kemampuan Toilet Training………..28

2.3.8 Cara Toilet Training………...29

2.3.9 Pengkajian Masalah Toilet Training………...……..30

2.3.9.1 Pengkajian Fisik………...……..30

2.3.9.2 Pengkajian Psikologis………30

2.3.9.3 Pengkajian Intelektual………...….31

2.3.10 Kegagalan Toilet Training………...31

2.3.11 Dampak Toilet Training………...33

2.4 Peran Orang Tua………..…………...……….…...33

2.4.1 Pengertian Orang Tua……..………...33

2.4.2 Konsep Peran……….34


(13)

2.4.4 Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Anak………...36

2.4.5 Tahapan Orang Tua Dalam Mengajarkan Toilet Training………...37

2.4.6 Peran Orang Tua Dalam Toilet Training………...38

2.5 Hubungan Peran Orang Tua Dalam Toilet Training.………..39

2.6 Teori Peran Dan Toilet Training……….………....41

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN………...……........42

3.1 Hipotesis Penelitian...………...46

BAB IV METODELOGI PENELITIAN………....47

4.1 Desain Penelitian………..………...…………..………...………..….47

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling………...47

4.2.1 Populasi………..47

4.2.2 Sampel………....47

4.2.3 Teknik Sampling………..…...48

4.3 Variabel Penelitian………..………48

4.3.1 Variabel Independen………..………….48

4.3.2 Variabel Dependen………..…………...48

4.4 Definisi Operasional………...48

4.5 Tempat Penelitian………..……….50

4.6 Waktu Penelitian………..………...50

4.7 Instrumen Penelitian………..……….…………50

4.7.1 Uji Validitas ………..………...50

4.7.2 Uji Reliabilitas ………....51

4.8 Prosedur Pengumpulan Data………..52

4.9 Analisis Data..………..………...………..…………...53

4.10Etika Penelitian………..………...55

4.10.1 Informed Consent……….………..……….55


(14)

4.10.3 Confidentiality………..………..56

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA……….57

5.1 Karakteristik Responden………...57

5.2 Hasil Penelitian………...60

5.3 Analisa Data Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler………62

BAB VI PEMBAHASAN………..63

6.1 Peran Orang Tua...63

6.2 Keberhasilan Toilet Training……….………...65

6.3 Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Keberhasilan Toilet Training...67

6.4 Keterbatasan Penelitian……….………...…...68

6.5 Implikasi Keperawatan………..………..69

BAB VII PENUTUP……….71

7.1 Kesimpulan………71

7.2 Saran………...71

DAFTAR PUSTAKA……….73 LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional….……….49

Tabel 5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak...58

Tabel 5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak………..59

Tabel 5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Kelahiran.……….59

Tabel 5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden Orang Tua...60

Tabel 5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak………..61

Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua………...61


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Tingkat

Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Todder (1-3 Tahun)

Di Tempat Penitipan Anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang...42

Gambar 5.1.1 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak….58 Gambar 5.1.5 Diagram Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak…………61 Gambar Penelitian di Tempat Penitipan Anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pendahuluan dan Penelitian………....77

Lampiran 2 Infomed Concent………..78

Lampiran 3 Lembar Kuisioner Penelitian……….79

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian……….87

Lampiran 5 Master Tabel Hasil Penelitian Peran Orang Tua dan Tingkat Keberhasilan Toilet Training………....104

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Analisis dengan SPSS 16……….108

Lampiran 7 Lembar Konsultasi………...111

Lampiran 8 Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian dari TPA AS-SAKINAH…115 Lampiran 9 Dokumentasi………...116


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arisandi (2011). Pengertian Peran dan Peranan. Diakses dari http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Uc16DCZcw3EJ:arisan di.com/%3Fp%3D584+definisi+peran&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=w ww.google.co.id Pada tangga; 16 Juni 2011

Desi Krisdiantin (2007). Studi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Pada Anak

Umur 1 – 3 Tahun Di Rw 07 Krembangan Jaya Surabaya. Poltekkes Surabaya. Fudyartanta (2005). Psikologi Kepribadian Freudianisme. Yogyakarta: Zenith Publisher.

Gilbert, Jane. (2003). Latihan Toilet. Jakarta : Erlangga

Gina ford (2008). Merawat dan Membesarkan Bayi 3 Tahun Pertama. Yogyakarta : Garailmu

Purnomo, Hanifan Bambang.1998. Memahami Dunia Anak. Bandung: Mandar Maju.

