4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
2.1.1.2. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Slameto 2003:27 prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional b Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional c Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif
d Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2. Sesuai hakikat belajar
a Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya;
b Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
3. Syarat keberhasilan belajar a Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehinggan siswa dapat
belajar dengan tenang; b Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian keterampilan, sikap itu mendalam pada siswa. Sedangkan menurut Dalyono 2007:51 prinsip-prinsip belajar meliputi:
1. Kematangan jasmani dan rohani Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai
kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas
minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan
secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar. Misalnya kemampuan berpikir, ingatan, fantasi dan sebagainya.
2. Memiliki kesiapan Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus
memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki
tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan
belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar
yang baik.
3. Memahami tujuan Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, ke mana
arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Belajar tanpa memahami tujuan dapat menimbulkan kebingungan pada orangnya hilang
kegairahan, tidak sistematis, atau asal ada saja. 4. Memiliki kesungguhan
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil
yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-
sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif.
5. Ulangan dan latihan Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar
tanpa diulang hasilnya akan kurang memuaskan.
2.1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar