nilai Cronbach’s Alpha 0,70 maka kuesioner  yang diuji coba terbukti reliabel”.
Perhitungan  dengan  menggunakan  bantuan  program  SPSS  For  Windows  Release 19.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbachs
Alpha Kriteria
Cronbachs Alpha
Keterangan
Fasilitas Belajar 0.895
0.700 Reliabel
Disiplin Belajar 0.853
0.700 Reliabel
Metode Mengajar Guru
0.843 0.700
Reliabel
Sumber: Data diolah tahun 2015  pada lampiran 9 halaman 102 Tabel  3.3.menunjukkan  nilai
Cronbach’s  Alpha  sebesar    0.895  89,5 untuk  variabel  fasilitas  belajar  ,  sebesar    0.853  85,3  untuk  variabel  disiplin
belajar  dan  sebesar  0.843  84,3,  untuk  variabel    metode  mengajar  guru. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat
dipergunakan untuk penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
Teknik  analisis  data  di  lakukan  dengan  tujuan  untuk  mengolah  data  yang didapat menguji hipotesis dalam menarik kesimpulan.
3.6.1  Analisis Deskriptif Presentase
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel motivasi  belajar  siswa,  fasilitas  belajar,  dan  keterampilan  mengajar  guru
berpengaruh  terhadap  hasil  belajar. “Statistik  deskriptif  adalah  statistik  yang
digunakan untuk menganalisis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data  yang  telah  terkumpul  sebagaimana  adanya  tanpa  bermaksud  membuat
kesimpulan  yang  berlaku  untuk  umum  atau  generalisasi ”  Sugiyono,  2010:  207-
208. Ghazali  2011
:201  berpendapat  bahwa  ”Langkah-langkah  yang  ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah seb
agai berikut”: 1.  Mengumpulkan  angket  yang  telah  diisi  responden  dengan  memeriksa
kelengkapan. 2.  Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif:
3.  Membuat tabulasi skor. 4.  Memasukan dalam rumus deskriptif persentase:
Keterangan: P
: Persentase variabel tertentu n
: Nilai yang diperoleh N
: Jumlah seluruh nilai 5.  Membuat tabel rujukan dengan cara sebagai berikut:
a. Menetapkan persentase tertinggi
= =
= 100 b.  Menetapkan persentase terendah
=
= = 25
c.  Menetapkan rentangan persentase = Persentase Tertinggi
– Persentase Terendah = 100 - 25 = 75
d.  Menetapkan kelas interval = Rentangan Persentase : Skala Interval
= 75 : 4 = 18,75 dibulatkan menjadi 19 Tabel  deskriptif persentanse untuk  masing-masing variabel  motivasi belajar,
fasilitas belajar dan keterampilan mengajar guru berpengaruh terhadap hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Deskriptif Persentase
Kriteria Interval
Sangat Baik 82 – 100
Baik 63 – 81
Tidak Baik 44 – 62
Sangat Tidak Baik 25 – 43
Sumber: Data diolah tahun 2015
3.7 Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  digunakan  sebagai  alat  prediksi.  Uji  asumsi  klasik meliputi:
3.7.1 Uji Normalitas Data
”Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat  dan  variabel  bebas  mempunyai  distribusi  normal  atau  tidak
”  Ghozali, 2011: 160. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. ”Untuk  menguji  normalitas  data  salah  satu  cara  yang  digunakan  adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari  distribusi  data  normal
”  Ghozali,  2011:  161.  Distribusi  normal  akan membentuk satu garis lurus yang menggambarkan data sesungguhnya.
Penghitungan  uji  normalitas  data  bisa  juga  menggunakan  one  sample Kolmogrov-Smirnov  test  melalui  program  SPSS  For  Windows  Release  19.  Jika
nilai  signifikansi  0,05  maka  distribusi  dikatakan  normal,  sebaliknya  jika  nilai signifikansi 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal.
3.7.2 Linieritas
”Uji  linieritas  digunakan  untuk  melihat  apakah  spesifik  model  yang digunakan  sudah  benar  atau  tidak.  Dengan  uji  linieritas  akan  diperoleh  informasi
apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik ” Ghozali, 2007:115.
Jika nilai signifikansi pada tabel ANOVA  0,05 maka model sebaiknya berbentuk linear. Jika data berbentuk linear maka penggunaan analisis regresi pada pengujian
hipotesis  dapat  dipertanggungjawabkan,  namun  jika  tidak  linear  maka  harus digunakan analisis non linear.
3.7.3 Multikolinieritas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  antar  variabel bebas  yang terdapat dalam model memiliki hubungan  yang sempurna. Salah satu
ciri  adanya  gejala  multikolinieritas  adalah  model  mempunyai  koefisien determinasi  R
2
yang tinggi. Salah satu  cara untuk  mengetahui ada tidaknya  multikolinieritas dilakukan
dengan  mengkorelasikan  variabel  dan  apabila  korelasinya  signifikan  maka  antar variabel bebas tersebut terjadi multikolinieritas. Pengujian multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai toleransi dan nilai variance inflatio factor VIF melalui program SPSS  For  Windows  Release  19.  Menurut  Ghozali  2011:  106
”antara  variabel bebas dikatakan terjadi multikolinieritas apabila nilai toleransi 0,10 dan nilai VIF
10, sebaliknya jika antara variabel bebas dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai toleransi 0,10 dan nilai VIF 10
”.
3.7.4  Heteroskedastisitas
Menurut  pendapat  Imam  Ghozali  2011:139  bahwa ”uji  heterosdastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari  residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain
”. Uji heteroskedastisitas digunakan  untuk  mengetahui  apakah  terjadi  penyimpangan  model  karena
gangguan  yang  berbeda  antara  satu  observasi  ke  observasi  lain,  artinya  varians dalam model tidak sama atau konstan. Model regresi yang baik adalah yang tidak
terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas  dapat  dilihat  dengan  mengamati  grafik  scatter  plot
melalui  program  SPSS  For  Windows  Release  19.  Dari  grafik  scatter  plot  jika terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
nol  pada  sumbu  Y,  berarti  model  regresi  tersebut  tidak  mengindikasikan
heteroskedastisitas,  sedangkan  bila  terdapat  pola  tertentu  maka  mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
3.8 Analisis Regresi Berganda