Hidayat AA. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

Hidayat, Aziz Alimun. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Ifa Chozinatur Rosyidah. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training

Dengan Penggunaan Diapers Pada Anak Usia Toddler Di Perumahan Kinijaya Semarang“. Diakses dari


(19)

Kompas 2011. Pentingnya Peran Ayah dalam Mengasuh Anak Sejak Balita. Diakses dari

http://female.kompas.com/read/2011/04/06/19070064/Pentingnya.Peran.Ayah.

Mengasuh.Anak.Sejak.Balita pada tanggal 14 juni 2011.

Irwan. (2003). Hubungan Status Pekerjaan Orang Tua dengan Kemampuan Toilet Training Anak

Toddler (1-3 Tahun). Unimus. Semarang. Diakses dari

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-irwanmaulana-5677-5-babii.pdf. pada tanggal 27 mei 2011

Luqmansyah. (2009). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training

Dengan Penerapan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Mijen Kecamtan Mijen Kota Semarang Unimus. Semarang. Diakses dari

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-luqmansyah-5215-3-bab2.pdf. pada tanggal 28 mei 2011.

Markum, AH. (1999). Buku Ajar: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit

FK-UI

Milissehat (2010). Diakses dari http://milissehat.web.id/?p=178 pada Tanggal 24 Mei

2011

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Nurse Idea (2009) diakses dari

http://nursecerdas.wordpress.com/2009/02/17/a.nticipatory-guidance/ pada


(20)

(Pambudi dalam http://www.blogger-index.com/feed242174.html). Diakses tanggal 19 mei 2011.

Pillitteri, Adele. (1999). Child Health Nursing, Care of the Child and Family. Lippincot.

Potter, PA. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik. Ed/4,

Vol.1. Jakarta : EGC

Prohealth. (2009). Karakteristik perkembangan toddler. Diakses dari http://puskesmasoke.

blogspot.com/2009/03/karakteristik-perkembangan-toddler.html. pada tanggal 19

Mei 2011.

Riantasalim 2010. Toddler. Diakses dari

(http://riantasalim.blogspot.com/2010/04/toddler.html) pada tanggal 10 mei 2011 .(Rini Sekartini, www.idai.or.id/tips/detail). Diakses Tanggal 11 Mei 2011

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rudolp, Hoffman dan Colin. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph - Bab Perkembangan

Perilaku. Jakarta: EGC.

Schum (2002). Sequential Acquisition of Toilet Training Skills : A Descriptive Study of Gender and

Age Differences in Normal Children. United States of America.

Senja putri. (2009). Hubungan Praktik Toilet Training Ibu Dengan Kemampuan Toilet Training

Anak Usia 18-36 Bulan Di Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Unimus Semarang. Diakses dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-senjaputri-5197-2-babi.pdf pada tanggal 2 juni 2011.


(21)

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soetjiningsih (1995). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Soetjiningsih (1998). Tumbuh kembang anak. EGC. Jakarta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Riset. Bandung: Alfabeta.

Warner, Penny dan Paula Kelly. (2007). Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta: Penerbit Arcan.

Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Yulia Singgih Gunarsa. 2006 . Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung

Mulia.


(22)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usia toddler merupakan usia emas karena perkembangan anak di usia ini

yaitu usia 1-3 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

cepat. Sehingga apabila di usia toddler ini mengalami hambatan dalam

pertumbuhan dan perkembangannya maka akan berpengaruh besar pada

kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

Tugas-tugas perkembangan anak usia toddler adalah toilet training,

pencegahan cidera dan sibling rivalry. Diantara ketiga tugas perkembangan

tersebut, toilet training merupakan hal utama yang harus dikuasai anak usia toddler.

Riset menunjukkan bahwa waktu yang tepat dalam pengajaran toilet training

adalah usia 1-3 tahun, dimana anak sudah diajarkan cara mengontrol keinginan

buang air sejak usia dini. Ketika anak sudah diajarkan toilet training diharapkan

pada ulang tahun selanjutnya, anak sudah mampu melakukan toilet training

dengan baik. Sedangkan untuk pencegahan cidera, lebih ditekankan ketika anak

mulai berumur 0-12 bulan. Selain itu juga dalam pencegahan cidera orang

tua/pengasuh lebih dominan daripada anak. Ketiga, adalah sibling rivalry yang

hanya terjadi ketika anak mendapat adik baru (Aini, 2008).

Menurut Walley and Wong dalam Luqmansyah (2009), melalui toilet

training anak akan belajar bagaimana mereka mengendalikan keinginan untuk buang air yang selanjutnya akan menjadikan mereka terbiasa menggunakan toilet

(mencerminkan keteraturan) secara mandiri. Kedekatan interaksi orang tua-anak

dalam toilet training ini akan membuat anak merasa aman dan percaya diri.


(23)

berkesinambungan (anak yang punya kebiasaan mengompol sejak lahir dan

diteruskan hingga ia menjadi berusia dewasa dan kebiasaan dalam membuang air

besar (BAB) sembarangan. Laporan hasil literatur yang telah dilakukan di

Singapura yaitu 15% anak tetap mengompol setelah berusia 5 tahun dan sekitar

1,3% anak laki-laki serta 0,3% anak perempuan di Inggris masih memiliki

kebiasaan BAB sembarangan pada usia 7 tahun, hal ini dikarenakan kegagalan

dalam toilet training.

Anak-anak usia toddler mempunyai rasa ingin tahu yang luar biasa

namun disisi lain mereka merasa dihalangi dalam memenuhi keinginannya

terutama oleh orang dewasa (orang tuanya) sehingga mereka beranggapan bahwa

orang dewasa tidak akan mengizinkan mereka membantu pekerjaan orang

dewasa dengan cara mereka sendiri dan biasanya mereka tidak patuh terhadap

perintah orang tua (Irwan, 2003).

Menurut Brazelton dalam Ifa (2010), toilet training perlu diperkenalkan

secara dini karena merupakan latihan dalam mengantisipasi refleks pengeluaran

urine atau feses bayi pada waktu yang tepat. Pada anak umur 2 tahun juga lebih

siap secara kognitif, psikologis, social dan emosional untuk melakukan toilet

training. Pada orang tua yang menunda toilet training setelah ulang tahun kedua biasanya sukses dalam empat bulan, hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa

90% dari anak-anak antara usia 2-3 tahun berhasil diajarkan melakukan toilet

training dan 80% dari anak-anak mendapatkan kesuksesan tidak mengompol di malam hari anatara usia 3-4 tahun.

Penerapan toilet training pada anak diharapkan dapat terhindar dari

stress, berdasarkan data diketahui bahwa sebanyak 50% dari anak-anak yang


(24)

mencapai penguasaan yang handal sampai umur 3 tahun atau lebih. Hal ini dapat

menyebabkan masalah jangka panjang dimana anak akan mengalami sembelit,

mengompol, dan rasa bersalah. Dengan memaksa anak yang tidak siap

mengakibatkan ada kekuatan yang tidak perlu dan menyebabkan kemunduran

yang besar dalam proses tersebut. Untuk itu orang tua perlu mengetahui tentang

pengetahuan yang benar tentang toilet training pada usia toddler (Kelly,2002).

Suksesnya toilet training tergantung pada kesiapan yang ada pada diri

anak dan keluarga seperti fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah

mampu dan kuat duduk sendiri atau berdiri sehingga memudahkan anak untuk

dilatih buang air, demikian juga kesiapan psikologi dimana anak membutuhkan

suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam

merangsang untuk buang air besar dan buang air kecil (Hidayat, 2005).

Penelitian sebelumnya mengatakan, 50% dari anak umur 3 tahun

mengalami kesulitan pada saat melakukan toilet training ( Pambudi, 2006 ) dan

Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Khamidah (2006) yaitu strategi yang

paling efektif dalam melakukan toilet training adalah dengan memperkenalkan

penggunaan toilet secara langsung, memberikan pujian kepada anak atas

keberhasilan yang ditunjukkan dan melalui role models dari orang-orang terdekat

misalnya orang tua. Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan

informasi dan bimbingan tentang toilet training kepada anaknya selain didapatkan

disekolah , ketika anak lebih banyak merasa orang tua dan sekolah sebagai pusat

kegiatannya. Seringkali orang tua merasa bahwa anak kecil tidak perlu dan belum

pantas mendapat pendidikan toilet training.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di tempat


(25)

Peneliti mengambil 10 sample anak usia toddler, 8 anak yang berusia 24-36 bulan

sudah bisa melakukan toilet training dengan baik atau mandiri dan 2 anak yang

berusia 18-23 bulan masih belum bisa dikatakan berhasil, karena BAK/BAB

masih belum teratur. Salah satu penyebabnya adalah faktor umur yang masih

kurang dari 2 tahun dan konsumsi makanan dan minuman yang berbeda antara

umur 1-2 tahun dengan umur 2-3 tahun. Pengasuh/pihak sekolah mulai

mengajarkan toilet training pada anak disekolah rata-rata umur 1,5 tahun dan toilet

training ini merupakan salah satu program dari sekolah yang harus di berikan kepada anak didiknya kemudian pengasuh anak disekolah memberitahukan

kepada orang tua agar anaknya diajarkan toilet training ketika dirumah.

Berdasarkan identifikasi permasalahan tentang peran orang tua yang

mempunyai anak yang sekolah tempat Penitipan anak AS-SAKINAH

Sengkaling Dau Malang, 99% orang tua mereka bekerja di kantor sehingga tidak

memiliki waktu yang cukup untuk merawat anaknya. Waktu untuk merawat

anak-anak hanya bisa dilakukan ketika mereka sudah selesai bekerja dan juga

ketika hari libur bekerja. Jadi, peran orang tua dalam hal ini adalah mengajarkan

kembali toilet training pada anaknya yang telah diajarkan di sekolah mereka. Pada

waktu inilah peran orang tua dalam mendidik toilet training sangat diperlukan bagi

anak dalam proses perkembangannya khususnya dalam hal toilet training.

Menurut Hidayat (2005), dampak yang paling umum dalam kegagalan

toilet training seperti perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya, akan dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat

retentif dimana anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat


(26)

kecil dan buang air besar, atau larangan anak saat bepergian. Bila orang tua santai

dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami

kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka

membuat gara-gara, emosional, dan seenaknya dalam melakukan kegiatan

sehari-hari terutama dalam toilet training. Pengetahuan dan peran orang tua tentang toilet

training disini sangat diperlukan karena toilet training ini penting untuk perkembangan anak pada selanjutnya. .

Menurut Desi (2007), Peran perawat dalam hal ini adalah Bertanggung

jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan dan tenaga

kesehatan lainnya, bagi klien yang dalam keadaan tidak tahu menjadi tahu, tidak

mau menjadi mau dan tidak mampu menjadi mampu dalam hal toilet training.

Tanggung jawab yang paling penting dari perawat adalah mengenalkan orang

tua akan tanda-tanda kesiapan anak dalam toilet training.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat Penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalahnya adalah “apakah ada hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang ?”.


(27)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang

terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada usia toddler (1-3 tahun) di tempat

penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi Peran orang tua pada anak usia toddler (1-3 tahun) di

tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

b. Mengidentifikasi tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler

(1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

c. Menganalisis hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet

training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan peran orang tua

terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun),

serta untuk mendapatkan ilmu dalam penelitian.

1.4.2 Bagi Para Orang Tua

Di harapkan dalam hasil penelitian nantinya orang tua termotivasi untuk

meningkatkan pengetahuan dalam mengajarkan toilet training pada anak.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Sebagai informasi yang penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang


(28)

1.4.4 Bagi Institusi Peneliti

Sebagai masukan untuk menunjang mutu pendidikan, dan dapat dijadikan

acuan atau referensi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang

keberhasilan toilet training pada anak.

1.4.5 Bagi Institusi yang Diteliti

Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan tentang hubungan peran

orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3

tahun).

1.5 Batasan Penelitian

Untuk mempermudah dan mempertegas lingkup penelitian, maka penelitian ini

diberi batasan sebagai berikut :

1. Peran Orang Tua

a. Pembimbing

1. Usahakan untuk tidak marah saat anak anda sesekali ngompol atau

pup dicelana. Berikan kepercayaan padanya bahwa lain kali ia pasti

bisa melakukannya.

2. Tunjukan simpati.

3. Berikan pilihan hukuman atas kesalahan pipis ato pup sembarangan.

4. Berikan pujian pada anak saat ia bisa menahan pipis atau pup-nya

hingga ke toilet.

b. Pendidik

1. Berbicara dengan anak.

2. Biasakan anak tidak menggunakan diapers di rumah dari umur sedini


(29)

3. Kenalkan anak komponen toillet (kamar mandi/wc) dan pakaian

(celana) dan cara pemakaiannya.

4. Kenalkan anak organ vital berkemih/tempat mengeluarkan air

seni/vesica urinaria.

5. Kenalkan dan ajarkan anak ekspresi berkemih, untuk non verbal bisa

dengan menunjuk kamar mandi/ mengarah ke organ vital berkemih, untuk verbal tentunya dengan ucapan keinginan berkemih “Mau pipis” atau mampu menandakan diapers basah.

6. Mengetahui/sudah hafal jam anak berkemih (beberapa saat setelah

minum dan atau beraktivitas/ diingatkan setiap 2-3 jam sekali untuk

ke toilet) dan sebelum tidur.

7. Ajarkan proses berkemih sampai dengan cara membersihkan,

tentunya pada awal-awal latihan orang tua dulu yang melakukan

keseluruhan aktivitas, lalu baru dilakukan anak sendiri tapi masih

dengan bantuan dan supervisi.

8. Orang tua bisa memeriksa popoknya atau mengganti popoknya

setelah basah. Karena orang tua sebagai orang yang terdekat dengan

anaknya mengetahui kapan waktu anaknya BAK atau pun BAB.

c. Pelindung

1. Tunggulah anak ketika anak sedang ke toilet.

2. Hindarkan benda berbahaya bagi anak ketika mengajari toilet training


(30)

2. Keberhasilan Toilet Training

a. Kemampuan awal toilet training yang menunjukkan kesiapan memulai toilet

training, meliputi:

1) Memahami kosakata yang digunakan berhubungan dengan toilet

training misalnya pipis atau pup.

2) Menunjukkan ketertarikannya pada pemakaian toilet.

3) Mengkomunikasikan keinginannya untuk defekasi.

4) Tetap berada dalam keadaan kering selama 2 jam.

b. Kemampuan menengah toilet training berupa kemampuan anak membantu

diri sendiri yang dapat diajarkan pada anak, meliputi:

1) Menyiram toilet sendiri.

2) Mencuci tangan.

3) Membuka celana sendiri sebelum berkemih atau defekasi.

4) Memakai celana sendiri setelah berkemih atau defekasi.

c. Kemampuan akhir toilet training yang menunjukkan pencapaian utama

dalam penyelesaian toilet training, meliputi:

1) Memakai kamar mandi orang dewasa, bukan pispot atau potty training.

2) Mengkomunikasikan sebelum berkemih.

3) Tetap kering selama sehari.


(1)

Peneliti mengambil 10 sample anak usia toddler, 8 anak yang berusia 24-36 bulan sudah bisa melakukan toilet training dengan baik atau mandiri dan 2 anak yang berusia 18-23 bulan masih belum bisa dikatakan berhasil, karena BAK/BAB masih belum teratur. Salah satu penyebabnya adalah faktor umur yang masih kurang dari 2 tahun dan konsumsi makanan dan minuman yang berbeda antara umur 1-2 tahun dengan umur 2-3 tahun. Pengasuh/pihak sekolah mulai mengajarkan toilet training pada anak disekolah rata-rata umur 1,5 tahun dan toilet training ini merupakan salah satu program dari sekolah yang harus di berikan kepada anak didiknya kemudian pengasuh anak disekolah memberitahukan kepada orang tua agar anaknya diajarkan toilet training ketika dirumah.

Berdasarkan identifikasi permasalahan tentang peran orang tua yang mempunyai anak yang sekolah tempat Penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Dau Malang, 99% orang tua mereka bekerja di kantor sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat anaknya. Waktu untuk merawat anak-anak hanya bisa dilakukan ketika mereka sudah selesai bekerja dan juga ketika hari libur bekerja. Jadi, peran orang tua dalam hal ini adalah mengajarkan kembali toilet training pada anaknya yang telah diajarkan di sekolah mereka. Pada waktu inilah peran orang tua dalam mendidik toilet training sangat diperlukan bagi anak dalam proses perkembangannya khususnya dalam hal toilet training.

Menurut Hidayat (2005), dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya, akan dapat mengganggu kepribadian anak atau cenderung bersifat retentif dimana anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat anak buang air


(2)

kecil dan buang air besar, atau larangan anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara-gara, emosional, dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari-hari terutama dalam toilet training. Pengetahuan dan peran orang tua tentang toilet training disini sangat diperlukan karena toilet training ini penting untuk perkembangan anak pada selanjutnya. .

Menurut Desi (2007), Peran perawat dalam hal ini adalah Bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya, bagi klien yang dalam keadaan tidak tahu menjadi tahu, tidak mau menjadi mau dan tidak mampu menjadi mampu dalam hal toilet training. Tanggung jawab yang paling penting dari perawat adalah mengenalkan orang tua akan tanda-tanda kesiapan anak dalam toilet training.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat Penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalahnya adalah “apakah ada hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang ?”.


(3)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi Peran orang tua pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

b. Mengidentifikasi tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang. c. Menganalisis hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet

training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di tempat penitipan anak AS-SAKINAH Sengkaling Malang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun), serta untuk mendapatkan ilmu dalam penelitian.

1.4.2 Bagi Para Orang Tua

Di harapkan dalam hasil penelitian nantinya orang tua termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengajarkan toilet training pada anak. 1.4.3 Bagi Masyarakat

Sebagai informasi yang penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training.


(4)

1.4.4 Bagi Institusi Peneliti

Sebagai masukan untuk menunjang mutu pendidikan, dan dapat dijadikan acuan atau referensi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang keberhasilan toilet training pada anak.

1.4.5 Bagi Institusi yang Diteliti

Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan tentang hubungan peran orang tua terhadap tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun).

1.5 Batasan Penelitian

Untuk mempermudah dan mempertegas lingkup penelitian, maka penelitian ini diberi batasan sebagai berikut :

1. Peran Orang Tua a. Pembimbing

1. Usahakan untuk tidak marah saat anak anda sesekali ngompol atau pup dicelana. Berikan kepercayaan padanya bahwa lain kali ia pasti bisa melakukannya.

2. Tunjukan simpati.

3. Berikan pilihan hukuman atas kesalahan pipis ato pup sembarangan. 4. Berikan pujian pada anak saat ia bisa menahan pipis atau pup-nya

hingga ke toilet. b. Pendidik

1. Berbicara dengan anak.

2. Biasakan anak tidak menggunakan diapers di rumah dari umur sedini mungkin.


(5)

3. Kenalkan anak komponen toillet (kamar mandi/wc) dan pakaian (celana) dan cara pemakaiannya.

4. Kenalkan anak organ vital berkemih/tempat mengeluarkan air seni/vesica urinaria.

5. Kenalkan dan ajarkan anak ekspresi berkemih, untuk non verbal bisa dengan menunjuk kamar mandi/ mengarah ke organ vital berkemih, untuk verbal tentunya dengan ucapan keinginan berkemih “Mau pipis” atau mampu menandakan diapers basah.

6. Mengetahui/sudah hafal jam anak berkemih (beberapa saat setelah minum dan atau beraktivitas/ diingatkan setiap 2-3 jam sekali untuk ke toilet) dan sebelum tidur.

7. Ajarkan proses berkemih sampai dengan cara membersihkan, tentunya pada awal-awal latihan orang tua dulu yang melakukan keseluruhan aktivitas, lalu baru dilakukan anak sendiri tapi masih dengan bantuan dan supervisi.

8. Orang tua bisa memeriksa popoknya atau mengganti popoknya setelah basah. Karena orang tua sebagai orang yang terdekat dengan anaknya mengetahui kapan waktu anaknya BAK atau pun BAB. c. Pelindung

1. Tunggulah anak ketika anak sedang ke toilet.

2. Hindarkan benda berbahaya bagi anak ketika mengajari toilet training (khususnya yang ada dalam kamar mandi) (Milissehat, 2010).


(6)

2. Keberhasilan Toilet Training

a. Kemampuan awal toilet training yang menunjukkan kesiapan memulai toilet training, meliputi:

1) Memahami kosakata yang digunakan berhubungan dengan toilet training misalnya pipis atau pup.

2) Menunjukkan ketertarikannya pada pemakaian toilet. 3) Mengkomunikasikan keinginannya untuk defekasi. 4) Tetap berada dalam keadaan kering selama 2 jam.

b. Kemampuan menengah toilet training berupa kemampuan anak membantu diri sendiri yang dapat diajarkan pada anak, meliputi:

1) Menyiram toilet sendiri. 2) Mencuci tangan.

3) Membuka celana sendiri sebelum berkemih atau defekasi. 4) Memakai celana sendiri setelah berkemih atau defekasi.

c. Kemampuan akhir toilet training yang menunjukkan pencapaian utama dalam penyelesaian toilet training, meliputi:

1) Memakai kamar mandi orang dewasa, bukan pispot atau potty training. 2) Mengkomunikasikan sebelum berkemih.

3) Tetap kering selama sehari. 4) Tetap kering sepanjang malam.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah Di TK Pertiwi Sine 1 Sragen.

0 4 16

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Prasekolah Di TK Pertiwi Sine 1 Sragen.

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 5 15

METODOLOGI PENELITIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Terhadap Pelaksanaan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler Di Kelurahan Sewu Surakarta.

0 8 12

Toilet Training Pada Anak Usia Toddler

0 1 10

Toilet Training Pada Anak Usia Toddler

0 0 10

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER

0 0 9

HUBUNGAN KEMAMPUAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD DESA SUMBERADI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia

1 8 14